49 BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas

advertisement
BAB IV
PEMBAHASAN
Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.
Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan
ketaatan manajemen terhadap kebijakan dan prosedur SDM. Tujuan dari audit
operasional ini adalah untuk menilai tingkat ekonomisasi, efisiensi, dan efektifitas dari
fungsi dan aktivitas Sumber Daya Manusia. Untuk itu, proses audit operasional atas
fungsi Sumber Daya Manusia ini harus dilakukan secara terarah dan sistematis.
Selanjutnya, bahasan bagian ini dimulai dengan survey pendahuluan, evaluasi sistem
pengendalian manajemen atas fungsi SDM, dan prosedur audit terinci.
IV.1
Survei Pendahuluan.
Survei pendahuluan adalah tahap awal yang haru dilakukan oleh penulis
untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai kegiatan usaha
perusahaan. Dengan survei pendahuluan, akan diperoleh informasi mengenai
aktivitas yang terjadi dalam fungsi Sumber Daya Manusia secara umum. Survei
pendahuluan akan dianggap berhasil jika penulis dapat mengungkapkan atau
mengidentifikasi kegiatan yang mengandung kelemahan potensial dan rentan
yang dirumuskan Tentative Audit Objective sebagai dasar audit selanjutnya.
Tahap survei pendahuluan, hakekatnya adalah studi singkat terhadap apa yang
sedang terjadi pada saat itu, dan mengarahkan perhatian penulis secara langsung
terhadap kejadian penting di tempat tersebut.
49
IV.1.1 Prosedur Audit.
Prosedur audit yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Melaksanakan wawancara atau pembicaraan awal dengan manajer HRD
mengenai tujuan dan langkah kerja dari pemeriksaan yang dilakukan.
2. Memahami informasi umum mengenai sejarah, latar belakang, bidang usaha,
struktur organisasi, statistik karyawan yang bekerja, serta uraian - uraian
tugas dari bagian – bagian yang terkait dengan fungsi Sumber Daya Manusia.
IV.1.2 Hasil Pemeriksaan Survei Pendahuluan.
Setelah menemui manajer HRD dan melakukan wawancara, hasil yang
didapatkan oleh penulis tentang kondisi dan keadaan perusahaan atas hasil
pemeriksaan survei pendahuluan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sudah memiliki job description secara tertulis. Namun pada
praktiknya, tugas dan tanggung jawab setiap karyawan perusahaan lebih
sering diberikan secara lisan oleh atasan secara langsung ke bawahan,
sehingga terkadang tidak mengacu pada job description yang tersedia.
2. Dalam melakukan perekrutan karyawan baru, perusahaan belum memiliki
perencanaan tenaga kerja. Perekrutan karyawan baru hanya berdasarkan
permintaan masing-masing divisi yang membutuhkan atau ketika terjadi
kekosongan pada posisi tertentu akibat promosi, mutasi, atau pemutusan
hubungan kerja.
3. Perusahaan lebih mementingkan sumber tenaga kerja yang berasal dari dalam
(internal) perusahaan melalui referensi dari karyawan yang sudah bekerja di
50
perusahaan, sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
iklan.
4. Perusahaan belum memiliki job requirements secara tertulis. Pada
praktiknya, penetapan persyaratan minimum dari tenaga kerja yang akan
direkrut untuk tiap posisi hanya berdasarkan keterangan lisan dari tiap
division head yang membutuhkan.
5. Perusahaan belum memiliki prosedur tertulis mengenai perencanaan, seleksi
dan penempatan karyawan..
IV.1.2.1 Statistik Karyawan.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan, berikut disajikan data statistik
karyawan pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. di akhir periode Desember 2011
Pendidikan
Orang
(%)
Lain-lain
9
11
SLTA atau sederajat
29
34
Diploma 3 (D3)
9
10
Sarjana (S1)
32
37
S2
7
8
51
Jumlah
86
100
Orang
(%)
0 – 5 Tahun
9
11
6 – 10 Tahun
29
34
11 – 15 Tahun
9
10
> 16 Tahun
32
37
Jumlah
86
100
Masa Kerja
52
Pendidikan
Orang
(%)
Sarjana (S1)
2
67
S2
1
33
Jumlah
3
100
Orang
(%)
11 – 15 Tahun
2
67
> 16 tahun
1
33
Jumlah
3
100
Masa Kerja
IV.2
Penelaahan dan Pengujian Sistem Pengendalian Internal.
