BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan sebagai
bahasa komunikasi penghubung antar semua bangsa dan negara di seluruh dunia.
Kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu kemampuan yang sangat
penting bagi siswa karena Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa universal yang
digunakan dalam dunia teknologi, pendidikan, politik, perdagangan, serta
merupakan alat komunikasi yang paling sering digunakan oleh dunia.
Dalam dunia modern yang penuh dengan tantangan dan persaingan yang
ketat ini, setiap orang disarankan tidak hanya memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi, namun juga dituntut keterampilan khusus yang lazim kita sebut skill. Salah
satu skill yang paling dibutuhkan saat ini adalah Bahasa Inggris. Sesuai dengan
penjelasan di atas, Bahasa Inggris merupakan bahasa global, maka bagi yang
ingin selangkah lebih maju dari orang pada umumnya, perlu bahkan harus
menguasai Bahasa Inggris (Pattymahu, 2012).
Kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu kemampuan yang
sangat penting bagi siswa. Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran
dalam UN (Ujian Nasional). Pelajaran Bahasa Inggrispun menjadi salah satu hal
yang penting untuk melanjutkan jenjang pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Maka dari itu, pembelajaran sejak dini hendaknya dilakukan agar mempermudah
akses pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih komprehensif.
1
2
Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan pentingnya pelajaran Bahasa
Inggris
dengan
tiga tujuan, diantaranya mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa Inggris, baik dalam bentuk lisan atau tulis, yang
meliputi kemampuan mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca
(reading), dan menulis (writing), menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa
dan pentingnya bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat
utama belajar dan mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan
antarbahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya agar siswa memiliki
wawasan lintas budaya dan dapat melibatkan diri dalam keragaman budaya
(Sidiknas, 2000). Departemen Pendidikan Nasional juga menetapkan bahwa
kemampuan yang harus dimiliki oleh pelajar Indonesia adalah memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa Inggris
(Sidiknas, 2003).
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan yaitu seringnya terjadi
kesalahan dalam ujian Bahasa Inggris disebabkan kurangnya kosa kata yang
dimiliki siswa. Hasil belajar Bahasa Inggris lebih rendah dibanding dengan
pelajaran lain karena Bahasa Inggris dianggap sebagai salah satu pelajaran yang
sukar dan tidak menyenangkan. Hal sama terjadi di Depok (Virdhani, 2013) dan
Surabaya (Efendi, 2010) hasil Ujian Bahasa Inggris siswa Depok rata-rata
menurun dan Nilai mata pelajaran bahasa Inggris di Surabaya banyak yang
rendah.
3
Kelompok IPS - Kota Pekanbaru; Mata pelajaran Bahasa Inggris terdapat 14
soal yang tidak tuntas pada tahun 2007/2008, 8 soal untuk tahun ajaran
2008/2009, 2 soal untuk tahun ajaran 2009/2010 paket soal A dan 4 soal untuk
tahun ajaran 2009/2010 paket soal B. Kelompok IPA – Kota Pekanbaru; Mata
pelajaran Bahasa Inggris terdapat 6 soal yang tidak tuntas pada tahun 2007/2008,
4 soal untuk tahun ajaran 2008/2009, pada tahun ajaran 2009/2010 paket soal A
seluruh soal/KD dapat dikuasai oleh siswa, dan 4 soal untuk tahun ajaran
2009/2010 paket soal B (Mahdum, 2010).
Berdasarkan data yang didapatkan, salah seorang guru mata pelajaran
Bahasa Inggris di SMA P mengatakan bahwa siswa kelas XI IPA memiliki
vocabulary yang cukup baik karena pada zaman sekarang akses untuk mengetahui
kosa kata Bahasa Inggris mudah didapatkan. Gadget, internet, komputer dan
media sosial rata-rata menggunakan Bahasa Inggris, namun ketika siswa diberikan
kosa kata Bahasa Inggris yang baru hanya beberapa siswa yang mengingatnya,
beberapa siswa lainnya ketika ditanya kembali, siswa lebih memilih
untuk
melihat dan menggunakan kamus Bahasa Inggris elektroniknya.
