DOCX (Bahasa Indonesia)

advertisement
EVALUASI PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA SEBAGAI SUMBER
BELAJAR BAHASA JEPANG DI SMAN 97 JAKARTA
Fiki Amalia Lubis
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNJ
[email protected]
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan laboratorium bahasa sebagai sumber belajar
bahasa jepang di SMAN 97 Jakarta berdasarkan enam tahapan (Penilaian isi pengetahuan
laboratorium bahasa yang bersifat mendidik; Keuntungan relatif; Tujuan dan penilaian; Desain
straregi integrasi; Lingkungan instruksional; Evaluasi dan revisi strategi integrasi). Sampel dalam
penelitian ini adalah Guru Bahasa Jepang dan 15 siswa kelas XI di SMAN 97 jakarta yang sedang
melaksanakan pembelajaran bahasa jepang dan tingkat respon yang didapatkan sebesar 78,1%.
Metode yang digunakan adalah Evaluasi Formatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, menyebar kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif untuk wawancara dan observasi, sedangkan untuk kuisioner dengan analisis deskriptif
kualitatif dengan teknik prosentase. Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai evaluasi
pemanfaatan laboratorium bahasa sebagai sumber belajar bahasa jepang di SMAN 97 Jakarta mulai
tahap Penilaian isi pengetahuan laboratorium bahasa yang bersifat mendidik; Keuntungan relatif;
Tujuan dan penilaian; Desain straregi integrasi; Lingkungan instruksional; Evaluasi dan revisi strategi
integrasi semua sudah cukup baik.
Kata Kunci : Evaluasi, Sumber Belajar, Laboratorium Bahasa, Pemanfaatan
PENDAHULUAN
Di era globalisasi sekarang ini,
persaingan di dunia semakin ketat.
Semua aspek mulai dari perdagangan,
industri, keahlian, sampai dengan
pendidikan sangat berlomba-lomba
untuk bisa terlihat unggul dimata
dunia. Indonesia sebagai salah satu
negara berkembang tentu tidak ingin
tertinggal oleh era globalisasi ini,
dimana negara Indonesia dituntut
untuk
bisa
mengikuti
semua
perkembangan zaman yang serba
modern, canggih, dan instan ini.
Untuk itu hal utama yang perlu
diperhatikan
adalah
kualitas
pendidikannya.
Pendidikan merupakan aspek
penting
penunjang
kehidupan
seseorang, karena dapat memperluas
wawasan. Menurut Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 tahun 2003 pasal 1 mengatakan
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan
suasana
belajar
dan
proses
permbelajaran agar peserta didik dapat
aktif dalam mengembangkan potensi
dirinya yang berimplikasi pada
peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
Salah satu upaya yang
dilakukan
untuk
meningkatkan
kualitas pendidikan adalah dengan
memanfaatkan sumber belajar yang
ada. Sumber belajar merupakan salah
satu komponen penting dalam
menunjang proses belajar mengajar.
Banyak macam sumber belajar yang
dapat digunakan dalam pembelajaran
mulai dari dalam lingkungan sekolah
maupun di alam sekitar. Hal itu bisa
disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan. Dalam penggunaan sumber
belajar pun sebaiknya disesuaikan
dengan kebutuhan siswa, karakteristik
siswa, dan karakteristik mata pelajaran
itu sendiri.
Pemanfaatan
lingkungan
sebagai
sumber
belajar
dapat
mengembangkan
keterampilan
intelektual siswa, seperti mengamati,
mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasikan, dan
membuat perbandingan. Teknologi
Pendidikan sebagai sebuah disiplin
ilmu menjabarkan dua macam sumber
belajar yang dapat digunakan oleh
siapa saja yang ingin melakukan
kegiatan belajar, yaitu sumber belajar
yang memang dirancang secara
khusus (by design) untuk tujuan
pembelajaran. Adapula yang sengaja
dimanfaatkan (by utilization) untuk
tujuan pembelajaran. Salah satu
sumber belajar yang dirancang secara
khusus untuk pembelajaran adalah
Laboratorium.
Laboratorium (disingkat lab)
adalah
tempat
riset
ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan
ilmiah
dilakukan.
Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan
terkendali.
Laboratorium diciptakan untuk
melengkapi proses belajar mengajar,
dimana terdapat beberapa mata
pelajaran yang memang memerlukan
pengamatan atau latihan seperti
biologi, kimia, komputer, fisika dan
bahasa. Keberadaan laboratorium
disekolah merupakan hal yang cukup
berpengaruh
pada
kegiatan
pembelajaran karena dapat membuat
siswa lebih fokus dalam menyerap apa
yang disampaikan oleh guru. Salah
satu contoh laboratorium yang telah di
bahas di atas adalah laboratorium
bahasa.