Penelaahan dan pengujian sistem pengendalian internal bertujuan untuk
melakukan evaluasi dan melakukan pengujian terhadap efektivitas dari
pengendalian yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
IV.2.1 Prosedur Audit.
53
Pada tahap ini, penulis menggunakan Internal Control Questionnaire
(ICQ) sebagai landasan dalam melaksanakan tahap pengujian atas sistem
pengendalian manajemen. Internal Control Questionnaire (ICQ) diberikan
kepada manajer HRD secara langsung sebagai pihak yang dinilai mengerti
tentang prosedur-prosedur mengenai Sumber Daya Manusia di perusahaan.
Internal Control Questionnaire (ICQ) tersebut diisi oleh manajer HRD sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. Hasil yang diperoleh akan memberikan
gambaran dari keadaan perusahaan yang sebenarnya.
IV.2.2 Hasil Pengujian Sistem Pengendalian Manajemen.
Dari hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya serta
pelaksanaan tahap pengujian dan penelahaan atas sistem pengendalian
manajemen pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. berdasarkan Internal Control
Questionnaire (ICQ) yang telah diisi, maka ditemukan adanya beberapa temuan
yang terjadi di dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan belum memiliki prosedur tentang penyampaian keluhan dari
karyawan. Penyampaian keluhan merupakan sarana untuk menyampaian
keluhan dari karyawan selama bekerja, juga sebagai masukan yang berguna
untuk mengevaluasi lingkungan kerja yang terjadi di perusahaan.
2. Tidak semua lamaran yang masuk diproses lebih lanjut. Hal ini disebabkan
karena terlalu banyaknya lamaran yang masuk, serta untuk efisiensi waktu
bagi perusahaan.
54
3. Tidak ada medical check up bagi setiap kandidat. Medical check up berguna
untuk melihat kondisi dari calon karyawan. Hal ini tidak dilakukan oleh
perusahaan untuk menghemat waktu dan biaya.
4. Perusahaan tidak melakukan pelatihan terhadap interviewer untuk melakukan
interview. Hal ini tidak dilakukan oleh perusahaan untuk menghemat waktu
dan biaya. Interview dilakukan oleh pihak internal perusahaan yaitu bagian
HRD dan kepala departemen yang membutuhkan.
5. Perusahaan belum memiliki prosedur manual secara tertulis untuk fungsi
perencanaan, seleksi, dan penempatan Sumber Daya Manusia.
IV.3
Audit Terinci.
Audit Terinci adalah rincian dari langkah-langkah yang dilakukan
seorang auditor untuk mengumpulkan dan melakukan evaluasi atas temuan audit.
Untuk mendapatkan temuan audit yang kompeten serta menilai efisiensi,
efektivitas, dan ekonomisasi pelaksanaan fungsi SDM yang diterapkan oleh PT.
Danayasa Arthatam, maka ditetapkan tujuan serta prosedur audit.
IV.3.1 Prosedur Audit.
Berdasarkan evaluasi sistem pengendalian manajemen, berikut akan
dijelaskan prosedur audit yang digunakan untuk melakukan audit terinci atas
audit operasional fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama.
1. Pemeriksaan terhadap fungsi umum.
Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan fungsi
Sumber Daya Manusia apakah sudah berjalan secara efektif, efisien, dan
ekonomis.
