ARTIKEL ILMIAH ANALISIS PEMANFAATAN WAKTU

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA
DI SD NEGERI 124/1 BATIN
Oleh:
AGUSRIL
NIM : A1D109153
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
Page | 1
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
ANALISIS PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA
DI SD NEGERI 124/1 BATIN
Oleh :
AGUSRIL
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
F.KIP Universitas Jambi
ABSTRAK
Belajar dapat digunakan dimana saja. Waktu belajar dapat dilaksanakan kapan saja. Cara
belajar yang baik bukan dilakukan saat akan menghadapi ujian, tetapi belajar yang dilakukan
secara teratur dan sungguh-sungguh, serta menempati waktu belajar yang sudah ditetapkan.
Sehubungan urayan diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berhubungan dengan factor eksternal yaitu intensitas pemanfaatan waktu belajar dan factor
internal yang berupa pemanfaatan waktu belajar dan kecerdasan emosi yang penulis
rumuskan dengan judul:”Analisis pemanfaatan waktu belajar siswa di SD Negeri 124/I
Batin”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan waktu belajar siswa SD
Negeri 124/I Batin.
Penelitaian ini menggunakan metode kualitatif dan infarmannya siswa kelas 4,5,6 SD
Negeri 124/I Batin sebagai subyek penelitian dengan jumlah 8 siswa yang sedang tidak
belajar pada waktu jam belajar berlangsung. Data pemanfaatan waktu belajar diambil dengan
menggunakan wawancara dan opservasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisis pemanfaatan waktu belajar peserta
didik disekolah termasuk kurang begitu efektif dikarenakan kebanyakan siswa tidak begitu
memanfaatkan waktu belajar dengan sebaik mungkin, siswa masih banyak yang suka bermain
dari pada belajar atau membaca buku diperpustakaan pada jam pelajaran kosong. karena
dengan memenfaatkan waktu belajar disekolah dengan kegiatan yang bersifat positif akan
berpengaruh terhada prestasi siswa. Siswa kurang menyadari terhadap pentingnya
memanfaatkan waktu belajar disekolah,karena para siswa lebih senang melakukan kegiatan
yang kurang bermanfaat dan sia –sia seperti bermain dan pergi kekantin.mereka tidak bisa
berperang melawan dirinya sediri agar tidak bersikap malas.
Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri 124/I Batin,dapat
disimpulkan bahwa analisis pemanfaatan waktu belajar peserta didik di sekolah temasuk
kurang efektif dikerenakan kebanyakan siswa tidak begitu memenfaatkan waktu belajar
dengan sebaik mungkin, siswa masih banyak yang suka bermain dari pada belajar atau
membaca buku diperpusatakaan pada jam kosong
Kata kunci: analisis, Pemanfaatan waktu belajar, siswa
Page | 2
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
1.PENDAHULUAN
Waktu belajar merupakan bagian yang terpenting bagi setiap orang.
Sebagaimana diketahui bahwa pada hakekatnya kehidupan manusia khususnya siswa
selalu ditandai dengan berbagai aktivitas atau kegiatan, seperti kegiatan belajar,
privat, kursus, dan bekerja, yang selalu terikat oleh waktu aktif, dalam arti kegiatan
tersebut selalu berhubungan dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Namun dalam mengisi kegiatan di luar jam tersebut tentunya memerlukan
waktu, terlihat penggunaan waktu belajar banyak di manfaatkan sebagai cara untuk
mencapai tujuan sesuai dengan kebutuhan, melalui kegiatan yang dipilih pada
dasarnya akan mendapatkan kepuasan, sebaliknya kegagalan dalam memenuhi
kebutuhan akan mendapatkan kekecewaan terhadap perkembangan hidup selanjutnya.
Dalam mengisi waktu belajar setiap siswa dapat menentukan kegiatannya
sendiri sesuai dengan keinginannya, dapat diketahui secara umum waktu aktif
khususnya para siswa sangat terbatas yaitu terhitung 7- 8 jam perhari, sedangkan
waktu kosong lebih besar antara 8–9 jam perhari dari waktu aktif.. kebanyakan siswa
tidak mau memanpafaatkan waktu kosang atau jam istirahat untuk diisi dengan
kekiatan yang bisa menambah ilmu seperti berdiskusi tentang pelajaran
Namun pada hakekatnya yaitu siswa pada umumnya tidak memanfaatkan
waktu belajar mereka dengan sebaik-baiknya, mereka sama sekali tidak berinisiatif
untuk pergi ke perpus untuk mencari reverensi atau pengetahuan-pengetahuan selain
yang mereka dapat dalam pembelajaran.
