MANAJEMEN SEKOLAH DASAR BERBASIS AKUNTABILITAS

advertisement
90
ISSN : 2303-307X
MANAJEMEN SEKOLAH DASAR BERBASIS AKUNTABILITAS KINERJA
Syunu Trihantoyo1,
Prodi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
ABSTRACT
The complexity of global competition requires school as an educational institution to be
able to compete. One of the efforts carried out to improve the management at the primary
school level by implementing the concept of school-based management, where there are
pillars of participation, transparency, and accountability. performance accountability is
a form reporting of school accountability in carrying out the activities of school / school
program, which consists of the components of school performance input-process-output
simultaneously interrelated. Seven substance of school management has become a point
of identifying the performance of the school. The seventh thing is the management of the
curriculum, students, human resources, finance, infrastructure, public relations, and
specialized services. Accountability of school performance can help schools,
communities, and governments to recognize the profile and the achievement of more
schools in the program.
Keywords: management education, elementary school, performance accountability
ABSTRAK
Kompleksnya persaingan global menuntut sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk
mampu berkompetisi. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memperbaiki
pengelolaan pada jenjang sekolah dasar dengan menerapkan konsep manajemen
berbasis sekolah, dimana terdapat pilar partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Akuntabilitas kinerja merupakan bentuk pelaporan pertanggungjawaban sekolah dalam
melaksanakan aktifitas/ program sekolah, dimana kinerja sekolah terdiri dari komponen
input-proses-output yang secara simultan saling berkait. Tujuh substansi manajemen
sekolah menjadi poin dalam mengidentifikasi kinerja sekolah, ketujuh hal tersebut
adalah manajemen kurikulum, peserta didik, sumber daya manusia, keuangan, sarana
dan prasarana, hubungan masyarakat, dan layanan khusus. Adanya akuntabilitas kinerja
sekolah dapat membantu sekolah, masyarakat, maupun pemerintah untuk mengenali
profil dan ketercapaian program sekolah lebih dalam.
Kata kunci: manajemen pendidikan, sekolah dasar, akuntabilitas kinerja
1Korespondensi
: Syunu Trihantoyo, S. Pd, M. Pd, Dosen Program Studi S1 Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya . Email: Email: Email: [email protected]
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
91
PENDAHULUAN
mandiri. Indonesia memiliki regulasi
Tantangan sistem pendidikan di abad ke-
yang kuat terhadap hal ini, aturan yang
21 semakin kompleks. Hal ini terlihat
berkait diantaranya adalah
dari ketatnya persaingan pendidikan yang
(1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 5 ayat (1)
menyebutkan bahwa “Pengelolaan
pendidikan
anak
usia
dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan
prinsip
manajemen
berbasis
sekolah/madrasah”;
(2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2000
tentang
Program
Pembangunan Nasional Tahun
2000-2004 pada Bab VII tentang
Bagian Program Pembangunan
Bidang Pendidikan, khususnya
sasaran
yaitu terwujudnya
manajemen
pendidikan
yang
berbasis
pada
sekolah
dan
masyarakat (school community
based management)”;
(3) Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, khususnya
standar pengelolaan sekolah, yaitu
manajemen berbasis sekolah.
terjadi di beberapa negara berkembang,
seperti Indonesia. Berbagai upaya perlu
dilakukan untuk berkompetisi supaya
tetap survive dalam mengikuti ritme yang
ada. Diperlukan berbagai upaya dalam
menciptakan
suatu
jenis
sistem
pendidikan baru yang sesuai dengan
perkembangan jaman. Sistem pendidikan
yang
mampu
secara
simultan
merekonfigurasi kembali dirinya untuk
menciptakan sumber nilai kearifan lokal
baru
dalam
pendidikan.
Hal
ini
mengidikasikan perlunya interaksi fungsi
tata kelola yang berbeda, bukan sesuatu
hal yang statis tetapi dinamis mengikuti
perubahan yang ada.
