1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara berkembang

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu
dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Khususnya
dalam dunia pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan
kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat
yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan
sebagainya. Sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa :“Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat
bahwa tugas seorang guru sangat berat dan harus profesional dalam tugasnya
sebagai pendidik, demi kemajuan suatu bangsa. Jika seorang guru atau pendidik
tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan
maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta
didik, maka terciptalah pribadi manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas..
2
Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran adalah dengan mengganti cara/model pembelajaran yang selama ini
tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan
ceramah dan tanya-jawab yang membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana
belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang
berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu
konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motifator
dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan yaitu di mana siswa ikut terlibat
langsung dalam proses belajar mengajar.
Selama ini proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar
menjelaskan materi pelajaran dan siswa mendengarkan secara pasif. Namun telah
banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika para siswa
peserta proses pembelajaran memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya,
berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh.
Dengan cara ini diketahui pula bahwa pengetahuan baru tersebut cenderung untuk
dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik. Pandangan tersebut pada
hakikatnya memberikan tekanan pada pengoptimalan kegiatan belajar siswa.
Mengajar tidak semata-mata berorientasi pada hasil, namun berorientasi pada
proses dengan harapan makin tinggi kualitas berlangsungnya proses pengajaran
maka makin tinggi pula hasil yang dicapai termasuk dalam mata pelajaran biologi.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, komunikasi sangat diperlukan, baik guru,
siswa dengan siswa lainnya, yang disebut dengan komunikasi sebagai transaksi.
Menurut Samadhi (2009),
3
Dari hasil observasi di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Ambon,
menunjukkan pada umumnya guru menggunakan metode yang berbeda-beda
dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah metode ceramah yang
merupakan metode yang paling dominan, di mana proses belajar mengajar
didominasi oleh guru sehingga peran serta peserta didik hanya sebagai pendengar
atau menyimak materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, sehingga diasumsikan
metode ini dapat mengakibatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
sangat kurang.
Adanya kecerundungan rasa bosan dan jenuh oleh siswa sehingga banyak
siswa yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru yang
tentunya mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran tidak
tercapai secara optimal.
Metode pembelajaran yang digunakan guru-guru di sekolah menengah atas
Muhammadiyah Ambon selain metode ceramah juga menggunakan metode
diskusi dan tanya jawab. Kedua metode ini walaupun melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran namun masih merupakan pola interaksi (dua arah) dimana
interaksi ini hanya terjadi antara guru dengan siswa. Hal inilah yang mendasari
penilitian ini di lokasikan di Muhammadiyah Ambon dengan harapan dapat
memberikan pola pembelajaran alternatif yang mampu meningkatkan interaksi
antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa lainnya sehingga semua
komponen dalam sistem pembelajaran terlibat dalam pembelajaran.
Kondisi pembelajaran di atas menyebabkan diperlukan komunikasi transaksi
dalam langka pencapaian mutu pendidikan yang baik dan pada khususnya
4
peningkatan hasil belajar biologi. Pola pembelajaran transaksi adalah komunikasi
yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antar siswa dengan siswa. Artinya,
seorang siswa dapat bertanya langsung atau berdiskusi pada gurunya atau
berkomunikasi (berdiskusi) dengan temannya yang lain.
Berdasarkan hasil uraian di atas, dianggap perlu dirancang suatu penelitian
dengan menitikberatkan perhatian pada upaya peningkatan hasil belajar siswa
Muhammadiyah Ambon melalui pembelajaran pola komunikasi sebagai
transaksi. Untuk merealisasikan maksud tersebut maka hal inilah yang mendasari
perlunya dilakukan penilitian dengan judul: “Penerapan Pembelajaran Pola
Transaksi Komunikasi (Multi Arah) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Kingdom Plantae Di Siswa Kelas X Sma
Muhammadiyah Ambon”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penilitian ini
adalah :Apakah penerapan pembelajaran pola transaksi komunikasi dapat
meningkatkan hasil belajar biologi Kingdom Plantae siswa kelas X SMA
Muhamadiyah Ambon ?
1.3. Tujuan Penilitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pembelajaran Pola Transaksi Komunikasi (multi arah)
5
Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Pokok Bahasan Kingdom Plantae di Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah Ambon.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
dalam upaya meningkatkan mutu belajar siswa dan dapat dijadikan sebagai
informasi bagi para guru dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat bagi
konsep yang diajarkan.