Pemanfaatan waktu belajar peserta didik dapat digunakan selama sebelas jam
dalam sehari. Waktu tersebut bukan berarti digunakan untuk belajar lama sampai
hilang kosentrasi melainkan digunakan untuk belajar dengan sungguh-sungguh
dengan penuh perhatian. Setelah empat puluh menit belajar peserta didik bisa
melakukan istirahat. Menurut Danim (2010:102)” waktu merupakan sarana yang
paling unik dan sarana yang perlu mendapat perhatian karena sifat manusiawinya,
maka sarana ini harus dikelola manusiawi pula dan abstrak serta paling sukar diatur
dalam arti perjalanannya tidak dapat dikendalikan”.
Berdasarkan observasi dan wawancara serta melihat kenyataan di lapangan di
SD Negeri 124/Batin.banyak ditemukan peserta didik kurang dapat memanfaatkan
waktu belajarnya dengan baik. Waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah
pada jam terakhir kebanyakan dari peserta didik kurang konsentrasi untuk mengikuti
pelajaran yang diberikan guru di dalam kelas, ada beberapa orang dari peserta didik
berbicara dengan teman sebangkunya, meribut, dan ada juga melempar-lempar
gulungan kertas, ada juga yang menghayal seperti memperhatikan guru saat
menerangkan materi pelajaran di depan kelas namun saat guru memberikan
pertanyaan kepadanya sehingga dia tidak bisa menjawabnya.
Page | 3
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
Pada waktu belajar di perpustakaan kebanyakan dari peserta didik mengatakan
bahwa belajar di perpustakaan itu sangat membosankan dan membuat mereka menjadi
suntuk, ada juga beberapa orang dari peserta didik yang jarang membaca buku di
perpustakaan.
Efek dari kurangnya pemanfaatan waktu belajar yang dilakukan oleh peserta
didik akan berdampak terhadap proses dan prestasi belajarnya. Apabila guru mata
pelajaran memberikan ulangan harian, ujian mid semester dan ujian semester
kebanyakan dari peserta didik melakukan kegiatan mencontoh, melihat buku catatan,
membuat jimat dengan menggunakan kertas satu lembar dan sebagainya.
Fenomena yang sering terlihat saat ini, adalah ketika siswa berada di jam
belajar sebagian kecil dari mereka yang menggunakan waktu luangnya untuk
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti kepalangmerahan, kepramukaan, tetapi
sebagian besar menghabiskan waktunya di katin, main dilapangan sekolah ataupun
duduk ngobrol dengan teman-temannya.
Adanya masalah yang dihadapi siswa di SD Negeri 124/Batin adalah hasil
belajar yang kurang memuaskan dan masih banyak nilai dibawah KKM , hal ini
disebabkan seringnya siswa bermain terlalu berlebihan. Oleh karena itu masalah
eksternal sagat berpengaruh yaitu pemanfaatan waktu belajar pada siswa yang masih
rendah. Berdasarka observasi yang peneliti lakukan pada di SD Negeri 124/Batin,
pemanfaatan waktu belajar pada jam kosong masih kurang. Hal itu dikarenakan pada
waktu istirahat ataupun apabila ada jam kosong karena guru berhalangan hadir untuk
mengajar tidak dimanfaatkan siswa untuk membaca di perpustakaan sekolah
melainkan digunakan siswa untuk bermain di halaman sekolah maupun jajan di kantin
sekolah. Memang tidak semua siswa seperti itu, ada juga beberapa siswa yang mau
berkunjung ke perpustakaan tapi hanya sebagian kecil saja. Kurangnya pemanfaatan
waktu belajar berbanding lurus dengan prestasi belajar sebagian besar siswa yang
belum memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.
Menurut wali kelas selaku guru kelas di SD Negeri 124/Batin mengatakan bahwa
nilai ulangan semester ganjil sebagian besar siswa di SD Negeri 124/Batin, terutama
pada lima mata pelajaran inti (Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA dan IPS) masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal, dikarenakan
siswa tidak memanfaatkan waktu luang dengan belajar dan hanya bermain-main saja.
Sehubungan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berhubungan dengan faktor eksternal yaitu intensitas pemanfaatan
waktu belajar dan faktor internal yang berupa pemanfaatan waktu belajar dan
kecerdasan emosi yang penulis rumuskan dengan judul : “Analisis pemanfaatan
waktu belajar siswa di SD Negeri 124/I Batin”.