Tidak halnya sekolah dasar, pada
jenjang pendidikan ini juga diperlukan
Bagi sekolah dasar yang telah
restrukturisasi tata kelola/ manajemen
melaksanakan sistem MBS, maka sekolah
pendidikan
Adanya
tersebut juga telah melakukan prinsipnya,
keleluasaan pengelolaan sekolah secara
diantara pembelajaran inovatif, partisipasi
mandiri bisa menjadi jawaban dalam
masyarakat,
menghadapi tantangan yang ada. Saat ini
akuntabilitas. Dalam tulisan ini berfokus
telah dilaksanakan sistem Manajemen
terhadap
Berbasis
didasarkan pada kinerja sekolah dasar.
yang
dinamis.
Sekolah
desentralisasi
yang
(MBS).
Konsep
mengharuskan
transparansi,
akuntabilitas
Akuntabilitas
dan
sekolah
kinerja
yang
sekolah
sekolah dasar mampu secara dinamis
merupakan bentuk pertanggungjawaban
mengatur pengelolaan lembaganya secara
sekolah dalam melaksanakan program
92
Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
kegiatan kepada seluruh warga dan
dan dapat memberikan penilaian sesuai
pengguna jasa pendidikan. Untuk itu
bidang keahlian mata pelajaran/ level
sekolah
kelas yang dikelolanya (Lubna, 2014).
perlu
melakukan
pemetaan
program sekolah di awal tahun baik
jangka pendek, menengah, atau jangka
PEMBAHASAN
panjang. Dengan melihat potensi yang
A. Manajemen Sekolah Dasar dalam
dimiliki sekolah berupa sumber daya
Menerapkan MBS
yang ada, dapat dijadikan sebagai bekal
dalam
menjalankan
program-program
Sekolah
mengemban
langsung terhadap pembelajaran
dapat
dilihat
dari
tertentu
yaitu
melakukan
proses
edukasi,
proses
sosialisasi,
dan
peserta
Layaknya sebuah sistem, masing-masing
mengantarkan
komponen memiliki keterkaitan satu
pendidikan
dengan
Sebagai
berkaitan
Komponen
input
aspek
tenaga
dengan
proses
didik,
pada
dan
pendidikan
proses
siap
mengikuti
jenjang berikutnya.
atau
lembaga
sekolah
menyelenggarakan
Komponen
rangka
institusi
pendidikan,
transformasi
dalam
siswa
kependidikan, aspek siswa, aspek sarana
pembiayaan.
ubahnya
misi
komponen input, proses, dan output.
lainnya.
tidak
sebuah institusi atau lembaga. Sekolah
yang berkaitan secara langsung atau tidak
Kinerja
dasar
bagi
dasar
berbagai
peserta
aktivitas
didik
dan
berkaitan dengan aspek kurikulum, aspek
melibatkan banyak komponen, sehingga
pengelolaan kelas, aspek penilaian, dan
aktivitas maupun komponen pendidikan
manajemen
di
dan
kepemimpinan.
sekolah
dasar
menuntut
adanya
Komponen output berkenaan dengan
manajemen yang baik dalam rangka
prestasi siswa, prestasi guru dan kepala
mencapai tujuan institusional sekolah
sekolah, serta prestasi sekolah.
dasar.
Masing-masing
memiliki
peran
komponen
strategisnya
sendiri,
Secara
etimologis,
manajemen
berasal dari kata ‘management’ (Bahasa
begitu juga dalam komponen proses,
Inggris)
dimana penilaian kinerja guru berbasis
penataan dengan melibatkan sumber-
profesional akan dapat mengukur kinerja
sumber potensial baik yang bersifat
guru sesuai dengan bidang keahliannya,
manusia maupun non manusia dalam
sehingga guru mampu menguasai materi
rangka mencapai tujuan secara efektif
yang
berarti
suatu
proses
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
93
dan efisien (Burhanuddin, 2003; Cranz,
(Penjaskes), pembelajaran Muatan Lokal
2008).