Prosedur Audit:
55
1. Peroleh peraturan perusahaan secara tertulis.
2. Analisis kebijakan yang terdapat pada peraturan perusahaan.
3. Lakukan observasi terkait peraturan atau kebijakan perusahaan.
4. Konfirmasi ke bagian HRD serta karyawan.
5. Buat kesimpulan audit dari data yang diperoleh.
2. Pemeriksaan terhadap perencanaan tenaga kerja.
Bertujuan untuk memastikan apakah proses perencanaan atas fungsi
manajemen Sumber Daya Manusia telah selaras dengan tingkat kebutuhan
perusahaan terhadap karyawan, sehingga dapat menghemat biaya dalam
pengadaan Sumber Daya Manusia, serta meningkatkan keefektifan, dan
efisiensi penggunaan SDM sesuai dengan sasaran perusahaan.
Prosedur Audit:
1. Peroleh prosedur manual tentang perencanaan tenaga kerja.
2. Telusuri apa yang dijadikan dasar dalam penetapan program SDM.
3. Telusuri apa yang menjadi dasar dalam penerimaan karyawan.
4. Telusuri apa yang menjadi dasar dalam penentuan kualifikasi SDM yang
dibutuhkan.
5. Telusuri apa yang dijadikan dasar dalam menentukan kebutuhan SDM di
masa yang akan datang.
6. Buat kesimpulan audit dari data yang telah diperoleh.
3. Pemeriksaan terhadap perekrutan tenaga kerja.
Bertujuan untuk melihat apakah perekrutan tenaga kerja telah dilakukan
secara efektif, efisien, serta ekonomis.
56
Prosedur Audit:
1. Peroleh prosedur manual tentang perekrutan tenaga kerja.
2. Cari apa yang menjadi dasar dalam pelaksanaan perekrutan tenaga kerja
baru.
3. Periksa kesesuaian kualifikasi yang disyaratkan untuk tiap pekerjaan
dengan yang disyaratkan kepada calon pelamar.
4. Cari apa yang menjadi dasar dalam pemilihan sumber tenaga kerja.
5. Periksa metode apa yang digunakan dalam melakukan rekrutmen.
6. Cari apakah ada pelamar yang tidak memenuhi syarat, namun diterima
dalam proses rekrutmen.
7. Cari apakah ada hubungan keluarga antara pelamar yang diterima dengan
manajemen perusahaan.
8. Buat kesimpulan audit dari data yang diperoleh.
4. Pemeriksaan terhadap seleksi dan penempatan Sumber Daya Manusia.
Bertujuan untuk melihat apakah kegiatan seleksi pegawai telah dilakukan
untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas dan kompeten yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, serta apakah penempatan Sumber Daya
Manusia pada jabatan tertentu sudah tepat.
Prosedur Audit:
1. Peroleh prosedur manual dari aktivitas seleksi Sumber Daya Manusia.
2. Periksa teknik yang digunakan dalam proses seleksi.
3. Dapatkan job description serta kualifikasi jabatan pegawai yang ingin
direkrut.
57
4. Analisis apakah proses seleksi berdasarkan pada job description dan
kualifikasi minimum tersebut.
5. Telusuri dasar penetapan pemilihan pewawancara calon karyawan.
6. Periksa daftar pertanyaan yang digunakan dalam proses seleksi.
7. Periksa mekanisme dalam mendapatkan informasi mengenai latar
belakang calon karyawan yang akan diseleksi.
8. Buat kesimpulan audit dari data yang diperoleh.
IV.3.2 Pelaksanaan Audit Terinci.
Berdasarkan kepada prosedur-prosedur audit yang telah dilaksanakan,
dapat diketahui beberapa masalah dalam fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.
Danayasa Arthatama Tbk. Temuan-temuan tersebut diperinci sebagai berikut:
IV.3.2.1 Umum.
1. Perusahaan Belum Memiliki Job Requirements Secara Tertulis.
Setelah dilakukannya wawancara dan konfirmasi ke bagian HRD dan
karyawan perusahaan tentang peraturan atau kebijakan perusahaan yang
tersedia, ditemukan bahwa perusahaan belum memiliki job requirements
secara tertulis. Sampai saat ini, divisi Human Resource Department
menetapkan persyaratan kualitas minimum dari calon karyawan yang akan
direkrut untuk setiap posisi berdasarkan keterangan secara lisan dari division
head yang memerlukan.
