Abstract - Journal Unisma (Universitas Islam "45") Bekasi

advertisement
STUDI HARI PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM KELOMPOK SEKTOR
PERTANIAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH : PURWANTO WIDODO1
Abstract
This research intent to test Efficient Market Hypothesis (EMH) that interposed by Fama
(1970) notably tests to hit phenomenon trade day. The data that is used is emiten that listing at
Indonesian Stock Exchange (BEI) period January – December 2009. Examination is The Day
Of The Week Effect's effect and week four effect. Meanwhile analisis which is used is
Multivariate Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) and one sample is test .
Result observationaling to point out that not return AALI'S stock, IIKP, UNSP and LSIP doesn't
point out to pattern particular, and examination result with MANOVA and also one
sample is test not also seeming marks sense The Day Of The Week Effect and week four
effect.
Key word: Efficient Market Hypothesis, days commerce, The day of the week effect and week
four effect, MANOVA.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa termasuk
wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan, kenaikan
muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan
kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia.
Perubahan iklim akan menyebabkan: (a) seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu
udara, dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah selatan Indonesia
mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami peningkatan
curah hujan. Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim
hujan. Di wilayah Indonesia bagian selatan, musim hujan yang makin pendek akan menyulitkan
upaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) apabila tidak tersedia varietas yang berumur lebih
pendek dan tanpa rehabilitasi jaringan irigasi.
Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian
banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan risiko
kekekeringan. Sebaliknya, di wilayah Indonesia bagian utara, meningkatnya hujan pada musim
hujan akan meningkatkan peluang indeks penanaman, namun kondisi lahan tidak sebaik di
Jawa. Trend perubahan ini tentunya sangat berkaitan dengan sektor pertanian. Adanya pengaruh
iklim dan cuaca terhadap sektor pertanian ini, mengidentifikasikan bahwa harga-harga produk
pertanian fluktuatif, tergantung dari kondisi iklim dan cuaca yang terjadi pada suatu wilayah
tertentu dan waktu tertentu.
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
11
Sementara itu, return saham baik yang termasuk kedalam kelompok pertanian maupun
non pertanian, yang akan diperoleh para investor seiring naik turunnya harga saham. Fluktuasi
harga saham merupakan suatu kejadian yang biasa terjadi di pasar modal. Pergerakan harga
saham terkadang akan cenderung naik namun tiba-tiba dengan cepat akan bergerak turun.
Fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal banyak dipengaruhi oleh adanya
perubahan atas lingkungan ekonomi makro Indonesia seperti perubahan suku bunga tabungan
dan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan
pemerintah. Menurut beberapa penelitian para ekonom, aktivitas bursa saham secara tidak
langsung dipengaruhi oleh lingkungan non-ekonomi. Adapun tinggi rendahnya return saham
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah hari perdagangan (Fadab, 2009).
Perbedaan rata-rata return pada hari perdagangan terjadi, karena keinginan investor atas
likuiditas suatu saham dapat berubah dari hari ke hari dalam satu minggu perdagangan. Hal itu
berarti bahwa keinginan jual beli saham dapat berubah setiap hari menurut kebutuhan demand
for money. Jika kebutuhan likuiditas suatu saham tinggi maka pemodal cenderung untuk
memilikinya (membeli) dan begitu juga sebaliknya. Karena keinginan dan kebutuhan pemodal
selalu berubah, maka pasar pun mengalami perubahan baik dalam harga maupun kuantitas
saham yang diperjualbelikan. Hal ini disebabkan permintaan dan penawaran atas suatu saham
saling berinteraksi dalam pasar yang bersaing. Dengan demikian maka harga saham dapat