(Mulok).
Sehingga
dalam
kegiatan
manajemen terdapat beberapa unsur,
diantaranya:
proses,
pembelajaran
seperti
(manusia atau non manusia), tujuan, dan
pramuka,
kesehatan
pencapaian secara efektif dan efisien.
(UKS), olah raga, kesenian, dan patroli
jenjang
pendidikan
pendidikan
tuntunan
dalam
manajerial
daya
aktivitas
ekstrakurikuler,
Manajemen
sumber
Kedua,
dasar
dalam
menjadi
pengelolaan
maupun
aspek
usaha
keamanan
sekolah
kegiatan
sekolah
(PKS).
Ketiga
aktivitas pembelajaran lainnya dalam
bentuk
upacara
bendera
yang
pembelajaran.
diselenggarakan pada setiap hari senin
Manajemen pendidikan berkaitan dengan
dan senam pagi. Masing-masing jenis
penciptaan (creating and or discovering),
aktivitas pembelajaran tersebut memiliki
pengorganisasian, pengawasan, bahkan
tujuan kurikuler. Namun semua aktivitas
mencari solusi terhadap permasalahan
pembelajaran
dengan
sedemikian rupa dan diarahkan kepada
memperhatikan
nilai-nilai
harus
kearifan sebagai pedoman (Begley &
pencapaian
Leonard, 2005).
sekolah dasar.
Secara
garis
besar
satu
tujuan
dipadukan
institusional
aktivitas
Dari ketiga aktivitas pokok di atas
pendidikan di sekolah dasar, baik negeri
perlu manajemen sekolah dasar yang baik
maupun swasta dapat dibagi menjadi tiga
sehingga antara aktivitas pembelajaran
kelompok.
satu dan lainnya tidak tumpang tindih
Pertama,
pembelajaran
aktivitas
kurikuler,
seperti
serta
fasilitas
sekolah
dapat
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
didayagunakan secara maksimal. Dalam
Kewarganegaraan (PKN), pembelajaran
menjalankan aktivitas tersebut diperlukan
Pendidikan Agama (PA), pembelajaran
sumber daya masusia yang memiliki
Bahasa Indonesia (BI), pembelajaran
tugas dan peran masing-masing. Personil
Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu
sekolah dasar terdiri dari kepala sekolah,
Pengetahuan Alam (IPA), pembelajaran
guru
Ilmu
(IPS);
Pendidikan Agama, guru mata pelajaran
dan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan
Pengetahuan
pembelajaran
Kesenian
Pendidikan
Sosial
Kerajinan
(Kertakes),
Jasmani
Tangan
pembelajaran
dan
Kesehatan
kelas,
pesuruh sekolah.
guru
mata
pelajaran
94
Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
Adapun sumber daya lain di
concerning the distribution and the use of
sekolah dasar terdiri dari ruang kelas,
resources (e.g., finance, human and
ruang kepala sekolah, ruang administrasi,
physical
buku teks, buku penunjang, buku bacaan,
government to local schools. Dimana
berbagai alat peraga, dan sebagainya.
sekolah memiliki kewenangan dalam
Agar dapat didayagunakan secara optimal
mengatur sesuai dengan kemampuan
dalam
institusional
sumber daya yang dimiliki sekolah. MBS
sekolah dasar, semua komponen tersebut
merupakan paradigma baru pendidikan,
dikelola dengan sebaik-baiknya. Semakin
yang memberikan otonomi luas pada
banyak
tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan
mencapai
personil
didayagunakan,
tujuan
dan
fasilitas
semakin
yang
menuntut
resources)
pendidikan
nasional.
by
the
Pada
central
dasarnya
adanya manajemen sekolah dasar yang
konsep MBS muncul sejalan dengan
kompleks.
pelaksanaan otonomi daerah sebagai
Setelah memahami karakteristik
sekolah dasar seperti dijelaskan di atas,
dapat ditarik dalam kajian manajemen
paradigma
baru
dalam
pengelolaan
sekolah.