Kesulitan yang dihadapi siswa SMAN P mencakup grammar dan writting,
dalam hal menulis khususnya, siswa banyak melakukan kesalahan karena siswa
tidak ingat bentuk tulisan kosa kata dalam kalimat yang dibuat. Contohnya saat
menulis fell (terjatuh), siswa menulis feel (merasakan). Dalam percakapan pun,
siswa banyak mencampur adukkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, hal ini
disebabkan kurangnya perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa.
4
Berbagai masalah yang dikemukakan oleh guru Bahasa Inggris diatas, siswa
hendaknya mau dengan sadar mempelajari Bahasa Inggris dengan baik, karena
manfaat mempelajari Bahasa Inggris khususnya bagi kalangan siswa SMA
terutama untuk lulus di Ujian Nasional serta Perguruan Tinggi yang diinginkan.
Selain itu ada beberapa manfaat lain yang didapat yakni,
(1) memperdalam
pengetahuan, (2) meningkatkan karir dengan cepat, (3) menjadi translator, (4)
membuka jendela dunia lebih lebar, (5) menaklukkan internet, (6) mengejar
kesempatan di luar negeri.
Beberapa manfaat Bahasa Inggris yang telah disebutkan di atas, siswa yang
telah lulus dan langsung mencari kerja, di dalam dunia bisnis khususnya tingkat
internasional tentu tidak bisa dipungkiri bahwa Bahasa Inggris merupakan bekal
utama yang harus dimiliki. Kemampuan menguasai Bahasa Inggris membuat
komunikasi dengan mitra terjalin lebih baik dan dapat meningkatkan karir dengan
cepat, begitu pula siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya ke luar negeri,
kesempatan akan lebih terbuka jika memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang
baik.
Menguasai materi atau grammar dapat dikatakan belum cukup untuk
membuat seseorang dapat lancar berbicara dalam Bahasa Inggris dan memiliki
kemampuan Bahasa Inggris yang baik. Hal terpenting yang kadang dilupakan para
pembelajar bahasa Inggris adalah vocabulary (kosa kata). Seseorang telah
mengetahui struktur dan grammar kalimat yang akan disebutkan tetapi tidak tahu
Bahasa Inggris dari kata-kata tersebut. Di sinilah pentingnya vocabulary (kosa
kata) untuk dapat lancar berbahasa Inggris (Pacidda, 2010). Mempelajari
5
vocabulary (kosa kata) adalah bagian yang sangat penting dari belajar sebuah
bahasa. Semakin banyak kata yang diketahui, semakin besar kemampuan dalam
memahami apa yang didengar dan dibaca dan semakin tinggi pula kemampuan
untuk dapat mengatakan apa yang ingin dikatakan atau ditulis.
Mempelajari vocabulary bukan hanya dari segi pelafalannya untuk
menjadikan seseorang mahir berbahasa Inggris, tetapi juga diperlukan banyaknya
kosa kata yang diingat dan dipahami artinya. Faktor yang mempengaruhi
mengingat antara lain: perhatian, interval waktu penyandian, strategi peningkatan
memori, emosi atau juga faktor lain seperti stimulus yang dapat meningkatkan
memori melalui panca indera seperti warna, gambar, suara, sentuhan, rasa atau
bahkan bau (Bhinnety, 2009).
Atkinson dan Shiffrin mengatakan bahwa memori terdiri dari tiga struktur
yaitu memori sensori, Short Term Memory (memori jangka pendek), dan Long
Term Memory (memori jangka panjang). Memori sensori dapat menyerap
informasi dalam ukuran besar tapi hanya bertahan sebentar. Perhatian dibutuhkan
untuk memasukkan informasi ke dalam STM. Akhirnya, informasi dapat di
transfer ke dalam LTM (Sternberg, 2009). Pada model ini, informasi yang datang
dari lingkungan akan masuk ke dalam memori sensori ikonik dan ekoik.
