BAB III METODOLOGI PENELITIAN

advertisement
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif guna mengetahui
hubungan pengetahuan mengenai seksual terhadap perilaku seksual pranikah
pada remaja putri anak jalanan (studi kasus pada yayasan rumah belajar
anaklangit). Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan data berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008).
Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan penelitian kuantitatif sebagai
pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan
hasilnya.
3.2
Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu atribut seseorang atau objek yang mempunyai
variasi untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
3.2.1 Variabel Bebas (Variabel Independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan mengenai
seksual.
3.2.2 Variabel Terikat (Variabel Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku seksual pranikah
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah sesuatu yang melekat pada suatu variabel
dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk variabel itu.
Pengertian operasional varibel ini diuraikan menjadi indikator yang meliputi :
3.3.1 Variabel Pengetahuan seksual
Pengetahuan mengenai seksual merujuk dari pernyataan Nugraha
(2002) adalah pengetahuan yang berkaitan dengan proses pembudayaan
seksualitas diri sendiri dalam kehidupan bersama orang lain. Selain itu
Wuryani (2008) menyebutkan bahwa pengetahuan seks yang baik dan
benar diperoleh dari pendidikan seksual yang meliputi banyak hal, yaitu :
kesehatan reproduksi, perkembangan remaja, menstruasi, mimpi basah,
masturbasi, bahaya seks bebas, kehamilan, penyakit menular seksual
(PMS).
3.3.2 Variabel Perilaku Seksual
Segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan
lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Objek seksualnya bisa
berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri. bentukbentuk perilaku seksual meliputi : Berfantasi, Pegangan Tangan,
Berciuman, Meraba, Berpelukan, Masturbasi, Oral Seks, Petting,
Intercourse.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah remaja putri Yayasan
Rumah Belajar Anaklangit.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam
penelitian ini adalah:
a. anak jalanan remaja putri di yayasan rumah belajar anaklangit
b.
usia sekitar 13-15 tahun
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini secaraPurposive Sampling,
metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada
kriteria-kriteria tertentu (Syofian, 2013)
3.5
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner perilaku seksual dan tes pengetahuan seksual.
.Teknik
pengumpulan
data
yang
tepat
dan
mempertimbangkan
penggunaannya berdasarkan jenis data dan sumbernya. Data yang obyektif
dan relevan dengan pokok permasalahan penelitian merupakan indikator
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
keberhasilan suatu penelitian.Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan
pengisian kuisioner untuk memperoleh data primer, sesuai dengan tujuan
penelitian.
3.6
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data.Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti.Instrumen
penelitian
ini
akan
digunakan
untuk
melakukan
pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap
instrumen harus memiliki skala.
Skala pengukuran
Skala pengukuran digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala perilaku seksual
dengan menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu
sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai
(STS). Skala ini dibagi dengan dua kategori item pernyataan, yaitu
favorable dan unfavorable.Pemberian nilai untuk pernyataan favourable
dengan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 4, Sesuai (S)
diberi nilai 3, Tidak Sesuai (TS) diberi nilai 2, dan Sangat Tidak Sesuai
(STS) diberi nilai 1. Untuk Unfavourable dengan pilihan jawaban Sangat
Sesuai (SS) diberi nilai 1, Sesuai (S) diberi nilai 2, Tidak Sesuai (TS)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 4. Sedangkan
untuk mengukur pengetahuan seksual peneliti menggunakan tes
pengetahuan seksual yang terdiri dari 25 soal pengetahuan seksual dengan
dua pilihan jawaban Ya dan Tidak. Pemberian nilai untuk tes ini jawaban
Benar 1 dan Salah 0
1. Alat Ukur Penelitian
a. Tes Pengetahuan seksual
Tes pengetahuan seksual yang digunakan merupakan modifikasi
alat ukur yang dibuat oleh Fahriyah Harun Ginoni (2012) diukur
berdasarkan pengetahuan yang seharusnya diketahui oleh remaja.
