55 pengaruh perawatan perianal dengan minyak

advertisement
PENGARUH PERAWATAN PERIANAL DENGAN MINYAK KELAPA
TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA GANGGUAN INTEGRITAS
JARINGAN KULIT PERIANAL PADA BAYI DIARE
Anik Maftukhah
Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri
Disintegrity perianal skin tissue is one of problem at diarrhea baby. It is a change wholeness perianal
skin tissue that cause by diaper dermatitis or pants that contact with feces.
This reseach aim to prove the influence of perianal treatment using coconut oil to prevention disintegrity
perianal skin tissue at diarrhoe baby.
This is quasy experimental study. The population is diarrhea baby that taken care in Gempol Primary
Health Service. Sample is used by 36 responder teken by pursuant to criteria inclution. Demography data
collected by kuesioner and to know integrity perianal skin tissue used observation sheet. Than analyse Based on
statistical test using Mann Withney with significance level α <0,05.
The result was found that the influence of perianal treatment with coconut oil to prevention disintegrity
perianal skin tissue on diarrhoea baby with significance level of p= 0,001.
Based analyse result, it can be conclude that perianal treatment use coconut oil can be prevent
disintegrity perianal skinn tissue on diarrhea baby couse coconut oil is emolion that contain tokoferol, laurat
acid and caprilat acid. Perianal treatment on diarrhea baby in early can be prevent disintegrity perianal skin
tissue so it can not be irritation.
Keyword : Perianal treatment, coconut oil, disintegrity perianal skin tissue.
Kulit yang lecet pada perianal dapat menjadi
pintu masuk bagi kuman penyebab infeksi karena
kulit berfungsi sebagai proteksi. Selain itu bayi diare
yang mengalami gangguan integritas jaringan kulit
perianal akan merasa tidak nyaman dan rewel karena
nyeri terutama pada saat buang air besar dan buang air
kecil.
Gangguan integritas jaringan kulit perianal
pada saat bayi diare disebabkan karena seringnya
defekasi dan tinja makin lama makin asam karena
makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa
yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Tinja
tersebut kontak langsung dengan kulit perianal bayi
(Ngastiah, 2005). Kulit bayi yang lebih tipis dari kulit
orang dewasa juga mempengaruhi terjadinya
gangguan integritas jaringan kulit perianal. (KSDAI,
2006).
Gangguan integritas jaringan kulit perianal
pada bayi diare dapat dicegah. melalui perawatan
perianal dengan menggunakan minyak kelapa. Jika
komplikasi gangguan integritas jaringan kulit perianal
tidak terjadi, maka integritas jaringan kulit perianal
bayi tetap utuh.
Latar Belakang
Diare merupakan salah satu masalah
pencernaan yang masih sering dialami oleh bayi di
Indonesia. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya diare seperti infeksi bakteri, malabsorbsi,
makanan dan lain-lain. Diare pada bayi dapat
menimbulkan komplikasi yaitu gangguan integritas
jaringan kulit perianal. Menurut (Ngastiyah, 2005)
minyak kelapa merupakan salah satu bahan yang
dapat digunakan untuk perawatan perianal. Minyak
kelapa dapat berfungsi sebagai lotion untuk
melindungi kulit dari tinja dan asam laktat. Selain itu
minyak kelapa mengandung asam laurat dan asam
kaprilat yang berfungsi sebagai anti jamur, dan anti
bakteri (Andy Nur Alamsyah, 2006).
Berdasarkan penelitian mahasiswa D IV
perawat pendidik PSIK FK UNAIR pada tahun (1998)
S. Fajar H terdapat 78% anak dan balita mengalami
gangguan integritas jaringan kulit perianal di RSU
Dr. Soetomo Surabaya (dikutip dari Iin S, 2004).
Sedangkan di puskesmas gempol kab. Pasuruan bayi
diare yang mengalami gangguan integritas jaringan
kulit perianal sebanyak 25%.