Page | 4
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Analisis
2.1.1 Pengertian Analisis
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan
Yenni Salim (2002:12) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan
dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab,
penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian, penelaahan
bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan
pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.
Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya
setelah ditelaah secara seksama.
Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis
(dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa
kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam bagianbagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian
tentang prinsip-prinsip dasarnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Retnoningsih
(2005:12), analisis adalah “penyelidikan terhadap suatu peristiwa perbuatan dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk
perkara dan sebagainya)”. Dan kinerja adalah sesuatu yang dicapai.
2.2 Pengertian Pemanfaatan Waktu Belajar
Siswa sebagai seorang pelajar seharusnya dalam setiap kesempatan senantiasa
memanfaatkan waktu untuk belajar baik di rumah maupun di sekolah. Untuk itu, perlu
diperhatikan waktu yang tersedia agar digunakan secara efektif dan efisien. Menurut
Poerwodarminto (2001:164), waktu adalah “kesempatan yang tersedia”.
Bagi orang yang rajin dan mempunyai tujuan hidup yang jelas, waktu adalah
sesuatu yang sangat berharga, mereka tidak akan membuang waktu sia-sia tetapi
justru menggunakannya dengan lebih bijaksana. Andrew Ho (2002:66)
mengemukakan bahwa ”Perbedaan yang paling nyata antara orang yang sukses dan
gagal dapat dilihat dari cara mereka memanfaatkan waktu”.
Menurut Witherington dalam bukunya Purwanto (2003:84), “Belajar adalah
suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian”.
Page | 5
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu belajar adalah suatu
kesempatan yang tersedia dalam rangka mendapatkan pengetahuan, kecakapan,
kebiasaan, kepandaian, dan sikap secara teratur dan kontinyu.
2.3 Belajar
2.3.1 Pengertian Belajar
“Belajar mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam
perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman”. (Winataputra, 2005:45)
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”(Slameto,
2003:54)
“Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll.” (Hakim, 2000:15).
Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses
pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
siswa/mahasiswa sebagai objek pendidikan.
2.3.2 Faktor-Faktor Belajar
Faktor Pendukung Belajar
a. Motivasi
Motivasi untuk belajar adalah keinginan untuk belajar yang dapat mempengaruhi
bagaimana seorang pelajar. Motivasi ini pada umumnya meningkat ketika
seseorang mengenal kebutuhan hidupnya dan merasa yakin kebutuhan terebut
dapat terpeuhi melalui belajar. (Slamento 2003)
b. Kesiapan
Kesiapan untuk belajar adalah perilaku yang menunjukkan motivasi pada waktu
yang spesifik. Kesiapan merefleksikan keinginan dan kemampuan seseorang
untuk belajar. Peran petugas kesehatan adalah mendorong perkembangan
persiapan tersebut. (Slamento 2003)
c. Pelibatan Aktif (Actif Involvement)
Pelibatan aktif dalam pembelajaran sangat penting. Jika peseta didik aktif dalam
perencanaan dan diskusi, pemeblajaran akan lebih cepat dan lebih baik. Sekali
peserta didik telah berhasil, dalam pencapaian tugas atau memahami konsep,
mereka akan memperoleh kepercayaan diri tentang kemampuannya dalam
belajar, mengurangi kecemasan tentang kegagalan dan memotivasi untuk belajar
lebih baik. (Slamento 2003)
d. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik adalah yang berhubungan dengan penampilan peserta didik
terhadap tujuan pembelajaran. Umpa balik positif akan memberikan dukungan
Page | 6
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
e.
f.
g.
h.
atau semangat peserta didik untuk berbuat yang lebih baik, karena mereka merasa
dihargai dan tahu tentang cara lain/alternatif lain untk mencapai hasil yang lebih
baik lagi, sementara umpan balik yang negatif, seperti hukuman dan kurangnya
dukungan akan menurunkkan semangat peserta didik serta mengundurkan diri
dari pembelajaran.
Dari yang Sederhana ke yang Kompleks
Belajar dilengkapi dengan materi yang sevara logika diolah dan diproses dari
yang sederhana ke yang kompleks, seperti: peserta didik mampu memahami
informasi baru, mengasimilasikan informasi baru dengan pelajaran yang lalu dan
membentuk pemahaman baru. Namun tentunya sederhana da kompleksnya
pembelajaran ini tergantung pada individu yang belajar. Bagi satu individu, satu
pelajaran terlalu sederhana, sementara bagi individu lain dirasakan lebih
kompleks. (Slamento 2003)
Pengulangan (Repitition)
Pengulangan konsep kunci dan fakta memfasilitasi penahanan materi yang baru
dipelajari. Praktek keterampilan psikomotor, terutama umpan alik dari pengajar.,
akan memperbaiki penampilan dalam keterampilan dan memudakan pemindahan
mereka pada seting yang lain.