Hasil
penelitian
Lurah
and
pendidikan. Dimana berbagai sumber
Haryanto (2014) menjelaskan tentang
daya baik manusia maupun non-manusia
praktik MSB di sekolah dasar sebagai
diuraikan dalam substansi manajemen
berikut.
pendidikan. Terdapat tujuh substansi
(1) SDIT Jabal Nur telah menerapkan
MBS dan hal tersebut dapat
diketahui melalui kemandirian
yang dimiliki, baik kemandirian
fisik maupun non-fisik, serta
adanya
partisipasi
aktif
stakeholder.
(2) Peran kepala sekolah yang dominan
dalam penerapan MBS adalah
peran manajerial, karena kepala
sekolah bisa memilih langsung
siapa yang menjabat dalam
struktur organisasi sekolah.
(3) Peran sekolah dalam konteks MBS
adalah sebagai motor penggerak
bagi kehidupan sekolah. Peran
tersebut adalah kepala sekolah
sebagai
pendidik,
manajer,
administrator,
supervisor,
manajemen
kurikulum
pendidikan,
atau
yaitu
(1)
pembelajaran,
(2)
kesiswaan, (3) sumber daya manusia, (4)
sarana dan prasarana, (5) keuangan, dan
(6)
hubungan
masyarakat,
dan
(7)
layanan khusus (Burhanuddin, 2003).
Pengelolaan substansi manajemen
pendidikan
tersebut
perlu
diwarnai
dengan konsep MBS. Zajda and Gamage
(2009) decentralisation in education can
be defined as the process of delegating or
devolving authority and responsibility
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
95
pemimpin,
wirausahawan,
motivator, dan klimator.
(4)Faktor
penghambat
dalam
penerapan
MBS
adalah
komunikasi yang belum berjalan
dengan baik di sekolah serta
kurangnya
sosialisasi
untuk
penerapan MBS, sedangkan
faktor pendukung adalah peran
aktif warga sekolah dalam
pelaksanaan
MBS
dan
pemberiaan wewenang atau
otonomi yang besar dari yayasan
kepada sekolah.
Sekolah
dasar
yang
telah
prinsip good governance atau corporate
governance. Istilah ini banyak digunakan
dalam dunia bisnis atau pemerintahan.
Seperti
diungkapkan
Martin
(2006)
bahwa ‘corporate governance contributes
to business prosperity but requires
accountability’.
Akuntabilitas
sebagai
kegiatan
dapat
diartikan
pelaporan
terhadap
suatu program dengan melihat alur
kegiatan mulai dari input-proses-output.
menerapakan MBS akan memunculkan
Kegiatan
kemandirian sekolah dalam hal tata
meningkatkan kinerja organisasi pada
kelola. Hal ini berkaitan dengan tata
masa yang akan datang. McAdam et al.
kelola substansi manajemen pendidikan
(2003) mendefinisikan ‘accountability is
yang kewenangan penuh ada di sekolah
holding people responsible for meeting
masing-masing. Dengan meningkatnya
standards’. Sebagai pengelola pendidikan
partisipasi masyarakat, sekolah dapat
maka sangat penting mengetahui prinsip
melibatkan
setiap
akuntabilitas dalam sekolah agar dapat
aspek aktifitas sekolah. Hal ini perlu
mendeskripsikan tanggung jawab yang
adanya komunikasi aktif antara sekolah
dilaksanakan.
masyarakat
dalam
dan masyarakat juga kesadaran akan
pentingnya peran masing-masing.
ini
Terdapat
Kinerja
Lembaga
banyak
lebih
bentuk
lembaga,
pembelajaran,
sampai mutu lulusan atau keterserapan
lulusan dalam melanjutkan di sekolah
Pendidikan
Akuntabilitas
pendidikan
untuk
akuntabilitas di sekolah, mulai dari
manajemen
B. Akuntabilitas
berfungsi
dalam
merujuk
dunia
pada
unggul. Penulisan artikel ini fokus dalam
akuntabilitas
kinerja
dimana
sekolah) lembaga pendidikan terhadap
program sekolah guna menunjang visi
kegiatan
dan misi sekolah. Kinerja berfokus pada
telah
dilakukan.
