Modul Account Management [TM9]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Account Management
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Advertising dan
Marketing
Communication
Tatap Muka
08
Kode MK
Disusun Oleh
MK
Berliani Ardha, SE, M.Si
Abstract
Kompetensi
Pemahaman mengenai komunikasi
Setelah mempelajari modul ini,
yang efektif dan interpersonal skill
diharapkan mahasiswa mengetahui
bertujuan supaya kemampuantersebut
komunikasi yang efektif dan
sangat di andalakan sebagai seorang
interpersonal skill.
Account manager.
ISI
Konsep Komunikasi Yang Efektif Dan Interpersonal Skill
Sifat Dasar Komunikasi Bisnis:
1. Proses Komunikasi
2. Unsur-unsur Komunikasi
3. Prinsip Dasar Komunikasi
4. Konteks Komunikasi Bisnis
SIFAT DASAR KOMUNIKASI BISNIS KOMUNIKASI ADALAH:
•
Proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih
•
Proses pertukaran pesan antara dua pihak yang disebut sumber dan penerima
PROSES KOMUNIKASI
GANGGUAN
UMPAN DEPAN
PESAN
SUMBER
ENCODING
SALURAN
DECODING
PENERIMA
UMPAN BALIK
1. Sumber/ Komunikator 1
Pemrakarsa suatu pesan. Dia harus memilih simbol-simbol yg tepat untuk mewakili
pemikiran dan gagasan (encoding). Pada saat sumber mengirim pesan, secara simultan dia
juga menerima umpan balik; hal ini menjadikan dia ‘transceiver’.
Sumber (source) adalah pemrakarsa suatu pesan. Karena komunikasi bisnis
melibatkan orang-orang yang berkomunikasi dengan orang-orang lain dalam lingkungan
organisasi, maka setiap orang menjadi sumber dari pesan-pesan tersebut. Takpelak lagi,
Sue Derkman, Bob Trent, dan anggota tim mereka akan memprakarsai banyak pesan. Sue
dan Bob akan terlibat dalam aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusuan
kepegawaian, pengarahan, dan pengawasan. Aktivitas ini serta aktivitas lainnya merupakan
motivasi utama untuk memulai komunikasi dalam suatu lingkungan bisnis. Proses
komunikasi ini menjadi lebih rumit karena pada kenyataannya setiap sumber manusia
adalah transceiver. Transceiver adalah sumber pengirim dan penerima pesan-pesan pada
saat yang sama.
2. Pesan
•
Pesan Verbal
Semua jenis komunikasi yg menggunakan satu kata atau lebih
 Pesan Verbal Disengaja
Pesan verbal sebagai usaha yg dilakukan secara sadar untuk berhubungan dgn
orang lain
 Pesan Verbal Tak Disengaja
Pesan verbal berupa sesuatu yg kita katakan tanpa bermaksud mengatakan hal
tersebut.
•
Pesan Non Verbal
Semua pesan yg disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yg kita
pergunakan. Pesan nonverbal berfungsi menggantikan pesan verbal, menguatkan pesan
verbal, atau menentang pesan verbal.
 Pesan nonverbal disengaja
Pesan nonverbal yg memang ingin kita sampaikan
 Pesan nonverbal tak disengaja
pesan nonverbal yg meliputi semua aspek nonverbal dalam perilaku kita, yg kita
sampaikan tanpa kita kendalikan
3. Saluran
Media tempat pesan disampaikan yg dibedakan menjadi komunikasi tatap muka dan
komunikasi tidak tatap muka.
Saluran (channel) komunikasi adalah media tempat pesan-pesan disampaikan.
Biasanya, digunakan lebih dari satu media. Ketika orang-orang berkomunikasi dalam
lingkunag bisnis, mereka biasanya menggabungkan tampilan vocal (saluran pendengaran)
dan pandangan (saluran penglihatan). Sentuhan (saluran peraba),penciuman (saluran
penciuman), dan perasa (saluran saraf) juga digumakan dalam saluran pesan dalam
komunikasi.