Jurnal AKP
55
Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu
(Quasy- Eksperiment). Populasi dalam penelitian ini
adalah bayi diare di Puskesmas Gempol Kabupaten
Pasuruan sebanyak 40 responden.
Sampel terpilih sebanyak 36 responden, akan
tetapi pada saat penelitian ada satu responden
menolak meneruskan penelitian sehingga sampel
menjadi 35 responden. Teknik sampling sampling
yang digunakan purposive sampling.
Variabel independen dalam penelitian ini
adalah perawatan perianal
dengan minyak
kelapa.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
gangguan integritas jaringan kulit perianal pada bayi
diare.
Dalam penelitian ini, digunakan instrument
berupa kuesioner untuk mengumpulkan data
demografi yang terdiri dari 7 pertanyaan, dan lembar
observasi yang terdiri dari 11 item mengenai
intergritas jaringan kulit bayi diare untuk mengetahui
hasil dari eksperimen yang telah dilakukan.
Dalam pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh
ibu bayi yang menjadi responden penelitian. Ibu bayi
tersebut diberikan penyuluhan terlebih dahulu
sebelum melakukan perawatan perianal pada bayinya.
Perlengkapan perawatan perianal dan minyak kelapa
disediakan oleh peneliti. Perawatan perianal dilakukan
setiap selesai buang air besar dan kedua kelompok
perlakuan maupun kontrol diobservasi setiap hari,
selama tiga hari. Untuk responden rawat jalan
diobservasi dengan kunjungan rumah. Setelah data
terkumpul dari hasil observasi perawatan perianal
pada bayi diare dengan menggunakan minyak kelapa
maupun yang tanpa menggunakan minyak kelapa
selama tiga hari, kemudian dilakukan uji statistik
Mann Whitney.
Hasil Penelitian
Pada penyajian hasil data dibagi menjadi dua
bagian yaitu data umum yang menunjukkan
karekteristik responden dan variable yang diukur.
Pada data variable yang diukur menjelaskan
tentang keadaan integritas jaringan kulit perianal pada
bayi diare setelah dilakukan perawatan perianal pada
kelompok kontrol dan pada kelompok perlakuan
dengan menggunakan minyak kelapa, keadaan
integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare
Pengaruh Perawatan Perianal Dengan Minyak
Kelapa Terhadap Pencegahan Terjadinya
Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada
Bayi Diare ...
setelah dilakukan perawatan perianal tanpa
menggunakan minyak kelapa pada kelompok kontrol
dan pada kelompok perlakuan serta menganalisis
pengaruh perawatan perianal dengan minyak kelapa
terhadap pencegahan terjadinya gangguan integritas
jaringan kulit perianal pada bayi diare.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
A. Karakteristik responden
1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin
20
15
10
5
0
Laki-
Perem Total
10
Jmh
7
Laki-
17
Perem Total
10
8
18
Keterangan:
: Kelompok perlakuan.
: Kelompok kontrol.
Gambar 1
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa
responden bayi laki-laki merupakan jumlah
responden terbanyak pada kelompok perlakuan
maupun pada kelompok kontrol.
2. Distribusi responden berdasarkan usia
Karakteristik Usia
20
15
10
5
0
0-4
4-6 6-12 Total
0
jumlah
8
9
17
0-3
4-6 6-12 Total
3
10
5
18
Keterangan:
: Kelompok perlakuan.
: Kelompok kontrol.
Gambar 2
Dari diagram batang di atas, responden berumur 46 bulan dan responden berumur 9-12 bulan sama
besar pada kelompok perlakuan dan responden
yang berusia 9-12 bulan merupakan responden
terbesar pada kelompok kontrol.
3. Distribusi responden berdasarkan susu yang
dikonsumsi
Konsumsi susu
20
15
10
5
0
Jumlah
Asi Form Tdk total
7
10
0
17
Asi Form Tdk total
5
13
0
18
Keterangan:
56
Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013
: Kelompok perlakuan.