mengalami kenaikkan maupun penurunan dari hari ke hari dalam satu minggu perdagangan
saham di pasar modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Fama (1965), mengungkapkan bahwa rata-rata return
harga saham pada hari Senin adalah sekitar 20 persen lebih tinggi dari return harian yang lain.
Cheung (1995) dalam penelitian di bursa saham Hongkong pada periode April 1986 hingga 31
Desember 1990 dengan metode return rata-rata menyirnpulkan bahwa return negatif ditemui
pada sesi pagi di hari Senin. Return pada akhir sesi perdagangan berkorelasi negatif dengan
return sesi pagi hari berikutnya. Hal tersebut menurut Rystorm dan Benson (1989) terjadi karena
psikologis investor. Investor yang tidak menyukai hari Senin ini menjadikan mereka sering
melakukan tindakan yang tidak rasional dan keputusan ekonomis dipengaruhi oleh faktor emosi,
perilaku psikologis spesifik individu dan mood investor. Karena biasanya berita-berita yang
memiliki pengaruh negatif pada pasar .diumumkan pada akhir pekan sehingga diikuti dengan
aksi pelepasan saham pada hari pertama transaksi dalam setiap minggunya. Tindakan yang tidak
rasional dalam melakukan transaksi akan cenderung memperoleh return terendah pada hari
perdagangan Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Jaffe dan Westerfield (1985) menunjukkan hasil yang
menarik yaitu ternyata return saham memiliki pola musiman yang khas untuk setiap bursa dan,
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
12
menurut mereka, hal tersebut terjadi karena adanya faktor jauh dekatnya jarak (proximity)
dengan Amirika Serikat, berangkat dari asumsi investor terbesar berada di Amirika Serikat.
Penelitian di BEJ dilakukan oleh Riyoso (1996) yang menemukan bahwa rata-rata
return terendah terjadi pada hari Jumat dan tertinggi pada hari Kamis. Nurhamedi (1999)
melakukan penelitian dari Januari 1996 hingga Juni 1997 menemukan fenomena perbedaan
return saham berdasarkan hari perdagangan pada saham sektoral di BEJ yang derajatnya
tidak berbeda antar sektor industri yang satu dengan sektor industri yang lain. Hari
perdagangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di BEJ adalah Rabu,
sedang hari lain tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Pada hari Rabu kecenderungan
return yang dihasilkan secara konsisten lebih tinggi dibandingkan hari-hari lainnya. Dimana
dapat disimpulkan bahwa return tertinggi di BEJ terjadi pada hari Rabu, sedang return terendah
terjadi pada hari-hari lainnya tidak selalu pada hari Senin.
Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2004) dengan menggunakan data indeks IHSG
dan LQ 45 harian terhadap Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama tahun 1994 sampai dengan 2004
memberi hasil rata-rata return negatif pada hari Senin, sedangkan return hari Jum’at positif dan
tertinggi dibandingkan hari lain. Hal ini terjadi baik pada IHSG maupun LQ 45. Rendahnya
return hari Senin terjadi lebih menyolok pada LQ 45 pada semua periode. Robiyanto (2000)
dengan menggunakan 11 indeks harga saham yang ada bursa efek Indonesia periode April 1998
sampai Maret 2000, menunjukkan bahwa tidak terdapat pola hari perdagangan return pasar
(IHSG), saham-saham sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri konsumsi, sektor
infrastruktur, sektor keuangan dan perdagangan. Tetapi ditemukan adanya perbedaan return
saham -saham unggulan (LQ 45), saham-saham sektor industri dasar, sektor aneka industri dan
sektor properti pada tiap-tiap hari perdagangan saham. Nurhayati (2001) menggunakan IHSG
dan LQ 45 periode Agustus 1999 sampai dengan Juli 2000, menyimpulkan bahwa untuk IHSG
pada hari Kamis dan Jum'at berpengaruh positif terhadap return saham sedangkan LQ 45 semua
hari perdagangan saham berpengaruh positif terhadap return saham (2) Indek Harga Sahara
Gabungan pengaruh yang signifikan secara statistik terjadi pada hari Kamis (3) sedangkan pada
LQ 45 pengaruh yang signifikan secara statistik terjadi pada hari kamis dan Jum'at.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Prameswari dan Widodo (2009) dengan
menggunakan saham-saham individual sektor transportasi periode Januari 2003 sampai dengan