4. Penerima/ Komunikator 2
Pihak yg menerima pesan. Untuk memahami pesan, dia harus menguraikan sandi,
yaitu menerjemahkan simbol-simbol yg diterimanya (decoding). Sebagai penerima pesan,
secara simultan dia juga mengirim pesan, hal ini menjadikannya ‘transceiver
5. Gangguan
Segala suatu yg mengubah informasi yg disampaikan sumber kepada penerima,
sehingga komunikasi menjadi tidak efektif.
•
Gangguan fisik
•
Gangguan psikologis
•
Gangguan semantik
Gangguan (noise) merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Gangguan
mengubah dan mencampuri penerimaan pesan. Penerimaan pesan ini mungkin
berhubungan dengan fisik, psikologis, atau semantic. Gangguan fisik terdiri atas penglihatan
dan suara eksternal, seperti cetakan buram, warna-warna yang membingungkan, suara
mesin, dan sebagainya. Gangguan psikologis terjadi karena adanya prasangka dan
penyimpangan dalam pikiran pengirim dan atau penerima. Gangguan semantik melibatkan
kesalahpahaman arti yang dimaksud karena seringkali kosa kata yang dipakai tidak
memadai dan tidak lazim atau pengguna bahasa tekhnik atau bahasa golongan tertentu.
Penyandian/penguraian sandi
Pada komunikasi, tindakan pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran, misalnya,
memutuskan kata-kata mana yang harus dikatakan atau ditulis disebut penyandian
(encoding).
Prosesnya
adalah
tindakan pemilihan
simbol-simbol untuk
pemikiran.
Menciptakan gelombang suara yang penuh arti adalah sandi yang tepat, yang pantas untuk
penyandian dengan melalui suatu sumber; menerjemahkan gelombang suara ke dalam
pemikiran merupakan penguraian sandi (decoding). Fungsi sumber dan penerima adalah
bersamaan, begitu pula dengan fungsi penyadian atau penguraian sandi.
Umpan balik/umpan depan
Umpan balik (feedback) dan umpan depan (feedforward) seringkali melibatkan
kombinasi pesan-pesan verbal dan nonverbal. Umpan balik tersusun berdasarkan informasi
pesan-pesan yang dikirimkan sebelumnya, sedangkan umpan depan merupakan informasi
mengenai pesan-pesan yang akan dikirimkan pada masa datang. Pesan-pesan umpan
depan disusun untuk memberitahukan sesuatu kepada para pendenger mengenai isi pesan
yang akan datang. Umpan balik dan umpan depan mungkin ditafsirkan secara positif atau
negatif. Komunikasi bisnis yang berhasil banyak bergantung kepada keefektifan dalam
merasakan umpan balik dibanding dengan penggunaan dan pemahaman umpan depan
yang meluas. Dengan kata lain, umpan balik adalah suatu hal yang esensial dan umpan
depan adalah sesuatu yang fakultatif.
Konteks
Seluruh komunikasi terjadi dalam suatu konteks (context) dari beberapa jenis.
Konteks fisik meliputi ruangan, objek nyata, pemandangan, dan sebagainya. Konsepsi
konteks menurut sosio-psikologis meliputi faktor-faktor, seperti status orang-orang yang
terlibat dalam hubungan komunikasi, peran mereka, dan tingkat kesungguhannya. Dimensi
pemilihan waktu atau tempo suatu konteks meliputi hari dan rentetan peristiwa yang
dirasakan yang terjadi sebelum peristiwa komunikasi.