1.5. Penjelasan Istilah
1. Pola Transaksi Komunikasi (multi arah) adalah suatu pembelajaran yang
melibatkan semua unsur dimana komunikasi tidak hanya terjadi antara guru
dengan siswa, tetapi juga antara siswa dengan siswa yang berlangsung secara
dinamis dimana komunikasi saling membantu mengembangkan kemampuan
seluruh siswa untuk mencapai kesuksesan menyerap materi pelajaran (Sudjana
: 2008)
2. Komunikasi
berasal
dari
istilah
latin
Comunicare
yang
berarti
memberitahukan, berpartisipasi, menjadi milik bersama (Sudjana : 2008)
3. Hasil belajar biologi adalah tingkat penguasaan yang dicapai murid dalam
proses belajar mengajar biologi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil
yang dicapai oleh murid merupakan gambaran keberhasilan proses belajar
mengajar (Sudjana : 2008)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Belajar Biologi
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan formal di sekolah di dalamnya
terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Komponen-komponen
yang dimaksud dalam proses pebelajaran tersebut dapat dikelompokan ke dalam
tiga kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pelajaran dan siswa.
Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana
seperti metode,media,dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta
situasi belajar-mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan
sentral dalam proses belajar mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam
tugas utama, yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran dan memberikan
balikan (Ali : 2004).
Konsep dan definisi para ahli tentang belajar berbeda-beda. Slameto (2003)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan
kekuatan baru atau merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu
memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang
dihadapi dalam hidupnya (Haling : 2007).
Defenisi tentang belajar dikemukakan oleh (Hintzman : 1978) dalam (Syah :
2007), belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia
dan hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut,
7
“Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan karena reaksi terhadap
lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan
oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau
disebabkan obat-obatan”. Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat
bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat
menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu (Hilgard dalam
Simanjuntak dan Pasaribu)
Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu
adalah:
a. Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau
pengalaman baru
b. Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis
pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin
bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan
c. Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apa hasil tranformasi pada tahap kedua tadi
benar atau tidak. Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu
diperlukan agar dapat ditransformasikan.
Belajar terjadi bila seseorang menghadapi suatu yang di dalamnya tak dapat
menyesuaikan diri dengan menggunakan bentuk-bentuk kebiasaan untuk
menghadapi tantangan-tantangan, atau apabila harus mengatasi rintanganrintangan dalam aktivitasnya (Wina : 2008).
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku tanpa usaha bukanlah hasil
8
belajar. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan
proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil
belajar.
Hasil belajar mempunyai peran penting dalam pendidikan, bahkan
menentukan kualitas belajar yang dicapai oleh siswa pada bidang studi yang
dipelajari.Siswa yang cerdas dapat dengan cepat menciptakan lingkungan belajar
yang mendorong perkembangan intelektual dirinya dalam bentuk macam-macam
kegiatan yang dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada
diri seseorang yang melakukannya.Dimana interaksi individu dalam lingkungan
yang membawa perubahan sifat, tindakan, perbuatan, dan tingkah laku. Unsur
lingkungan yang disebutkan
pada hakikatnya berfungsi sebagai lingkungan
belajar seseorang yakni lingkungan tempat ia tinggal dan berinteraksi sehingga
menumbuhkan kegiatan belajar pada dirinya.
Peningkatan hasil belajar ditentukan oleh tingkat kemauan siswa untuk
belajar secara bermakna dan terus-menerus. Minat dan kemauan belajar siswa
yang kurang, memberi hasil yang kurang pula. Jika kemauan belajar biologi tinggi
diharapkan hasil belajar siswa di sekolah juga tinggi.
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat atau dijadikan) oleh usaha atau
sesuatu yang diperoleh seseorang melalui suatu usaha. Sedangkan belajar adalah
proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan berlatih. Artinya tujuan
kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
9
pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi (Ahmad
: 2005).
Pada prinsipnya pengungkapan hsasil belajar yang ideal meliputi segenap
ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Namun demikian pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu
khususnya ranah rasa siswa sangat sulit.Untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai siswa dalam menguasai pelajaran, biasa
digunakan alat ukur yang berupa tes. Hasil pengukuran dengan menggunakan tes
merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa yang dapat dicapai oleh
seseorang setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurung waktu tertentu
(Syah : 2008).
Hasil belajar biologi adalah tingkat penguasaan yang dicapai murid dalam
proses belajar mengajar biologi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil
yang dicapai oleh murid merupakan gambaran keberhasilan proses belajar
mengajar.
Seseorang dikatakan belajar jika pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah
laku yang relatif tetap dan melalui suatu proses tertentu. Perubahan yang
dimaksud disini adalah perubahan yang positif yaitu meningkatkan yang dicapai
akibat pengetahuan yang diperolehnya.
10
2.2. Pola Transaksi Komunikasi (Multi Arah)
Pengertian komunikasi berasal dari istilah latin comunicare yang berarti
memberitahukan,berpartisipasi, menjadi milik bersama. Apabila dirumuskan
secara luas maka komunikasi mengandung pengertian memberitahukan,
menyebarkan informasi, pesan, pengetahuan, pikiran, nilai-nilai, dengan maksud
agar menggugah partisipasi dengan harapan agar hal-hal yang diberitahukan
tersebut menjadi milik bersama antara orang yang menyampaikan informasi
(komunikator) dan yang menerima informasi (Cangara : 2002).