Desember 2008 dan Widodo (2009) dengan periode yang sama menggunakan saham-saham
individual di sektor pertambangan menunjukkan hasil yang serupa, yaitu tiadanya pola yang
khas harian maupun bulanan.
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
13
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini
mencoba
untuk bertujuan
untuk
menguji
pengaruh
hari
perdagangan terhadap return saham khususnya yang termasuk kedalam sektor pertanian
yaitu fenomena hari perdagangan terhadap return saham, fenomena yang hendak diuji
adalah The day of the week effect yakni Monday effect dan week four effect.
II. TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. The Day Of The Week Effect And Monday Effect
Keinginan pemodal atas likuiditas suatu saham dapat berubah dari hari ke hari dalam
satu minggu perdagangan. Hal itu berarti bahwa keinginan jual beli saham dapat berubah setiap
hari menurut kebutuhan demand for money. Jika kebutuhan likuiditas suatu saham tinggi maka
pemodal cenderung untuk memilikinya (membeli) dan begitu juga sebaliknya. Karena keinginan
dan kebutuhan pemodal selalu berubah, maka pasar pun mengalami perubahan baik dalam harga
maupun kuantitas saham yang diperjualbelikan. Hal ini disebabkan permintaan dan penawaran
atas suatu saham saling berinteraksi dalam pasar yang bersaing. Dengan demikian maka harga
saham dapat mengalami kenaikkan maupun penurunan dari hari ke hari dalam satu minggu
perdagangan saham di pasar modal. Perilaku ini disebut day of the week effect.
The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan harihari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Damodaran 1996). Biasanya return yang
signifikan negatif terjadi pada hari Senin, sedangkan return positif terjadi pada hari-hari lainnya.
Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham merupakan fenomena yang menarik untuk
diperhatikan. Fenomena ini merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien. Pada teori pasar
efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan. Namun
fenomena day of the week effect, menyatakan bahwa terdapat perbedaan return untuk masing
masing hari perdagangan dalam satu minggu. Dimana pada hari Senin cenderung menghasilkan
return yang negatif.
Monday Effect adalah salah satu bagian dari day of the week effect. Fenomena Monday
Effect menyatakan bahwa return pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif,
sedangkan return positif terjadi pada hari-hari selain Senin. Jaffe dan Westerfield (1985)
menemukan fenomena bahwa keuntungan saham rata-rata pada hari Senin cenderung lebih
rendah dibandingkan pada hari-hari lain pada bursa saham di Jepang, Australia dan Inggris.
Hasil yang serupa diperoleh oleh Kato, Schwartz dan Ziemba yang melakukan penelitian di
Tokyo Stock Exchange dengan metode regresi OLS dengan dummy variable untuk tahun 1978
sampai dengan 1987 (Kato et al, 1990). Secara lebih detail Cheung (1995) dalam penelitian di
bursa saham Hongkong pada periode April 1986 hingga 31 Desember 1990 dengan metode
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
14
return rata-rata menyirnpulkan bahwa return negatif ditemui pada sesi pagi di hari Senin.
Return pada akhir sesi perdagangan berkorelasi negatif dengan return sesi pagi hari berikutnya.
Penelitian yang dilakukan di beberapa pasar modal terdapat kecenderungan return
terendah terjadi pada hari Senin kemudian return meningkat pada hari-hari lainnya. Bukti
empris lain membuktikan bahwa terjadi suatu pola aktivitas perdagangan harian di NYSE yang
dilakukan oleh investor individual, dimana diperoleh hasil bahwa return saham pada hari Senin
cenderung negatif dibanding hari perdagangan yang lain (Lakonishock dan Maberly 1990).
Kamaludin menemukan adanya day of the effect pada Bursa Efek Jakarta untuk periode
1999-2003, dimana return terrendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari
Jum’at (Kamaludin 2004). Cahyaningdyah juga berhasil menemukan day of the week effect pada
Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2003, dimana return terendah terjadi pada hari Senin
(Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari Jum’at (weekend effect). Nurhayati (2001),
menggunakan IHSG dan LQ 45, Iramani dan Mahdi (2006) menggunakan 38 saham yang
masuk LQ 45 selama Januari-Desember 2005, Riswanti (2007) menggunakan indeks saham
harian perusahaan Makanan dan Minuman periode Januari 2004 sampai dengan Desember
2005, Widodo (2008) berdasarkan penelitiannya terhadap return IHSG periode Januari 1997
sampai dengan Mei 2008, menemukan adanya the day of the week effect dan Monday effect.
Penelitian yang dilakukan oleh Fadah (2009) dengan menggunakan saham-saham kelompok JII
periode Januari – Desember 2007 menggunakan analisis regresi berganda, menyimpulkan
bahwa tidak ditemukannya efek hari perdagangan, demikian pula penelitian yang dilakukan
Robiyanto (2000) yang menggunakan sIHSG, LQ 45 dan indeks sektoral, member kesimpulan
yang sama khususnya indeks sektor pertanian, pertambangan dan aneka industri.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis pertama
dalam penelitian ini:
Week-four Effect merupakan suatu fenomena yang mengungkapkan bahwa Monday
Effect hanya terjadi pada minggu keempat untuk setiap bulannya. Sedangkan return hari Senin
pada minggu pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negatif atau sama
dengan nol. Sejumlah studi yang menghasilkan bukti empiris telah dilakukan untuk
mengungkapkan adanya return negatif pada perdagangan hari Senin. Lakonishok dan Maberly
menemukan bahwa investor institusional melakukan sedikit transaksi pada hari Senin dibanding
investor individual yang lebih banyak transaksi (Lakonishok dan Maberly 1990).
Fenomena Week-four Effect ini berhasil diungkap oleh Wang, Li dan Erickson. Dalam
penelitian tersebut ditemukan bahwa Monday Effect signifikan terjadi pada minggu keempat
dalam setiap bulan, sedangkan return Senin minggu pertama sampai ketiga secara statistik tidak
berbeda dengan nol (Wang, Li dan Erickson, 1997). Hal ini berarti bahwa return hari Senin
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
15
negatif yang terbesar terjadi pada minggu keempat. Penelitian tersebut dilakukan terhadap
indeks return saham (NYSE-AMEX, S&P composite indeks, serta Nasdaq dengan periode
penelitian 1962-1993. Abraham dan Ikenberry menemukan bahwa keseluruhan rata-rata return
Senin adalah negative dan secara substansial merupakan konsekuensi dari informasi yang
diumumkan pada sesi perdagangan sebelumnya. Tekanan penjualan dari investor individu pada
hari Senin secara substansial lebih tinggi jika didahului oleh return negatif yang terjadi pada
hari Jum’at. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara return hari Jum’at dan Senin
(Abraham dan Ikenberry 1994). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sun dan Tong
menguatkan hasil penelitian Wang, Li dan Erickson. Pada penelitian tersebut menggunakan
CRSP value weigted return dan ditemukan bahwa return hari Senin negatif terkonsentrasi pada
minggu keempat yaitu antara tanggal 18 s/d 26 setiap bulannya (Sun dan Tong 2002). Hal ini
berkaitan dengan tuntutan likuiditas investor individu. Hal ini disebut dengan fenomena week
four effect.
2.2. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis
kedua dalam penelitian ini:
1.
Diduga terjadi the day of the week effect dan Monday effect pada saham-saham sektor
pertanian yang listing di Bursa Efek Jakarta.
2.
Diduga terjadi week four effect pada saham-saham sektor pertanian yang listing di Bursa
Efek Jakarta.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Data dan Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan return saham-saham yang termasuk kedalam kelompok
Pertanian periode Januari sampai dengan Desember 2009. Penulis mengikuti apa yang
dilakukan oleh Wibowo (2004) yaitu mengeluarkan return dari hari selain hari Senin yang
didahului oleh hari libur, hal ini untuk menghindari adanya efek hari libur (holiday effect) untuk
menghindari bias (Wibowo, 2004).
3.2. Variabel Penelitian
Untuk menghitung Return, penulis menggunakan data closing
saham-saham yang
termasuk kedalam kelompok Pertanian dengan formula sebagai berikut:
 CPt