Laboratorium bahasa mengacu
pada seperangkat peralatan elektronik
audio video yang terdiri atas
instructor console sebagai mesin
utama, dilengkapi dengan repeater
language learning machine, tape
recorder, DVD player, Video monitor,
dan headset yang dipasang dalam satu
ruangan kedap suara. Selain itu,
adapula komponen tambahan yang
dapat
dikombinasikan
dengan
kesemuanya itu. Bila dilakukan, maka
tampillah laboratorium bahasa itu
sebagai laboratorium multimedia.
Dengan demikian, peralatan yang
berada di dalam laboratorium bahasa
itu mencakup berbagai jenis media
dengan fungsi masing-masing.
Laboratorium bahasa dapat
berperan penting untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa dalam
mempelajari
berbagai
bahasa.
Kurangnya ketertarikan siswa untuk
mempelajari bahasa serta minimnya
fasilitas sekolah yang menunjang
untuk proses pembelajaran menjadi
indikasi
dirancangnya
sebuah
laboratorium
bahasa
untuk
dimanfaatkan dalam pembelajaran
bahasa. Jika proses pembelajaran
hanya dilakukan didalam kelas
mungkin
bisa
menyebabkan
konsentrasi siswa terganggu karena
keadaan kelas yang kurang kondusif,
dan bukan tidak mungkin siswa akan
kesulitan dalam mempelajari bahasa
maupun bahasa asing yang memang
baru mereka pelajari. Dengan adanya
laboratorium
bahasa
disekolah,
diharapkan guru dan siswa dapat
memanfaatkan laboratorium dengan
semaksimal mungkin didalam proses
pembelajaran, karena laboratorium
bahasa ini telah dirancang khusus
untuk memudahkan proses belajar
mengajar berbagai bahasa.
Bahasa
merupakan
alat
komunikasi verbal yang hanya
dimiliki oleh manusia. Hal mendasar
yang harus dikuasai adalah menguasai
lebih dari satu bahasa, seperti Bahasa
Jerman, Bahasa Prancis, Bahasa
Spanyol, Bahasa Mandarin, Bahasa
Arab, Bahasa Jepang, dll.
SMAN 97 Jakarta merupakan
sekolah
yang
sudah
memiliki
laboratorium bahasa untuk menunjang
proses pembelajaran. Namun pada
kenyataannya laboratorium bahasa
tersebut belum dimanfaatkan secara
maksimal.
Salah
satu
faktor
penyebabnya
yaitu
kurangnya
pengetahuan
guru
dalam
memanfaatkan dan menggunakan
laboratorium bahasa agar menjadi
sumber belajar yang layak digunakan
oleh siswa, selain itu minat siswa
masih kurang untuk belajar bahasa
asing didalam laboratorium bahasa
tersebut. Padahal laboratorium dapat
memudahkan
guru
dalam
menyampaikan materi juga dapat
memudahkan siswa dalam menyerap
materi yang disampaikan. Namun
untuk melihat keefektifannya tentu
harus diadakan evaluasi.
Evaluasi merupakan bagian
integral
dari
seluruh
proses
penggunaan sumber belajar. Evaluasi
merupakan suatu tahap yang harus di
lakukan. Evaluasi adalah proses
penentuan kesesuaian pembelajaran
dan belajar.
Evaluasi
penggunaan
laboratorium ini dilakukan untuk
dapat
mengetahui
kualitas
laboratorium dalam menunjang proses
pembelajaran berjalan secara efektif
dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal. Mengacu
pada penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh peneliti lain, maka
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian
tentang
evaluasi
laboratorium bahasa sebagai sumber
belajar bahasa jepang di SMAN 97
Jakarta.
Berdasarkan latar belakang
masalah yang sudah ada, maka
permasalahan
yang
dapat
diidentifikasikan sebagai berikut: (1).
Bagaimana kriteria
laboratorium
bahasa yang baik? (2). Apakah
laboratorium bahasa sudah tepat
digunakan sebagai sumber belajar di
SMAN 97 Jakarta? (3). Apakah
fasilitas laboratorium bahasa di
SMAN 97 sudah lengkap? (4).
Apakah Laboratorium Bahasa sebagai
sumber belajar di SMAN 97 telah
dimanfaatkan dengan baik dalam
proses pembelajaran.
