1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Karena
dengan pendidikan diharapkan kita dapat menerima dan mengusai perkembangan
ilmu dan teknologi secara cepat sesuai dengan tatanan budaya masyarakat
setempat. Arus globalisasi dan modernisasi mengakibatkan perkembangan
kebudayaan masyarakat tidak terkendali, tanpa sumberdaya manusia yang
berkualitas hal ini akan menjadi masalah yang besar bagi kita semua. Untuk itu
perlu kesadaran yang tinggi dari semua elemen masyarakat akan pentingnya
pendidikan. Salah satu wujud dari bukti keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari
pencapaian prestasi belajar siswa. Bila pencapain prestasi belajar siswa tinggi itu
berarti siswa tersebut dapat menguasai standart kompetensi yang di butuhkan
sesui dengan kurikulun yang ada.
Dalam penelitian ini kami melibatkan siswa sekolah menengah atas dalam
pengambilan sample penelitian, karena mereka mereka kebanyakan mengalami
banyak kendala dalam permasalahan belajar yang akan berpengaruh pada
pencapaian prestasi. banyak sekali kendala yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Kondidi psikologis yang belum stabil, yang dapat menyebabkan mereka
kurang dapat mengontrol waktu belajar. Lingkunag pergaulan yanga kurang baik
dan menyebabkan penurunan motivasi belajar atau kondisi lingkungan keluarga
yang tidak mendukung sehingga anak terbebani oleh permasalahan tersebut. Tidak
bisa kita pungkiri bahwasannya keluarga merupakan unsur penting dalam
perkembangan diri siswa, orang tua tidak boleh serta merta membebaskan anakanaknya. Karena siswa bukan seseorang yang dewasa yang sudah memiliki
kemandirian dan kematangan dalam berfikir siswa memiliki kepribadi yang unik
mereka tidak dapat dikekang maupun di lepaskan sepenuhnya. Peran orang tua
bagi bagi siswa sangat mutlak karena keluarga merupakan tempat pertama kali
anak mendaatkan pelajaran. Dengan bimbingan yang baik, dorongan semangat
1
2
yang tinggi, lingkungan keluarga yang tabil dharapkan anak dapat berhasil pula
dalam pendidikanya.
Kondisi keluarga dapat membentuk karakteristik sosiologis individu siswa.
Karena keluarga atau orang tua lah yang membentuk jiwa, kepribadian atau
karakter anak seperti apa. Baik buruknya tingkah laku atau karakter anak
sebagian besar di pengaruhi oleh orang tuanya. Secara tidak langgsung karakter
anak tersebut mempengaruhi kondisi psikologis siswa, karena karakteristik
seseorang juga dapat mencerminkan latar belakang status sosial keluarga
seseorang. Sehingga membentuk cap sosial bagi diri anak didalam pergaulan
dilingkungan pergaulannya yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.
Siswa dari keluarga yang memiliki status sosial ekonomi-sosial mapan
mereka cenderung lebih percaya diri, karena mereka memdaptkan perhatian yang
lebih dari orang tuanya. Orang tau menganggap pendidikan yang berkualitas itu
penting bagi anak mereka. Agar anak mendapatkan prestasi belajar yang tinggi,
para orang tua akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi setiap kebutuhan
sekolah anak. Dengan tingkat pendapatan yang tinggi, pendidikan yang cukup
serta pekerjaan yang mapan para orang tua cenderung lebih banyak memberikan
dorongan atau motivasi , pemenuhan kebutuhan fasilitas belajar yang diberikan
kepada anak untuk lebih berprestasi dalam belajar.
Selain itu status sosial mempengaruhi pula tingkah laku dan pola pikir
individu mengenai pendidikan. Paul B. Horton ( 1992 : 17 ) berpendapat bahwa
“Anak-anak kelas sosial menengah keatas memiliki semangat yang tinggi untuk
bersekolah
dari pada anak–anak kelas social rendah”. Sedangkan Gronfen
Brenner dalam Muh.Ali menyimpulkan bahwa Lingkungan fisik keluarga kelas
bawah yang dapat berpengaruh terhadap munculnya masalah- masalah pribadi
dalam anak. Termasuk masalah yang terkait dengan prestasi belajar.” ( 1991: 38).