Job requirements secara tertulis sebaiknya dimiliki oleh setiap posisi. Job
requirements adalah uraian persyaratan kualitas minimum calon karyawan
yang akan diseleksi agar dapat menjalankan tangung jawab di suatu jabatan
58
dengan baik dan kompeten. Job requirements akan menjadi dasar dalam
pelaksanaan seleksi karyawan yang akan direkrut.
Perusahaan menyatakan bahwa belum disusunnya job requirements
tersebut disebabkan oleh padatnya waktu serta kurangnya tenaga kerja untuk
menyusun job requirements tersebut. Namun perusahaan saat ini sedang
berupaya untuk menyusunnya, dan direncanakan di tahun berikutnya sudah
dapat direalisasikan.
Perusahaan memang belum menemui kendala sampai saat ini. Namun,
semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas dan kompleksitas perusahaan,
dengan tidak adanya job requirements, akan dapat menimbulkan masalah di
kedepannya, seperti perusahaan gagal mencocokan karakteristik individu
dengan persyaratan jabatan, karena tidak didukung oleh informasi akurat
tentang kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut. Akibatnya,
Karyawan yang direkrut tidak sesuai dengan jabatan yang ditempatinya,
sehingga membuat kinerjanya tidak optimal, karyawan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan pekerjaan, dan juga dapat terjadi
perbedaan pendapat antara user dan departemen Sumber Daya Manusia
mengenai karyawan yang direkrut.
Perusahaan sebaiknya menyusun job requirements sesegera mungkin. job
requirements diperlukan sebagai dasar pelaksanaan seleksi sehingga
perusahaan mendapatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi jabatan yang
tepat. job requirements memuat informasi mengenai jenis kelamin,
pengalaman kerja, pendidikan, dan kompetensi teknis yang dibutuhkan.
59
2. Perusahaan Belum Memiliki Prosedur Manual yang Lengkap Terkait
Dengan Fungsi Sumber Daya Manusia.
Langkah kerja yang dilakukan penulis adalah melakukan wawancara ke
bagian HRD serta konfirmasi ke karyawan perusahaan, kemudian dari hasil
konfirmasi tersebut, ditemukan bahwa perusahaan belum memiliki prosedur
manual tertulis secara lengkap yang terkait dengan fungsi Sumber Daya
Manusia. Prosedur yang dimaksud antara lain adalah mengenai prosedur
perencanaan Sumber Daya Manusai, seleksi, dan penempatan Sumber Daya
Manusia.
Perusahaan seharusnya melengkapi prosedur tertulis yang terkait dengan
fungsi Sumber Daya Manusia. Prosedur-prosedur tersebut tentunya akan
bermanfaat untuk mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan fungsi
Sumber Daya Manusia.
Perusahaan menyatakan bahwa belum dilengkapinya prosedur yang
kurang terkait dengan fungsi SDM, karena perusahaan menilai tidak terlalu
membutuhkan prosedur yang kurang tersebut.
Kurangnya prosedur manual yang terkait dengan fungsi Sumber Daya
Manusia mengakibatkan pelaksanaan proses Sumber Daya Manusia tidak
berjalan dengan cukup baik. Misalnya, tidak adanya prosedur yang mengatur
tentang
perencanaan
karyawan,
akan
menimbulkan
ketidaksesuaian
kompetensi antara karyawan yang tersedia dengan kompetensi yang
dibutuhkan perusahaan..
Perusahaan sebaiknya segera melengkapi prosedur tertulis yang masih
kurang, terkait dengan fungsi Sumber Daya Manusia yang telah dijabarkan
60
sebelumnya sehingga seluruh kegiatan atas fungsi tersebut dapat berjalan dan
dikendalikan secara optimal.