Pola komunikasi transaksi (multi arah) ini melibatkan semua unsur dimana
guru bertindak sebagai peninjau atau pengatur lalu lintas pembelajaran. Namun,
meski demikian guru juga memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar dan pola interaksi multi arah
guru juga harus memperhatikan interaksi siswa, siswa dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok untuk mencapai maksimalisasi dalam proses belajar
mengajar.
Komunikasi banyak arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadi
arah komunikasi ke segenap penjuru dan masing-masing berlangsung secara
timbal balik. Arah komunikasi bisa terjadi dari guru ke siswa, siswa ke siswa, dan
siswa ke guru. Suasana kelas memungkinkan terjadinya interaksi belajar dan
mengajar secara hidup dan dinamis. Untuk meningkatkan keaktivan belajar, pola
komunikasi yang diciptakan oleh guru mempunyai arah banyak. Dengan pola
komunikasi banyak arah dapat tercipta suasana kelas yang dapat merangsang
kegiatan belajar secara aktif. Ditandai dengan adanya umpan balik bagi guru.
11
Komunikasi bukan hanya antara guru dengan siswa melainkan juga siswa dengan
siswa, pola ini desubut komunikasi sebagai transaksi (Sumiati 2008).
“Komunikasi satu arah adalah komunikasi dimana guru sebagai pemberi aksi
dan siswa sebagai penerima aksi (guru aktif, siswa pasif), sedangkan komunikasi
dua arah, guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima
aksi. Keduanya, saling memberikan dan saling menerima, sebab kegiatan relatif
sama. Komunikasi multi arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni
komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis namun antara guru
dengan siswa harus terjalin hubungan dinamis dan hubungan antara siswa yang
satu dengan siswa yang lain”. (Sudjana : 2008)
Komunikasi banyak arah (multi arah) yaitu antara guru dengan siswa atau
antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan guru. guru maupun siswa bisa
sebagai komunikator, proses pembelajaran akan lebih bervariasi. Fungsi peragaan
tidak hanya bisa bersifat demonstrasi tapi juga akan bersifat eksperimen bagi para
siswa. (Safei :2006)
Komunikasi banyak arah yaitu komunikasi yang tidak hanya melibatkan
interaksi dinamis antara
guru dengan siswa, tetapi juga melibatkan interaksi
dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. (Sudjana : 2008)
Keterampilan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran menurut
(Joni : 1984) dalam (Soeharto : 1995) mencakup 4 kemampuan pokok, yaitu :
1. Kemampuan
pembelajaran.
guru
mengembangkan
sikap
positif
dalam
kegiatan
12
Kemampuan ini terdiri dari :
a. Mengenali kelebihan dan kekurangan diri siswa dalam kegiatan pembelajaran
b. Membantu
siswa
menumbuhkan
kepercayaan
diri
dalam
kegiatan
pembelajaran.
c. Membantu memperjelas pikiran dan perasaan sehingga dapat dipahami orang
lain
dan dapat bertukar pikiran dalam kegiatan pembelajaran.
2. Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan
pembelajaran.
Kemampuan ini terdiri dari :
a. Menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa.
b. Menunjukkan sikap luwes dalam menyesuaikan diri.
c. Menerima siswa sebagaimana adanya.
d. Menunjukkan sikap sensitif, responsif dan simpatik terhadap perasaan
kesukaran siswa dalam kegiatan pembelajaran.
e. Menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar terhadap siswa.
3. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh
dalam kegiatan pembelajaran.
Kemampuan ini terdiri dari :
a. Menunjukkan kegairahan dalam memberi materi atau mengajar.
b. Merangsang minat siswa untuk belajar.
c. Memberi kesan kepada siswa bahwa guru menguasai bahan materi yang
diajarkan dan menguasai bagaimana mengajar (metode/strategi).
4. Kemampuan guru untuk mengelola interaksi dalam kegiatan pembelajaran.
13
Kemampuan ini terdiri dari :
a. Mengembangkan
hubungan
yang
sehat
dan
serasi
dalam
kegiatan
pembelajaran.
b. Memberikan tuntutan agar interaksi antar siswa serta antar guru dengan siswa
terpelihara dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.
c. Menguasai perbuatan yang tidak diinginkan atau menyimpang dalam kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan pembahasan di atas tentang ketrampilan komunikasi guru maka
peneliti mengambil kesimpulan dalam penelitian ini yang dijadikan indikator
adalah mengembangan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran, bersikap luwes
dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran, tampil secara bergairah dan
bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran dan mampu mengelola pola
transaksi dalam kegiatan pembelajaran yang dapat memungkinkan para siswa
dapat berdiskusi sesama siswa untuk menemukan sendiri pola-pola dan strukturstruktur Biologi melalui instruksi dari guru.