Waktu (Timing)
Seseorang akan mepertahankan informasi dan keterampilan psikomotornya
secara baik, jika waktu antara pembelajaran dan penggunaan tidak terlalu lama
(waktu pendek), interval waktunya lama, dan orang itu sering lupa.
Lingkungan (Environment)
Lingkungan belajar yang optimal mendukung pembelajaran dengan mengurangi
distraksi dan memberikan perasaan nyaman, baik secara fisik maupun psikologis,
misalnya: cahaya ruangan yang memadai, bebas dari suara bising, suhu ruangan
yang sejuk dan fentilasi yang baik.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SD Negeri 124/1 Batin, yang berlokasi
di RT 01 Desa Batin. Sebelum penelitian ini di mulai terlebih dahulu dilakukan pra
survey.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Menurut
Darmadi ( 2011:34) penelitian deskriptif yaitu “penelitian yang berusaha memberikan
gambaran informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan”.
Data primer dan sekunder dari penelitian ini adalah Kata-kata dan tindakan
merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai
dan data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang
terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, note, sampai dokumen-dokumen resmi dari
berbagai instansi pemerintah. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi
lansung tentang analisis pemanfaatan waktu belajar siswa di SD Negeri 124/I Batin yaitu
dengan cara wawancara langsung kepada siswa di SD Negeri 124/I Batin .
Page | 7
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136), menyatakan bahwa “prosedur
pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Berdasarkan teknik
pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen penelitian ini menggunakan panduan
opservasi, wawancara dan panduan dokumentasi. Opservasi, wawancara dan panduan
dokumentasi disini digunakan untuk memperoleh data mengenai analisis pemanfaatan
waktu belajar siswa.
Analisis kualitatif dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif untuk
proses analisis data dalam penelitian ini.
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa dalam upaya pemanfaatan
waktu belajar di sekolah dengan baik, ketepatan metode yang dilakukan guru dalam
menumbuhkan kesadaran siswa sangat penting. hal ini bertolok dari kebutuhan untuk
menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran atau yang terjadi di dalam kelas.
Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat menangani permasalahan siswa tentang
kurangnya upaya pemanfaatan waktu belajar di sekolah.
Memanfaatkan waktu belajar di sekolah ketika sedang jam istirahat maupun
saat jam pelajaran kosong dapat meningkatkan prestasi siswa. Dengan memanfaatkan
waktu belajar di sekolah dengan kegiatan yang bersifat positif akan berpengaruh
terhadap kesuksesan dan prestasi belajar para siswa. Para siswa kurang menyadari
terhadap pentingnya memanfaat waktu belajar di sekolah karena mayoritas para siswa
lebih senang melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat dan sia-sia seperti bermain
, pergi ke kantin, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan para siswa
kurang menyadari betapa pentingnya memanfaatkan waktu belajar di sekolah
diantaranya: mereka tidak bisa berperang melawan dirinya sendiri agar tidak bersikap
malas, mau berusaha untuk meraih kesuksesan dan mereka cenderung hanya
memikirkan kesenangan sesaat hingga mereka lupa bahwa mereka masih mempunyai
masa depan gemilang yang harus diraih dengan kerja keras. “Memanfaatkan waktu
belajar di sekolah sangat banyak manfaat yang diperoleh misalnya, waktu tidak akan
terbuang sia-sia, dan dikemudian hari kita dapat memetik hasil kesuksesan jerih payah
kita selama ini dengan kerja keras” (Arif 2009:44).
Memanfaatkan waktu belajar di sekolah memang bukan sesuatu yang mudah
untuk dilakukan oleh setiap siswa secara produktif, apalagi yang bisa mendukung di
masa depan. Persoalan memanfaatkan waktu belajar di sekolah akan teratasi jika
siswa mampu membuka pikiran terhadap kemungkinan-kemungkinan baru yang
makin memperluas cakrawala berpikir. Hal-hal yang perlu di lakukan untuk
mengatasi masalah di tersebut antara lain dengan memberikan bimbingan terhadap
siswa.