KAJIAN TEORI
Evaluasi adalah kegiatan yang
dilakukan
untuk
mengumpulkan
informasi
mulai
dari
tujuan
pembelajaran, proses pembelajaran
sampai dengan tahap evaluasi yang
nantinya
akan
menghasilkan
keputusan untuk melakukan tindak
lanjut atau tidak. Tujuan dilakukannya
evaluasi
dalam
proses
belajar
mengajar adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai
tingkat
pencapaian
tujuan
instruksional oleh siswa sehingga
dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Penelitian ini menggunakan
model evaluasi formatif untuk
mengukur apakah sumber belajar
berupa
laboratorium
telah
dipergunakan
sesuai
dengan
standarisasi lingkungan pembelajaran
dan untuk menentukan langkah
selanjutnya
untuk
melakukan
perbaikan bila diperlukan. Hal itu
dilakukan
untuk
meningkatkan
kualitas sumber belajar sebagai
lingkungan
pembelajaran
yang
menunjang proses belajar mengajar
berupa laboratorium bahasa di SMAN
97 jakarta.
Penelitian
ini
termasuk
kedalam fungsi evaluasi pengukur
keberhasilan, dimana penelitian ini
dilakukan
untuk
mengevaluasi
bagaimana pemanfaatan laboratorium
bahasa di SMAN 97 Jakarta.
Pemanfaatan adalah aktivitas
menggunakan proses dan sumber
untuk belajar secara tepat dan
sistematis guna tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
Salah satu nya yaitu pemanfaatan
sumber
belajar.
Penelitian
ini
menggunakan prosedur pemanfaatan
TIP yang terdiri dari 6 tahapan: 1.
Penilaian
isi
pengetahuan
laboratorium bahasa yang bersifat
mendidik; 2. Keuntungan relatif; 3.
Tujuan dan penilaian; 4. Desain
straregi integrasi; 5. Lingkungan
instruksional; 6. Evaluasi dan revisi
strategi integrasi.
Sumber belajar adalah segala
sumber yang dapat digunakan untuk
menunjang proses belajar mengajar.
AECT mengemukakan bahwa sumber
belajar dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu : sumber belajar yang
dirancang
untuk
tujuan
pembelajaran(resouces by design) dan
sumber belajar yang dimanfaatkan
untuk tujuan pembelajaran (resources
by utilization). Sumber belajar
menurut AECT dibedakan menjadi 6
jenis yaitu : pesan, orang, bahan, alat,
teknik dan latar
Laboratorium
bahasa
merupakan sumber belajar latar yang
METODE PENELITIAN
Tujuan
dilakukannya
penelitian ini secara khusus adalah
untuk mengevaluasi pemanfaatan
laboratorium bahasa sebagai sumber
belajar di SMAN 97 Jakarta
berdasarkan
model
prosedur
pemanfaatan (TIP): 1. Penilaian isi
pengetahuan laboratorium bahasa
yang
bersifat
mendidik;
2.
Keuntungan relatif; 3. Tujuan dan
penilaian; 4. Desain straregi integrasi;
5. Lingkungan instruksional; 6.
Evaluasi dan revisi strategi integrasi.
Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2015 di SMAN 97 Jakarta.
Metode penelitian pada penelitian ini
yaitu evaluasi formatif. Objek
penelitian pada penelitian ini yaitu
laboratorium bahasa. Sumber data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bedasarkan tujuan penelitian
yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, dimana tujuan dari
dapat digunakan untuk pembelajaran
bahasa asing. Laboratorium bahasa
adalah suatu ruangan yang khusus
dirancang dan dilengkapi dengan
peralatan elektronik yang digunakan
untuk mengadakan latihan dalam
kegiatan belajar bahasa asing,
khususnya dalam bahasa jepang, baik
untuk mengetahui bagaimana cara
siswa mengucapkan kata-kata tertentu,
karena dalam Bahasa Asing ada
perbedaan antara lambang dengan
bunyi/ucapannya. Fungsi laboratorium
bahasa
yaitu
untuk
mencapai
keterampilan kognitif, keterampilan
afektif dan keterampilan psikomotor.
pembelajaran bahasa jepang
adalah suatu proses di mana peserta
didik melakukan suatu kegiatan
kebahasaan sesuai dengan kaidahkaidah kebahasaan, baik di sekolah
maupun di suatu lembaga pengajaran.
pada penelitian ini yaitu Kepala
sekolah, Guru bahasa Jepang dan
beberapa siswa kelas XI di SMAN 97
Jakarta.
