perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB I

advertisement
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut WHO kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal
yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua
bagian tubuh dan menyebar ke organ lain/ mengalami metastasis. Definisi lain
dari kanker adalah kondisi tidak normal pada sel tubuh yang menjadikan sel
tumbuh dan berkembang cepat diluar kewajaran. Pertumbuhan cepat terkendali
disebut kanker jinak dan yang tumbuh cepat tidak terkendali disebut kanker ganas
(National Cancer Institude, 2009)
Cancer Statistics Newsletter, 2013 menyebutkan bahwa insiden kanker
diderita pada laki-laki 14% lebih tinggi dari pada perempuan, disebutkan juga
37% dari penderita kanker tersebut meninggal dunia. Sedangkan Word Cancer
Factsheet, 2012, data dari WHO menyebutkan bahwa insiden penderita kanker
semakin meningkat. Berdasarkan jenis kanker kasus tertinggi pada laki-laki
adalah kanker paru (16,5%) dan pada perempuan kanker payudara (23%) dari
semua jenis kanker.
Di Indonesia, penderita kanker semakin meningkat setiap tahunnya. Data
dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga akhir 2012 menyebutkan
prevalensi kanker di Indonesia mencapai 4,3 : 1.000 orang.
Sedangkan sebagai
penyebab kematian kanker menempati urutan nomor 6 setelah penyakit jantung
dan penyakit yang lain (Tjandrasa, 2003)
commit to user
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kenaikan prevalensi kanker di Indonesia akan menimbulkan persoalan
dalam pengobatan, dimana Indonesia baru dapat melayani sekitar 15% dari
semua pasien penderita kanker. Jenis pengobatan kanker berdasarkan kebutuhan
individu penderita dan jenis kanker. Jenis pengobatan kanker meliputi
pembedahan, kemoterapi, radiasi, imunoterapi ataupun gabungan antara keempat
terapi tersebut (Tjandrasa, 2003).
Pada fase diagnostik dokter sudah bisa
menentukan tindakan yang tepat apakah dengan pembedahan, terapi radiasi/
radioterapi atau dengan kemoterapi (Loghum, dkk, 2010)
Pengobatan terhadap penyakit kanker dilakukan dalam jangka waktu yang
lama, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping pada pasien. Efek
samping dari pengobatan penyakit kanker bisa sangat mengganggu dibandingkan
dengan kanker itu sendiri (Tjandrasa, 2003).
Salah satu pengobatan kanker adalah dengan radioterapi. Riyasa dkk,
2004 menyebutkan bahwa ada efek samping dari pengobatan radioterapi dapat
terjadi secara fisik ataupun psikologis. Efek samping secara fisik diantaranya
yaitu rambut rontok, kulit menghitam, susah menelan, makan tidak enak, mual,
muntah, kelelahan. Sedangkan efek samping secara psikologis adalah perasaan
cemas, was-was, khawatir, takut, tegang, stres, bingung dan kekhawatiran
terhadap perubahan sikap dari keluarganya.
Menurut Love (1989) didapatkan hasil penelitian berhubungan efek
samping dari kemoterapi yang dijalaninya oleh pasien kanker diantaranya yaitu
kerontokan rambut (89%), mual (87%), muntah (54%), gangguan tidur (46%),
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sariawan (44%), kesemutan (42%), gangguan pada mata (35%), diare (37%),
konstipasi (19%), kemerahan pada kulit (18%) dan penurunan berat badan (13%).
Sedangkan Miller (2008) menyebutkan bahwa sekitar 16-25 % penderita
kanker mengalami depresi. Depresi pada penderita kanker dapat muncul saat
pasien mengetahui diagnosis, stadium kanker dan terapi yang diperoleh. Oleh
karena itu penanganan depresi pada setiap pasien kanker tidak selalu sama.
Diperlukan pemahaman yang benar dan diagnosis yang tepat agar pemilihan
terapi cukup adekuat memperbaiki kualitas hidup pasien (Mintian, Yang dan
Wang Yi , 2008)
Penelitian Winnie (2012), dengan judul “The Symptom Cluster Of
Fatigue, Pain, Anxiety, and Depression and the Effect on the Quality Of Life of
Women Receiving Treatment for Breast Cancer: A Multicenter Study” metode
yang digunakan adalah deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 215 etnis Cina.
Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien kanker payudara mengalami kelelahan/
kepayahan dan nyeri tingkat sedang serta 36% mengalami cemas dan depresi.
Sehubungan dengan efek samping pengobatan tersebut, maka diperlukan
dukungan dari pihak lain di sekitar pasien. Peran keluarga dan petugas kesehatan
dapat meminimalkan resiko efek samping pengobatan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan diantaranya yaitu tindakan untuk mengatasi masalah fisik dan
psikologis. Tindakan mengatasi permasalahan kesehatan baik fisik ataupun
psikologis sebagai bentuk efek samping pengobatan dapat dimulai dari
peningkatan
pengetahuan
pasien
tentang
commit to user
penyakit
dan
pengobatannya,
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
penatalaksanaan komplikasi yang muncul, perawatan lanjutan dirumah serta
dukungan ataupun peran serta keluarga dalam pengobatan pasien.