Menurut Neisser memori ikonik adalah kemampuan kesan-kesan visual
untuk menetap selama jangka waktu singkat (sehingga dapat diproses lebih
lanjut), dan prosesnya berlangsung hanya sedetik. Penyimpanan ikonik memiliki
kapasitas sekurang-kurangnya sembilan aitem dengan jangka waktu penyimpanan
sekitar 250 milidetik. Sperling berargumen bahwa jika ikon sedang memudar saat
6
sedang berusaha melaporkan seluruh huruf ke dalam penyimpanan ikoniknya,
maka laporan huruf menjadi parsial (Solso, 2007).
Memori echonik (sensori audio), menyimpan input auditorik dengan durasi
sekitar 2-4 detik. Informasi auditorik disimpan dalam ruang penyimpanan agar
dapat diolah lebih lanjut. Penelitian Moray, dkk menghasilkan kemampuan
mengingat pada metode pelaporan parsial dengan menggabungkan isyarat cahaya
dan suara jauh lebih baik daripada pelaporan penuh (Solso, 2007).
Atkinson dan Shiffrin menjelaskan bahwa model sistem memori manusia
membutuhkan perhatian untuk mentransfer informasi dari lokasi sensori ke lokasi
jangka pendek. Hal ini berarti, jika seseorang memperhatikan informasi dengan
baik, maka ia akan menyeleksi dan membatasi informasi yang tersedia. Dengan
kata lain, jika seseorang memberi perhatian lebih pada suatu informasi, maka
informasi itu akan lebih mudah diingat daripada informasi yang ditolak dan tidak
diperhatikan (Pan, 2010).
Penemuan penting telah dipublikasikan bahwa warna dapat menambah
personal arousal seseorang. Hal itu telah diutarakan oleh Birren (dalam
Huchendorf, 2007) bahwa warna terang seperti merah dan kuning dapat
menambah personal arousal dibandingkan warna lembut seperti hijau dan biru.
Hubungan antara personal arousal dengan daya ingat menurut Roozendaal (2002)
adalah kebangkitan personal atau semangat diri mampu meningkatkan daya ingat.
Ketika menjalani kejadian arousing, hormon pada otak berubah dan mempertinggi
daya ingat. Kuller (dalam Engelbrecht, 2003) mendemonstrasikan bagaimana
warna memberikan efek tidak hanya pada korteks tetapi juga pada seluruh sistem
7
syaraf. Warna dapat mengubah level aktifitas gelombang otak alpa yang
digunakan bidang medis untuk mengukur sinyal siaga manusia. Ketika warna
melalui mata, otak mengeluarkan hormon dari hipotalamus yang memberi efek
pada mood, mental, dan energi.
Wilson, Jacobs & Hustmyer, Levy, O’Connell dkk menemukan bahwa
pengujian dari psychological arousal lebih tinggi selama melihat warna merah
dari pada hijau, warna merah lebih dapat menyebabkan kecemasan luar biasa
dibandingkan dengan warna hijau. Hal ini berarti, warna merah lebih
membangkitkan emosi dibandingkan warna hijau (Jacobs & Hustmyer, 1974;
Levy, 1984; O’Connell, Harper, & McAndrew, 1985).
Penelitian Spence dkk pada 120 partisipan, diperlihatkan sebuah rangkaian
gambar pemandangan yang natural pada sebuah monitor komputer. Partisipan
juga diperlihatkan pemandangan berwarna dan pemandangan hitam putih. Hasil
yang ditemukan adalah warna natural seperti merah, kuning, hijau, biru, oranye
menambah daya ingat sebanyak 5% (Spence, Wong, Rusan dan Rastegar 2006).
