Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dalam suatu masyarakat terlihat pada perkembangan
lembaga pada masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan nasional,
peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan pun semakin meningkat
pula. Keadaan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan
menuntut lebih aktifnya kegiatan di bidang investasi. Oleh sebab itu, perlu usaha
yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan dana investasi yaitu dengan
mengusahakan efektifitas pengerahan dana dari masyarakat pada sektor-sektor
produktif, dan pasar modal adalah sarana yang efektif untuk mempercepat
pembangunan.
Pasar modal adalah tempat transaksi bagi pihak yang membutuhkan dana
yaitu perusahaan, dengan pihak yang memiliki kelebihan dana yang disalurkan
untuk investasi atau disebut juga dengan investor. Pasar modal sebagai sarana
untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang
melaksanakan
investasi.
Bentuk
sekuritas
yang
banyak
dikenal
dan
diperdagangkan di pasar modal adalah saham.
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atau penghasilan dan aktiva
perusahaan. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Dengan
demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau
pemegang saham perusahaan.
Pergerakan harga saham dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi
secara pasti. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran.
Semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut
cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak investor yang ingin
menjual sahamnya, maka harga saham tersebut akan bergerak turun. Namun,
1
BAB 1 PENDAHULUAN
2
dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga saham
pada umumnya memilih gerak yang searah (Dedhy Sulistiawan dan Liliana,
2007:2). Meskipun demikian perlu diingat, tidak ada bursa saham yang terusmenerus naik dan juga tidak ada bursa saham yang terus-menerus turun.
Pergerakan harga saham selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk
suatu pola tertentu yang berfluktuasi.
Jika melihat Pasar Modal Indonesia yang terus berkembang dikaitkan
dengan pengaruh global yaitu krisis minyak dunia, krisis moneter dan ekonomi
global. Hal ini akan mempengaruhi baik itu untuk investor yang melihat adanya
ketidakpastian (uncertainty) dimana kondisi ketidakpastian ini timbul karena
adanya perubahan-perubahan yang terus menerus maupun untuk emiten yang
menghadapi persaingan industri yang semakin ketat.
Sektor konsumsi merupakan sektor
yang cukup penting dalam
perekonomian Indonesia karena kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
sekitar 65 persen pada tahun 2003 (www.mediadata.co.id, Media Data, 2003).
Pada dasarnya ada dua kategori barang konsumsi, yaitu barang kebutuhan seharihari dan barang-barang sekunder seperti elektronik dan kendaraan.
Saham di sektor barang konsumsi dalam tiga bulan terakhir pada tahun
2006 menunjukkan tren yang terus menanjak. Tren ini kian menguat menjelang
tutup tahun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat atas barang
konsumsi selama puasa dan menjelang hari raya keagamaan, Idul Fitri dan Natal.
Investor di bursa saham Jakarta sudah ambil posisi sejak Juli 2006, dengan
mengakumulasi beli pada saham sektoral. Mereka mengacu pada kinerja
keuangan perusahaan pada semester pertama yang mulai menunjukkan perbaikan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber (www.idx.co.id), Saham PT
Indofood Sukses Makmur Tbk dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2006 sudah
melonjak 39,36 persen, dari Rp 940 pada Juli 2006 menjadi Rp 1.310 per lembar
pada
Oktober 2006. Saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk juga mencatat
kenaikan 5,53 persen, dari Rp 48.800 menjadi Rp 51.500 per lembar. Saham PT
Mayora Indah Tbk mengalami kenaikan 29,59 persen, dari Rp 980 menjadi Rp
BAB 1 PENDAHULUAN
3
1.270. Saham PT Ultra Jaya Milk Tbk melonjak 49,15 persen, dari Rp 295
menjadi Rp 440.
Investor masih memburu saham-saham barang konsumsi karena memiliki
prospek jangka panjang yang cerah pada tahun 2010. Faktor utamanya adalah
penurunan suku bunga yang terus berlangsung. Ini akan semakin mendongkrak
daya beli masyarakat atas kebutuhan barang-barang konsumsi. Langkah dan
strategi yang dijalankan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan
dengan mengubah jaringan distribusi produk, juga turut memberi andil dalam
perbaikan kinerja keuangan emiten.