Akuntabilitas juga merupakan salah satu
program
sekolah
perlu
dasar,
pertanggungjawaban stakeholder (kepala
yang
sekolah
sekolah
dasar
memetakan
dengan
96
Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
mengidentifikasi
input-proses-output.
berkaitan dengan performansi personil
Indikator kinerja kegiatan dikategorikan
sekolah
ke dalam kelompok berikut.
memberikan
1. Masukan
sesuatu
(inputs)
yang
adalah
yang
hasil
kerja
dan
yang tepat
dengan kriteria yang sudah ditentukan
agar
bersama, sehingga memberikan rasa puas
pelaksanaan kegiatan dan program
kepada
dapat
berkepentingan.
berjalan atau dalam rangka
output,
bekerja
segala
dibutuhkan
menghasilkan
mampu
misalnya
pihak-pihak
lain
Akuntabilitas
yang
membutuhkan
sumber daya manusia, dana, material,
aturan, ukuran atau kriteria, sebagai
waktu, teknologi, dan sebagainya.
indikator keberhasilan suatu pekerjaan
2. Proses
(proces)
adalah
tempat
atau perencanaan. Indonesia memiliki
berlangsungnya serangkaian aktifitas
regulasi khusus mengatur tentang laporan
dengan melihat input yang ada untuk
akutabilitas kinerja seperti yang ada
menghasilkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan
output,
misalnnya
proses pembelajaran, kepemimpinan
Nasional Nomor 14 Tahun
dalam organisasi.
Permendiknas ini memberikan pedoman
3. Keluaran (outputs) adalah segala
2006.
kepada sekolah untuk dapat memetakan
sesuatu berupa produk/jasa (fisik
program
dan/atau
nonfisik)
langsung
dari
yang
dijalankan
sekolah.
sebagai
hasil
Tampilan tabel yang cukup sederhana
pelaksanaan
suatu
memudahkan
kegiatan dan program berdasarkan
mengaplikasikannya
masukan yang digunakan.
dalam
Kinerja dapat dilihat dari hasil
kerja dalam mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan. Akuntabilitas kinerja
sekolah
dalam
dan
membantu
menjalankan
pertanggungjawaban
warga sekolah.
terhadap
pelaporan
seluruh
97
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
Tabel 1 Format Pencapaian Kinerja Kegiatan (Sumber: Permendiknas Nomor 14
Tahun 2006)
Akuntabilitas
peran
penting
strategis
kinerja
dalam
organisasi
memiliki
Akuntabilitas kinerja yang baik
perencanaan
akan membawa transparansi kegiatan
terutama
dalam
yang telah dilaksanakan sesuai aturan.
perencanaan pendidikan. Program yang
Untuk itu tujuan adanya akuntabilitas
telah
akan
kinerja sekolah agar tercipta sekolah yang
ditanyakan oleh komite sekolah dan
baik dan terpercaya, serta memberikan
masyarakat
yang
berkaitan
dengan
kepuasaan kepada masyarakat terhadap
pelayanan
jasa
sekolah.