PRINSIP-PRINSIP DASAR KOMUNIKASI
 Komunikasi tidak mungkin dihindari
 Sebagian besar komunikasi adalah nonverbal
 Konteks mempengaruhi komunikasi
 Arti pesan terdapat pada orang, bukan dalam kata-kata
 Komunikasi tidak dapat diubah
 Gangguan mempengaruhi komunikasi
 Komunikasi adalah sirkuler
 Penting menciptakandasar pemufakatan
 Komunikasi memiliki efek
Penjelasannya:
Sumber (source) adalah pemrakarsa suatu pesan. Karena komunikasi bisnis
melibatkan orang-orang yang berkomunikasi dengan orang-orang lain dalam lingkungan
organisasi, maka setiap orang menjadi sumber dari pesan-pesan tersebut. Takpelak lagi,
Sue Derkman, Bob Trent, dan anggota tim mereka akan memprakarsai banyak pesan. Sue
dan Bob akan terlibat dalam aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusuan
kepegawaian, pengarahan, dan pengawasan. Aktivitas ini serta aktivitas lainnya merupakan
motivasi utama untuk memulai komunikasi dalam suatu lingkungan bisnis. Proses
komunikasi ini menjadi lebih rumit karena pada kenyataannya setiap sumber manusia
adalah transceiver. Transceiver adalah sumber pengirim dan penerima pesan-pesan pada
saat yang sama.
KOMUNIKASI BISNIS
Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan untuk sustu urusan (bisnis) antara
dua orang atau lebih, antara kelompok-kelompok kecil, dalam satu bidang atau lebih yg ada
dlm suatu organisasi.
TUJUAN KOMUNIKASI BISNIS:
•
Memberikan informasi
•
Mengumpulkan informasi
•
Mempengaruhi orang lain
•
Menyelesaikan masalah
•
Membuat keputusan
JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI BISNIS
 Jaringan Formal
Saluran pesan-pesan yg dipelihatkan dlm bagan organisasi yg menunjukkan siapa
bertanggung jawab kepada siapa. Jaringan ini dikendalikan oleh manajemen.
 Jaringan Informal
Saluran yg tidak resmi sebagai tempat berlalunya pesan dlm organisasi. Sering
disebut selentingan (grapevines). Jaringan ini tidak dikendalikan manajemen.
Menurut Sir Gerald Barry istilah communication berasal dari perkataan latin
communicate artinya to talk together, confer, discourse and consult with another yang kirakira artinya berunding. Selanjutnya Sir Gerald Barry mengemukakan bahwa dengan
komunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman, karena itu maka
saling mengerti, percakapan, keyakinan, kepercayaan dan kontrol sangat diperlukan.
Menurut Wilbur Schramm Komunikasi memberi gambaran antara lain bahwa communication
berasal dari perkataan latin common = sama. Jadi, apabila kita akan mengadakan
komunikasi berarti kita berusaha mengadakan “persamaan” dengan orang lain. (Setiadi,
2003:240)
Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya
adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan
yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.
Salah satu tujuan komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku seseorang ataupun
sekelompok orang sebagaimana yang dikehendaki komunikator, agar isi pesan yang
disampaikan dapat dimengerti, diyakini serta pada tahap selanjutnya.
Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang komunikasi, diantaranya adalah:
Menurut Carl I Hoveland (Effendy, 1995:10) “Komunikasi adalah proses dimana seorang
komunikator menyampaikan peransang untuk merubah tingkah laku orang lain”.
Menurut Edward Depari (Widjaja, 2000:13) menyatakan bahwa, “Komunikasi adalah
proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang-
lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada
penerima pesan dengan maksud mencapai kebersamaan (commons”).
Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih
yang memiliki keterlibatan emosi yang erat, komunikasi antar pribadi bersifat dinamis, atau
selalu berubah-ubah. Komunikasi antar pribadi terjadi ketika dua orang saling mengirimkan
pesan yang memiliki kekuatan bermakna dan mengandung nilai informatif. Pemahaman
terhadap pesan dipengaruhi pula oleh faktor denotatip dan konotatip suatu pesan (Reardon,
1987).
Semua pesan terdiri atas sekumpulan lambang-lambang. Lambang-lambang itu
merupakan kata-kata verbal gerakan anggota tubuh, berbagai bunyi dan bau yang disebut
nonverbal. Lambang-lambang itu diucapkan, diperagakan sehingga bermanfaat kalau
seseorang menggunakannya untuk melukiskan persetujuannya terhadap pikirannya,
pendapatnya, erasaannya, sikapnya terhadap suatu objek, orang lain, kejadian yang
ditujukannya.