: Kelompok kontrol.
Gambar 3
Riwayat Sakit
20
15
10
Berdasarkan diagram diatas mayoritas
responden mengkonsumsi susu formula baik
pada kelompok perlakuan maupun pada
kelompok kontrol.
5
0
Flu
Makanan yang dikonsumsi
20
15
10
5
0
Bub
Nas Lai tota
Tim
ur
i
nl
4
5
5
3
Bub
Nas Lai tota
Tim
ur
i
nl
17
5
9
4
0
18
Keterangan:
: Kelompok perlakuan.
: Kelompok kontrol.
Gambar 4
0
SD
17
sab bed lain- tdk tota
un ak lain ada
l
0
0
0
18
18
Keterangan:
:Kelompok perlakuan.
: Kelompok kontrol.
Gambar 5
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa
0
18
6. Distribusi responden berdasarkan
penyakit yang pernah dialami
2
14
1
0
17
SD
0
SL SL
Td Tot
PT
TP TA
k al
2
15
1
0
18
Urutan Anak Dalam Keluarga
20
15
berdasarkan distribusi riwayat alergi terhadap
produk perawatan bayi sebanyak 1 responden
alergi terhadap lotion bayi pada kelompok
perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol
tidak ada responden yang alergi terhadap
produk perawatan bayi.
Jurnal AKP
2
Keterangan:
: Kelompok perlakuan.
: Kelompok kontrol.
Gambar 7
Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan
bahwa mayoritas ibu responden berpendidikan
tamatan SLTA baik pada kelompok perlakuan
maupun pada kelompok kontrol.
8. Distribusi responden berdasarkan urutan anak
dalam keluarga
5
16
SL SL
Td Tot
PT
TP TA
k al
0
Jumlah
10
1
0
5
15
0
Kul lain- tdk Tot
it lain per al
16
10
Alergi Produk Perawatan Bayi
0
Flu
17
15
20
sab bed lain- tdk tota
un ak lain ada
l
0
20
5. Distribusi responden berdasarkan riwayat alergi
terhadap produk perawatan bayi.
0
2
Pe ndidikan Ibu Re sponde n
Pada diagram diatas responden kelompok
perlakuan mayoritas mengkonsumsi nasi dan
tim pada sedangkan pada kelompok kontrol
mayoritas responden pengkonsumsi tim.
Jumlah
0
Keterangan:
: Kelompok perlakuan.
: Kelompok kontrol.
Gambar 6
Dari gambar diatas sebanyak 2 responden
mengalami demam berdarah pada kelompok
perlakuan, sedangkan yang lain mengalami
demam/ influenza. Sedangkan pada kelompok
kontrol 1 responden pernah mengalami pneumoni
dan 1 responden mengalami demam berdarah.
7. Distribusi responden berdasarkan pendidikan
ibu responden
4. Distribusi responden berdasarkan makanan
yang dikonsumsi
Jumlah
Kul lain- tdk Tot
it lain per al
15
Jumlah
10
5
0
Jumlah
Per Ke Ket > Tot
ta du iga no al
8
5
2
2
17
Per Ke Ket > Tot
ta du iga no al
6
8
2
2
18
Keterangan:
: Kelompok perlakuan.
: Kelompok kontrol.
Gambar 8
Berdasarkan diagram diatas sebagian besar
responden merupakan anak pertama pada
kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol
mayoritas responen merupakan anak kedua.
riwayat
57
Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013
9. Derajat dehidrasi
Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada
Bayi Diare Dengan Dehidrasi Sedang
Setelah Dilakukan Perawatan Perianal
Dengan Minyak Kelapa
Derajat Dehidrasi diare
12
10
8
6
4
2
0
Jumlah
Plk Kon Tot
uan trol al
6
6
12
Plk Kon Tot
uan trol al
6
6
12
Plk Kon Tot
uan trol al
6
5
11
Keterangan:
:Dehidrasi ringan.
:Dehidrasi sedang
:Dehidrasi berat.
