BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan obat tradisional pada saat ini mengalami peningkatan yang
sangat menggembirakan, selain harganya relatif murah dan bahan bakunya mudah
didapat, obat tradisional sangat cocok untuk pengobatan penyakit degeneratif dan
gangguan metabolik. Indonesia sebagai negara dengan potensi keanekaragaman
hayati berlimpah dan etnis yang tersebar di seluruh Nusantara mencapai 1068
etnis (BPS, 2010) sangat memungkinkan dalam pengembangan obat tradisional
sebagai upaya pelayanan kesehatan.
Penelitian tentang obat tradisional ini perlu terus dikembangkan agar dapat
dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan formal dan harus memenuhi persyaratan
keamanan, kemanfaatan dan sudah terstandirisir berdasarkan data-data penelitian
yang sahih dan memenuhi kriteria ilmiah bukan lagi berdasarkan pengalaman
empiris. Salah satu indikasi penyakit yang saat ini banyak diatasi dengan obat
tradisional adalah kanker.
Prevalensi penyakit kanker (tumor ganas) di Indonesia menurut data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah 0,4% berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan, dan menjadi penyebab kematian nomor tujuh (5,7%) di bawah
penyakit stroke (15,4%) sebagai penyebab kematian nomor satu di Indonesia
(Depkes RI,2008).Berbagai cara pengobatan dan obat kanker telah diupayakan,
salah satu cara pengobatan yang dipilih oleh penderita kanker adalah
menggunakan obat tradisional atau herbal.
1
Beberapa tanaman obat diyakini oleh masyarakat dapat menyembuhkan
penyakit kankersalah satunya adalah berasal dari familia Loranthaceae yang lebih
dikenal dengan sebutan benalu.Keanekaragaman jenis benalu (Loranthaceae)
sangat banyak, di Jawa diketahui terdapat 44 jenis benalu (Florentina, 1998),
Familia Loranthaceae dikelompokkan dalam 12 genus, diantaranya yang sering
digunakan dalam pengobatan tradisional adalah genus Scurrula, Dendropthoe,
Macrosolen dan Viscum(Florentina, 1998).
Skrining fitokimia benalu mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin,
glikosida, saponin, sterol dan triterpen (Choirul, 1998). Flavonoid merupakan
metabolit sekunder yang lazim ditemukan pada hampir semua tanaman tinggi
(Angiospermeae), flavonoid merupakan senyawa fenolik yang memiliki aktivitas
biologik beragam seperti antioksidan, peredam radikal bebas dan diuretika (Ediati,
1998), flavonoid juga mampu menghambat penyakit kanker dan potensial
dikembangkan sebagai obat kanker (Erichet al., 2006).
Susunan flavonoid berupaC6-C3-C6 terdiri dari dua cincin aromatis dan
dapat membentuk cincin ketiga (Markham, 1988), berdasarkan susunan
konjugasinya flavonoid dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri
menggunakan metode Chang et al. (2002) berdasarkan reaksi pembentukan khelat
dengan AlCl3 atau metode Zou et al. (2004) dengan penambahan NaOH sehingga
membentuk warna yang lebih jelas (Mujahid, 2011). Kandungan kimia benalu
sering kali juga tergantung pada inang tempat tumbuhnya, salah satu inang yang
sering dijumpai adalah pohon alpukat.
2
Sebagai bahan baku obat tradisional simplisia maupun ekstrak perlu
dilakukan standarisasi sesuai dengan parameter mutu non spesifik dan spesifik
(Depkes RI, 2000). Parameter spesifik dapat berupa senyawa identitas yang khas
pada tumbuhan atau ditentukan oleh kandungan senyawa yang diperkirakan
mempunyai aktivitas biologis.Beragamnya senyawa yang terdapat dalam
tumbuhan mengakibatkan proses ekstraksi menjadi masalah yang sangat penting
untuk diperhatikan guna menghasilkan ekstrak dengan rendemen yang tinggi dan
kadar senyawa aktif maksimal.