Menurut Nana dalam Fathurrohman dalam (Sutikno : 2007) mengemukkan
bahwa ada 3 komunikasi dalam proses pembelajaran di sekolah
1. Komunikais Sebagai Aksi
G
G = Guru
S1 = Siswa
S2 = Siswa
S1
S2
S3
S3 = Siswa
14
2. Komunikasi Sebagai Interaksi
G
G = Guru
S1 = Siswa
S2 = Siswa
S1
S2
S3
S3 = Siswa
3. Komunikasi sebagai Transaksi (Multi Arah)
G
G = Guru
S1 = Siswa
S1
S4
S2 = Siswa
S3 = Siswa
S4 = Siswa
S3
S2
Dalam berinteraksi di dalam kelas ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan komunikasi dalam proses pembelajaran
yaitu; tujuan yang akan dicapai, sifat bahan pelajaran, sumber belajar yang
tersedia, karasteristik kelas, dan kemampuan guru itu sendiri. (Sudjana : 2008)
15
Tujuan
Metode dan
alat
Bahan
Penilaian
Gambar 2.1 Diagram Interalasi komponen pengajaran
2.3. Langkah-langkah Pelaksanaan
Langkah-langkah untuk proses belajar mengajar dengan pola pembelajaran
komunikasi sebagai transaksi.
1. Kegiatan guru
a. Guru menyelasaikan permasalahan siswa.
b. Guru menyampaikan SK , KD , Indikator dan Tujuan pembelajaran.
c. Guru menyiapkan alat, bahan pelajaran dalam transaksi komunikasi.
 Menyiapkan pokok bahasan materi yang akan diajarkan
 Menyiapka buku sumbr belajar
 Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)
d. Guru membentuk kelompok diskusi untuk bertransksi komunikasi dan
membagikan LKS.
e. Guru membimbing proses pengumpulan informasi dan penganalisan dan
mengarahkan siswa yang kurng aktif pada saat bertransaksi.
16
f. Guru menugaskan pada masing-masing kelompok memparkan hasil diskusi
kelompoknya untuk ditanggapi oleh semua siswa terutama dari kelompok lain.
g. Guru mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan siswa.
h. Guru mengumpulkan kesimpulan.
i. Guru memberikan PR.
j. Guru menutup pembelajaran.
2. Kegiatan siswa
a. Mengutarakan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
b. Memahami SK,KD,Indikator,dan tujuan pembelajaran.
c. Memahami alat/bahan pelajaran yang digunakan dalam bertransaksi
komunikasi.
d. Menyatu dengan kelompok masing-masing untuk bertransaksi komunikasi.
e. Bertransaksi menyelesaikan LKS.
f. Saling membantu menyelesaikan LKS bertanya satu sama lain tentang
penguasaan materi dan penyelesaian LKS.
g. Pimpinan kelompok menyakinkan anggota kelompok sudah mengusai seluruh
tugas.
h. Melakukan proses pengumpulan informasi dan menganalisanya pada saat
bertransaksi komunikasi.
i. Memaparkan hasil diskusi kelompoknya untuk ditanggapi oleh semua siswa
terutama dari kelompok lain dengan bertransaksi komunikasi.
j. Menyatakan kesimpulan dengan kata-kata sendiri.
k. Mengerjakan PR yang diberikan.
17
Kelebihan dan Kekurangan komunikasi multi arah menurut Ned A Flander
-
Kelebihan Komunikasi Multi Arah Menurut Ned A Flander
a. Guru dapat menerima perasaan yang diungkapkan oleh siswa dan memberikan
pujian kepada siswa dan memberikan semangat
b. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan
dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa andaikata siswa itu
dilibatkan terus dalam penemuan datanya dari usaha siswa untuk
menemukannya.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri.
d. Pola ini juga menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya
sehingga lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, paling
sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.
e. Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberikan kesempatan kepada
mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide dimana
guru menjadi teman belajar terutama dalam situasi penemuan yang
“jawabannya” belum diketahui.
f. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk
menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
g. Memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
berpikir
mengungkapkan idenya dalam proses belajar mengajar.
Kelemahan pola transaksi komunikasi menurut Need A Flander
kreatif
dan
18
a. Pola ini kurang berhasil untuk mengajar kelas. Misalnya, sebagian besar dapat
hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, menemukan
bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
b. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru
dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara
tradisional.
c. Mengajar dengan pola transaksi komunikasi multi arah mungkin akan
dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang
memperhatikan sikap dan keterampilan.
d. Diisyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
Prosedur pelaksana tranksaksi komuniksi menurut Ned A Flander
a. Menilai kebutuhan siswa dan menggunakannya sebagai dasar untuk
menentukan tujuan yang berguna dan realistis untuk mengajar dengan
menggunakan pola transaksi komunikasi multi arah.
b. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip,
generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajari.
c. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya
arus bebas berpikir siswa dalam belajar dengan pola komunikasi multi arah.
d. Bercakap-cakap dengan siswa untuk membantu menjalaskan peranan.
e. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan.
f. Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan dan merangsang
belajar dengan pola transaksi komunikasi multi arah.