Tabel 3.1Blue Print Pengetahuan Seksual
No
1.
2
3
4
5
6
7
Karakteristik
Kesehatan Reproduksi
Perkembangan Remaja
Menstruasi
Mimpi Basah
Masturbasi
Bahaya Seks Bebas
Kehamilan
8
Penyakit Menular Seksual
(PMS)
Jumlah
Pertanyaan
7,8,9
1,2.3,4
5,6
10
11,12,13
14,15,16
17,
18,19,20,21
22,23,24,25
Jumlah
3
4
2
1
3
3
5
4
25
b. Skala Perilaku Seksual
Skala perilaku seksual yang digunakan merupakan modifikasi dari
alat ukur yang dibuat oleh Pitaloka (2013) yang diukur
berdasarkan bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah yaitu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
berfantasi, pegangan tangan, ciuman, meraba, berpelukan,
masturbasi, oral seks, petting, intercourse.
Tabel 3.2 Blue Print skala Perilaku Seksual
No Item
Bentuk
Indikator perilaku
Berfantasi
Membayangkan
Pegangan
tangan
Ciuman
Berpegangan tangan
dengan pacar
Berciuman dengan
lawan jenis
tanpa adanya ikatan
pernikahan.
Favorable
Unfavorable
27,28
Jumlah
2
1
6
2
3,12
8,16,17,25
6
4,14
9,18
4
2,11,13
7,15
5
Masturbasi
Saling meraba bagian
tubuh dalam keadaan
tidak berpakaian.
Bepelukan, merangkul
leher ataupun bagian
tubuh lawan jenis.
Melaukan masturbasi.
30
33
2
Oral Seks
Melakukan oral seks.
34
29
2
Petting
Melakukan aktivitas
saling
menyentuhkan alat
kelamin dengan lawan
jenis.
Melakukan kontak
seksual melalui
penetrasi dengan lawan
jenis
Jumlah
31
32
2
5,20,21,23,24
10,19,22,26,35
10
18
17
35
Meraba
Berpelukan
Intercourse
Berciuman dari leher
sampai kearah
dada lawan jenis.
Saling meraba bagian
tubuh dalam keadaan
berpakaian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
3.7
Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur (dalam penelitian ini menggunakan
skala psikologi) dalam melakukan fungsi ukurnya. Skala yang disusun
berdasarkan kawasan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan
dibatasi dengan jelas, secara teoritik akan valid (Azwar, 1999).
Uji validitas skala pendidikan seks dan perilaku seksual prnikah akan
dilakukan dengan construct validity (validitas konstruk). Construct
validity adalah tiap validitas yang menunjukkan sejauhmana tes
mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukur
(Azwar, 1999). Selain itu kedua skala dalam penelitian ini juga diuji
melalui validitas isi, ini merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau uji keterbacaan.
Validitas ini melihat sejauhmana item-item tes mewakili komponenkomponen dalam keseluruhan kawasan isi subjek yang hendak diukur.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas
sebenarnya
mengacu
kepada
konsistensi
atau
keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor
yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara
indvidu lebih ditentukan oleh faktor error (kesalahan) daripada faktor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu
tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Azwar, 1999).
Pengujian reliabilitas skala pengetahuan seksual dan skala perilaku
seksual pranikah dilakukan dengan Internal Consistency. Menurut
Azwar (1999),ini akan dilakukan dengan cara melakukan percobaan
pada instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu.
Teknik yang digunakan untuk mengestimasi reliabilitas dari data yang
diperoleh adalah teknik analisis Alpha yang dikemukakan oleh
Cronbach. Alasan digunakan teknik koefisien Alpha karena teknik ini
memberikan nilai yang lebih kecil atau sama dengan nilai reliabilitas
yang sebenarnya, jadi selalu ada kemungkinan bahwa reliabilitas
tersebut sebenarnya lebih tinggi dari pada koefisien Alpha dan
Cronbach (Azwar, 1999).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download