Re turn i  
 1  100
 CPt 1

(Jaffe dan Westerfield, 1985; Wibowo, 2004)
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
16
Dimana :
CPt
= Closing Price, harga saham penutupan dari saham ke-i waktu ke-t
CPt-1
= Closing Price, harga saham penutupan dari saham ke-i waktu ke-t-1
Return yang dimaksud dalam penelitian ini, menurut Wibowo (2004) adalah actual
return yang benar-benar terjadi pada kenyataan bukan abnormal return yang tergantung dari
model ekspektasi yang dipakai untuk menghitung normal expected return.
Kemudian return harian dari saham-saham kelompok Pertanian tersebut dikelompok
berdasarkan hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at.
3.3. Model Penelitian
Untuk menguji Pengujian Hipotesis 1 yaitu bahwa terjadi pengaruh hari perdagangan
terhadap return saham, digunakan uji Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) (Ghozali,
2001), penggunaan MANOVA ini berdasarkan penelitian Prameswari dan Widodo (2009) yang
menemukan bahwa hari perdagangan nampak ketika menggunakan MANOVA, dan tidak
muncul dengan ANOVA, selain itu, penggunaan MANOVA akan menghindari terjadinya
pelanggaran asumsi-asumsi LSDV (Least Square Dummy Variabel) yang umumnya digunakan
untuk menguji pengaruh hari perdagangan.
Menurut Ghozali (2001), MANOVA sama dengan ANOVA, dengan perbedaan jika
MANOVA jumlah variabel dependen lebih dari satu. Sedangkan untuk menguji Pengujian
Hipotesis 2 yakni bahwa terjadi week-four effect pada Bursa Efek Indonesia (BEI), maka
digunakan one sample test.
3.4. Metode Analisis
Untuk menguji menguji hipotesis I dipergunakan MANOVA, dengan perumusan
hipotesis statistiknya adalah :
Ho
 11    21    31    41    51 
 


 
 
 
 12    22    32    42    52 




:
13    23    33    43    33 
 

 
 
 

         
 14   24   34   44   44 
H1
 11    21    31    41    51 
 


 
 
 
 12    22    32    42    52 




: 
13    23    33    43    33 
 

 
 
 

         
 14   24   34   44   44 
Dimana : μ1i
= rata-rata return hari Senin saham ke-i
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
17
μ2i
= rata-rata return hari Selasa saham ke-i
μ3i
= rata-rata return hari Rabu saham ke-i
μ4i
= rata-rata return hari Kamis saham ke-i
μ5i
= rata-rata return hari Jum’at saham ke-i
Menurut Widarjono (2010) uji signifikansi multivariate untuk mengetahui adanya
perbedaan centroid dua kelompok atau lebih dapat dievaluasi dengan berbagai kriteria uji
statistika. Uji statistika yang umum dipergunakan yaitu: 1. Pillai’s Trace, 2) Hotelling’s Trace,
3) Wilks’ Lambda dan 4) Roy’s Largest Root. Adapun formula uji statistik masing-masing
adalah:
k
Pillai’s Trace
=
i
1 
i 1
i
k
Hotelling’s Trace =