19
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melanjutkan pengalaman
belajarnya walaupun sebagian atas tanggungjawabnya sendiri.
h. Memberikan jawaban yang tepat dan cepat kalau ditanya dan diperlukan siswa
demi kelangsungan kegiatan belajar.
i. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan, ide, generalisasi
atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semulah dan yang telah
ditemukan melalui pola transaksi komunikasi.
j. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya melalui
pola interaksi multi arah; dimana situasi siswa menemukan pendekatannya.
2.4. Uraian Materi Pembelajaran Kingdom Plantae
1. Ciri Umum Plantae
Dunia tumbuhan (Plantae) mencakup semua organisme multiseluler,
autotrop, fotosintetik. Dinding sel tumbuhan disusun atas senyawa selulosa, dan
menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum.Akan tetapi, ternyata
tidak semua organisme dengan ciri seperti itu dapat digolongkan sebagai
tumbuhan.Bagaimana dengan ganggang hijau? Kamu tahu ganggang ini bersifat
fotosintetik! Jika demikian, bagaimanakah membedakan ganggang multiseluler
dengan
tumbuhan?Tumbuhan
merupakan
organisme
yang
sepenuhnya
menyesuaikan diri dengan kehidupan di darat, meskipun beberapa di antaranya
hidup di air seperti teratai. Oleh karena itu, tumbuhan (Plantae) berupa kormus
(memiliki akar, batang dan daun sejati), bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan,
seperti cahaya, CO2, air, dan mineral diperoleh melalui berbagai proses yang
20
terjadi pada ketiga organ tersebut. Selain itu, semua tumbuhan memiliki kloropla
dan klorofil.
2. LUMUT
a. Ciri-ciri dan sifat lumut
Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di
permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air.
Padahal tidak semuanya benar.Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa
talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Semua lumut merupakan tumbuhan
autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun
yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut
dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus,
karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan
adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang
diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya
hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm.
Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah,
seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut
merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di
permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau.Ada juga
yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur.Lumut yang
hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang, menggantung.Lumut kering yang
dijual sebagai media tanaman disebut moss.Lumut mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya, lumut mengalami dua fase
21
kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Alat
perkembangbiakan jantan berupa antheridium dan alat perkembangbiakan betina
berupa archegonium.
b. Penggolongan dan peranan lumut
Lumut yang hidup di berbagai tempat di bumi dapat digolongkan atas:
1). Lumut daun
Lumut ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembap,
menempel pada permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka.
Tubuhnya berukuran kecil, berbatang semu tegak dan lembaran daunnya tersusun
spiral. Pada pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersepta berfungsi
sebagai akar. Letak antheridium dan archegonium terpisah. Sekalipun lumut daun
erukuran kecil, tetapi dampak kolektifnya pada bumi sangat besar. Misalnya,
lumut gambut ( Sphagnum sp.) menutup paling tidak 30% permukaan daratan di
bumi, dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub utara. Timbunan gambut pada
lapisan tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik.
Mekanisme
ini
sangat
penting
untuk
menstabilkan
konsentrasi
karbondioksida di atmosfer bumi, sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca.
Contoh golongan lumut daun adalah Polytrichum sp. yang berbentuk seperti
beludru dan sering ditemukan menempel pada permukaan batu bata basah.
22
Gambar 2.2 Lumut Daun Polytricum sp
Lumut merupakan organisme multi seluler eukariotik yang menunjukkan
peralihan ciri thalus ke kormus yang telah beradaptasi dengan kehidupan darat,
sehingga dimasukkan ke dalam Kingdom Plantae.
2). Lumut hati
Lumut hati berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang terdapat di
bawah tangkai atau lembarannya. Letak antheridium dan archegonium terpisah.
Pada umumnya lumut hati mudah ditemukan pada tebing-tebing yang basah.
Gambar 2.3.Ricciocarpus sp. dan Marchantia sp
3). Ricciocarpus sp.
Hidup terapung di atas air, tubuh berupa lembaran. Daur hidupnya terdapat
dalam generasi sporofit yang menghasilkan spora dan generasi gametofit yang
menghasilkan gamet.
