BAB II KAJIAN PUSTAKA • Kajian Pustaka • • Belajar dan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka


Belajar dan Pembelajaran Senam Irama

Pengertian Belajar Senam Irama
Menurut Hamalik (2013: 106) “Belajar ialah suatu proses perubahan tingkah laku akibat
latihan dan pengalaman. “belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil
pengalaman (bukan hasil pertumbuhan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa
melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya pada orang lain
(Waluyo, 2013:12).
Sutikno (2009:4) berpendapat bahwa “belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya”.
Sehingga dari beberapa pendapat di atas dapat kita artikan bahwa pengertian belajar senam
irama adalah perubahan kemampuan dalam memahami senam irama dan mengalami peningkatan
kemampuan saat proses pembelajaran senam irama. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar senam irama adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, perubahan tingkah
laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotor) maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif). Perubahan yang terjadi dalam
pengertian belajar senam irama adalah perubahan yang terjadi secara sadar dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengertian Pembelajaran Senam Irama
Pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternalyang berperanan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung didalam diri peserta didik
(Sutikno, 2009:31). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Siskdiknas pasal 1 ayat 20,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar (Waluyo, 2013:18). Sedangkan Sutikno (2009:32) berpendapat bahwa
“Pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses
belajar dalam diri siswa”.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
pembelajaran senam irama yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk memungkinkan
terjadinya kegiatan belajar senam irama pada peserta didik berguna untuk mencapai tujuan
belajar senam irama. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan
berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran senam irama,
menyampaikan materi pelajaran senam irama dan mengelola pembelajaran senam irama tersebut.
Di dalam pembelajaran secara implisit terdapat
kegiatan memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajran yang diinginkan. Dengan melalui
kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran merupakan apek yang sangat penting dan
mempunyai hubungan fungsional untuk mencapai tujuan instruksional. Untuk itu seorang guru
harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajar mana yang sesuai untuk pembelajaran
senam irama yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran
senam iramasecara efektif .
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran senam irama. Pembelajaran yang didasarkan pada
prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal pada
pembelajaran senam irama.

Hasil Belajar Senam Irama
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar
mengajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, sikap
dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sudjana (2012:3) “hasil belajar ialah perubahan tinggkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setalah menerima pengalaman
belajarnya”. Menurut Suprijono (2011:5), bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Suprijono (2009:6)
mengatakan bahwa:
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif
adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehenshion (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,menentukan hubungan),
synthesis(mengorganisasi, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).
Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
organization (organisasi), characterization (karakter). Domain psikomotor meliputi initiatory,
pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,
sosial, managerial dan intelektual.
Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Namun hasil belajar mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan
yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialami yaitu
proses yang ditempuh melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanaan oleh
pendidik/pengajar dalam proses pengajarannya.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar.
Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan
tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik
dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.
Berdasarkan hasil uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil belajar senam irama
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah proses pembelajaran senam irama individu
tanpa alat dan menunjukkan perubahan kemampuan yang dapat dilihat dari hasil tes keterampilan
dengan cara membandingkan hasil observasi awal dengan hasil tes akir (setelah di berikan
perlakuan) yang mencakup 3 aspek yaitu afektif, kognitif dan psikomotor.

Unsur-unsur Pembelajaran

Anak Didik
Anak sebagai mahluk Tuhan Yang Esa, didalam dirinya mengandung potensi untuk
berkembang. Potensi itulah yang merupakan anugrah yang harus diterima. Hal itu juga faktor
dari dala (bakat p, pembawaan). Hak dan kemampuan yang dimiliki anak berupa usaha
mengembangkan potensi itu. Dalam hal ini, anak tidak dapat melakukan dengan baik karena
keterbatasan kemampuannya.disinilah anak memerlukan bantuan-bantuan agar berkembang itu
tidak lain adalah pendidikan dalam arti luas.

Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada
anak yang masih dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai
kedewasaannya. Pendidik disini meliputi orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan sebagainya
asalkan mereka bertanggungjawab dan mereka dapat melaksanakan tugas sebagai pendidik,
sebagai pengajar, dan tugas sebagai pelaksana.

Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, benar, indah,
untuk kehidupan. Oleh karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah
kepada segenap kegiatan pendidikan, dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dicapaioleh
segenap perangkat pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan
menduduki posisi yang sangat penting. Diantara komponen-komponen pendidikan lainnya.
Dapat dikatan bahwa segenap komponen diadakan, seluruh kegiatan pendidikan dilakukan
semata-mata terarah kepada atau di tujukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian
maka kegiatan-kegiatan yan tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpan, tidak
fungsionil, bahkan salah, sehungga harus dicegah terjadinya. Disini terlihat bahwa tujuan
pendidikan itu bersifat normatif, yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi
tidak bertentangan dengan hakekat perkembangan peserta didik serta dapat diterima masyarakat
sebagai nilai hidup yang baik. Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu,
maka menjadi keseriusan bagi pendidik untuk memahaminya.