i 1
i
k
1
Wilks’ Lambda
= 1  
Roy’s Largest Root
max
= 1 
max
i 1
i
Dimana λ = eigen value
Pengujian Hipotesis 2 dipergunakan uji one sample, dengan hipotesis statistiknya adalah :
Ho
:  Sen akhir b ln  0
H1
:  Sen akhir b ln  0
Jika t ≥ -t0.05;df, atau Sign > 0.05 maka H0 tidak dapat ditolak
Jika t < -t0.05;df , atau Sign > 0.05 maka H0 ditolak
Sebelum dilakukan uji one sample, diuji apakah sampel terdistribusi normal atau tidak,
jika normal, untuk uji normalitas dipergunakan Uji Kolmogorov dan Smirnov.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif
Saham-saham yang termasuk kedalam kelompok pertanian periode pengamatan 1
Januari sampai dengan 31 Desember 2009 adalah : AALI, IIKP,UNSP dan LSIP. Total hari
perdagangan periode tersebut adalah 241 hari dengan perincian hari Senin 47 hari perdagngan,
Selasa 51, Rabu 50 hari, Kamis 47 dan Jum’at 46 hari.
Sedang rata-rata return AALI 0.34 persen per hari dengan risiko 2.88 persen, IIKP 1.29
persen, risiko 15.35 persen, UNSP 0.46 persen dan risiko 5.107 persen, LSIP 0.50 persen dan
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
18
risiko 3.479 persen. Hasil ini membuktikan bahwa pada saham-saham pertanian yang dijadikan
sampel, berlaku high risk and high return.
Sedangkan hasil statistik deskriptif rata-rata return sampel berdasarkan hari
perdagangan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Rata-rata Return Sampel Berdasarkan Hari Perdagangan periode 1 Januari – 31
Desember 2009
Hari
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum'at
AALI
IIKP
UNSP
LSIP
0.13%
3.92%
0.09%
0.15%
0.30%
1.17% -0.08%
0.50%
-0.19%
1.95%
0.87%
0.68%
0.80% -0.57%
0.10%
0.11%
0.72% -0.06%
1.36%
1.04%
Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata return Hari Senin, baik saham AALI, IIKP,
UNSP dan LSIP tidak ada yang negative, demikian pula, hari Jum’at yang seharusnya
memberikan rata-rata return positif tertinggi juga tidak nampak. Hasil ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Prameswari dan Widodo (2009) yang menggunakan sahamsaham sektor transportasi periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2008 dan Widodo
(2009) dengan periode sama.
Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian Wibowo (2004) yang menggunakan indeks
hraga saham yaitu IHSG dan LQ45, juga Widodo (2009) dengan IHSG.
4.2. Hasil Analisis
Sebelum membuktikan hipotesis 1, terlebih dahulu diuji asumsi dari MANOVA yaitu
homogenitas variance dari setiap kategori variable independent, unuk menguji hal itu,
dipergunakan Levene’s test of homogeneity of Variance, hasilnya yaitu:
Tabel 3. Hasil Pengujian Homogenitas Variance setiap Kategori Variabel Independent
periode 1 Januari – 31 Desember 2009
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F
df1
df2
Sig.
HARI
.
4
236
.
AALI
.749
4
236
.560
IIKP
1.360
4
236
.249
UNSP
.435
4
236
.783
LSIP
.767
4
236
.547
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
19
Hasil pengujian, menunjukkan bahwa F hitung AALI 0.749, dengan taraf nyata 5 persen
dan degree of freedom 4 dan 236, diperoleh F table sama dengan 3.32. Karena F hitung AALI
lebih kecil, menunjukkan bahwa variance setiap Kategori Variabel Independent homogeny,
demikian pula IIKP (1.360), UNSP (0.455) dan LSIP (0.767). Dengan demikian, dapat
dinyatakan bahwa data yang penulis pergunakan mampu memenuhi asumsi yang dibutuhkan
oleh MANOVA.
Setelah asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis, hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3.
Untuk mengetahui apakah rata-rata return harian berdasarkan hari perdagangan sahamsaham kelompok pertanian yang dijadikan sampel signifikan atau tidak, dapat dilihat dengan
Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace atau Roy’s Largest Root.
Tabel 3. Hasil Analisis MANOVA Periode 1 Januari – 31 Desember 2009
4.3. Pengujian week-four effect
Hasil pengujian return dari sampel Tabel menggunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov mengikuti distribusi normal.