Bentuk
pelayanan
monitoring
berupa
dilaksanakan
pelaksanaan
sekolah
deskripsi
program
yang
dari
telah
pendidikan
yang
diselenggarakan oleh sekolah. Rumusan
tujuan
akuntabilitas
ini
menegaskan
ditentukan dalam perencanaan strategis.
bahwa akuntabilitas bukanlah akhir dari
Deskripsi tersebut berupa perhitungan,
sistem
pencatatan
sekolah,
apa
yang
dimiliki,
penyelenggaran
tetapi
manajemen
merupakan
faktor
dilaksanakan dan yang terkait dalam
pendorong munculnya kepercayaan dan
pelaksanaan program. Proses perhitungan
partisipasi yang lebih tinggi.
apa yang dimiliki tersebut dalam lembaga
pendidikan yang harus dijelaskan kepala
sekolah
masyarakat
pendidikan.
pengguna
jasa
C. Manajemen
Sekolah
Dasar
Berbasis Akuntabilitas Kinerja
Pada
sekolah
dasar
dasarnya
manajemen
berbasis
akuntabilitas
98
Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
kinerja
diawali
dengan
identifikasi
who are involved in the delivering of
aktifitas manajemen pendidikan. Dimana
goods
dalam kegiatan manajemen pendidikan
accountable to their clients (parents and
terdapat substansi manajemen yang harus
public) for the outcomes and processes,
di kelola. Ketujuh substansi manajemen
of the school's activities. Tentunya
itu
kegiatan ini terlaksana setelah sekolah
adalah
manajemen
kurikulum,
(primarily
teachers)
keuangan, sumber daya manusia, peserta
mampu
didik, sarana dan prasarana, hubungan
masyarakat untuk aktif dalam kegiatan
masyarakat,
sekolah
dan
layanan
khusus.
melibatkan
mulai
peran
are
dari
serta
perencanaan,
Pengelolaan didasarkan pada konsep
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi.
MBS, dimana perlu adanya peran serta
Transparasi perlu dibangun dalam setiap
masyarakat,
dan
aktifitas sekolah, sehingga program yang
akuntabilitas. Dimana ketiga komponen
berjalan dapat dikontrol oleh pihak luar
ini adalah pilar dalam MBS.
sekolah. Peran komite sekolah beserta
transparansi,
Akuntabilitas kinerja merupakan
bentuk
pelaporan
kegiatan
atau
aktifitas
program
terhadap
yang
telah
dijalankan oleh sekolah. Dalam dunia
sekolah
Lohithakshan
masyarakat
luas
yang
memiliki
kepentingan terhadap jasa pendidikan
juga diharapkan aktif dalam kegiatan
pengawasan aktifitas sekolah.
(2002)
Dapat
digambarkan
tentang
mengungkapkan bahwa accountability in
kerangka berpikir manajemen sekolah
school management implies that those
dasar berbasis kinerja sebagai berikut.
Manajemen
Sekolah Dasar
berbasis MBS
Partisipasi Masyarakat
Transparansi
Akuntabilitas
Kinerja:
1. Input
2. Proses
3. Output
Gambar 1 Skema Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
Adanya
akuntabilitas
kinerja
merupakan
acuan
dalam
upaya
sekolah dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kualitas pendidikan dan
sekolah,
Dinas
rencana pengembangan sekolah. Kegiatan
sekolah,
ini sekaligus menjadi bahan masukan
masyarakat,
Pendidikan.
Pertama
maupun
bagi
dokumen akuntabilitas kinerja sekolah
untuk
usaha
pembinaan
dan
99
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
pengembangan kinerja warga sekolah
untuk dilakukan. Selajutnya bagaimana
sebagai upaya pencapaian visi, misi, dan
sekolah
tujuan sekolah. Dengan demikian potret
akuntabilitas kinerjanya?
kondisi sekolah dapat menjadi tolok ukur
berkerja
Sekolah
untuk
mencapai
memerlukan
untuk persaingan kualitas sekolah pada
dalam
pada tingkat pendidikan tertentu.