Alat Pendidikan
Yang termasuk alat pendidikan yaitu segala sesuatu yang membantu terlaksananya
pendidikan. Didalam dunia pendidikan, usaha atau perbuatan dari sipendidik ditujukan untuk
melaksanakan tugas mendidik itu disebut juga alat-alat pendidikan.

Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi sekali didunia pendidikan, dari lingkungan yang baik
maka akan timbul pendidikan yang yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.
Lingkungan pendidikan yang strategis dapat memelihara proses belajar mengajar berlangsung.
Sehingga jangan mengabaikan masalah lingkungan. Karena lingkungan faktor yang sangat
penting dalam dunia pendidikan, misal sekolah dalam masyarakat mmempunyai peranan atau
tugas sebagai pemelihara kebudayaan masyarakat dan membawakannya kepada anak mudanya.
Segala peninggalan-peninggalan dan kekayaan masyarakat dikomunikasikan oleh sekolahan
kepada anak didiknya.

Senam Irama dalam Aktivitas Ritmik

Pengertian dan Jenis Senam
Senam irama merupakan gerakan senam ataupun gerakan bebas yang dibarengi dengan
musik atau nyanyian sesuai dengan irama yang mengikutinya. Adapun unsur-unsur yang terdapat
dalam senam irama meliputi: keluwesan, kesinambungan gerakan, dan ketepatan irama.
Rangkaian senam irama dapat dilakukan dengan cara berjalan, berlari, melompat, loncat, serta
ayunan, dan putaran tangan.
Senam irama adalah gerakan senam yang dilakukan dengan iringan irama musik, atau
latihan bebas yang dilakukan secara berirama. Senam irama dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ataupun tanpa alat.

Jenis Senam

Senam irama yang berasal dari seni sandiwara
Dipelopori oleh Delsarte tahun 1811 – 1871, seorang sutradara. Ia menghendaki
agar gerakan dalam sandiwara yang dibuat-buat itu dapat dilakukan dengan gerakan yang
wajar. Tetapi ia belum berhasil, karena sifat kesandiwaraan masih terlihat dalam aliran
ini. Dialah yang pertama-tama menciptakan system senam irama.

Senam irama yang berasal dari seni musik
Iini dipelopori oleh Jacques Dalcroze, seorang guru music yang ingin menyatakan
lagu-lagu dalam bentuk gerakan. Dalam sistemnya sudah tentu lebih mementingkan
music dari pada gerakan. Murid Dalcroze, Bode, berpendapat bahwa gerakan itu harus
digerakkan dari dalam ke feri-feri. Maka senamnya terkenal dengan nama “Ausdruk
Gymnastiek” artinya senam yang dijalankan dengan penuh perasaan. Murid Bode adalah
yang sangat senang memberikan latihan dengan alat seperti bola, gada dan simpai.

Senam irama yang berasal dari seni tari
Dipelopori oleh RudolfbLaban tahun 1879 – 1958. Ia berpendapat bahwa senam
irama mengandung:


Dressur

Prestasi olahraga
Pengertian Senam Irama Individu Tanpa Alat
Senam irama tanpa alat yaitu gerakan yang dilakukan dengan iringan musik atau latihan
bebas yang dilakukan secara berirama. Senam irama dilakukan tanpa alat dan dilakukan secara
individu/ tidak berpasangan. Senam irama menuntut kepala, lengan, togok, dan kaki bergerak
selaras denganirama yang mengiringi.
senam irama adalah gerakan yang dilakukan diiringi musik ataupun lagu-lagu. Adapun
pada aktivitas ritmik ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni fleksibilitas, kontinuitas, dan
ketepatan dengan irama. Gerakan-gerakan dalam senam irama bertujuan untuk melemaskan
otot-otot tubuh, memperluas gerak persendian, menghilangkan cedera otot, meningkatkan
kesehatan, dan kebugaran jasmani.

Gerak Dasar Langkah:
Teknik gerak langkah dalam senam irama sangat penting. Sebab, gerak langkah
mendominasi seluruh gerakan dalam senam irama. Berikut ini diuraikan beberapa macam
langkah dalam senam irama.

Langkah biasa (looppas)
Langkah biasa disebut dengan looppas. Cara melakukannya sebagai berikut:


Tahap persiapan:

Berdiri sikap tegak langkah kaki kiri.

Kedua lengan di samping badan / tolak pinggang.