23
4) Marchantia polymorpha
Tubuh berbentuk lembaran (thalus), tumbuh menempel di atas permukaan
tanah, batu, pohon atau tebing yang basah. Di bagian bawah terdapat rizoid yang
digunakan untuk menempel dan mengisap air dan mineral, tidak berbatang dan
berdaun.Reproduksi vegetatif dengan membentuk gemma ataukuncup.Sementara
itu, reproduksi generative dengan membentuk gamet. Organ pembentuk gamet
jantan (antheridium) dan organ pembentuk gamet betina (archegonium) terpisah
pada lembaran berbeda.Lumut ini dapat digunakan sebagai obat hepatitis (radang
hati).
5). Lumut tanduk
Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang
selokan.Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit
dan generasi gametofit.Generasi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang
tumbuh seperti tanduk.Contohnya Anthoceros sp.
3. Tumbuhan Paku (Pakis)
Tumbuhan paku atau dikenal juga dengan nama pakis, beberapa di antaranya
dijadikan sebagai tanaman hias. Bahkan ada penggemar tanaman yang mengoleksi
tumbuhan paku beraneka jenis yang diperoleh dari tempat yang berbeda-beda.
a. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji,
memiliki susunan tubuh khas yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain.
Paku adalah tumbuhan darat tertua yang ada sejak zaman Devon dan
Karbon.Artinya telah hidup sejak 300 – 350 juta tahun yang lalu. Fosil paku
24
merupakan sumber batu bara dibumi. Tumbuhan paku umum dijumpai di tempat
lembab, menempel pada tumbuhan lain, dan saprofit bahkan hidup di air.semua
tumbuhan paku memiliki tipe daun yang berfungsi khusus. Misalnya pada suplir,
semua daun dapat menghasilkan spora.
Gambar 2.4 Tumbuhan paku Suplir sp
b. Daur hidup tumbuhan paku Tumbuhan paku memiliki kotak spora atau
sporangium. Pada sporangium dihasilkan spora.Banyak sporangium terkumpul
dalam satu wadah yang disebut sorus, yang dilindungi oleh suatu selaput
indusium.
Fase pembentukan spora dalam daur hidup tumbuhan paku disebut generasi
sporofit dan fase pembentukan gamet disebut generasi gametofit. Tumbuhan paku
mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dengan dua generasi, yaitu
generasi sporofit dan generasi gametofit.
Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan
paku homospora, heterospora dan peralihan homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak
dapat dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya Lycopodium sp. (paku
kawat). Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran.
25
Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut
makrospora, misalnya Selaginella sp.(paku rane), Marsilea sp. (semanggi).
Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora jantan dan betina yang sama
ukurannya.
c. Penggolongan dan peranan tumbuhan paku
Dengan klasifikasi sistem 5 kingdom, tumbuhan paku dibedakan atas 3
divisio, yaitu Lycophyta, Sphenophyta, Pterophyta.
1). Lycophyta (Paku kawat)
Tumbuhan paku ini berdaun kecil, tersusun spiral, sporangium terkumpul
dalam strobilus dan muncul di ketiak daun, batang seperti kawat. Contoh:
Lycopodium sp.(paku tanduk rusa), ditanam sebagai tanaman hias. Lycopodium
clavatum, digunakan sebagai bahan obat-obatan.
2). Sphenophyta (Paku ekor kuda)
Berdaun kecil, tunggal dan tersusun melingkar.Sporangium tersusun dalam
strobilus. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda), tumbuh di dataran tinggi,
batang berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Daun kecil (mikrofil),
terdapat pada setiap buku, melingkar, berbentuk sisik
3). Pterophyta (Paku sejati)
Pterophyta merupakan tumbuhan paku yang banyak dijumpai disekitar kita,
umumnya disebut pakis.Tumbuhan paku ini berdaun besar, daun muda
menggulung, sporangium terdapat pada sporofil. Contoh: Alsophilla glauca (paku
tiang),banyak ditemukan di daerah pegunungan berhawa dingin, batangnya hitam
digunakan untuk menanam anggrek. Adiantum cuneatum (suplir) dan Asplenium
26
nidus (paku sarang burung), ditanam sebagai tanaman hias.Marsilea crenata
(semanggi), hidup di rawa atau tanah berair, digunakan untuk sayur.
Berbagai tumbuhan paku Pteridophyta merupakan plantae sejati, karena
sudah memiliki pembuluh, dan kormus secara lengkap. Berdasarkan cara
perkembangbiakannya tumbuhan paku merupakan kormofita berspora. Alat
perkembangbiakannya
atau
gametnya
sulit
diamati
sehingga
disebut
Cryptogamae.
4. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan menghasilkan biji
untuk
perkembangbiakannya
(kormofita
berbiji)
sedang
alat
perkembangbiakannya tampak jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai
Phanerogamae.
Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji.
Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan
manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji.Dapatkah kamu
menyebutkan biji-bijian yang menjadi makanan hewan dan manusia?Untuk dapat
mengenali keanekaragamannya kita harus mempelajari berbagai ciri, daur hidup
dan habitatnya.