Keluarga ekonomi kurang mampu sering mengalami ketidak stabilan dikarenakan
faktor ekonomi yang kadang masalah tersebut menyebabkan dampak yang buruk
bagi diri dan belajar anak, karena konsentrasi mereka dapat terpecah antara belajar
dan biaya kebutuhan sekolah. Ketidakmampuan orang tua dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan anak serta rendahnya pendidikan yang dimiliki orang tua,
3
mengakibatkan mereka tidak dapat membantu, mendampingi, membimbing anak
dalam belajar terutama saat anak mereka mengalami kesulitan dalam memahami
mata pelajaran yang ada. Anak-anak tersebut bukan berarti memiliki intelegensi
yang
rendah,
tapi
karena
keterbatasan
ekonomi
mereka
tidak
dapat
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya secara optimal.
Namun kesemua itu tidak akan ada korelasi apabila dalam diri individu
tidak memiliki motivasi untuk berusaha menjadi lebih baik. Seorang anak kelas
menengah atas tidak akan dapat memperoleh prestasi belajar yang baik apabila dia
tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Karena motivasi memberikan
kekuatan seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginannya. Dengan
memiliki motivasi anak atau siswa dapat mencapai prestasi belajarnya dengan
baik. Karena motivasimemberikan dorongan bagi siswa untuk mau belajar,
mencoba menjadi yang lebih baik sesuai denan cita-cita yang dia inginkan.
Selain lingkungan keluarga yang tak kalah penting dalam pencapaian
prestasi belajar siswa adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga
yang penting yang memberikan pendidikan tambahan bagi anak yang tidak dapat
diberikan oleh orang tua. Karena melalui pendidikan disekolah individu tersebut
tidak hanya diajarkan dari segi akademis namun juga dari segi non akademis
seperti keterampilan dan keahlian, penanaman nilai, norma, adat istiadat, tingkah
laku dan nilai-nilai afektif lainnya yang mendukung individu dapat bersosialisai
dengan baik di lingkungan masyarakat.
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk memanusiakan manusia,
artinya dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan budi pekerti akal
pikiran sehingga dapat mejadi manusia yang purna, yang berguna bagi diri dan
lingkungannya. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada diri siswa sendiri
sebagai subjek dan objek pendidikan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara” (Rubino Rubiyanto dkk, 2003:21).
4
Pendidikan tidak akan berhasil apa bila tidak ada kerja sama yang baik
antara pihak sekolah dan pihak keluarga yaitu orang tua. Sekolah sebagai lembaga
formal dengan bantuan tenaga guru sebagai jembatan transfer of learning
memberikan seluruh kemampuannya untuk mendidik dan mengajar dengan baik
kepada siswa, dengan harapan siswa dapat menerima informasi sepenuhnya
dengan baik dan berhasil dalam pendidikan serta mendapat prestasi yang baik. Di
sekohah siswa dapat diketahai apaka dia berprestasi atau tidak. Prestasi belajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang berasal dari luar diri
siswa dan dari dalam diri siswa. Menurut Muhibbin Syah ( 1995:320)
menyebutkan ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain:
1) Faktor internal siswa ( faktor dari dalam diri siswa) yaitu keadaan atau kondisi
jasmani rohani siswa.
2) Faktor eksternal siswa ( faktor dari luar diri siswa) yaitu keadaan atau kondisi
lingkungan di sekitar diri siswa.
3) Faktor pendekatan belajar ( Approach to learning) yaitu jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Prestasi belajar merupakan sesuatu yang penting bagi siswa, karena
prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi. Fungsi prestasi belajar tidak hanya
sebagai indikator keberhasilan dalam bidang tertentu saja, tetapi juga sebagai
indikator penentu kualitas pendidikan. Menurut Zainal Arifin ( 1990:3) prestasi
belajar memiliki 4 fungsi antara lain:
1) Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai oleh anak didik.
3) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
4) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam invasi pendidikan.