Pandangan ke depan
Tahap gerakan:

Langkah kaki kanan ke depan, mendarat di awali dengan tumit yang menyentuh lantai
di depan kaki kiri.


Setelah kaki kanan selesai melakukan gerakan kaki kiri melangkah seperti kaki kanan.
Setiap gerakan diikuti gerakan kaki mengeper.

Akhir gerakan:

Berdiri sikap tegak langkah kaki kiri

Kedua lengan di samping badan, pandangan ke depan

Gambar 2.1 Cara melakukan langkah biasa (looppas)
Langkah Rapat (bytrekpas)
Langkah rapat disebut juga bijtrekpas. Cara melakukannya sebagai berikut:



Tahap persiapan :

Berdiri sikap tegak langkah kaki kiri

Kedua lengan di samping badan / tolak pinggang

Pandangan ke depan
Tahap gerakan :

Langkahkan kaki kiri ke depan

Setelah kaki kiri mendarat langkahkan kaki kanan ke depan di depan kaki kiri.

Langkahkan lagi kaki kiri ke depan merapat kaki kanan

Setiap gerak diikuti gerak lutut mengeper
Gerakan akhir :

Berdiri tegak, kedua kaki rapat

Kedua lengan di samping badan

Pandangan ke depan
Gambar 2.2 Cara melakukan langkah rapat (bytrekpas)

Langkah Keseimbangan
Langkah depan disebut juga Balancepas Cara melakukannya sebagai berikut:


Tahap persiapan :

Berdiri tegak, kedua kaki rapat

Kedua lengan di samping badan

Pandangan ke depan
Tahap gerakan :

Langkahkan kaki kiri ke depan.

Setelah kaki kiri mendarat, langkahkan kaki kanan ke depan,sebelum tumit kaki
kanan turun,kaki kiri mundur diikuti kaki kanan merapat kaki kiri.


Setiap gerakan diikuti gerakan kaki mengeper
Akhir gerakan :

Berdiri tegak, kedua kaki rapat

Kedua lengan di samping badan

Pandangan ke depan
Gambar 2.3 Cara melakukan langkah keseimbangan (balanspas)

Langkah Samping
Langkah samping atau disebut dengan zijpas. Cara melakukannya sebagai berikut:


Tahap persiapan :

Berdiri sikap tegak langkah kaki kiri

Kedua lengan di samping badan / tolak pinggang

Pandangan ke depan
Tahap gerakan :



Langkahkan kaki kanan,lalu kaki kiri mengikuti kaki kanan menutup rapat

Langkahkan kaki kiri ke kiri lalu kaki kanan mengikuti kaki kiri menutup rapat

Setiap gerakan diikuti gerakan lutut mengeper
Akhir gerakan :

Berdiri tegak, kedua kaki rapat

Kedua lengan di samping badan

Pandangan ke depan
Teknik Dasar Gerak Ayunan Lengan




Ayunan lengan depan belakang
Tahap persiapan :

Berdiri tegak melangkah ke kiri

Kedua lengan lurus ke depan

Pandangan ke depan
Tahap gerakan :

Ayunkan lengan satu persatu ke belakang dan kedepan.

Saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper

Gerakan dilakukan 6 x 4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan
Akhir gerakan :

Berdiri tegak , langkah kiri.

Kedua lengan lurus ke depan.

Pandangan ke depan.
Gambar 2.4 Cara melakukan gerakan ayunan satu lengan depan belakang.




Ayunan lengan dari depan ke samping
Tahap persiapan :

Berdiri tegak melangkah ke kiri

Kedua lengan lurus ke depan

Pandangan ke depan
Tahap gerakan:

Ayunkan tangan satu persatu ke samping

Saat menayun diikuti kedua lutut mengeper

Gerakan di lakukan 6 x 4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan
Akhir gerakan:

Berdiri tegak , langkah kiri.

Kedua lengan lurus ke depan.

Pandangan lurus ke depan.
Gambar 2.5 Cara melakukan gerakan ayunan satu lengan kesamping kiri

Ayunan lengan ke samping bersamaan memindahkan berat badan.

Tahap persiapan:


Berdiri tegak kedua kaki di buka ,kedua lengan terentang

Pandangan ke depan
Tahap gerakan:

Mengayun lengan kanan dan kiri ke arah kiri dan kanan

Saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper dan berat badan di pindahkan ke kanan
dan ke kiri

Gerakan di lakukan 6 x 4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan

Akhir gerakan:

Berdiri tegak , langkah kiri.

Kedua lengan lurus ke depan

Pandangan ke depan
Gambar 2.6 Cara melakukan gerakan ayunan satu lengan kesamping kanan

Ayunan lengan lurus ke atas



Tahap persiapan :

Berdiri tegak melangkah ke kiri

Kedua lengan lurus ke depan

Pandangan ke depan
Tahap gerakan :

Ayunkan lengan dari samping badan lurus ke atas

Kemudian tangan kembali lagi ke samping badan rapat.