kinerjanya. Adanya identifikasi aktitifitas
Kedua bagi masyarakat, melalui
melaksanakan
strategi
input-proses-output
akuntabilitas
menjadi
alat
akuntabilitas kinerja sekolah diharapkan
pembantu dalam memudahkan pemetaan
menjadi informasi yang akurat untuk
kondisi
menyatakan kualitas pendidikan yang
kemampuan sumber daya yang dimiliki.
ditawarkan oleh sekolah. Sehingga secara
Selanjutnya sekolah dapat memasukkan
sadar dan bertanggungjawab masyarakat
setiap
dapat membuat keputusan dan pilihan
mengidentifikasi realisasi target yang
yang tepat kaitannya dengan pendidikan
didapatkan. Realisasi target didapatkan
bagi anak didik sesuai dengan kebutuhan
setelah sekolah membandingkan antara
dan kemampuannya masing-masing.
perencanaan dan kenyataan baik pada
sekolah
dengan
komponen
tersebut
melihat
guna
Ketiga bagi Dinas Pendidikan
masing-masing komponen maupun secara
atau pemerintah, akuntabilitas kinerja
keseluruhan. Dengan demikian sekolah
sekolah dapat menjadi acuan dalam
mampu
rangka pembinaan dan pengembangan/
akuntabilitas kinerja berdasarkan pada
peningkatan
kemajuan
kualitas
pendidikan
di
daerah masing-masing. Dalam konteks
yang
lebih
menggunakan
luas,
pemerintah
akuntabilitas
dokumen
program
yang
laporan
telah
dilaksanakan.
dapat
kinerja
membuat
Untuk lebih memudahkan, berikut
matriks
yang
menjelaskan
tentang
sekolah sebagai bahan evaluasi di masa
komponen input-proses-output beserta
mendatang dan sebagai alat pengendalian
dengan aspek dan indikatornya. Terdapat
kualitas
pelayanan
masyarakat.
Ketiga
pendidikan
bagi
nilai berupa angka, sehingga sekolah
alasan
atas
mampu melihat secara kuantitaf besaran
di
menjadikan manajemen sekolah dasar
berbasis akuntabilitas kinerja penting
capaian kinerja yang telah dilakukan.
100
Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
Tabel 2 Pembobotan Komponen, Aspek, dan Indikator (Depdiknas, 2005)
No.
1.
Komponen
Input (40)
Aspek
Tenaga kependidikan (15)
Kesiswaan (10)
Sarana (8)
Pembiayaan (7)
2.
Proses (30)
Kurikulum dan bahan ajar
(5)
PBM (10)
Penilaian (5)
Manajemen dan
kepemimpinan (10)
3.
Output (30)
Prestasi siswa (15)
Pretasi guru dan kepala
sekolah (7)
Prestasi sekolah (8)
Pada
dasarnya
manajemen
ketujuh
pendidikan
substansi
yang
Indikator
Guru (7)
Kepala sekolah (5)
Karyawan (3)
Kondisi siswa (5)
Prestasi siswa (5)
Ruang kelas (2)
Laboratorium (1)
Perpustakaan (1)
Ruang Kepala Sekolah (0,5)
Ruang guru (0,5)
Ruang Keterampilan/
Kesenian (0,5)
Ruang tata usaha (0,5)
Kamar Kecil (0,5)
Lingkungan sekolah (0,5)
Fasilitas Pendukung (1)
Sumber pendanaan (2)
Penggunaan dana (3)
Akuntabilitas penggunaan dana
(2)
Kurikulum (1)
Bahan ajar (3)
Buku siswa (1)
Kesiapan guru (2)
Pengelolaan Kelas (3)
Metodologi Pengajaran (3)
Penggunaan Media (2)
Kesiapan guru (2)
Pelaksanaan Penilaian (3)
Perencanaan (2)
Implementasi program (4)
Pengawasan (2)
Kepemimpinan (2)
Akademik (7)
Non-akademik (4)
Kepribadian (4)
Prestasi guru (4)
Prestasi kepala sekolah (3)
Akademik (5)
Non-akademik (3)
telah memenuhi seluruh komponen yang
telah
ada, meskipun pada sekolah tertentu
dijelaskan di atas, keseluruhannya telah
tingkat ketercapaiannya belum maksimal.
masuk dalam matrik tersebut. Pada
masing-masing sekolah dasar tentunya
Untuk
angka
secara
mendapatkan
kuantitatif,
capaian
diperlukan
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
101
tindakan yang dinamakan pen-sekor-an.