.
Gambar 9
Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan
bahwa jumlah responden pada dehidrasi ringan
baik pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan sama, begitu juga pada dehidrasi sedang.
Pada dehidrasi berat responden terbesar pada
kelompok perlakuan.
B. Variable yang di ukur
1. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare
setelah dilakukan perawatan perianal dengan
minyak kelapa.
a. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi
diare dengan dehidrasi ringan setelah
dilakukan perawatan perianal dengan
minyak kelapa.
Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada
Bayi Diare Dengan Dehidrasi Ringan
Setelah Dilakukan Perawatan Perianal
Dengan Minyak Kelapa
Gambar 10
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa
pada bayi diare dengan dehidrasi ringan setelah
dilakukan perawatan perianal, tidak terjadi
gangguan integritas jaringan kulit perianal pada
bayi diare. Keadaan kulit perianal utuh tidak
lecet maupun kemerahan.
b. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi
diare
dengan dehidrasi sedang setelah
dilakukan perawatan perianal dengan
minyak kelapa.
Pengaruh Perawatan Perianal Dengan Minyak
Kelapa Terhadap Pencegahan Terjadinya
Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada
Bayi Diare ...
Gambar 11
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa
pada bayi diare dengan dehidrasi sedang setelah
dilakukan perawatan perianal, tidak terjadi
gangguan integritas jaringan kulit perianal pada
bayi diare. Keadaan kulit perianal utuh tidak
lecet maupun kemerahan.
c. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi
diare dengan dehidrasi berat setelah
dilakukan perawatan perianal dengan
minyak kelapa.
Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada
Bayi Diare Dengan Dehidrasi Berat
Setelah Dilakukan Perawatan Perianal
Dengan Minyak Kelapa
Gambar 12
Berdasarkan diagram di atas setelah dilakukan
perawatan perianal tidak terjadi gangguan
integritas jaringan kulit perianal. Keadaan kulit
perianal utuh tidak lecet maupun kemerahan.
2. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare
setelah dilakukan perawatan perianal tanpa
menggunakan minyak kelapa.
a. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi
diare dengan dehidrasi rendah setelah
dilakukan
perawatan perianal
tanpa
menggunakan minyak kelapa.
Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada
Bayi Diare Dengan Dehidrasi Ringan
Setelah Dilakukan Perawatan Perianal
Tanpa Minyak Kelapa
Gambar 13
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa
pada bayi diare dengan dehidrasi ringan setelah
dilakukan perawatan perianal tidak terjadi
gangguan integritas jaringan kulit perianal pada
bayi diare. Keadaan kulit perianal utuh tidak
lecet maupun kemerahan.
58
Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013
b. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi
diare dengan dehidrasi sedang setelah
dilakukan perawatan perianal tanpa minyak
kelapa.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada
Bayi Diare Dengan Dehidrasi Sedang
Setelah Dilakukan Perawatan Perianal
Tanpa Minyak Kelapa
50%
Tidak terjadi
Gangguan
50%
Gangguan Ringan
Gambar 14
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa
pada bayi diare dengan dehidrasi sedang setelah
dilakukan perawatan perianal tanpa minyak
kelapa,
3 responden mengalami ganguan
integritas jaringan kulit perianal ringan.
c. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi
diare dengan dehidrasi berat
setelah
dilakukan perawatan perianal tanpa minyak
kelapa
Gangguan Berat
Gambar 15
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa
pada bayi diare dengan dehidrasi sedang setelah
dilakukan perawatan perianal tanpa minyak
kelapa,
3 responden mengalami ganguan
integritas jaringan kulit perianal ringan dan 3
responden mengalami gangguan integritas
jaringan kulit perianal berat.
3. Pengaruh perawatan perianal dengan minyak
kelapa terhadap pencegahan terjadinya
gangguan integritas jaringan kulit perianal pada
bayi diare
No.