Gerakan dilakukan bergantian kanan dan kiri

Gerakan dilakukan 6 x 4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan.
Akhir gerakan :




Berdiri tegak melangkah ke kiri
Kedua lengan lurus di samping badan.
Pandangan ke depan
Teknik dasar gerak melangkah dan mengayun lengan

Gerak langkah I
Gerak langkah biasa dengan ayunan satu lengan depan belakang, urutan gerakan ini adalah
sebagai berikut :

Tahap persiapan :


Berdiri tegak

Kedua lengan lurus ke depan

Pandangan ke depan
Tahap gerakan :

Langkahkan kaki kiri ke depan

Ayunkan lengan kiri ke belakang dan lengan kanan ke depan

Lakukan gerakan ini dilanjutkan dengan melangkahkan kaki kanan ke depan dan
mengayunkan lengan kanan ke belakang setra lengan kiri ke depan.



Setiap gerakan mengayun dan melangkah diikuti gerak lutut mengeper
Akhir gerakan :

Jatuh pada hitungan ke empat kaki kiri merapat pada kaki kanan

Berdiri tegak ,kedua lengan lurus ke depan

Pandangan ke depan
Gerak langkah II
Gerak langkah biasa dengan ayunan satu lengan depanbelakang,gerakan kaki ke
samping,lalu di lanjutkan dengan putaran,urutan gerakan ini adalah sebagai berikut :


Tahap persiapan :

Berdiri tegak

Kedua lengan lurus ke depan

Pandangan ke depan
Tahap gerakan :

Langkahkan kaki kanan ke kanan dan lengan kiri di ayun ke belakang ,lalu tangan
kiri ke depan dan luruskan ke depan

Langkahkan kaki kiri ke kiri dan tangan kanan diayun ke belakang ,lalu tangan
kanan ke depan dan luruskan ke depan

Akhir gerakan :

Kedua kaki rapat

Pandangan ke depan

Kedua lengan lurus kedepan

Pendekatan Scientific

Pengertian Pendekatan Saintifik (Scientific)
Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran pendekatan saintifik adalah proses
belajar yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengenai (untuk mengidentifikasi/ menemukan
masalah), merumuskan masalah mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dalam berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan informasi searah dengan guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang
diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai
sumber melalui obsevasi, dan bukan hanya diberitahu.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses,
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Dalam mejalankan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan akan tetapi bantuan guru
tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin
tingginya siswa.

Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

Berpusat pada siswa.

Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau
prinsip.

Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.


Dapat mengembangkan karakter siswa.
Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientifi approach) dalam proses pembelajaran pada
Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Meliputi:
menggali
informasi
melalui
observing/pengamatan,
questioning/bertanya,
experimenting/percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, assiciating/menalar, kemudian menyimpulkan, dan
mencipta dan membentuk jaringan/networking. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural.
Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau
sifat-sifat ilmiah dan menghindari sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah.

Mengamati (observing)
Kegiatan pertama pada pendekatan ilmuah adalah pembelajaran mengamati/observing.
Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan
kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan
kebermaknaan proses belajar. Dengan metode obsevasi, siswa akan merasa tertantang
mengeksplorasi rasa keingin tahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa
menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung pada objek yang akan
dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian
dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa. Item yang dianalisis siswa kemudian digunakan
sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi siswa.

Menanya (questioning)
Langkah kedua adalah menaya, kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati( dimulai dari pertanyaan faktual sampai
pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah kretivitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat, pada kegiatan pembelajaran ini siswa melakukan
kegiatan belajar menanya.

Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai
cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena
atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersbut terkumpul
sejumlah informasi.

Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar (associating)
Langkah berikutnya dalan saintifik adalah mengasosiasi/menalar/mengolah informasi.
Istilah ini dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam
Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi pesrerta didik harus lebih aktif dari pada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan
penalaran ilmiah, meskipun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

Mengomunikasikan Pembelajaran
Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini, diharapkan peserta
didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama
dalam kelompok atau secara individual dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama.
Kegiatan menginformasikan ini dapat diberi klarifikasi oleh guru agar peserta didik akan
mengetahui secara benar apakan jawaban yang dikerjakan sudah benar atau ada yang perlu
diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada standar proses.

Membentuk Jejaring (Networking)
Langkah keenam dalam saintifik aproach adalah networking/membentuk jejaring. Model
networking adalah model pembelajaran yang berupa kerja sama antara siswa dengan seorang ahli
dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang
disesuiakannya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari
berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau
teman,kakak, orang tua, guru, yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan
belajarnya sendiri, artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam
dirinya.