Teknik pengumpulan data pada
penelitian
ini
yaitu
observasi,
wawancara, dan kuisioner. Instrumen
penelitian
ini
adalah
angket,
dokumentasi,
wawancara,
dan
observasi
lingkungan.
Validitas
instrumen oleh bapak Mulyadi, MPd
dan termasuk validitas konstruk.
Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif
untuk wawancara dan observasi,
sedangkan untuk kuisioner dengan
analisis deskriptif kualitatif dengan
teknik prosentase.
penelitian
ini
adalah
untuk
mengevaluasi
pemanfaatan
laboratorium bahasa sebagai sumber
belajar pada proses pembelajaran
bahasa jepang di SMAN 97 Jakarta.
Peneliti memperoleh data berdasarkan
instrumen penelitian yang dibuat,
berupa
pedoman:
kuisioner,
wawancara,
observasi
kegiatan
pembelajaran di dalam laboratorium
bahasa
yang
disertai
dengan
dokumentasi.
Penelitian
ini
memfokuskan pada siswa kelas XI
MIA I di SMAN 97 Jakarta. Data hasil
wawancara diperoleh dari wawancara
guru bahasa jepang.
Berikut adalah hasil penelitian
berdasarkan
model
prosedur
pemanfaatan TIP (pengetahuan guru
tentang laboratorium bahasa ,
keuntungan relatif dari penggunaan
laboratorium bahasa, menentukan
tujuan dan penilaian, desain strategi
integrasi, lingkungan pembelajaran,
evaluasi dan revisi strategi integrasi):
Berdasarkan kuisioner guru
pada tahap pengetahuan isi konten
guru menyatakan bahwa
100%
pengetahuan guru baik mengenai
teknologi, isi materi dan teknologi
pedagogical sudah sangat baik.
Berdasarkan kuisioner guru
pada tahap keuntungan relatif guru
KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian
ini
memiliki
beberapa
keterbatasan
seperti
penelitian lain pada umumnya,
keterbatasan tersebut antara lain: (1)
Penelitian ini hanya mengevaluasi
penggunaan laboratorium bahasa
sebagai sumber belajar bahasa jepang
di SMAN 97 Jakarta. Evaluasi ini
hanya sebatas
pada 6 tahapan,
diantaranya: penilaian isi pengetahuan
laboratorium bahasa yang bersifat
mendidik, keuntungan relatif dari
penggunaan laboratorium bahasa,
tujuan dan penilaian, desain strategi
integrasi, lingkungan pembelajaran,
dan yang terakhir evaluasi dan revisi
strategi integrasi. (2) Penelitian ini
menyatakan bahwa 67% dalam
menentukan keuntungan relatif dari
penggunaan laboratorium bahasa
tersebut sudah baik namun belum
optimal karena adanya faktor dari
kurangnya pengetahuan guru dalam
mengoperasikan
peralatan
di
laboratorium bahasa.
Berdasarkan kuisioner guru
pada tahap tujuan dan penilaian guru
menyatakan bahwa 100% guru selalu
menetapkan tujuan pembelajaran dan
membuat
tahapan
kegiatan
di
laboratorium bahasa tersebut dan
menentukan metode penilaian yang
akan digunakan. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam menetapkan tujuan dan
penilaian guru sudah baik sekali.
Berdasarkan kuisioner guru
pada tahap desain strategi integrasi
guru menyatakan bahwa 67%
dikatakan sudah baik.
Berdasarkan kuisioner guru
pada tahap lingkungan pembelajaran
guru menyatakan bahwa 75%
dikatakan sudah baik.
Berdasarkan kuisioner guru
pada tahap evaluasi dan revisi strategi
integrasi guru menyatakan bahwa 60%
sudah cukup.
hanya dilakukan di SMAN 97 Jakarta
pada mata pelajaran bahasa jepang
dan evaluasi sumber belajar yang
dilakukan oleh peneliti hanya sebatas
evaluasi penggunaan laboratorium
bahasa yang diintegrasikan dengan
mata pelajaran bahasa jepang saja. (3)
Ahli materi hanya sebatas guru mata
pelajaran bahasa jepang. (4) Validasi
instrumen hanya dilakukan oleh ahli
evaluasi karena keterbatasan waktu.