Komposisi cairan penyari yang diperbolehkan dalam pembuatan ekstrak
untuk bahan obat tradisional adalah etanol, air, atau campuran etanol dengan air
(Depkes RI, 2008). Metode Simplex Lattice Design (SLD) merupakan cara yang
banyak digunakan untuk menentukan komposisi cairan penyari optimal sehingga
diperoleh ekstrak sesuai dengan keperluan.
Mengingat benalu (Scurrula atropurpurea(Bl.) Dans.)telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat dan jenisnya beraneka ragam maka upaya
standarisasi perlu dilakukan dengan melakukan optimasi komposisi cairan penyari
etanol-air sehingga diperoleh ekstrak dengan rendemen dan kandungan flavonoid
yang terukur. Selain itu perlu dilakukan evaluasi terhadap cara penyiapan benalu
sebagai obat tradisional di masyarakat yaitu dengan pembuatan infusa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan beberapa uraian tersebut maka permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
3
1. Berapa komposisi campuran etanol-air yang tepat untuk memperoleh
ekstrak benalu (Scurrula atropurpurea(Bl.) Dans.) yang tumbuh pada
pohon alpukatdengan rendemen dan kadar flavonoid total maksimal?
2. Bagaimana pengaruh lama perendaman dan replikasi maserasi terhadap
rendemen dan kadar flavonoidekstrak benalu?
3. Berapa
kadar
flavonoid
total
sediaan
ekstrak
benalu
(Scurrula
atropurpurea(Bl.) Dans.) yang dibuat dalam bentuk infusa?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang optimasi komposisi cairan penyari ekstrak benalu
alpukat (Scurrula atropurpurea(Bl.) Dans.) dengan parameter rendemen dan
kadar flavonoidnya belum pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan
adalah skriningfitokimiabenalu teh Scurrulaatropurpurea (BL.) Dans., (Choirul,
1998),pemeriksaanfarmakognostikScurrulaatropurpurea (BL.) Dans., (Katrin,
1998),penelitian
antidiare
infusabenalu
teh
Scurrulaatropurpurea
(BL.)
Dans.padamencit (Sa’roni, 1998). DayadiuretikadaunbenaluScurrula SP. dan
daunalpokatPerseagratissimaGaertn,sebagaitumbuhaninangnya
(Ediati,
1998).Kardono (1998) melaporkanhasilskriningbenaluteh (Scurrulaparasitiaca)
mengandungsenyawakuersetin, Fitrya (2001) juga melaporkan telah berhasil
mengisolasi kuersetin dari benalu Scurrula atropurpurea.Rahmawati et al. (2012)
melaporkan The Effects of Batch Reactor Extraction on
AntioxidantActivity
fromScurulla atropurpurea. Athiroh dan Sulistyowati (2013) meneliti tentang
Scurrula atropurpurea increases nitric oxide and decreases malondialdehyde in
hypertensive rats.
4
D. Faedah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang cara
ekstraksi terutama komposisi etanol air sebagai cairan penyari yang sesuai untuk
membuat ekstrak benalu alpukat yang memenuhi syarat dengan parameter
rendemen ekstrak dan kadar flavonoidnya sehingga dapat menjadi acuan dalam
pengembangan obat tradisional.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendapatkan komposisi campuran etanol-air sebagai cairan penyari dalam
memperoleh ekstrak benalu alpukat (Scurrula atropurpurea(Bl.) Dans.).
2. Mendapatkan rendemen ekstrak dan kadar flavonoid total yang maksimal
pada ekstraksi benalu (Scurrula atropurpurea(Bl.) Dans.).
3. Mengetahuikadar
flavonoid
dalaminfusabenalu(Scurrula
atropurpurea(Bl.) Dans.)sebagai evaluasi sediaan yang sering digunakan
masyarakat.
5
Download