Aplikasi Gaya Mengajar Project Based Learning

Pengertian Gaya Mengajar Project Based Learning
Project Based Learning (PBL) atau model pembelajaran berbasis proyek (PBL)
merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru
menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sistesi, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Kegiatan pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang
diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui model
pembelajaran ini, proses inquiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question)
dan
membimbing
peserta
didik
dalam
sebuah
proyek
kolaboratif
yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi). Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung
siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin
yang sedang dikajinya. Model pembelajaran yang dilakukam ini merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik nyata, hal ini akan berharga bagi perhatian dan usaha peserta
didik.
Project Based Learning merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam aktivitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada
permasalahan kompleks yang diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi dan
memahaminya. Berdasarkan pengalaman sampai saat ini, devinisi/pengertian untuk menjelaskan
tentang Project Based Learning, namun beberapa ahli berbeda dalam memberikan definisi
tentang Project Based Learning, menurut B. Baron (1998) dalam buku M. Hosnan (2014:320);
mendefinisikan Project Based Learning (PBL) adalah pendekatan cara pembelajaran secara
konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pembelajaran berbasis riset terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya. Menurut
Moeslicathon dalam bukunya Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak dalam buku M.
Hosnan (2014:320) mengatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan proyek ( PBL ) adalah
metode pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan
persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok . Sedangkan menurut
Blumenfeld, et al. ( 1991 ) dalam buku M. Hosnan (2014:320); Project Based Learning adalah
pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa
melakukan riset terhadap permasalahan nyata.
Dalam PBL, siswa mengembangkan sendiri investegasi mereka bersama rekan sekelompok
maupun individual, sehingga siswa secara otomatis akan mengembangkan pula pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, dan aktivitas investigatif lainnya. Mereka didorong
memunculkan ide-ide serta solusi realistis.
Mengacu pada beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran berbasis
proyek (PBP) merupakan strategi pembelajaran yang mengunakan proyek/kegiatan sebagai
sarana pembelaran untuk mencapai kopetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan
pembelajaran terletak pada aktifitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan
menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai mempresentasikan produk
pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Strategi ini memperkenankan peserta didik untuk
bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkonstruksikan produk autentik yang
bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek memilki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman
belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa ( Gear, 1998). Sedangkan menurut Buck
Institute For Educastion (1999), belajar berbasis proyek PBLmemiliki karakteristik sebagai
berikut.

Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah ditemukan bersama
sebelumnya.

Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang tidak memiliki satu
jawaban pasti.

Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari solusi.

Siswa didorong berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta mencoba berbagai
macam bentuk komunikasi.

Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang
kumpulkan.
mereka

Pakar-pakar dalam bidang yang berkaitan dengan proyek yang dijalankan sering diundang
menjadi guru tamu dalam sesi-sesi tertentu memberi pencerahan bagi siswa.

Evaluasi dilakukan secara terus menerus selama proyek berlangsung.

Siswa secara regular merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka lakukan, baik
proses maupun hasilnya.

Produk akhir dari proyek (belum tentu berupa material, tapi bisa berupa
presentasi,
drama,dan lain-lain) dipresentasikan didepan umum (maksudnya, tidak hanya pada gurunya,
namun bisa juga pada dewan guru, orang tua, dan lain-lain) dan dievaluasi kualitasnya.

Didalam kelas dikembangkan suasana penuh toleransi terkadap kesalahan dan perubahan,
serta mendorong bermunculnya umpan balik serta revisi


Prinsip-prinsip project based learning
Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan
nyata untuk memperkaya pembelajaran.

Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang
telah di tentukan dalam pembelajaran.

Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara autentik dan menghasilkan produk nyata dan
telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk
produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan atau hasil karya tersebut selanjutnya
dikomunikasikan untuk mendapan tanggapan dan umpan baik untuk perbaikan proyek
berikutnya.
Menurut Thomas (2000), pembelajara berbasis proyek memiliki lima prinsip berikut.

Keterpusatan (centrality)
Proyek dalam PBL adalah pusat atau inti kurikulum, bukan pelengkap kurikulum. Di PBL,
proyek adalah strategi pembelajaran; pelajar mengalami dan belajar konsep-konsep inti
suatu disiplin ilmu melalui proyek. Ada kerja proyek yang mengikuti pembelajaran
tradisional dengan cara proyek tersebut memberi ilustrasi.