Semua tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis
sporangia berbeda. Megasporangia menghasilkan megaspora yang akan menjadi
gametofit betina, dan mikrosporangia menghasilkan mikrospora yang akan
menjadi gametofit jantan. Megaspora terbentuk dalam megasporangium yang
dilindungi oleh integumen, yang secara keseluruhan struktur tersebut disebut
27
ovulum atau bakal biji. Perkembangan megaspora inilah yang akan membentuk
sel telur (ovum), jika ovum dibuahi oleh sel sperma maka akan tumbuh menjadi
zigot. Zigot berkembang menjadi embrio sporofit. Keseluruhan bakal biji akhirnya
berkembang membentuk biji. Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, tumbuhan
berbiji digolongkan menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
1. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
a). Ciri-ciri umum
Tumbuhan berbiji terbuka dapat berupa perdu atau pohon.Semua tumbuhan
berbiji terbuka memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem.Tumbuhan berbiji
terbuka, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji tertutup merupakan kelompok
tumbuhan Tracheophyta, yaitu kelompok tumbuhan yang memiliki jaringan
pembuluh xilem dan floem.Yang membedakan tumbuhan ini dengan tumbuhan
berbiji terbuka adalah bakal bijinya terdapat di luar permukaan megasporofilnya
atau analoginya disebut sisik pendukung bakal biji, yang berkelompok menjadi
strobilus berkayu dan disebut runjung, kecuali pada tanaman pakis haji (Cycas
rumphii).
b). Penggolongan dan peranannya Tumbuhan berbiji terbuka yang hingga kini
masih dapat ditemukan adalah divisi Coniferophyta (konifer), Cycadophyta
(Sikas), Ginkgophyta (ginkgo), Gnetophyta (melinjo).
28
1. Coniferophyta (konifer)
Divisio ini banyak anggotanya yang masih dapat dijumpai hingga
sekarang.Ingatkah kamu tumbuhan apakah yang terdapat pada hutan di daerah
beriklim dingin di kutub utara? Atau hutan pada pegunungan di daerah tropis?
Pada umumnya conifer tidak mengalami gugur daun, daunnya berbentuk
jarum, hidup sebagai perdu atau pohon, memiliki strobilus berbentuk kerucut.Ada
dua macam strobilus, strobilus biji atau strobilus betina dan strobilus serbuk sari
atau strobilus jantan.
Gambar 2.5 Rujung pinus
2. Cycadophyta (Sikas)
Golongan sikas ditemukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Ciri yang khas
untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti
kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang.Seluruh
anggotanya berumah dua. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji), ditanam sebagai
tanaman hias.
3. Ginkgophyta (Ginko)
Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko).Ginkgo
merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter.Daun
lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang berlekuk dalam.Tulang daun
29
berbentuk menggarpu. Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae yang
meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar
kelereng, berbau tidak enak .Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan
kosmetik.
Gambar 2.6 Daun Gynko biloba
4 Gnetophyta
Divisio ini memiliki strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun
berhadapan atau melingkar, seluruh pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan
tidak terdapat saluran resin. Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji
dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat menjadi emping, kulit kayunya
digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau kertas.
2. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Sekarang ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang dominan, beraneka
ragam, dan menempati daerah persebaran yang paling luas di permukaan bumi.
Diperkirakan hingga sekarang terdapat sekitar 250.000 spesies Angiospermae.
a. Ciri-ciri umum
Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang
tertutup yang disebut daun buah (carpels).Daun buah dikelilingi oleh alat khusus
yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga.Pada
30
umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba.Di antara
Angiospermae ada yang hidup tahunan ada yang semusim, berumah satu atau
berumah dua.
b. Penggolongan dan peranannya
Semua
Angiospermae
digolongkan
dalam
divisio
tunggal,
yaitu
Anthophyta.Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu Monocotyledonae (monokotil)
dan Dicotyledonae (dikotil).Ingatkah kamu berbagai cirri yang membedakan
keduanya?
Gambar 2.7 Tanaman Angiospermae (leci)
1). Monocotyledonae (Monokotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal
(berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun
tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun
melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun
tersebar dan tidak berkambium.
2). Dicotyledonae (Dikotil)
Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping
biji dua).Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya berkambium,
oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder.Pembuluh xilem dan floem
31
tersusun melingkar (konsentris). Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga
tidak dilindungi selaput pelindung
Gambar 2.8 Tumbuhan Monokotil
Berbagai tumbuhan monokotil, yaitu bambu, padi, tebu dan gandum Tipe
buah angiospermae, yaitu:
(a). Buah berdaging, yaitu suatu bangun berdaging yang mengelilingi biji.
(b). Buah kering, yaitu suatu kulit keras yang melindungi biji.