Tabel 5. Pengujian Normalitas Distribusi rata-rata Return Senin Minggu ke-4 Sahamsaham Kelompok Pertanian periode 1 Januari – 31 Desember 2009
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
20
Setelah diketahui bahwa distribusi dari sampel normal, maka langkah selanjutnya
adalah menguji dengan 0ne sample test, hasilnya yaitu:
Tabel 6. Pengujian One-Sample Test rata-rata Return Senin Minggu ke-4 Saham-saham
Kelompok Pertanian periode 1 Januari – 31 Desember 2009
One-Sample Test
Test Value = 0
t
df
Sig. (1tailed)
AALI
IIKP
UNSP
LSIP
0.729
-0.249
1.318
0.596
9
9
9
9
0.242
0.405
0.110
0.283
Mean
Difference
0.008
-0.018
0.028
0.006
Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada satupun yang signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak nampak adanya week-four effect pada sampel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pergerakan return saham sektor Pertanian
cenderung pola yang acak, terlihat tidak ada pengaruh hari. Ini sesuai dengan teori EMH yang
mengatakan bahwa pola return saham cenderung polanya acak (random).
Hal tersebut kemungkinan karena pola penyebaran informasi sektor pertanian yang
relatif mudah terserap oleh investor, selayaknya para manajer pada sektor tersebut lebih fokus
untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena investor lebih mengandalkan logika dalam
bertransaksi. Pola penyebaran informasi yang mudah diakses oleh investor tersebut selayaknya
terus dikembang sehingga investor akan semakin percaya dengan kinerja mereka dan akibatnya
akan mengabaikan informasi-informasi yang yang menurut para investor kurang rasional.
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prameswari dan
Widodo (2009) dan Widodo (2009) yaitu tidak nampak adanya pengaruh hari perdagangan pada
return saham individual. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola pergerakan return saham
individual cenderung random (acak) karena investor dalam membeli saham individual lebih
mengandalkan faktor-faktor fundamental daripada faktor lain, misalnya ekonomi makro.
5.2. Saran
Penelitian selanjutnya mengenai pengaruh hari perdagangan terhadap saham-saham
individual sebaiknya dibandingkan dengan pembentukan portofolio saham-saham tersebut.
Pembentukan portofolio menurut Markowitz akan menghilangkan risiko tidak sistematis
sehingga pergerakan dari saham-saham tersebut adalah murni hasil dari risiko sistematis.
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
21
Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2003) menunjukkan bahwa risiko sistematis
dipengaruhi oleh fundamental perusahaan dan ekonomi makro.
DAFTAR PUSTAKA
Boudreaux, D, O. The Monthly Effect In International Stock Markets: Evidence And
Implications. Journal Of Financial And Strategic Decisions. Volume 8 Number 1 Spring
1995.
Cahyaningdyah, Dwi 2005. “Analisa Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham”.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 20, No.2: 175-186
Cheung, Yan-Leung (1995), "Intraday Returns and The Day End Effect: Evidence From the
Hongkong Equity Market," Journal of Business Finance & Accounting," October
Cross, F. 1973. “The Behavior of Stock Return on Fridays and Mondays”. Financial Analyst
Journal.
Fadab, Isti. 2009. Anomali Pola Return Harian Saham Pada Kelompok Jakarta Islamic Index
(JII) DI Bursa Efek Indonesia. The 3rd National Conference on Management Research,
Bandung, 5 November 2009.
Fama, E.F. 1970. “Efficient Capital Markets: A Riview of Theory and Empirical Work,”.
Journal of Finance. Mei 1970. pp: 383-417.
French, K. 1980. “Stock Return and the Weeekend Effect,”. Journal of Financial Economics.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang
Gibbons, M dan P. Hess, 1981. “Day of Week Effects and Asset Returns”. Journal of Business.
Gultekin, Mustafa N., and N. Bulent Gultekin, “Stock Market Seasonality: International
Evidence,” Journal of Financial Economics, Vol. 12, 1983, pp. 469-482.