Berfokus pada pertanyaan atau masalah
Proyek dalam PBL adalah terfokus pada pertanyaan dan masalah, yang mendorong pelajar
menjalani (dengan kerja keras) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari
disiplin. Kriteria ini sangat halus dan sangat susah diraba. Definisi proyek harus dibuat
sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara aktivitaf dan pengetahuan konseptual yang
melatarinya yang diharapkan dapat berkembang menjadi lebih luas dan mendalam (Baron,
Schwartz, Moore, Petrosino, Zech, Bransford, & The Conition and Technology Group at
Vanderbilt, 1998)

Investigasi konstruktif atau desain
Proyek melibatkan pelajar dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin berupa proses
desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah pemecahan masalah, diskoveri, atau
proses pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek memenuhi kriteria PBL,
aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi transformasi dan konstuksi perngetahuan
(dengan pengertian: pemahan baru, atau keterampilan baru) pada pihak belajar (Bereiter &
Scardamalia, 1999) dalam buku M. Hosnan (2014:320). Jika pusat atau inti kegiatan proyek
tidak menyasjikan “tingkat kesulitan” bagi anak, atau dapat dilakukan dengan penerapan
informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, maka proyek yang dimaksud adalah tak
lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek pembelajaran. Membersihkan peralatan
laboratorium mungkin sebuah proyek, akan tetapi mungkin bukan proyek dalam
pembelajaran berbasis proyek.

Otonomi
Proyek mendorong pelajar sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek dalam pembelajaran
berbasis proyek bukanlah ciptaan guru, tertuliskan dalam naskah, atau terpaketkan. Latihan
laboratorium bukanlah contoh PBL, kecuali jika berfokus pada masalah dan merupakan inti
kurikulum .proyek dalam PBL tidak berakhir pada hasil yang telah ditetapkan sebelunya
atau mengam,bil jalur (prosedur) yang telah ditetapkan sebelunya. Proyek PBL lebih
mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab
pelajar dari pada proyek tradisional dan pembelajaran tradisional.

Realisme
Proyek adalah relistik, karakteristik proyek memberikan keontentikan pada pelajar.
Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan pelajar , konteks
dimana kerja proyek dilakukan, kolaborator yang belajar dengan pelajar dalam proyek,
produk yang dihasilkan, audien bagi produk-produk proyek, atau kriteria dimana
produk-produk atau unjuk kerja dinilai. PBL melibatkan tantangan-tantangan kehidupan
nyata , berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik
(bukan simulatif), dan
pemecahannya berpotensi untuk diterapkan dilapangan yang sesungguhnya.

Manfaat PBL
Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi pembelajaran yang berfokus pada
peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermaknalainnya. Pelaksanaan
PBL dapat memberikan peluang pada peserta didik untuk bekerja mengkonstruksi tugas yang
diberikan guru yang puncaknya dapat menghasilkan produkkarya peserta didik. Manfaat PBL di
antaranya adalah sebagai berikut:

Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.

Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah.

Membuat peserta didik aktif dalam pemecahan masalah yang kompleks dengan
menghasilkan produk nyata berupa barang atau jasa.

Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
sumber/alat/bahan untuk menyelesaikan tugas.

Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBL yang bersifat kelompok.

Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Secara umum, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Gambar 2.7 langkah-langkah PBL
Sumber Keser & Karagoca 2010

Penentuan tugas
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik berdasarkan tugas proyek yang
diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan tugas yang
akan dikerjakannya, baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang
dari tugas yang diberikan guru.

Perancangan langkah-langkahpenyelesaian tugas
Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan menyelesaiakan tugas dari awal sampai
akhir beserta pengelolahannya. Kegiatan perancangan tugas ini berisi aturan main dalam
pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek,
mengintegrasikan
berbagai
kemungkinan
penyelesaian
tugas
sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas
proyek,
perencanaan
dan bekerja sama antara
anggota kelompok.

Penyusunan jadwal pelaksanaan tugas
Melalui pendampingan guru peserta didik dapat melakukan penjadwalan semua kegiatan yang
telah dirancangnya. Berapa lama tugas itu diselesaikan tahap demi tahap.

Penyelesain tugas dengan fasilitras dan monitoring guru
Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan rancangan tugas yang telah dibuat.
Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek, diantaranya adalah dengan (a)
membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interviu, (e) merekam, (f) berkarya seni, (g)
mengunjungi objek proyek, atau (h) akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor
aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek, melai proses hingga menyelesaikan
proyek. Pada kegiatan monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas
peserta didik dalam menyelesaikan tugas proyek.

Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil tugas
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya
teknologi/prakarya dipresentasikan dan/dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan
guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.