Tapi pada kenyataannya tidak semudah membalikkan telapak tangan ada
berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa
cenderung mudah terpengaruh lingkungan, disekolah lingkungan yang berperan
adalah lingkungan pergaulan teman sebaya. Dalam pergaulan tersebut individu
banyak terjadi persaingan baik prestasi belajar, gaya hidup dan bahkan status
5
sosial. Individu pada umumnya mudah terpengaruh dalam mengikuti arus
pergaulan, mereka ingin dianggap eksis dalam golongannya dan menunjukkan
identitas diri mereka. Dan untuk mendapatkan serta mewujudkan hal itu mereka
rela melakukan segalanya. Mereka tidak mau dianggap “kuper” karena tidak
pernah nogkrong di bar atau nongkrong di mall, baca buku atau majalah porno,
lihat situs-situs porno di internet. Mereka juga tidak mau dianggap banci kerena
dia tidak pernah mencoba merokok, mengisap ganja, bolos sekolah, tawuran. Dan
mereka juga tidak mau bils diaggap tidak mengikuti mode yang sedang digemari
dan lain-lain yang mana akan banyak mengakibatkan kerugian bagi penurunan
prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar siswa pada dasarnya dapat dicapai karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain motivasi belajar dan karakteristik sosiologis siswa.
Motivasi merupakan faktor penting dalam meraih keberhasilan atau prestasi bukan
hanya belajar tapi juga dalam segala hal. Dengan adanya motivasi atau dorongan
seseorang dapat mencapai sesuatu yang di inginkan. Motivasi belajar adalah
merupakan faktor psikis yang memberikan dorongan, menumbuhkan gairah,
merasa senang, semangat dalam melakukan kegiatan belajar. Dilihat dari uraian
tersebut jelas bahwa motivasi berpengaruh dalam proses belajar siswa. Menurut
Sardiman AM (2001: 83) ada 4 fungsi motivasi yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan oleh seseorang.
2. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbutan apa yang harus dikerjakan
yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan mensisihkan perbuatan – perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
3. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai.
4. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Sedangkan karakteristik sosiologis individu dalam hal ini sebagai faktor
eksternal dengan ciri-ciri yang melekat pada seseorang dan yang mempengaruhi
tingkah laku seseorang tersebut dalam interaksi dengan individu lain dalam
konteks sosial. Karakteristik sosiologis
siswa yang dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan orang tua, pendidikan orang tua dan prestise pekerjaan orang tua
memberikan permasalahan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di
6
sekolahan tersebut. Dari penelitian ini kita juga dapat memberi gambaran apakah
di jaman saat ini status sosial masih dapat menjamin anak tersebut lebih memiliki
motivasi dan maju dalam hal prestasi belajar.
Dari uraian latar belakang diatas peneliti mengambil judul’ Hubungan
karakteristik sosiologis individu dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
sosiologis Siswa XI SMA Negeri 1 Mojolaban tahun ajaran 2007-2008.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah ditersebut maka permasalahan yang
muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi anak karena pendidikan tidak
hanya sebagai pusat transfer of learning saja tetapi juga merupakn jaminan
masa depan mereka. Namun karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang
cukup
untuk
memenuhi
kebutuhan
hidup
maka
mereka
lebih
mengesampingkan pendidikan. Karena bagi mereka pendidikan merupakan
sesuatu yang mewah.
2. Era globalisasi dan modernisasi dalam hal teknologi dan informasi
memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih mudah dalam memperoleh
informasi up to date yang dapat menunjang prestasi belajar. Namun dalam
kenyatanya banyak siswa yang belum dapat memanfaatkan sisi positif dari
tegnologi tersebut namun banyak dari mereka yang menyalaha guanakan
sehinggadapat memberikan pengaruh bagi penurunan prestasi belajar siswa.
3. Status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, pekerjan mapan yang dimiliki oleh
orang tua siswa dapat dijadikan modal awal bagi siswa dalam kegiatan
belajar serta dapat menjadi jembatan hubungan sosial yang baik dalam
pergaulan. Namun pada kenyataannya hal
ini malah menimbulkan
permasalahan yang baru dalam pergaulan yaitu terbentuknya beberapa “klik”
dalam lingkungan pergaulan anak dan tidak memberikan manfaat yang efektif
dalam pencapaian prestasi belajar.