Respon
den
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
Jurnal AKP
Perlakuan
Pre
Post
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Pre
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
3
1
3
1
2
1
2
1
2
Uji test Mann withney Asymp Sig (2
tailed)=0,001
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada bayi diare yang
dilakukan perawatan perianal dengan menggunakan
minyak kelapa, pada rawat inap maupun rawat jalan
di Puskesmas Gempol Kabupaten Pasuruan,
menunjukkan bahwa responden pada diare dengan
dehidrasi ringan, diare dengan dehidrasi sedang dan
diare dengan dehidrasi berat tidak mengalami
gangguan integritas jaringan kulit perianal karena
minyak kelapa merupakan salah satu bahan yang
dapat digunakan untuk perawatan perianal. Minyak
kelapa dapat berfungsi sebagai lotion untuk
melindungi kulit dari tinja dan asam laktat (Ngastiyah,
2005). Menurut (Joseph Mercola dan Rachael Droege,
2006) minyak kelapa mempunyai kandungan yang
belum tentu terdapat dalam minyak maupun lotion
lainnya. Minyak kelapa mengandung asam laurat dan
asam kaprilat yang dapat berfungsi sebagai pelindung
dan perawat kulit (berfungsi sebagai anti jamur, dan
anti bakteri). Minyak ini bagus untuk kulit bayi,
terutama untuk melindungi dari ruam. Kandungan
vitamin E yang ada dalam minyak kelapa dapat
mengembalikan
keremajaan
kulit
dengan
menanggalkan sel-sel luar kulit yang mati dan mampu
bertindak sebagai penghalang radikal bebas. Minyak
kelapa akan meresap jauh kedalam kulit untuk
Gangguan Ringan
50%
1
1
1
1
1
1
1
1
Tabel 1
Berdasarkan tabel diatas dan perhitungan dengan
uji test mann withney didapatkan asymp sig (2
tailed) adalah 0,001 atau probabilitas di bawah
0,05 (0,001 < 0,05), maka H1 diterima atau ada
pengaruh perawatan perianal dengan minyak
kelapa terhadap pencegahan terjadinya gangguan
integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare.
Gangguan Integritas Jaringan Kulit
Perianal pada Bayi Diare Dengan
Dehidrasi Berat Setelah Dilakukan
Perawatan Perianal Tanpa Minyak
Kelapa
50%
1
1
1
1
1
1
1
1
Kontrol
Post
1
1
1
1
1
1
2
2
2
59
Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013
menguatkan jaringan ikat sehingga kulit menjadi kuat,
lembut tidak kendur dan tidak berkerut.
Menurut (Nani Soraya, 2006) minyak kelapa
dapat digunakan sebagai pelembut dan pelembab
alami kulit karena dibuat tanpa penambahan bahan
kimia. Sifat seperti ini yang tidak dimiliki oleh lotion/
krim pelindung kulit yang dijual bebas. Pemakaian
lotion/ krim yang dijual secara komersial kebanyakan
mengandung alkohol, pewangi sintetik dan minyak
mineral yang sering menimbulkan alergi pada kulit
yang sensitif. Lotion dan krim kulit komersil ini
mengandung kadar air yang tinggi sehingga cepat
terserap oleh kulit yang kering. Akibatnya kulit
menjadi lembut dan lembab. Namun, keadaan ini
tidak berlangsung lama karena air yang ada dalam
lotion menguap dan akhirnya kulit menjadi kering
kembali. Sedangkan hasil penelitian pada bayi diare
yang
dilakukan
perawatan
perianal
tanpa
menggunakan minyak kelapa baik di rawat inap
maupun di rawat jalan selama tiga hari di Puskesmas
Gempol Kabupaten Pasuruan, tiga responden diare
dengan dehidrasi sedang mengalami gangguan
integritas jaringan kulit perianal ringan. Gangguan
integritas tersebut muncul pada hari ke dua. Di sekitar
kulit anus mulai merah dan ada yang mulai lecet.