Evaluasi tugas dan hasil
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembel;ajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu
ataupun berkelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan
pengalaman selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk
memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini, juga dilakukan
umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.
Pembelajaran berbasis proyek bisa menjadi bersifat revolusioner di dalam isu pembaruan
pembelajaran. Proyek dapat merubah hakikat hubungan antara pelajar dengan guru. Proyek dapat
mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarah pelajar lebih kolaboratif dari pada kerja
sendiri-sendiri. Proyek juga dapat menggeser fokus pembelajaran dari mengingat fakta menjadi
mengingat ide. Selain prinsip yang telah disebutkan di atas, masih ada 6 ( enam ) langkah dalam
pembelajaran berbasis projek sebagai berikut.

Keautentikan (authenticity)
Proyek yang akan dikerjakan berhubungan dengan masalah dunia nyata. Ciri-ciri proyek yang
menampilkan keautentikan, yaitu (a) mengatasi masalah atau pertanyaan yang memiliki arti
bagi siswa, (b) melibatkan masalah atau pertanyaan yang benar-benar dialami di dunia
nyata, (c) meminta siswa untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai pribadi dan atau
nilai sosial di luar kelas. Dalam merancang proyek yang autentik, diperlukan pengalaman
masalah yang benar-benar ada di dunia nyata, misalnya berkaitan dengan isu-isu yang sedang
terjadi yang relevan dengan keadaan sekarang sehingga pembelajaran yang terjadi dapat
bermakna, kontekstual dan mengesankan.

Ketaatan terhadap nilai akademik (academic rigor)
Dalam mengerjaklan sebuah proyek, siswa ditantang untuk menggunakan metode
penyelidikan untuk satu disiplin ilmu atau lebih ( seperti: seorang sejarawan, ilmuwan,
investor dan lain-lain

Hubungan dengan pakar (expert relationship)
Kekuatan pembelajaran yang berbasis proyek terletak pada keterlibatan pakar (orang ahli)
yang ada di luar kelas. Siswa dapat berelasi dengan pakar yang bekaitan dengan proyek yang
akan diselesaikan.

Aktif meneliti (active exploration)
Guru sebaiknya memberikan waktu yang cukup[ kepada siswa untuk mengerjakan suatu
proyek. Siswa dapat menggunakan berbagai metode, media, dan sumber-sumber dalam
melakukan penyelidikan. Pada akhirnya, siswa dapat mengomunikasi apa yang mereka
pelajari, misalkam melalui pameran formal. Proyek yang bagus dapt mendorong siswa untuk
aktif dalam penelitian, mengeksplorasi, menganalisis, serta menyajikan hasil proyek.

Belajar pada dunia nyata (applied learning)
Siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia nyata dengan pendekatan
terstruktur dan terencana. Siswa dilatin untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan
dalam lapangan pekertjaan.

Penilaian (assessment)
Siswa diberi kesempatan untuk menerima umpan balik yang berkualitas selama dan setelah
mengerjakan proyek. Umpan balik formatif dapat diberikan teman sebaya ataupun dari guru.
Pada akhir proyek, evaluasi sumatif dari produk dan penampilan siswa diberikan oleh guru
dan pakar yang menilai pekerjaan siswa dalamkaitannya dengan indikator kualitas yang telah
ditentukan.
Beberapa aspek yang membedakan pembelajaran berbasis proyrk dengan pembelajaran
tgradisional dideskripsikan oleh thomas, mergndoller & michaelson ( 1999 ) sebagaimana dalam
tabel berikut.

langkah-langkah PBL bagi pendidik
langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dalam 3 tahapberikut (Anita,
2007:25)

Tahapan perencanaan proyek

merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

menentukan topik yang akan dibahas

mengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-5 orang dengan
tingkat kemampuan beragam


merancang dan menyusun LKS

merancang sumber belajar

menentukan rancangan penilaian
Tahap pelaksanan proyek
Langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran berbasis proyek menggamit 6 kegiatan
pembelajaran, yaitu penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun jadwal,
monitoring, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman. Pada langkah penentuan pertanyaan, guru
pertama-tama menganalisis kompetensi inti dan standar kompetensi. Pada materi yang sesuia
dengan model pembelajaran proyek, guru melakukan inventarisasi dan memiliki KD yang
benar-benar sesuai dengan model pembelajaran ini. Pada langkah penyusunan rencana proyek,
guru dan siswa secara berkelompok melakukan penyusunan rencana proyek yang mencakup
penyusunan rencana jadwal kegiatan, mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan serta
mempersiapkan bagaimana cara menyelesaikan proyek yang telah direncanakan.
Purnama (dalam Muliawati, 2010:11) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis
proyek mengacu hal-hal sebagai berikut:

Curiculum: memerlukan strategi sasaran dimana proyek sebagai pusat

Active learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan siswa
untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses
pembelajaran yang mandiri.


Autonomy: proyek menjadikan aktifitas sangat penting.
Constutive investigation: sebagai titik pusat proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan
para siswa.