Persoalan yang timbul adalah di mana perusahaan harus mampu secara
stabil mengelola tingkat keuntungannya guna meningkatkan harga saham, dengan
mengelola internal perusahaan sebagai indikatornya yaitu ROE (Return On
Equity) yang menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio ini menunjukkan
perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan penggunaan modal yang
ditanamkan untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, dan PER (Price
Earning Ratio) yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar suatu saham
(market price) dengan Earning Per Share (EPS) sehingga terlihat seberapa besar
investor bersedia untuk membayar persatuan mata uang dari keuntungan yang
dilaporkan. Keadaan pada subsektor barang makanan dan minuman menunjukkan
bahwa semakin tinggi minat masyarakat untuk mengkonsumsi barang tersebut
maka akan secara tidak langsung meningkatkan kinerja perusahaan, hal ini
direspon positif melalui harga saham. Maka yang timbul adalah sejauhmana
perusahaan dapat mempengaruhi persepsi investor di dalam menginvestasikan
dananya melalui pasar modal mengingat bahwa sektor makanan dan minuman
merupakan sektor yang menjanjikan karena kebutuhan masyarakat akan barang
konsumsi akan selalu ada.
Keadaan di atas juga dapat dianalisis dengan cara memperhatikan volume
perdagangan saham yang menggambarkan jumlah aktivitas transaksi (buy/sell)
yang terjadi di pasar dalam waktu tertentu, dan indeks harga saham individu
masing-masing perusahaan yang menunjukkan pergerakan harga saham apakah
pasar sedang aktif atau lesu.
BAB 1 PENDAHULUAN
4
Analisis ini akan mengurangi ilusi dari ketidakberaturan pasar, mengingat
pergerakan harga pasar akan selalu mengikuti tren, sehingga harga saham pun
akan sangat tergantung oleh isu. Pergerakan harga pasar akan dapat diketahui
dengan mengkombinasikan berbagai cara indikator yang tepat seperti volume
perdagangan saham dan indeks harga saham individu. Sehingga akan
meningkatkan kepercayaan diri investor dalam menginvestasikan dananya
(Sumber Bisnis Indonesia, 2007).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian serta membahas masalah tersebut yang dituangkan dalam skripsi yang
berjudul : “Pengaruh Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER),
Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu terhadap
Harga Saham”
1.2
Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, Penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas
sebagai berikut :
1.
Bagaimana kondisi ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks
Harga Saham Individu pada industri food and beverages di Bursa Efek
Indonesia periode 2004-2008.
2.
Bagaimana kondisi Harga Saham pada industri food and beverages di
Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.
3.
Bagaimana pengaruh ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks
Harga Saham Individu terhadap Harga Saham pada industri food and
beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008 secara simultan dan
parsial.
1.3
Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, Penulis membatasi masalah yang akan dibahas
sebagai berikut :
1.
Indikator yang digunakan Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio
(PER), Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu.
BAB 1 PENDAHULUAN
2.
5
Indikator yang digunakan untuk menilai Harga Saham adalah Harga
Saham Penutupan/Closing Price akhir tahun.
3.
Perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah industri food and
beverages yang go public selama periode 2004-2008.
1.4
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1 Maksud Penelitian
Mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan data
yang digunakan sebagai bahan penelitian mengenai ROE, PER, Volume
Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu serta pengaruhnya
terhadap Harga Saham. Dan dituangkan hasilnya dalam bentuk skripsi yang
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam menempuh
gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.
1.4.2 Tujuan penelitian
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui kondisi ROE, PER, Volume perdagangan Saham dan Indeks
Harga Saham Individu pada industri food and beverages di Bursa Efek
Indonesia periode 2004-2008.
2.
Mengetahui kondisi Harga Saham pada industri food and beverages di
Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.
3.
Mengetahui pengaruh ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks
Harga Saham Individu terhadap Harga Saham pada industri food and
beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008 secara simultan dan
parsial.
1.5
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat membawa guna dan
manfaat diantaranya:
BAB 1 PENDAHULUAN
1.
6
Penulis
Menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala berpikir serta
menambah pengalaman dalam bidang investasi terutama dalam menilai
saham perusahaan yang banyak dipengaruhi oleh ROE, PER, Volume
Perdagangan Saham, dan Indeks Harga Saham Individu.
2.
Investor
Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau
pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk
berinvestasi agar mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
harga saham sehingga dapat bertindak tepat dalam melakukan investasi.
3.
Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar
pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan di bidang
keuangan terutama dalam rangka mencapai tujuan manajemen keuangan
yaitu memaksimalkan nilai kekayaan pemegang saham.
4.
Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keuangan, khususnya
mengenai pengaruh ROE, PER, Volume Perdagangan Saham, Indeks
Harga Saham Individu terhadap Harga Saham suatu perusahaan.
5.
Lain-lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi
dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai
topik yang berkaitan.