Page | 8
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan ketika jam pelajaran kosong :
1. Dengan beristirahat
Kita bisa memanfaatkan jam kosong dengan beristirahat dikelas, misalnya
dengan tidur. Hal tersebut sangatlah bermanfaat setelah kita lelah belajar. Kata guru
saya, jangan keluar kelas ketika jam kosong, siswa dapat memanfaatkannya.
2. Dengan membaca buku
Kita bisa membaca buku ketika jam pelajaran kosong. Baik itu buku pelajaran
atau pun buku yang lainnya, seperti cerita, novel atau yang lainnya. Yang perlu
diingat, jangan membaca buku selain buku yang bersangkutan ketika guru sedang
menerangkan.
3. Dengan pergi ke perpustakaan
Hal ini hampir sama dengan nomor dua.
4. Saling berdiskusi dengan teman-teman
Hal ini dapat anda lakukan apabila ada materi yang belum siswa pahami. siswa
dapat mengajukan pertanyaan dan dijawab secara diskusi, hal ini akan lebih efektif.
5. Mengerjakan tugas
Apabila ketika jam pelajaran kosong, guru bersangkutan tidak memberikan
tugas, siswa dapat mengerjakan tugas pelajaran yang lain. Misalnya ketika jam
pelajaran ke-5 kosong, lalu ada tugas yang belum anda selesaikan dan harus
dikumpulkan pada jam pelajaran ke-7, maka siswa dapat memanfaatkan waktu belajar
ini untuk mengerjakan tugas yang belum di selesaikan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan mengenai analisis pemanfaatan waktu belajar peserta didik di SD Negeri
124/I Batin, dapat disimpulkan sebagai berikut: analisis pemanfaatan waktu belajar
peserta didik di sekolah termasuk kurang efekti dikarenakan kebanyakan siswa tidak
begitu memanfaatkan waktu belajar dengan sebaik mungkin, siswa masih banyak
yang suka bermain dari pada belajar atau membaca buku di perpustakaan pada jam
pelajaran kosong.
5. 2 Saran
1. Kepada siswa
Siswa hendaknya dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah yang ada
dengan sebaik-baiknya agar bertambah pengetahuannya untuk mempermudah
dalam penguasaan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga menunjang
pemanfaatan waktu belajar dan dapat meningkatkan aspek-aspek yaitu kesadaran
diri, kendali dorongan hati, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial dengan
Page | 9
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
2.
3.
cara melatih diri dan mampu menjaga hubungan sosial dengan baik untuk
tercapainya yang lebih baik lagi. Serta hendaknya siswa mampu mengatur
pemanfaatan waktu belajar yang dimilikinya dengan tertib dan senantiasa
konsisten dengan kegiatan belajar yang telah direncanakan atau dijadwalkan
tersebut.
Kepada guru dan pihak sekolah
Pihak sekolah hendaknya selalu mengusahakan terjalinnya hubungan yang baik
antara guru, siswa dan orang tua tentang pentingnya mengoptimalkan
pemanfaatan waktu belajar anak, mempertahankan suasana emosi dan sosial yang
kondusif antara pihak sekolah dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
Untuk itu perlu ditingkatkan pula masalah kedisiplinan dan tata tertib
menyangkut pemanfaatan waktu belajar secara efisien dalam kegiatan belajar
mengajar secara aktif di sekolah. Guru hendaknya turut membantu siswa dalam
upaya memanfaatkan perpustakaan sekolah secara maksimal, misalnya memberi
dorongan kepada siswa agar lebih sering mengunjungi perpustakaan untuk
membaca atau memimjam buku, perpustakaan juga hendaknya lebih
dikembangkan oleh sekolah untuk kepentingan tersebut.
Kepada peneliti
Peneliti perlu mengadakan penelitian lebih lanjut dengan variable-variabel yang
berbeda dan atau mengadakan penelitian serupa dengan melibatkan faktor-faktor
lain yang terkait dan berperan dalam pencapaian prestasi belajar siswa khususnya
prestasi belajar dalam rangka pengembangan dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, Ho. 2002. High Way To Success: 10 Sistem Untuk Mencapai Kesuksesan
Dalam Waktu Paling Singkat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Danin, Sudarwan. 2010. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Darmadi, Hamid. 2011. Metode penelitian pendidikan, Bandung: Alfebeta
Poerwadarmita,W.J.S. 2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka
Purwanto.2003.Psikologi Pendidikan.Bandung:Remaja
Slameto,2003.Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rinika
Cipta
Salim, Peter Dan Yenny Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press.
Thursan Hakim,200.Belajar Secara Afektif .Jakarta:Puspa Suara
Page | 10
AGUSRIL F.KIP PGSD-S1
Download