Sedangkan tiga responden pada diare dengan
dehidrasi berat mengalami
gangguan integritas
jaringan kulit perianal ringan dan tiga responden lagi
mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal
berat. Gangguan integritas tersebut muncul pada hari
ke dua dan ketiga. Tiga responden yang sebelumnya
mengalami gangguan integritas jaringan kulit perianal
ringan menjadi gangguan integritas jaringan kulit
perianal berat. Di sekitar kulit anus mulai merah dan
ada yang mulai lecet, dan pada hari ketiga mulai
meluas kearah pantat berupa kulit kemerahan. Hal ini
terjadi akibat seringnya berak-berak dan adanya asam
laktat dalam tinja dapat menyebabkan iritasi dan lecet
pada anus dan sekitarnya (Ngastiyah, 2005). Kulit
bayi yang lebih tipis dari kulit orang dewasa juga
mempengaruhi terjadinya gangguan
integritas
jaringan kulit perianal, sehingga mudah terjadi iritasi
ketika kontak langsung dengan tinja yang asam
(KSDI, 2006).
Keadaan seperti ini sering terjadi pada pasien
bayi dengan diare karena perawat terkadang kurang
memperhatikan masalah tersebut. Perawat juga
kurang aktif untuk memberikan informasi tentang
Pengaruh Perawatan Perianal Dengan Minyak
Kelapa Terhadap Pencegahan Terjadinya
Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal Pada
Bayi Diare ...
gangguan integritas jaringan kulit perianal. Keadaan
seperti ini baru mendapat respon dari perawat, ketika
ibu pasien melaporkan keadaan kulit perianal yang
lecet.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka
penting sekali dilakukan perawatan perianal pada bayi
diare, terutama pada bayi diare berat. Dengan
dilakukannya perawatan tersebut, maka kulit bayi
terlindungi dari tinja yang kontak langsung dengna
kulit serta sifatnya makin lama makin asam.
Kesimpulan
1. Integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare
sebelum dilakukan perawatan perianal pada
kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol
utuh/ tidak lecet.
2. Gangguan Integritas jaringan kulit perianal pada
bayi diare dapat terjadi, terutama pada bayi diare
dengan dehidrasi sedang dan berat yang tidak
mendapat perawatan perianal dengan minyak
kelapa.
3. Ada pengaruh perawatan perianal dengan minyak
kelapa terhadap pencegahan terjadinya gangguan
integritas jaringan kulit perianal pada bayi diare
karena minyak kelapa mengandung asam laurat
dan asam kaprilat yang berfungsi sebagai
pelindung dan perawat kulit serta vitamin E yang
berfungsi mengembalikan keremajaan kulit.
Saran
Pada perawat yang bekerja di Puskesmas Gempol
Kabupaten Pasuruan sebaiknya mulai menyarankan
pada orang tua bayi yang diare, terutama pada bayi
diare berat untuk melakukan perawatan perinal
dengan menggunakan minyak kelapa setiap kali bayi
setelah BAB.
DAFTAR PUSTAKA
Andy Nur Alamsyah. (2006). Virgin Coconut Oil:
Minyak Penakluk Aneka Penyakit. Depok:
Agro Media Pustaka, hal:15-17.
Arikunto. (2000). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,
hal:115-120.
Badan POM. (2006). Virgi Coconut Oil. Naturakos. 1
Mei.
60
Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013
Baerlina, & Herley Novarianto. (2005). Pembuatan
dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni.
Jakarta: Swadaya, hal: 19-22.
Behrman & Kliesman & Arwin, (2000). Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: EGC, hal: 1073.
Burn, & Grove. (1993). The Practice Of Nursing
Research Conduct, Critiques and Utilization
2nd ed Philadelphia: WB Saunders Company
Carpenito. L. J (2000). Diagnosa keperawatan.
Jakarta: EGC, hal: 737.
Dorothy Young Brockopp dan Marie Tolsma. (2000).
Dasar-dasar Riset Keperawatan. Jakarta: EGC,
hal: 169.