1.6
Kerangka Pemikiran
Investasi merupakan variabel ekonomi yang merupakan penghubung
antara kondisi saat ini dengan masa yang akan datang, serta menghubungkan
antara pasar barang dengan pasar uang. Tujuan utama dari investasi adalah untuk
mendapatkan keuntungan. Dari berbagai bentuk investasi yang ada, salah satunya
adalah investasi pada sekuritas.
BAB 1 PENDAHULUAN
7
Invetasi menurut Donald E. Fischer dan Ronald J. Jordan
(Kamaruddin Ahmad, 2004:1):
“An investment is a commitment of funds made in the expectation of
some positive rate of return.”
Menurut Sunariyah (2004:4), bahwa :
“Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang.”
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan investasi adalah menempatkan uang
atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu
atas uang atau dana tersebut.
Dalam melakukan transaksi saham, pada dasarnya setiap investor memiliki
analisis yang berbeda-beda. Banyak referensi investasi dan keuangan yang
membagi analisis investasi saham, yaitu dengan menggunakan ROE, PER,
Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu.
Prediksi harga saham dapat terlihat dari rasio-rasio keuangan yang
dianalisis dari laporan keuangan. Informasi keuangan yang terdapat pada laporan
keuangan memuat data-data historis dalam penilaian dan peramalan analisis
investasi. Ada berbagai rasio keuangan yang dapat menunjukan kinerja keuangan
perusahaan. Diantaranya adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas,
dan rasio pasar. Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam
menggunakan harta yang dimilikinya, dengan melihat Return On Equity (ROE)
dan rasio pasar yaitu Price Earning Ratio (PER) sebagai faktor yang berpengaruh
terhadap perubahan harga saham.
ROE merupakan salah satu Rasio Profitabilitas yang mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan modal sendiri yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan atau tingkat laba yang akan diperoleh pemegang
saham.
BAB 1 PENDAHULUAN
8
Pengertian Return On Equity menurut Martono dan Harjito (2003:60)
bahwa :
“Return On Equity sering disebut rentabilitas modal sendiri
dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang
menjadi hak pemilik modal sendiri.”
Menurut Susan Irawati (2006:61) berdasarkan formula ROE yaitu
perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penggunaan modal sendiri ini
dapat berarti bahwa semakin tinggi ROE, maka perusahaan memiliki peluang
untuk memberikan pendapatan yang besar bagi pemegang saham. Dan ini akan
berdampak pada peningkatan harga saham.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ROE menunjukkan
besarnya
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba
dengan
segenap
kemampuannya. Return On Equity (ROE) menjelaskan bahwa semakin tinggi
rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan
penggunaan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan
demikian, semakin tinggi ROE, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini
selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor.
Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin
diminati investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar (Robbert Ang,
1997). Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut
di Pasar Modal juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain ROE akan
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Alternatif lain dalam menghitung nilai intrinsik saham adalah dengan
menggunakan nilai laba perusahaan (earning). Salah satu pendekatan yang
populer yang menggunakan nilai intrinsik adalah pendekatan PER (Price Earning
Ratio) atau disebut juga dengan pendekatan earnings multiplier. PER mengukur
jumlah uang dimana investor bersedia membayar untuk setiap rupiah pendapatan
perusahaan. Besarnya PER menunjukan tingkat kepercayaan investor terhadap
kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi PER semakin besar
tingkat kepercayaan investor.
Price Earning Ratio (PER) menurut Gitman (2006; 69):
BAB 1 PENDAHULUAN
9
“Measures the amount that investors are willing to pay for each dollar of
a firm’s earnings; the higher the price-earning ratio, the greater the
investors confidence.”
Price Earning Ratio (PER) menunjukkan rasio dari harga saham terhadap
earning. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga saham
terhadap kelipatan dari earning.
Alternatif lainnya yang didasarkan pada beberapa prinsip basic. Pertama,
sejarah biasanya akan terulang lagi, sehingga pola pergerakan pasar pun dapat
diketahui. Kedua, harga pasar mampu merefleksikan
kondisi kejadian yang
mempengaruhinya, baik secara internal maupun eksternal. Dan ketiga, perubahan
harga pasar akan selalu mengikuti tren, baik tren naik maupun tren turun,
sehingga perubahan harga saham pun akan sangat tergantung oleh isu. Secara
ringkas hal tersebut dapat terlihat dari studi mengenai market action yaitu efek
yang ditimbulkan dari pergerakan pasar. Dengan mengkombinasikan berbagai
cara penggunaan grafik harga, serta indikator grafik yang tepat, kita dapat
mengkontrol manajemen risiko, meningkatkan profit, dan yang paling penting
untuk bertahan dalam bisnis untuk jangka panjang. Tentunya ini akan
meningkatkan kepercayaan diri seorang investor dalam menentukan keputusan
krusial dalam pengambilan posisi.