Menurut
Joseph
De
Vito,
Komunikasi
antar
pribadi
(Interpersonal
Communication) dapat diartikan ”is the communication that takes place between two person
who have an established relationships; (De Vito, 2004: 4).
Menurut Verdeber (1986) komunikasi antar pribadi merupakan
suatu proses
interaksi dan pembagian makna yang terkandung dalam gagasan–gagasan dan perasaan
(Alo Liliweri, 1994: 9).
Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) merupakan proses
pengiriman dan penerimaan pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil
orang, dengan berbagai efek dan umpan balik. (Sendjaya; 1994: 115).
Menurut Mulyana (2002:73), komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua
orang atau lebih secara tatap muka, yang memungkinkan reaksi orang lain secara langsung,
baik secara verbal maupun non verbal.
Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) adalah komunikasi antara
dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini
berlangsung secara tatap muka, bisa melalui medium, misalnya telepon sebagai perantara.
Sifatnya dua arah atau timbal balik (Effendy, 1986:61).
Effendy juga menambahkan bahwa komunikasi antar pribadi ini dikatakan efektif
dalam merubah perilaku orang lain, apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang
disampaikan. Komunikasi interpersonal yang efektif dapat terjadi apabila terdapat kesamaan
makna mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima oleh komunikan.
KOMUNIKASI ANTARPERSONA
Komunikasi Antarpersona adalah komunikasi yang terjadi terutama diantara dua atau
beberapa orang (kuantitatif) yang bersifat alamiah dan dapat menghasilkan suatu hubungan
yang produktif secara terus menerus (kualitatif).
Komunikasi Intrapersonal (Intrapersonal) mengacu pada pesan pesan yang
dikirimkan oleh orang-orang secara intern (pemikiran) yang sering kalo berhubungan
dengan diri mereka sendiri (evaluasi diri). Studi komunikasi antarpersona efektif
berdasarkan teori yang logis meliputi keahlian yang dapat diterapkan pada lingkungan
bisnis. Keahlian komunikasi antarpersona dan keahlian hubungan manusia menduduki
peringkat ke-16 faktor terpenting yang diperlukan dalam keberhasilan prestasi kerja (Curtis,
Winsor, dan Stephens, 1989).
Adapun keahlian yang terpenting yang harus dimiliki oleh seorang manajer yang
ideal adalah kemampuannya bekerja sama dengan orang lain secara baik.
KONSEP DIRI
Salah satu konsep utama komunikasi antarpersona adalah konsep diri. Sebagian
besar lapangan kerja adalah posisi bagi individu yang tegas, yang memacu dirinya sendiri
dan berorientasi kepada kelompok. Komponen komunikasi antarpersona yang ditekankan
disini adalah kepastian diri atau konsep diri yang positif.
Myers dan Myers (1988) menyatakan bahwa penghargaan diri adalah suatu
perasaan yang dapat anda peroleh pada suatu tindakan anda sesuai dengan kesan pribadi
anda pada saat kesan khusus mengira-ngira suatu versi yang diidealkan mengenai
bagaimana anda mengharapkan diri anda sendiri.
Sedangkan menurut Goss dan O’Hair (1988) menunjukkan bahwa suatu konsep diri
mengacu pada bagaimana anda menilai diri sendiri, seberapa besar anda berpikir bahwa diri
anda berharga sebagai seseorang.
Penghargaan diri lebih merupakan suatu persepsi evaluasi publik daripada konsep diri.
Konsep diri merupakan evaluasi yang lebih pribadi. Pesan-pesan intern mengenai diri anda
(konsep diri dan penghargaan diri) dalam kadar yang besar mengarahkan anda bagaimana
merasakan diri anda dalam berhubungan dengan orang lain.
Satu-satunya penentu sosial yang paling berarti mengenai bagaimana anda
berhubungan dengan orang lain dalam komunikasi bisnis dan hubungan pribadi adalah
bagaimana anda merasakan diri anda sendiri – konsepsi diri anda.