Warna dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi seseorang dan dapat
membuat konsentrasi menjadi baik. Sebuah penelitian oleh Boyatzis dan Varghese
(1993) mengatakan bahwa ada hubungan antara warna, emosi dan performansi
akademik pada siswa. Beberapa siswa mungkin dapat merubah kemampuan
pemahaman dengan menggunakan warna.
Beberapa penelitian diatas menunjukkan hasil bahwa warna dapat
membangkitkan personal arrousal, sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh
Huchendorf (2007) menyatakan bahwa tidak ada hasil persentase statistik yang
8
signifikan antara words recalled dengan warna. Dalam penelitian ini warna pada
kertas yang dipakai memiliki tingkat kecerahan yang tinggi, sehingga tingkat
kecerahan tersebut dapat mempengaruhi efek arrousal.
Pan (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa warna merupakan aset
penting yang dapat menghasilkan ketahanan memori yang lebih baik
dibandingkan dengan faktor lain seperti shape (bentuk). Llyod, Jones dan
Nakabayashi (2009) telah melakukan sebuah studi mengenai efek warna pada
pengidentifikasian objek dan daya ingat, dengan temuan ada perbedaan pada
performansi memori saat penggabungan spasial warna objek dengan pemisahan
spasial objek. Semua partisipan dalam penelitian ini tidak menyandang buta
warna. 75 objek berwarna dari beberapa kategori digunakan dalam studi ini
seperti buah-buahan serta ada tiga prosedur pada penelitian ini yaitu
menggunakan warna original, warna palsu dan hitam putih. Warna original yang
dimaksud adalah warna yang sesuai dengan yang biasa diketahui, sedangkan
warna palsu adalah warna tidak sebenarnya, seperti pisang sebenarnya berwarna
kuning, tetapi diubah menjadi warna merah muda. Hasilnya, objek berwarna yang
tidak memiliki latar belakang berwarna lebih menyebabkan ketahanan daya ingat
dan lebih cepat direspon daripada objek berwarna yang memiliki berlatar
belakang warna.
Warna dapat membangkitkan ketertarikan sebagai suatu stimulus untuk
meningkatkan daya ingat. Apabila informasi diserap karena sesuatu yang menarik
misalnya berwarna, maka informasi tersebut lebih diingat dengan baik. Hal ini
disebabkan karena kesan visual dianggap paling berpengaruh untuk daya ingat.
9
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan
kemampuan bahasa Inggris yang baik diperlukan untuk masa depan siswa.
Banyaknya kesalahan yang sering dilakukan dalam mempelajari Bahasa Inggris
terutama dalam hal menghapal kosa kata membuat peneliti berpikir metode apa
yang dapat meningkatkan daya ingat siswa dalam menghapal kosa kata.
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa
warna dapat mempengaruhi daya ingat seseorang. Ketika individu memperoleh
informasi, maka hanya beberapa informasi saja yang akan diperhatikan oleh
individu berdasarkan stimulus yang dikehendakinya, seperti warna, gambar, rasa
bahkan bau. Jika warna merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mengingat, maka dapat dipastikan warna dapat menin/gkatkan daya ingat kosa
kata siswa dalam mempelajari Bahasa Inggris.
Penelitian-penelitian dan fenomena yang telah diuraikan di atas membuat
peneliti ingin menguji apakah benar ada pengaruh warna terhadap peningkatan
daya ingat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: apakah metode coloring cards dapat meningkatkan daya
ingat mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa SMA ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui adanya peningkatan daya
ingat mata pelajaran Bahasa Inggris yang terjadi setelah pemberian metode
coloring cards pada siswa SMA.
10
D. Keaslian Penelitian
Chen (1997) menggunakan warna untuk mengetahui peningkatan prestasi
dan daya ingat siswa di Taiwan. Penelitian ini menggunakan animasi visual
binatang. Partisipan terdiri dari 131 siswa kelas tiga, 133 siswa kelas enam dan
148 siswa kelas delapan. Hasil dari studi ini mengindikasikan bahwa warna dan
informasi latarbelakang dapat mempengaruhi prestasi daya ingat pada anak kelas
tiga. Sedangkan jumlah kompleksitas visual yang ditampilkan untuk siswa kelas
enam dan delapan tidak berpengaruh terhadap performansinya.