3. Terdapat Keluhan Karyawan yang Belum Dilakukan Tindak Lanjut.
Langkah kerja yang dilakukan oleh penulis adalah mendapatkan prosedur
tentang penyampaian keluhan dari karyawan kemudian melakukan observasi
terhadap prosedur tersebut. Dari hasil observasi yang dilakukan atas
kebijakan perusahaan terhadap karyawan perusahaan tentang penyampaian
keluhan, diketahui bahwa tidak adanya prosedur yang mengatur tentang
penyampaian keluhan dari karyawan menyebabkan tidak terdapatnya wadah
yang dapat menampung segala keluhan dari karyawan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa karyawan yang bekerja di perusahaan, diketahui
bahwa terdapat beberapa keluhan yang sudah disampaikan kepada pihak
terkait di perusahaan, namun belum dilakukan tindak lanjut.
Perusahaan menyatakan bahwa penyampaian keluhan secara langsung
dari karyawan akan segera dilakukan tindak lanjut sesuai dengan peraturan
perusahaan. Namun untuk beberapa keluhan seperti kenaikkan gaji, masih
harus dipertimbangkan sesuai dengan kinerja karyawan tersebut.
Perusahaan sebaiknya segera melakukan tindak lanjut atas keluhan yang
masuk, agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik didalam
perusahaan, sehingga karyawan akan merasa puas dan dapat bekerja tanpa
adanya hal yang membebani pikiran mereka. Perusahaan juga sebaiknya
membuat prosedur dalam penyampaian keluhan terkait dengan lingkungan
pekerjaan perusahaan, sehingga perusahaan dapat menerima masukan yang
61
membangun dari karyawan mengenai apa yang mereka rasakan tentang
pekerjaan, tim kerja, atasan, dan perusahaan.
IV.3.2.2 Perencanaan Sumber Daya Manusia.
1. Perusahaan Tidak Melakukan Perencanaan SDM.
Langkah kerja yang dilakukan adalah menelusuri apa yang dijadikan
dasar dalam penetapan program Sumber Daya Manusia dan melakukan
konfirmasi ke bagian HRD. Berdasarkan langkah kerja yang telah dilakukan,
diketahui bahwa dalam menetapkan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan
hanya berdasarkan pada perkiraan dari tiap-tiap divisi yang membutuhkan,
atau jika adanya kekosongan jabatan di dalam perusahaan.
Dalam peraturan perusahaan terkait dengan perencanaan tenaga kerja,
perusahaan menetapkan bahwa dalam hal penerimaan tenaga kerja baru,
harus dilakukannya perencanaan untuk tujuan yang akan datang.
Departemen Sumber Daya Manusia belum melakukan perencanaan
untuk kebutuhan tenaga kerja baru disebabkan karena perencaan tersebut
dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung dari kebutuhan perusahaan, dan
kondisi yang ada di dalam perusahaan.
Akibat yang mungkin terjadi dari belum dilakukannya perencanaan
tenaga kerja adalah akan timbul resiko yang cukup besar, misalnya, kualitas
dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
sehingga beban kerja setiap karyawan menjadi tidak seimbang. Di lain sisi,
ada karyawan yang pekerjaannya terlalu berat, sedangkan yang lain terlalu
ringan.
62
Sebaiknya perusahaan segera membuat perencanaan tenaga kerja dan
terdokumentasikan, agar kebutuhan organisasi terhadap Sumber Daya
Manusia baik dalam arti kuantitas maupun kualitas dapat dipersiapkan dan
diantisipasi lebih awal sehingga mencegah masalah-masalah yang mungkin
terjadi. Selain itu, perencanaan tersebut juga harus dievaluasi setiap periode
untuk kemungkinan dilakukan penyesuaian bila diperlukan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
IV.3.2.3 Perekrutan dan Seleksi Sumber Daya Manusia.
1. Tidak Semua Lamaran yang Masuk Diproses Lebih Lanjut.
Langkah kerja yang dilakukan adalah mendapatkan prosedur tentang
proses perekrutan, periksa jumlah lamaran yang masuk dan yang diterima,
serta konfirmasi ke bagian yang menangani proses perekrutan karyawan.
Berdasarkan langkah kerja yang telah dilakukan, diketahui bahwa proses
pemenuhan kebutuhan atas tenaga kerja eksternal dilakukan melalui
pemasangan iklan baik di media cetak maupun media elektronik. Semua
lamaran yang masuk diproses dan ditangani oleh Staff dari departemen
Sumber Daya Manusia.