Mead (1967) dan Cooley (1983) yakin bahwa konsep diri merupakan suatu cerminan
cara yang disajikan orang lain sebagai tanggapan terhadap kita. Kesan pribadi seseorang
merupakan cerminan cara yang dipikirkan orang tersebut mengenai reaksi orang lain
kepadanya selama masa kecilnya.
Pada pokoknya suatu tindakan baik secara verbal maupun nonverbal dan kemudian
memperhatikan bagaimana tanggapan orang lain. Biasanya anda bertanya kepada mereka
secara langsung
bagaimana keadaannya tetapi menafsirkan isyarat-isyarat
untuk
mengetahui bagaimana tanggapan mereka. Adanya anggapan ini akan membentuk konsep
diri anda sendiri.
Menurut Cathcart dan Gumpert (1986) kesan diri dibentuk terutama melalui
komunikasi antarpersona dan seringkali diketahui melalui interaksi dengan orang lain.
Orang-orang menerima berbagai pesan yang berbeda dari orang lain dan membuat
berbagai ketentuan mengenai apa yang mereka maksudkan mengenai kesan diri.
Myers dan Myers (1988) menyatakan bahwa anak-anak mulai meniru tingkah laku
orang dewasa tanpa banyak bertanya kemudian mereka memainkan peran pola perilaku
yang tidak asing baginya.
Seseorang memiliki pengalaman negatif dalam memproses konsep diri cenderung
menemukan isyarat-isyarat negatif dalam lingkungan, orang seperti ini tidak mempercayai
umpan balik positif seudah mempercayai umpan balik negatif. Kecendrungan seperti ini
disebut ramalan pemenuhan diri (self fulfilling prophesy).
HUBUNGAN
Rasa harga diri dan iklim yang mendukung merupakan prasyarat bagi terciptanya
suatu hubungan bisnis yang berhasil. Adanya hubungan yang produktif dan professional
dalam lingkungan bisnis merupakan hal penting bagi tim kerja dan akan menimbulkan
produktifitas yang efektif.
Kreps (1986) membantah bahwa “hanya melalui pertautan, pengkoordinasian
berbagai aktifitas yang merupakan segala konsekuensi diselesaikan dalam hubungan
kehidupan
organisasi”.
Hubungan
tersebut
akan
membantu
para
individu
untuk
berkomunikasi dan mempengaruhi perilaku individu lainnya. Oleh karna itu untuk menjadi
seorang komunikator bisnis yang efektif anda harus mempertimbangkan komponen pokok
hubungan bisnis – kepuasan kebutuhan antarpersona.
Willam Schutz (1966) mengidentifikasi 3 kebutuhan antarpersona dasar yaitu inklusi
(dilibatkan), kontrol dan afeksi (kasih saying). Kebutuhan-kebutuhan ini menekankan
sebagian besar perilaku hubungan yang anda lihat dalam suatu organisasi. Kebutuhankebutuhan ini menekankan sebagian besar perilaku hubungan yang anda lihat dalam suatu
organisasi. Kebutuhan-kebutuhan ini dicerminkan dalam cara orang mengharapkan orang
lain untuk melibatkan, mengendalikan dan menunjukkan kasih sayang kepada mereka
dalam derajat hingga mereka berharap menawarkan hal tersebut kepada orang.
INKLUSI
KONTROL
AFEKSI
DIEKSPRESIKAN
DIINGINKAN
Tabel Kebutuhan Antarpersona ( Sumber : William Schutz)
Menurut Schutz kebutuhan untuk dilibatkan merupakan hal mendasar bagi semua orang.
Setiap orang mencari keseimbangan dalam hal induksi dan kemandirian. Kebutuhan itu
berhubungan dengan keadaan dan berubah setiap saat. Anda mengembangkan hubungan
dalam lingkungan kerja anda sebagian berdasarkan tingkat kebutuhan yang anda rasakan
dan persepsi anda mengenai siapa yang akan menanggapi anda pada tingkat yang
diinginkan.