(5) Penelitian ini juga terbatas oleh
waktu, dana dan tenaga dari peneliti
sendiri, sehingga penelitian ini masih
jauh dari sempurna. (6) Keterbatasan
instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini menjadikan data
yang diperoleh untuk analisis data
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan deskripsi data dan
pembahasan yang dilakukan pada
BAB IV mengenai “ Evaluasi
pemanfaatan Laboratorium bahasa
sebagai Sumber Belajar bahasa jepang
di SMAN 97 Jakarta, mulai dari tahap
penilaiain
isi
pengetahuan
laboratorium bahasa yang bersifat
mendidik, keuntungan relatif ,
menetapkan tujuan dan penilaian,
desain
strategi
integrasi,
mempersiapkan
lingkungan
pembelajaran, dan terakhir tahap
evaluasi dan revisi strategi integrasi.
Dari ke enam tahapan dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan
laboratorium bahasa sebagai sumber
belajar bahasa jepang yang dilakukan
oleh guru mulai tahap penilaian isi
pengetahuan laboratorium bahasa
yang bersifat mendidik sudah baik,
tahap menentukan keuntungan relatif
sudah baik, tahap menetapkan tujuan
juga terbatas.
dan penilaian baik sekali, tahap
mendesain strategi integrasi sudah
baik,
tahap
mempersiapkan
lingkungan pembelajaran sudah baik,
dan tahap evaluasi dan revisi strategi
integrasi sudah cukup baik. Jika
dirata-ratakan hasil dari ke enam
tahapan tersebut memperoleh angka
78,03% yang dapat dikategorikan
baik berdasarkan kriteria yang telah
dipaparkan oleh Suharsimi Arikunto
dalam bukunya dasar-dasar evaluasi
pendidikan.
Saran untuk guru yaitu lebih
menguasai pengoprasian komputer
agar tidak ada kendala teknis dalam
pembelajaran, sarana dan prasarana
sekolah
di
lengkapi
dengan
standarisasi sekolah SMA, kesadaran
siswa dalam merawat laboratorium
bahasa harus ditingkatkan demi
kenyamanan bersama dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer, Abdul. 2010. Sosiolinguistik
Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta
Laboratory and Language Learning.
London: Longman Group Ltd
Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin.
Rineka Cipta
2008. Evaluasi Program Pendidikan.
Dewi S. Prawiradilaga, Dewi S. 2007. Prinsip
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Disain Pembelajaran. Jakarta:
Atwi Suparman. Atwi. 1997. Desain
Instructional. Jakarta: PAU-PPAI
Kencana
Copper, John. 1964. Language and Language
Elisabeth, Hurlock. 1980. Psikologi
Learning,
Theory
and
Practice,
Second Edition. Yale University
Dakin, Julian. 1973. The Language
Perkembangan. Jakarta:Erlangga
Eveline Siregar,dkk,Teori Belajar dan
Pembelajaran (Bogor : Ghalia
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional
Indonesia, 2010)h.12
Edukatif. Jakarta:PT. Rineka Cipta
Hayes, Ann.1983. Language Laboratory
Management.
London:The
British
Council
Http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=61
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta:
Prenada media Group
Sarono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi
John D.Turner, John. 1965. Introduction to
Language Laboratory.London:
University of London Ltd
Kemendiknas. 2010. Standar
Kompetemsi&Kompetensi Dasar
Remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
Seels, Barbara B, and Rita C, Richey.1994.
Teknologi Pembelajaran Definisi dan
Kawasannya. Jakarta: UNJ Press
Bimbingan&Konseling SMA.
Sharon E. Samldino, Sharon E. 2011. Deborah
Jakarta:Pusat Perbukuan & Kurikulum
L. Lowther, Jame D.Russell,
Margaret D. Robyler, Margaret D. 2007.
“Integration Educational Technology
Into Teaching”. United States Of
American: Pearson Education, Inc
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media
& Sumber Pembelajaran.
Instructional Technology & Media for
Learning (terjemahan).Jakarta:
Kencana
Sudaryono,dkk. 2013. Pengembangan
Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Jakarta:Prestasi Pustakaraya
Nana Syaodih, Nana. 2009. Metode penelitian
Pendidikan. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Sudjarwo,dkk. 1989. Beberapa Aspek
Pengembangan Sumber Belajar.
Tim penyusun Kamus Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus
Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai
Sunarto dan B. Agung Hartono. 2008.
Pustaka
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Wirawan. 2012. Evaluasi Teori,model,
PT.Rineka Cipta
standar,aplikasi dan profesi. Jakarta:
Tim Dosen FIP IKIP MALANG. 1998.
Pengantar dasar-dasar kependidikan.
Surabaya:Usaha Nasional
Raja Grafindo Persada
Yusuf, Farida TN. 2000. Evaluasi Program.
Jakarta: Rineka Cipta
Download