Dalam Standard Operating Procedure perekrutan karyawan, perusahaan
menetapkan bahwa data calon karyawan yang diperoleh dari berbagai sumber
harus diproses lebih lanjut.
Staff departemen Sumber Daya Manusia tidak memproses semua lamaran
yang masuk disebabkan oleh banyaknya lamaran yang masuk dan sedikitnya
posisi yang dibutuhkan. Serta beranggapan bahwa hal ini akan lebih
menghemat waktu dan tenaga. Selain itu, perusahaan juga memiliki
63
kebijakan dengan membatasi jumlah lamaran yang masuk. Misalnya
perusahaan membutuhkan 1 (satu) orang tenaga kerja baru, maka perusahaan
hanya membuka untuk 10 (sepuluh) pelamar, dengan asumsi mengambil 10%
dari batas tersebut, jadi jika terdapat lebih dari 10 (sepuluh) pelamar, maka
perusahaan hanya akan mengambil tidak melebihi batas yang telah
ditetapkan.
Akibat dari hal ini adalah perusahaan kemungkinan akan mengalami
kehilangan kandidat atau calon karyawan yang potensial, padahal perusahaan
sudah memasang lowongan pekerjaan dengan biaya yang relatif tinggi.
Sebaiknya semua lamaran yang masuk tidak ditangani oleh 1 orang saja
yaitu staff Sumber Daya Manusia, tetapi kepala divisi departemen Sumber
Daya Manusia juga melakukan pemeriksaan atas semua lamaran yang masuk.
Hal ini dilakukan juga untuk meminimalisasi kelalaian dari Staff yang
mungkin terjadi. Selain itu, perusahaan juga harus menambah staff yang
menangani aktivitas perekrutan karyawan baru.
2. Tidak Dilakukannya Tes Awal Untuk Kandidat yang Berasal dari
Referensi Karyawan.
Langkah kerja yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan
bagian HRD untuk mengetahui dasar pemilihan sumber daya manusia,
memeriksa jumlah lamaran yang masuk dengan yang diterima, memeriksa
hasil tes awal karyawan yang diterima, serta melakukan wawancara atas
karyawan sebagai konfirmasi untuk mengetahui apakah ada hubungan
kekeluargaan antara karyawan yang masuk dengan manajemen perusahaan.
Berdasarkan langkah kerja yang telah dilakukan, diketahui bahwa tidak ada
64
hubungan kekeluargaan antara karyawan yang masuk dengan manajemen
perusahaan, namun sebagian besar karyawan perusahaan berasal dari
referensi karyawan yang sudah bekerja di perusahaan terlebih dahulu.
Karyawan tersebut juga hanya melalui tes wawancara saja tanpa melalui tes
awal untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan calon karyawan,
padahal di dalam peraturan perusahaan yang telah ditetapkan, disebutkan
bahwa setiap pelamar harus melalui prosedur penerimaan diantaranya adalah
melalui tes yang telah ditetapkan. Perusahaan tidak melakukan tes awal untuk
kandidat yang berasal dari referensi karyawan dikarenakan bahwa karyawan
yang akan direkrut dibutuhkan dengan sangat cepat sehingga tidak cukup
waktu untuk dilakukan tes awal. Perusahaan berasumsi bahwa karyawan
yang direkomendasikan oleh karyawan yang sudah bekerja sebelumnya,
terutama karyawan lama dan memiliki jabatan yang tinggi, sudah memiliki
kompetensi.
Untuk saat ini, perusahaan belum menemui masalah, namun semakin
berkembangnya perusahaan dan proyek-proyek besar yang ditangani
perusahaan, dengan tidak adanya tes awal yang dilakukan perusahaan
sebelumnya, maka akan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari,
seperti perusahaan tidak dapat menilai keahlian calon karyawan yang akan
direkrut, yang juga dikarenakan perekrutan hanya berdasarkan referensi saja.