Kebutuhan
akan
kontrol(pengendalian)berhubungan
dengan
suatu
harapan
akan
kekuasaan, perasaan menjadi seorang pemimpin dan pemegang wewenang yang berhak
mengubah lingkungan. Seseorang yang dengan kebutuhan kontrol yang tinggi berharap
menjadi pemimpin dan orang yang seperti ini mungkin tidak benar-benar efektif dalam peran
kepemimpinan.
Kebutuhan akan afeksi(kasih sayang) diekspresikan dengan memberikan “belaian”indikasi verbal dan nonverbal mengenai perilaku pegawai yang dinilai oleh orang lain dalam
kelompok kerja. Seseorang dengan kebutuhan afeksi yang tinggi akan mencari hubungan
yang hangat dan intim. Sedangkan seseorang dengan kebutuhan afeksi yang rendah
seringkali menjadi seseorang yang dingin.
Sebagai seorang komunikator bisnis anda harus peka terhadap kebutuhan
antarpersona untuk mengatur dinamika lingkungan kerja. Dimana ini akan sangat membantu
anda untuk mengenali bahwa setiap orang yang ditemui memiliki tingkat kesenangan dalam
mengikutsertakan orang lain, mengatur orang lain, memberikan belaian kepada orang lain,
dan memiliki tingkat kenyamana perilaku tersebut kepada anda.
Analisa-analisa ini dapat digunakan untuk memodifikasi tugas-tugas kerja untuk
meningkatkan iklim kerja semua pegawai.
KETERBUKAAN
Keterbukaan (openness) melibatkan penyingkapan terhadap orang lain, pelaporan
reaksi anda untuk menstimulasi dengan jujur dan “pemilikan”perasaan. Pemilikan perasaan
anda akan melibatkan pencariaan diri sendiri yang akan menyakinkan bahwa anda
mengetahui apa yang anda rasakan, pelaporan secara akurat, dan pengambilan tanggung
jawab pada setiap konsikuensi laporan.
DeVito (1989) mengatakan “kita menginginkan orang-orang beraksi secara terbuka
terhadap yang apa yang kita katakan, dan kita berhak mengharapkannya. Banyak hubungan
yang tidak bahagia berkembang karna para pelakunya benar-benar tidak terbuka dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
Salah satu aspek keterbukaan merupakan suatu cara bagaimana suatu informasi
dibagikan dan apakah informasi tersebut dibagikan secara pribadi dan dengan penuh
perhatian atau dengan cara impersonal yang tidak perduli.
TINGKAT PENYINGKAPAN
Powell (1969) menyarankan bahwa terdapat tingkat kedalaman dalam komunikasi
antara orang-orang. Hubungan kerja yang produktif memiliki beberapa hakikat tingkat
kedalaman. Suatu hubungan yang dangkal akan larut dengan cepat pada pertemuaan
pertama yang penuh tekanan.
1. Komunikasi Tingkat 1 yaitu tingkat komunikasi yang paling dasar yang melibatkan
rutinitas atau ritual dimana kita menginteraksikan cara ini setiap hari dalam
komunikasi yang dangkal. Dan melalui tingkat ini ditegaskan bahwa kita menyadari
kehadiran meraka dan meraka adalah orang-orang dalam lingkungan kita.tingkat
kkomunikasi yang dangkal ini tidak dapat menghasilkan kedalaman yang berarti
dalam suatu hubungan.
2. Komunikasi Tingkat 2 melibatkan percakapan informasi umum dimana informasi ini
tidak rahasia dan tidak mengancam seseorang untuk membagi informasi yang
dengan kata lain tidak ada resiko yang ditanggung. Informasi ini hanya terdapat
sedikit dalam kedalaman komunikasi.
3. Komunikasi Tingkat 3 melibatkan pengyingkapan opini, kepercayaan, dan
nilai.