Gumanti, Tatang Ary dan Elok Sri Utami. 2002. Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya. Jurnal
Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 1, Mei 2002: 54 – 68. Universitas Kristen Petra,
Surabaya.
Haris Lawrence, 1986. A Transaction Data Study of Weekly and Intradaily Patterns in Stock
Return. Journal of Finance Economics 14 (May 1986), halaman : 99 – 117)
Iramani, Rr dan Ansyori Mahdi. 2007. Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap
Return Saham pada BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 8. No. 2. Nopember
2006: 63-70
Jaffe, J dan R. Westerfied, 1985. “The Weekend-Effect in Common Stock Return: The
International Evidence”. Journal of Finance.
Kamaludin. 2004. “Calender And Daily Information Effect In Jakarta Stock Exchange”. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Th XIV, No.3:273-292.
Lakonishok, Josef dan Edwin Maberly.1990. ”The Week Effect : Trading Pattern of Individual
and Institutional Investor”, Journal of Finance. Vol.45.
Lei Gao dan Gerhard King. 2005. Calender Effects in Chinese Stock Market. Annals of
Economics and Finance 6, pp: 75 – 88.
Listyani Dyan Endah, 2004, Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham Harian di
Bursa Efek Jakarta, Skripsi S1, Program Studi Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
22
Nurhayati, Ida. 2001. Pengaruh Hari Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Harian Di
Bursa Efek Jakarta. Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Prameswari, Dolly A. dan Purwanto Widodo. 2009. “Pengujian Efek Hari Perdagangan Dan
Bulan Terhadap Return Saham Individual Sektor Transportasi”. National Conference on
Management Research. 2008. Bandung
Riswanti, T. 2007. ”Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham : Pengujian
Week-Four Effect Dan Rogalski Effect Di Bursa Efek Jakarta (Studi Pada Indeks Harga
Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Periode 2004 sampai dengan 2005)”.
Skripsi. Jurusan Manajemen Konsentrasi Bidang Keuangan Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya
Robiyanto. 2000. Pengaruh Hari Perdagangan Saham Terhadap Return Harian Saham Di Bursa
E.Fek Jakarta (Sebuah Studi Terhadap IHSG, Indeks Saham Sektoral Dan Indeks
Saham Unggulan (LQ45)). Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Rogalski,R., 1984, New Finding Regarding Day of Week Returns Over Trading and Non
Trading Periods : A Note, Journal of Finance, Volume 39, No.5,1603-1614
Rozeff, Michael S., and William R. Kinney, “Capital Market Seasonality: The Case of Stock
Market Returns,” Journal of Financial Economics, Vol. 3, October 1976, pp. 376-402
Rystorm, D.S. dan Earl D. Benson (1989), "Investor Pychology and The Day of The Week
Effect," Financial Analysis Journal, Vol. 45
Usman, Marzuki dan Riphat Singgih. 1997. Pengetahuan Pasar Modal. Jakarta: Institute Bankir
Indonesia.
Wang, K, Y. Li, and J. Erickson. 1997. “A New Look at The Monday Effect”. Journal of
Finance, Vol LII, No.5 2171-2186.
Wibowo, B. “Pengujian Tuntas atas Anomali Pola Harian dan Efek Akhir Pekan pada Return
dan Volatility IHSG dan LQ 45 (1994 – 2004). Mahalah Usahawan No. 12. Th. XXXIII
Desember 2004.
Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariate Terapan. UPP STIM YKPN, Yogyarakarta.
Widodo, Purwanto. 2003. Beberapa Model Untuk Menduga Return Saham Individual Bulanan
Yang Listing Di Bej Periode Januari 1998 Sampai Dengan Desember 2002 Dan
Pengujian Akurasinya Dengan RMSE. Thesis. Program Studi Ilmu Manajemen,
Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
Widodo, Purwanto. 2008. “Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return IHSG
Periode Januari 1997 Sampai Dengan Mei 2008”. National Conference on Management
Research 2008. Makasar 27 November 2008.
Widodo, Purwanto. 2009. Pengujian Efek Kalender Di Bursa Efek Indonesia khususnya Sektor
Pertambangan. Belum dipublikasikan.
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
23
Download