Manusia yang Disiplin

advertisement
Senin, 6 Maret 2017
Manusia yang Disiplin
2 Timotius 2:1-7
“2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada
orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding
menurut peraturan-peraturan olahraga.
2:6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala
sesuatu.”
epang sangat terkenal karena masyarakatnya yang mempunyai disiplin sangat tinggi.
Bagaimana asal muasalnya? Dirunut ke akarnya, ternyata salah satu budaya Jepang ini berasal dari budaya bercocok tanam padi. Negeri sakura ini memiliki empat jenis musim setiap
tahunnya, sehingga mereka hanya dapat memanen padi sekali dalam setahun. Dengan kondisi
demikian, para petani Jepang jaman dahulu dipaksa dan harus berdisiplin waktu agar padi yang
mereka tanam dapat dipanen sesuai dengan musimnya. Bila gagal panen mereka tidak bisa makan
nasi selama setahun. Waktu tanam harus sesuai dan pas jadwal yang telah ditetapkan.
Kebiasaan bertahun-tahun dalam bercocok tanam membuatnya menjadi suatu kebiasaan
dan budaya bagi masyarakat Jepang. Segala sesuatunya dibuat berdasarkan waktu yang telah
diatur. Jadwal kedatangan kereta, bus dan alat transportasi lainnya dibuat secara presisi sehingga
membuat kepastian bagi orang yang hendak bepergian dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Sebagai contoh, jadwal bus dalam kota, dibuat berdasarkan study statistik, dengan pengamatan
selama beberapa waktu. Jarak tempuh, jumlah rata-rata kendaraan yang melewati rute tersebut,
jumlah pemilik kendaraan di sekitar jalan tersebut sampai dengan batas toleransi kemacetan
menjadi faktor untuk menentukan jadwal kedatangan dan keberangkatan bus pada setiap halte.
Alhasil, penumpang dapat memastikan kapan bus datang atau pergi. Jadwal tersebut biasanya
berbeda antara hari biasa dan akhir pekan karena jumlah kendaraan yang lalu lalangpun berbeda.
Jadwal transportasi umum mudah didapatkan pada setiap tempat pemberangkatan atau tercantum
pada setiap halte/stasiun. Dengan berkembangnya teknologi, jadwal tersebut juga bisa diakses
melalui internet.
Begitu menghargainya orang Jepang terhadap waktu, kalau anda bertanya suatu jarak atau
lokasi sebuah tempat, biasanya mereka menjawab dengan patokan waktu. Misalnya, 7 menit
berjalan kaki dari stasiun atau 8 menit bersepeda dari kantor polisi. Kalau kita perhatikan, panjang
waktu yang mereka tunjukkan juga sangat presis. Coba bandingkan dengan di negara kita, biasanya
apabila ditanya soal waktu, jawabannya adalah 5 menit, 10 menit atau pembulatan waktu pada
kelipatan 5 atau yang mudah dihitung. Waktu yang ditunjukkan belum tentu pas,tercermin dengan
kata “kira-kira” pada awal kalimatnya. Begitulah masyarakat Jepang menghargai waktunya. Dengan
kedisiplinan terhadap waktu mereka lebih mudah melakukan suatu rencana pekerjaan yang pada
akhirnya membuat segalanya menjadi efisien. Antonius Ngadiran
Pokok Sharing
Selasa, 7 Maret 2017
Apa yang membuat anda tidak bisa disiplin? Apa dampaknya?
Rabu, 8 Maret 2017
Apa yang membuat anda bisa disiplin ?
Kamis, 9 Maret 2017
Bagaimana cara saudara untuk bisa hidup lebih disiplin? Jelaskan
Jumat, 10 Maret 2017
Blessing sharing; setiap orang berbagi pengalaman dan berkat tentang tema pekan ini, diakhiri
komitmen pribadi pmaupun bersama di unit masing-masing.
Download