Gambar 2.9 Tumbuhan Dikotil
32
a) Euphorbiaceae (tumbuhan jarak-jarakan), contohnya Euphorbia tirucalli (patah
tulang), Manihot utilisima (ubi kayu), Hevea brassiliensis (karet, para).
b) Moraceae. Contohnya adalah Ficus benjamina (beringin), Artocarpus
communis (keluwih).
c) Papilionaceae. Contohnya adalah Vigna cinesis (kacang panjang), Phaseolus
radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Clitoria ternatea
(kembang telang).
d) Caesalpiniaceae. Contohnya adalah Caesalpinia pulcherima (kembang merak),
Tamarindus indica (asam).
e) Mimosaceae. Contohnya adalah Mimosa pudica (sikejut), Leucaena glauca
(lamtoro), dan Parkia speciosa (petai).
f)
Malvaceae. Contohnya adalah Gossypium sp. (kapas), Hibiscus tiliaceus
(waru).
g) Bombacaceae. Contohnya adalah Durio zibethinus (durian), Ceiba pentandra
(kapok).
h) Rutaceae. Contohnya adalah Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia
(jeruk nipis).
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Tipe penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan hasil belajar dengan menggunakan pola transaksi komunikasi
pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Ambon pada mata pelajaran biologi
materi Kingdom Plantea.
3.2.Tempat dan Waktu
1. Tempat penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah
Ambon , Kecematan Sirimau kota Ambon.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan setelah seminar proposal dan
direncanakan selama 1 bulan.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Yang menjadi popalasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Muhammadiyah Ambon Tahun Ajaran 2012/2013. Yang terdiri dari dua kelas
dengan jumlah peserta didik 36 orang, yaitu X1 18 orang dan X2 18 orang.
34
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X1 yang berjumlah 18 orang siswa,
dengan demikian sampel yang diambil berjumlah 18 orang siswa. proses
pengambilan sampel ini dinamakan sampel populasi.
3.4.Veriabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar dengan
penerapan pola trassaksi komunikasi multi arah.
3.5.Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, bentuk desain statistik deskriptif yaitu suatu penelitian
yang melibatkan satu kelompok, yaitu kelompok kontrol (yang tidak memperoleh
perlakuan) dan kelompok eksperimen (yang mendapat perlakuan) yang ditentukan
tanpa menggunakan system random.
Tabel 3.1 Model Desain Penelitian ( statistic deskriptif )
Subjek
Pre Test
Perlakuan
Post Test
R
O1
X
O2
R
O3
_
O4
35
Keterangan:
R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O1 dan O3
: Pre tes
O2 dan O4
: Pos tes
X : Kelas perlakuan
_
: Kelas kontrol.
3.6.Instrumen Penelitian
a. Tes awal
Tes ini dilakukan dengan meggunakan soal PG dengan jumlah 10 soal.
Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
mengenai mata pelajaran kingdom plantae sebelum menggunakan pola transaksi
komunikasi (multi arah).
b. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat kegiatan guru dan siswa
dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode transaksi
komunikasi multi arah. Objek observasi yaitu siswa –siswi di kelas X SMA
Muhamadiyah Ambon, yang dijadikan sebagai subjek penelitian dengan
menggunakan pola transaksi komunikasi yaitu kelas X1.
C. Tes Akhir
Tes ini di lakukan dengan menggunakan soal PG dan Essay, dimana soal PG
berjumlah 10 soal dan soal essay dengan jumlah 5 soal. Adapun tujunnya adalah
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa mengenai mata pelajaran
36
Kingdom Plantae sesudah menggunakan metode pembelajaran pola transaksi
komunikasi (multi arah).
3.7.Teknik Pengumpulaan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan
dengan memberikan tes hasil belajar pada pokok bahasan Kingdom Plantae pada
kelompok eksprimen dan kelompok kontrol.
3.8.Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrument tes yang dipilih akan digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang diajukan
peneliti. Pengolahan data hasil belajar dalam penelitian ini digunakan teknik
analisis statistik deskriptif.
Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif terdiri dari , mean skor, standar deviasi, dan
pengkategorian digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar yang diperoleh
siswa, baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen
(treatment). Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar siswa
pada pola pembelajaran transaksi komunikasi maupun dengan menggunakan
metode biasa.
a. Menentukan nilai rata-rata dengan rumus :
Ket
X 
X
N
X : rata-rata hitung
X : Jumlah data
N: Banyaknya jumlah sampel
37
b. Menentukan standar deviasi :
SD =
 ( X1  X )
2
Ket:
SD
: Standar Deviasi
nI
n = banyaknya jumlah sampel
c.
Pedoman pengkategorian hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut
Tabel 3.2 Kriteria Kategorisasi Hasil Belajar Siswa
Tingkat Penguasaan
Kategori
90 – 100
Tinggi sekali
75 – 89
Tinggi
55 – 74
Cukup
40 – 54
Rendah
0 – 39
Rendah sekali
Sumber : Arikunto. 2002
Download