Peningkatan pengetahuan pasien tentang penyakit dan penatalaksanaanya
penting dalam kelanjutan proses pengobatan. Beberapa hal penting yang perlu
diketahui oleh pasien kanker adalah menjalankan rehabilitasi, melakukan
kunjungan lanjutan, kelola emosi, lakukan gaya hidup yang sehat, selalu lakukan
komunikasi dengan orang lain, keluarga dan teman serta bergabung dengan
kelompok pendukung (Tjandrasa, 2003)
Pasien dengan kanker perlu mendapatkan edukasi yang tepat terkait
dengan hal-hal penting yang harus pasien lakukan. Dengan pengetahuan yang
baik diharapkan terjadi perubahan perilaku dengan tujuan akhirnya dapat
meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup pasien.
Cara untuk meningkatan pengetahuan pasien dapat dilakukan dengan
memberikan edukasi (Mc Pherson, Higginson, Hearn, 2001). Banyak metode
edukasi yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan. Bentuk metode edukasi
dibedakan untuk metode edukasi perorangan, kelompok dan massa. Metode yang
sering digunakan saat memberikan edukasi perorangan ataupun kelompok
diantaranya yaitu metode ceramah, bimbingan (pendampingan) dan penyuluhan,
diskusi kelompok dan lain sebagainya (Notoatmojo, 2003).
Metode edukasi akan berhasil dengan baik bila didukung oleh media
edukasi. Ada tiga jenis media yaitu media cetak (booklet, leaflet, flif chart dan
lain sebagainya), media elektronik (televisi, radio, video dan lain sebagainya)
serta media papan billboard (Notoatmojo, 2003). Setiap media mempunyai
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelebihan saat digunakan sebagai media komunikasi antara petugas kesehatan
dan pasien.
Sehubungan dengan media edukasi, menurut Ellis, Butow, Tattersall
(2007), dalam penelitiannya menggunakan booklet sebagai media edukasi pada
pasien dengan kanker payudara. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa
dalam edukasi diperlukan perpaduan antara metode dan media edukasi untuk
mencapai sasaran. Metode yang dinilai efektif diantaranya media pendampingan
atau bimbingan. Metode pendampingan mengharuskan petugas kesehatan aktif
kontak dengan pasien sehingga terjadi perubahan perilaku pada pasien.
Tercapainya tujuan edukasi dipengaruhi banyak faktor, selain metode dan
media edukasi juga dukungan dari orang-orang terdekat pasien. Pada pasien
kanker peran keluarga sangat penting saat pasien menjalani proses radioterapi.
Pendampingan keluarga diperlukan supaya pasien efektif dalam menjalankan
pengobatan. Keluarga merupakan lingkungan terdekat dengan pasien. Dukungan
keluarga sangat penting dalam membantu proses pengobatan pasien. Bentuk
dukungan keluarga diantaranya yaitu dengan pemberian informasi terkait dengan
penatalaksanaan kanker, keluarga membimbing dan menangani permasalahan
yang ada, menyediakan kebutuhan, memberikan rasa aman dan damai untuk
membantu penguasaan emosi pasien. Diperlukan pengetahuan yang cukup bagi
pasien dan keluarga untuk saling memberi dukungan.
Pengetahuan pasien dan keluarga perlu ditingkatkan dengan harapan
tujuan pengobatan pasien kanker
tercapai, tidak muncul cemas ataupun
gangguan lain yang dapat mengganggu program pengobatan. Penelitian Lutfa,
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Maliya (2008) yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Pasien Dalam Tindakan Kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta”
dengan desain deskriptif korelatif didapatkan hasil bahwa tingkat adaptasi pasien
kanker yang menjalani kemoterapi sangat berpengaruh terhadap kecemasan.
Hal ini sesuai juga dengan hasil penelitian Anggraeni, Ekowati, 2010
dengan judul “Peran Keluarga Dalam Memberikan Dukungan Terhadap
Pencapaian Integritas Diri Pasien Kanker Payudara Post Radikal Mastektomi”,
dengan metode penelitian secara kualitatif didapatkan hasil bahwa ada respon
positif dengan tidak banyak mengeluh, selalu memberi dorongan serta
membicarakan masalah dengan anggota keluarga yang lain, dan respon negatif
dengan menunjukan respon selalu mengeluh,
merasa terganggu, sedih serta
muncul rasa marah, pada keluarga yang mendampingi pasien kanker payudara
yang menjalani radikal mastektomi.
Dampak pemberian dukungan sosial khususnya keluarga pada pasien
dengan radioterapi adalah dapat menurunkan kecenderungan stress. Interaksi
dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu terhadap
suatu permasalahan yang sedang dihadapinya, sehingga dapat mengurangi
munculnya stress (Baziad, 1993).