Prediksi harga saham suatu perusahaan dapat dianalisis dengan
menggunakan Volume Perdagangan Saham. Menurut hukum permintaan dan
penawaran, Volume Perdagangan Saham yang tinggi akan menyebabkan supply
(ketersediaan) saham di pasar akan meningkat, jika supply saham di pasar tinggi
maka akan menurunkan harga saham. Dan sebaliknya, jika Volume Perdagangan
Saham rendah akan menyebabkan supply saham di pasar akan menurun, jika
supply saham di pasar rendah maka akan meningkatkan harga saham
(Husnan:2005).
Alternatif lain dalam menganalisis harga saham adalah dengan
menggunakan Indeks Harga Saham Individu. Dimana Indeks Harga Saham
Individu menggambarkan perubahan antara harga saham dengan book value
saham perusahaan masing-masing. Indeks Harga Saham Individu menunjukkan
BAB 1 PENDAHULUAN
10
suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga masing-masing
saham sampai pada periode tertentu. Indeks ini biasanya merefleksikan kondisi
pasar modal dan kondisi perekonomian sebuah negara secara umum (Robbert
Ang, 1997). Indeks Harga Saham Individu dipengaruhi oleh banyak faktor,
terutama kondisi perekonomian di negara tersebut maupun global yang
mempengaruhi perilaku investor di bursa. Ini berarti, akan mempengaruhi pula
transaksi di pasar modal yang tentunya akan berpengaruh pula pada harga saham.
Sejalan dengan uraian di atas, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yanny Widiastuty Gunawan dan Imelda Wijiyanti (Alumni, Fakultas
Ekonomi – Universitas Kristen Petra) tentang Analisis Faktor Fundamental dan
Risiko Sistematika Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta menghasilkan
bahwa Return On Equity berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham.
Penelitian juga dilakukan oleh Silviana Putriandini (2009) tentang Pengaruh Earning
per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Tingkat
Bunga Deposito terhadap Harga Saham pada Perusahaan Indeks LQ-45 Periode 20052007 menghasilkan bahwa Price Earning Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap
Harga Saham. Annio Indah Lestari Nasution (2006) juga meakukan penelitian
mengenai Pengaruh Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham Properties di
Bursa Efek Jakarta yang menghasilkan bahwa volume perdagangan dan indeks harga
saham individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dilihat bagan kerangka
pemikiran sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
11
Gambar 1.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Investasi
ROE
Volume
Perdagangan
PER
Indeks Harga
Saham Individu
Harga Saham
Keterangan :
: Faktor-faktor yang diteliti
1.7
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut :
1.
Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE, PER,
Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu terhadap
Harga Saham.
2.
Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE, PER,
Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu terhadap
Harga Saham.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.8
12
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menggambarkan atau melukiskan atas
setiap data aktual serta fenomena yang ada. Menurut Moch. Nazir (2004:7),
pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran atau suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang .”
Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Rasdihan Rasyad
(2003:6) adalah sebagai berikut :
“Metode verifikatif adalah penelitian yang berupaya untuk menguji
jawaban masalah tentang hasil pemikiran yang kebenarannya
bersifat sementara (hipotesis).“
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Bentuk atau jenis
penelitian ini dalam pelaksanaannya adalah deskripsi-verifikatif dengan metode
penelitian explanatory survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menafsirkan
hubungan antara variabel dengan cara menginterpretasikan terlebih dahulu
kesimpulan yang akan diperoleh melalui pengajuan hipotesis.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut :
a. Studi pustaka
Merupakan suatu penelitian dengan cara mempelajari literatur-literatur, bukubuku dan sumber lainnya. Seperti majalah, jurnal, internet dan koran-koran
yang berhubungan dengan penelitian.
b. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data dari
perusahaan dengan cara observasi yaitu mengunjungi secara langsung
perusahaan melalui objek yang diteliti melalui :
•
Pojok Bursa Efek Indonesia-Capital Market Center STIE YPKP
BAB 1 PENDAHULUAN
•
1.9
13
Dari situs BEI : www.idx.co.id
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan untuk industri food and beverages pada periode 2004-
2008, dengan mengambil data sekunder berupa laporan keuangan dalam
Indonesian Capital Market and Directory di Pojok Bursa Efek Indonesia-Capital
Market Center STIE YPKP yang berlokasi di Jl. Ph. H. Mustafa No. 68 Bandung.
Dalam rangka memperoleh yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka
penelitian ini dimulai dari bulan AgusTus 2009 sampai dengan selesai.
Download