Jika perusahaan gagal menilai kemampuan karyawan tersebut di awal, maka
selama karyawan tersebut bekerja di perusahaan akan dapat menimbulkan
kerugian karena tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu, perusahaan juga dapat kehilangan calon karyawan potensial yang
65
bukan berasal dari referensi karyawan lama jika hanya mementingkan
sumber tenaga kerja yang berasal dari referensi saja.
Perusahaan sebaiknya tidak hanya mengandalkan sumber tenaga kerja
yang berasal dari referensi karyawan lama saja, namun juga mencari dan
mempertimbangkan calon karyawan lain. Selain itu, perusahaan juga harus
melakukan tes awal terhadap semua karyawan tanpa adanya pengecualian,
untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan calon karyawan yang
sesuai dengan harapan perusahaan.
3. Perusahaan Belum Melaksanakan Program Orientasi Formal Secara
Maksimal.
Langkah kerja yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan
karyawan perusahaan, serta konfirmasi ke bagian HRD. Dari hasil
wawancara serta konfirmasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa
perusahaan belum melaksanakan program orientasi formal secara maksimal
dimana program tersebut menjelaskan tentang karakteristik perusahaan
seperti sejarah, bidang usaha, kebijakan dan praktik umum, keselamatan dan
kesehatan kerja, peraturan perusahaan serta kondisi keja terutama tanggung
jawab yang terkait dengan bidang tugas karyawan yang bersangkutan. Di
dalam kebijakannya, perusahaan menetapkan bahwa seorang karyawan harus
diberikan pengetahuan tentang kebijakan perusahaan secara jelas agar para
karyawan dapat beradaptasi dengan lingkungan perusahaan.
Selama masa orientasi, perusahaan sebaiknya melakukan program
orientasi formal dimana hal tersebut mencakup pengenalan karyawan baru
66
terhadap fungsi, tugas, hak dan kewajibannya, dan rekan kerjanya. Karyawan
baru sebaiknya juga memahami mengenai apa yang akan dilakukan, dimana
tempat meminta petunjuk atau bantuan, apa peraturan , kebijaka, dan
prosedur yang penting untuk diketahui.
Perusahaan
mengungkapkan
bahwa informasi-informasi
mengenai
perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta peraturan perusahaan
akan didapatkan karyawan selama masa kerjanya, dimana perusahaan
menganggap karyawan tersebut akan dapat beradaptasi dengan baik dan
cepat. Padahal informasi tersebut sangat penting bagi karyawan baru dalam
usaha beradaptasi dengan lingkungan perusahaan dan karyawan baru perlu
mengetahui dan mengerti bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi
kepada perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.
Akibat tidak diberikannya orientasi formal kepada karyawan, maka ke
depannya, perusahaan akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk
melakukan klarifikasi dan menerangkan kembali
daripada waktu yang
diperlukan untuk menerangkan selama pada proses orientasi. Hal ini dapat
menghambat tugas dan tanggung jawab karyawan yang bersangkutan.
Perusahaan sebaiknya memberikan program orientasi kepada karyawan
baru. Program orientasi tersebut mencakup penyampaian informasi yang
relevan mengenai pekerjaan karyawan, kebijakan umum organisasi, jangka
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai standar kerja yang efektif, dan
bagian yang dapat memberikan petunjuk atau bantuan dan saran ketika
dibutuhkan.
Selain
itu
juga,
perusahaan
perlu
mengkomunikasikan
pemberitahuan mengenai prosedur pencegahan kecelakaan kerja, gambaran
67
fasilitas fisik perusahaan, dan tunjangan karyawan. Perusahaan juga harus
menyampaikan pemahaman atas struktur organisasi perusahaan, letak jabatan
karyawan yang bersangkutan dalam struktur tersebut, dan hubungan
departemen karyawan baru yang bersangkutan dengan departemen lain dalam
perusahaan. Peran dan tanggung jawab dalam melakukan orientasi terhadap
karyawan baru ada pada atasan langsung atau divisi Human Resource
Department.
68
Download