‘aspek’. Dalam hal ini, masing-masing
Pen-sekor-an
dengan
komponen disingkat dengan huruf Ki =
menjumlahkan setiap detail ‘indikator’,
sekor komponen input, Kp = sekor
sehingga jumlah masimal masing-masing
komponen proses, dan Ko = sekor
tidak melebihi dari angka yang ada di
komponen output. Maka nilai kinerja
‘aspek’. Demikian halnya besaran nilai
sekolah dapat diformulasikan sebagai
‘komponen’ didapatkan dari penjumlahan
berikut.
dilakukan
Nilai KINERJA SEKOLAH = Nilai Ki + Nilai Kp + Nilai Ko
Kemampuan
mengidentifikasi
akan
kinerja
memberikan
sekolah
dalam
sekolah
dalam
akuntabilitas kinerja guna meningkatkan
sekolahnya,
kepercayaan sekolah terhadap berbagai
kemudahan
melaporkan
bagi
macam tuntutan masyarakat yang dari
program
waktu ke waktu yang selalu meningkat.
sebagai bentuk aktifitas akuntablitias
Identifikasi
substansi
kinerja. Sekolah mampu mengidentifikasi
pendidikan kedalam format pelaporan
program beserta progress yang dilakukan
kinerja
dengan cermat dan detail. Hal ini akan
memberikan dampak positif terhadap
memberikan dampak signifikan bagi
perkembangan sekolah. Sekolah dapat
keberlangsungan sekolah yang mampu
secara berkelajutan meningkatkan mutu
melakukan manajemen sekoalah dengan
pendidikan yang mengacu pada kinerja
baik.
sekolah melalui deskripsi program yang
sekolah
secara
manajemen
tepat
akan
terpola. Dengan akuntabilitas kinerja,
sekolah mampu mengidentifikasi tingkat
PENUTUP
Pentingnya
melakukan
tata
sekolah
kelola
dasar
berbasis
keberhasilan, kendala, dan hambatan
untuk perbaikan pada tahun berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Begley, Paul T, & Leonard, Pauline E. (2005). The Values of Educational Administration.
New York: Taylor and Francis Group.
Burhanuddin, dkk. (2003). Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya
dalam Institusi Pendidikan. Malang: UM Press.
102
Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
Cranz, Diane. (2008). Cambridge Advance Learner's Dictionary: Third Edition.
Cambridgeshire: Cambridge University Press.
Depdiknas. (2005). Kinerja Sekolah. Jakarta: Dirjen PMPTK.
Lohithakshan, P.M. (2002). Dictionary of Education. New Delhi: Kanishka Publishers.
Lubna. (2014). Akurasi dan Akuntabilitas Penilaian Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam
Studi Keislaman, Volume 18 Nomor 1.
Lurah, Indra Haryanto Sindang, & Haryanto. (2014). Peran Kepala Sekolah dalam
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SDIT Jabal Nur Gamping,
Sleman Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2 Nomor 2.
Martin, David. (2006). Corporate Governance: Practical Guidance on Accountability
Requirements. London: Thorogood Publishing Ltd.
McAdams, Donald R., Wisdom, Michelle, Glover, Sarah, & McClellan, Anne. (2003).
Urban School District Accountability Systems Education Commission of the
States.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2006
Tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zajda, Joseph, & Gamage, David. (2009). Decentralisation, School-Based Management,
and Quality. London: Springer.
Download