Responsibility: PBL menekankan responsibiliti dan answebility para siswa ke dari dan
panutannya.

Realism: kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan serupa dengan situasi yang sebenarnya.

Feedback: diskusi, presentasi dan evaluasi terhadap para siswa menghasilkan umpan balik
yang berharga.

General skill: pembelajaran berbasis proyek dikembangkan tidak hanya pada keterampilan
pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga memiliki pengaruh besar bagi keterampilan yang
mendasar, seperti memecahkan masalah, kerja kelompok, dan self management.

Driving qustion: pembelajaran berbasis proyek difokuskan pada pertanyaan atau
permasalahan yang memicu siswa berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, dan
ilmu pengetahuan yang sesuai.

Tahap penilaian
Pada tahap ini , guru melakukan evaluasi terhadap masing-masing kerja kelompok.
Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut
perlu di perbaiki atau tidak, dan bagian mana aynag perlu diperbaiki.
Sistem penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran proyek adalah penilaian proyek,
meliputi penilaian daritahapan perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untu mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didikpada mata pelajaran tertentu secara jelas. Ada tiga hal yang
perlu dipertimbangkan, yaitu kemampuan pengolahan, relevansi, dan keaslian. Kemampuan
pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik menentukan topik, mencari informasi, dan
mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan. Relevansi adalah kesesuaian
dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian adalah bahwa yang dilakuka siswa adalah hasil
karyanya. Teknik penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir. Tahapan yang perlu dinilai, yaitu tahapan penyusunan desain,
pengumpulan data, analis data, dan penyiapan laporan tertulis atau poster. Instrumen penilaian
berupa daftar cek atau skala penilaian.
 Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat skema
kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 2.8 Kerangka berpikir
Berdasarkan kerangka konseptual kerangka berpikir yang digambarkan di atas
menunjukkan bahwa, dalam pembelajaran senam irama individu tanpa alat banyak kesulitan atau
permasalahan yang dihadapi siswa. Dari kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran Senam
irama individu tanpa alat, mengakibatkan hasil Senam irama tidak optimal.
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran senam irama individu tanpa alat antara
lain: salah dalam melakukan teknik gerak senam irama, siswa belum mampu memahami dan
menghafal gerakan senam irama. Kesulitan dalam pembelajaran senam irama harus ditelusuri
faktor penyebabnya dan dicarikan solusi yang tepat .Karena permasalahan pembelajaran Senam
irama berbeda-beda, maka dalam merancang pembelajaran senam irama disesuaikan dengan
permasalahan yang dihadapi siswa. Untuk merancang pembelajaran Senam irama yang
berbeda-beda dari tingkatan paling mudah, sedang dan sulit dapat diterapkan gaya mengajar
project based learning.
Gaya mengajar project based learning merupakan bentuk pembelajaran dengan merancang
kegiatan pembelajaran dari yang paling mudah hingga pada tingkatan yang sulit. Rancangan
pembelajaran Senam irama dengan gaya mengajar inklusi antara lain: pembelajaran materi
senam irama diberikan tanpa musik atau pembelajaran menggunakan hitungan lebih dulu apabila
siswa menunjukan peningkatan kemampuan baru pembelajaran menggunakan musik.
Pembelajaran disini diberikan secara dipotong-potong dari pembelajaran melakukan gerakan
senam irama yang mudah dengan hitungan tanpa musik setelah menujukan peningkatan baru
pembelajaran teknik gerakan senam ritmik menggunakan musik, pembelajaran teknik gerakan
senam ritmik sedang dengan hitungan tanpa musik setelah ada peningkatan baru pembelajaran
teknik gerakan menggunakan musik, dan pembelajaran teknik gerakan senam ritmik yang sulit
dengan hitungan tanpa musik setelah ada peningkatan baru pembelajaran teknik gerakan
menggunakan musik. Setelah materi diberikan semua secara dipotong-potong pembelajaran
diberikan secara keseluruhan dari teknik gerakan mudah,sedang dan sulit.
Dari rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru siswa diberi kebebasan untuk
melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan kemampuannya masing-masing.Jika rancangan
sebelumnya telah dikuasai, kemudian dilanjutkan pada rancangan berikutnya hingga pada
rancangan terakhir atau rancangan yang paling sulit.
Berdasarkan karakteristik gaya mengajar inklusi tersebut, gaya mengajar ini memberikan
kemudahan bagi siswa. Karena siswa melaksanakan tugas pembelajaran sesuai kemampuannya,
sehingga tidak merasa kesulitan. Selain itu, pembelajaran senam ritmik yang dilakukan secara
bertahap akan memberi kontribusi terhadappeningkatan hasil belajar senam irama.
Download