4. Karakteristik sosiologis individu akan
mempengaruhi seseorang dalam
bertingkah laku dan berpandangan tentang pendidikan termasuk di sini dalam
7
hal
prestasi belajar. Pada kenyataannya banyak anak-anak dari golongan
keluarga ekonomi rendah banyak mengalami permasalahan akademik di
sekolah.
5. Motivasi belajar merupakaan faktor yang penting dalam menentukan prestasi
belajar siswa, namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah.
6. Keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran dilihat dari bagaimana
prestasi belajar yang di peroleh siswa. Namun saat ini masih banyak siswa
yang masih menganggap remeh prestasi belajar.
7. Banyak anak yang kurang mampu memiliki kecerdasan yang tinggi. Namun
karena pendidikan orang tua yang rendah dan tidak memiliki biaya, banyak
orang tua yang tidak bisa membantu kesulitan belajara anak dan mengikut
sertakan dalam bimbingan belajar.
C. Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Karakteristik sosiologis individu dalam penelitian ini adalah karakteristik
sosiologis yang dimiliki siswa, yang di pengaruhi oleh tingkat pendapatan
orang tua, prestise pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua.
Dan beberapa faktor intern yang ada di dalam diri siswa yang berupa gaya
hidup dan sikap sosial siswa terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar yang ada dalam
diri siswa.
3. Prestasi belajar sosiologi dalam penelitian ini adalah prestasi yang diraih siswa
selama menjalankan proses pembelajaran. Hasil prestasi ini dapat dilihat dari
nilai tes mata pelajaran sosiologi yang di berikan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
8
D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci
mengenai runag lingkup permasalahan yang diteliti. Berdasarkan dari identifikasi
dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka di buat perumusan
masalah sebagai berikut:
a. Rumusan Masalah Mayor
Apakah ada hubungan yang signifikan antara karakteristik sosiologis individu
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi ?
b. Rumusan Masalah Minor.
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara prestise pekerjaan dengan
prestasi belajar siswa?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan orang tua
dengan prestasi belajar siswa?
4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar sosiologi ?
E. Tujuan Penelitian
Dalam melaksanakan aktivitas, peneliti pasti mempunyai tujuan yang
mendasar dan terarah serta tujuan tersebut dijadikan kontrol, sehingga peneliti
dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan perumusan masalah
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Tujuan Mayor
Mengetahui hubungan yang signifikan antara karakteristik sosiologis individu
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi.
b. Tujuan Minor
1. Mengetahui hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa.
9
2. Mengetahui hubungan yang signifikan antara prestise pekerjaan dengan
prestasi belajar siswa.
3. Mengetahui hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan orang tua
dengan prestasi belajar siswa
4
Mengetahui hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar sosiologi.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang berhubungan dengan pengembangan
ilmu pengetahuan secara konsep dan teoritis. Manfaat teoritis alam penelitian ini
adalah:
a. Bagi perguruan tinggi, dari hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi lebih
lanjut terutama dalam peningkatnan mutu sumberdaya manusia yang dimiliki
oleh mahasiswa.
b. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat menambah penngetahuan dalam
bidang ilmu pendidikan khususnya sosiologi pendidikan, dan dapat dijadikan
landasan untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini pemerintah lebih baik lagi dalam setiap
pengambilan kebijakan terutama mengenai pendidikan agar kualiatas
pendidikan Indonesia lebih baik lagi.
d. Bagi masyarakat, dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat lebih tanggap
dalam dan mengawasi kegiatan pendidikan disekolah.
2.
Manfaat praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang menyangkut pemecahan masalah
aktual. Dalam penelitia ini, manfaat praktis yang diharapkan dapat :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak
sekolah berkaitan dengan peningkatan kualitas kedepan.
b. Penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi orang tua untuk lebih
memperhatikan perkembangan anak .
10
c. Penelitian ini dapat memberikan inspirasi kepada siswa untuk lebih
memotivasi diri lebih baik dalam proses belajar sehingga mencapai prestasi
yang baik.
Download