McConnohie (1999) membuat sebuah berkas kerja dengan karakter alpa
numerik. Subjek penelitian ini dua puluh delapan orang dari siswa kelas 6 dan 7
yang
terdaftar di sekolah umum. Subyek ditunjukkan serangkaian karakter
menggunakan teks hitam pada putih, biru, dan latar belakang hijau. Berkas
disusun dengan menggunakan perangkat lunak presentase dan diatur secara
otomatis dengan
waktu 10 detik setiap perubahan berkas. Hasil studi ini
mengindikasikan bahwa berkas dengan latar belakang putih membuat ingatan
lebih tinggi dibandingkan berkas dengan warna lain (biru dan hijau).
Sebuah studi di Universitas Texas di Austin (Kwallek,, Lewis, Lin-Hsiao &
Woodson, 1996) kepada 675 subjek mahasiswa mengenai hubungan warna
dengan performansi tugas, mood, dan kesukaan warna. Hasil yang didapatkan
ruangan berwarna putih, biru dan hijau memiliki skor performansi yang lebih
besar dibandingkan 6 warna lainnya.
11
Smilek, Dixon dan Mirekle (2001) melakukan penelitian antara hubungan
warna dan memori. digit angka dikondisikan dengan cara hitam putih dan
berwarna. Subjek penelitian adalah 7 mahasiswa S1. Hasilnya adalah performansi
subjek lebih baik ketika mengingat digit angka yang berwarna dibanding yang
tidak berwarna (hitam-putih).
Mohamed & Mariam (2011) melakukan penelitian kepada 90 mahasiswa
Kuliyya
Islamic
Revealed
Knowledge
and
Human
Science.
Prosedur
penelitiannya adalah subjek diperlihatkan sebuah gambar bangun dua dimensi, set
1 berlatar belakang merah sedangkan set 2 berlatar belakang putih. 30 subjek
diberi set 1, 30 subjek lagi diberi set 2 dan 30 subjek terakhir diberi campuran
antara set 1 dan set 2. Hasilnya adalah subjek yang diberi set 1 (bangun dua
dimensi dengan background warna merah) memiliki nilai recall yang lebih baik
dibanding dengan subjek yang diberi set 2.
Penelitian-penelitian yang telah dijelaskan di atas perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan, yakni perbedaan prosedur, jenis warna, subjek,
lokasi dan waktu penelitian. Peneliltian ini menggunakan kertas berlatar belakang
putih tertulis kosa kata berwarna dalam bahasa Inggris,
jenis warna yang
digunakan adalah merah, hijau, dan biru, subjek adalah siswa kelas XI SMAN P
Pekanbaru.
E. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan perspektif
kajian ilmu:
12
1.
Psikologi Pendidikan, Psikologi Belajar, dan Psikologi Sekolah dalam
hal memperkenalkan kepada guru bagaimana metode belajar yang baik
guna meningkatkan daya ingat siswa.
2.
Psikologi Kognitif untuk memperluas kajian mengenai pengaruh warna
terhadap memori serta efek yang ditimbulkan oleh warna terhadap otak
manusia.
2.
Manfaat Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
berbagai kalangan terutama bagi siswa, agar menggunakan warna-warna
yang dapat membangkitkan personal arousal dalam belajar sehingga
memudahkan untuk menguasai atau mengingat materi.
b) Hasil penelitian ini menjadi masukan yang bermanfaat juga bagi sekolah
dan lembaga pendidikan lainnya mengenai pengaruh warna terhadap
peningkatan daya ingat, sehingga diharapkan adanya pemanfaatan warna
sebagai salah satu strategi pengelolaan ruangan, sarana alat tulis dan cara
belajar-mengajar agar optimalisasi ingatan mahasiswa tercapai.
Download