Fenwick, Elizabeth (2004). 101 Tips Terpenting
Merawat Bayi. Jakarta: Dian Rakyat, Iin
S.(2004).Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Gangguan Integritas Jaringan Kulit
Perianal pada Anak Diare dengan Terjadinya
Gangguan Integritas Jaringan Kulit Perianal di
Ruang Menular Anak RSU Dr. Soetomo
Surabaya.Tidak dipublikasikan Riset DIV
Perawat Pendididk PSIK FK UNAIR.
Hasan, & Alatas (ed). (2002). Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika, hal: 283286.
J. Kuncoro Sukartin, & Maloedin Sitanggang. (2006).
Gempur Penyakit dengan VCO. Depok: Argo
Media, hal: 22.
Jenny, Sr .(2006). Perawatan Masa Nifas Ibu dan
Bayi. Jakarta: Sahabat Setia, hal: 91-93.
Joseph mercola dan Rachael Droege (2006) Khasiat
Minyak
Kelapa.
http//
www.yahgovco.worldpress.com. Tanggal 24
jam 14.10.
KSDAI (2006). Penanganan Eksim pada Bayi dan
Anak. Jakarta: FKUI, hal: 57.
Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Media Auskulapius FKUI, hal: 470.
Neilson Joan (1993). Perawatan Bayi Tahun Pertama .
Jakarta: Arcan, hal:81.
Ngastiyah (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta:
EGC, hal: 223-233.
Nursalam, & Susilaningrum, &Utami (2005). Asuhan
Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan
Bidan.Jakarta: Salemba Medika, hal:36-37.
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika, hal: 89-97.
Jurnal AKP
Nursalam, & Siti Pariani (2000). Pendekatan Praktis
Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:
Sagung Seto, hal: 65.
Notoatmodjo, Sokidjo (2005). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, hal: 19-20.
Pilliteri (2002). Buku Saku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: EGC, hal: 134.
Paula Kelly. (2002). Bayi Anda Tahun Pertama.
Jakarta: Arcan, hal:14.
Pitono Soeparto dkk. (1999). Gangguan AbsorbsiSekresi Sindroma Diare. Surabaya: GRAMIK
FKUA, hal: 78.
Purbowati, Liza (2005). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Perubahan Perilaku Ibu
Dalam Pemberian Nutrisi Bayi Usia 6-12 Bulan
Di Desa Tambak Ploso Kecamatan Turi
Kabupaten Lamongan. Tidak dipublikasikan
Riset S1 PSIK FK UNAIR.
Ragawaluya, Bisma (2001). Gangguan Penyakit Kulit.
Bandung: Pioner jaya, hal:17.
Soegito Lestari (2002). Perawatan Kulit pada Bayi
dan Balita. Jakarta: FKUI, hal: 23.
Santoso, Singgih (2005).Mengatasi Berbagai Masalah
Statistik dengan SPSS
Versi 11.5. Jakarta: Elek Media Komputindo, hal:
425.
Soepardan Suryani (2004). Panduan Perawatan Bayi
Sakit. Jakarta: Puspaswara, hal: 8.
Soeparman dan Sarwono Waspandji (1990). Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: FKUI, hal:159.
Soetjiningsih (1998). Tunbuh Kembang Anak.
Jakarta: EGC, hal: 1.
Soraya Noni (2006). Cantik dengan VCO. Depok:
Agro Media, hal: 19-20.
Sudaryat Suratmojo (ed). (2005). Kapita Selekta
Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto,
hal: 7.
Suharyono (ed). (1999). Gastroenterologi Anak
Praktis. Jakarta: FKUI, hal: 56.
Sulaiman Wahid (2005). Statistik Non Parametrik:
Contoh kasus dan pemecahannya dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta, hal:134.
Soeparto Suryadi, & Taat Putra, & Harjanto (2005).
Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: GRAMIK
FKUA, hal: 78.
61
Vol. 4 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2013
Download