Jenis keterbukaan ini memulai proses ikatan dalam hubungan. Tingkat ini
merupakan awal hubungan yang dikenal sebagai persahabatan. Setiap pembagian
yang kurang dari persahabatan tidak membawa martabat pada konsep “teman”
sehingga penandaan khusus layak diterima. Pada lingkungan bisnis tingkat
kepercayaan seperti ini merupakan hal penting antara penyelia dan karyawan yang
diawasinya.
4. Komunikasi Tingkat 4 melibatkan pembagian perasaan. Gagasan pembagian
perasaan pribadi dengan orang lain dapat menjadi suatu ancaman. Pertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan antarpersona yang didiskusikan sebelumnya.
5. Komunikasi Tingkat 5 dimana komunikasi ini dicadangkan untuk keadaan khusus
pada hubungan-hubungan yang khusus. Tingkat ini disebut dengan istilah
komunikasi puncak
atau komunikasi intim. “Orang lain yang penting” adalah
seseorang yang dapat diajak berbagi perasaan secara akrab mengenai berbagai
topic yang jarang ditemukan dalam lingkungan kerja. Biasanya tingkat komunikasi ini
dicadangkan untuk pasangan suami istri, anggota keluarga yang dekat dan
hubungan khusus diluar keluarga.
Tabel Tingkat Komunikasi dan Fungsinya
NO
TINGKAT
FUNGSI
1
Komunikasi Rutin
Menjawab/Menegaskan Orang Lain
2
Percakapan Fakta
Memberikan Informasi
3
Pembukaan opini
Memperlihatkan Kepercayaan dan Nilai
4
Berbagi Perasaan
Ikatan Pribadi
5
Keintiman
Penyingkapan Penuh
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A
Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication)
terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari
budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p.
19).
Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya
merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa
orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi
yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan
bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan
kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.
Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah
segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Chaney
& Martin, 2004, p. 11). Contoh dari hambatan komunikasi antar budaya adalah kasus
anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang
tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju
melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami
mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication barrier)
semacam ini dapat kita lalui.
Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi (communication barrier) dalam komunikasi antar budaya
(intercultural communication) mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam
di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air
(above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi
antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang
membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat
atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma
(norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules),jaringan
(networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group).
Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang
berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk
dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12):
1. Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan,
kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2. Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial
yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang
berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap
budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
4. Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar,
maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan
tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi
sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki
pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan
juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi
pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin
besar dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan
penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan
kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata
tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang
dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan
komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat
komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau
takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan
lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil
menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak
akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara
maksimal.
Daftar Pustaka
Dan B. Curtis dkk., (1998), “Komunikasi Bisnis & Profesional”, Bandung: PT.
RemajaRosdakarya
Belch, George E. & Michael A. Belch, Advertising & Promotion ; An Integrated
Marketing Communication Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New
York, 2001
Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill
Kasali, Rhenaldi, Manajemen Periklanan ; Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007
Kasali, Rhenaldi, Membidik Pasar Indonesia ; Segmentasi, Targeting dan
Positioning, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001
Lee, Monle & Carla Johnson, Prinsip – Prinsip Pokok Periklanan Dalam
Perspektif Global, Jakarta : Kencana, 2011
Morissan, Periklanan ; Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2012
Rangkuti, Freddy, Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus IMC, PT
Gramedia Pustaka Utama, 2009
Richarrd J. Semenik (2002), Promotion and Integrated Marketing
Communications, South-Western,5101 Madison Road, Ohio
Rohim, Syaiful, Teori Komunikasi ; Perspektif, Ragam & Aplikasi, Jakarta :
Rineka Cipta, 2009
Shimp, a Terennce (2003) , Advertising and promotion & supplemental
aspects of integrated communications, sixth edition,
thomson south-
western.Ohio
Shimp, Terence A, Periklanan & Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu, Jilid II Edisi ke 5, University of South Carolina,
Erlangga, 2000
Sunyoto, Danang. Dasar – Dasar Manajemen Pemasaran : Konsep, Strategi
dan Kasus, Yogyakarta : CAPS, 2013
Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran Edisi III, Yogyakarta : ANDI, 2008
Download