Hasil penelitian Setyaningsih, Wijayana, Suharmilah (2010) dengan judul
“Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien
Kanker Payudara Yang Sudah Mendapatkan Terapi di RS Margono Soekarjo
Purwokerto”, didapatkan hasil bahwa ada hubungan bermakna antara terapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7
digilib.uns.ac.id
dengan tingkat depresi pasien kanker payudara, sedangkan variabel yang lain
tidak terdapat hubungan.
Hasil studi pendahuluan di Bagian Radioterapi RSUD Dr. Moewardi
Surakarta didapatkan bahwa penderita kanker setiap tahun selalu bertambah.
Jumlah pasien kanker yang menjalani radioterapi pada Tahun 2012 sekitar 24.000
kunjungan dengan jumlah rata-rata pasien tiap hari adalah 80 - 100 kunjungan.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta merupakan salah satu rumah sakit daerah
yang menjadi pusat penatalaksanaan kanker untuk wilayah Surakarta khususnya
dan Jawa Tengah pada umumnya. Berbagai jenis kanker yang dirawat
diantaranya yaitu kanker payudara, kanker paru, kanker servik, kanker nasofaring
dan jenis kanker pada bagian tubuh yang lain. Jenis penatalaksanaan yang
diberikan oleh rumah sakit tersebut diantaranya yaitu pembedahan, kemoterapi
dan radioterapi. Pengobatan radioterapi tersebut setiap pasien mendapatkan 10-15
kali pengobatan dalam satu paket. Berdasarkan wawancara dengan petugas
dibagian radioterapi didapatkan data awal bahwa pasien yang menjalani
radioterapi mengeluh pusing, mual, sulit menelan dan nafsu makan menurun
setelah menjalani terapi.
Sedangkan secara psikologis, petugas mengatakan bahwa pasien sering
merasa cemas saat akan menjalani terapi karena khawatir akan muncul
komplikasi setelah tindakan radioterapi.
Informasi tentang radioterapi dan komplikasi yang muncul pada saat
radioterapi, petugas mengatakan hanya memberikan informasi saat awal pasien
menjalani radioterapi. Informasi lanjutan diberikan bila pasien dan keluarga
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membutuhkan. Petugas belum pernah melakukan edukasi secara terprogram
ataupun mendampingi keluarga dalam proses pengobatan. Keluarga pasien jarang
mencarikan informasi yang terkait program pengobatan. Petugas juga
mengatakan belum tersedinya leaflet, booklet ataupun media lain yang dapat
digunakan oleh pasien dan keluarga untuk belajar lebih banyak tentang kanker
dan proses pengobatannya.
Berdasarkan dari latar belakang dan hasil studi pendahuluan tersebut di
atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
edukasi ceramah booklet dan metode pendampingan terhadap kualitas hidup
ditinjau dari dukungan keluarga”.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah ada perbedaan pengaruh antara edukasi ceramah booklet dan metode
pendampingan terhadap kualitas hidup pada pasien kanker ?
2.
Apakah ada perbedaan pengaruh
antara yang mendapatkan dukungan
keluarga dan yang tidak mendapat dukungan keluarga terhadap kualitas
hidup pada pasien kanker ?
3.
Apakah ada interaksi antara edukasi ceramah booklet
dan metode
pendampingan terhadap kualitas hidup pada pasien kanker ditinjau dari
dukungan keluarga ?
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
1.
Menganalisis perbedaan pengaruh antara edukasi ceramah booklet dan
metode pendampingan terhadap kualitas hidup pada pasien kanker.
2.
Menganalisis perbedaan pengaruh
antara yang mendapatkan dukungan
keluarga dan yang tidak mendapat dukungan keluarga terhadap kualitas
hidup pada pasien kanker.
3.
Menganalisis apakah ada interaksi antara edukasi ceramah booklet
dan
metode pendampingan terhadap kualitas hidup ditinjau dari dukungan
keluarga pada pasien kanker.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis.
a. Bagi Institusi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada rumah
sakit dalam menentukan kebijakan ataupun penyusunan protap mengenai
edukasi secara terprogram bagi pasien kanker yang menjalani radioterapi.
b. Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada petugas
kesehatan untuk lebih aktif dalam memberikan edukasi kepada pasien
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup pada
pasien kanker.
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta
masyarakat yang mempunyai anggota keluarga pasien kanker dan
menjalani radioterapi untuk selalu berperan serta aktif dan mendukung
dalam program pengobatan.
d. Bagi Pasien
Pasien kanker diharapkan dapat mentaati program radioterapi dan aktif
mencari informasi terkait program pengobatan tersebut sehingga kualitas
hidup pasien dapat meningkat.
2. Manfaat bagi peneliti
Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti pengaruh antara edukasi ceramah booklet dan metode
pendampingan terhadap kualitas hidup ditinjau dari dukungan keluarga pada
pasien kanker.
commit to user
Download