Jenis Layanan Telekomunikasi yang didesain dan

advertisement
9
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012
Rancang Bangun Sistem Hibrid PLT Surya dengan Jaringan Listrik
Rumah Tangga Sederhana disekitar Kampus Unnes
Henry Ananta1
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
1
[email protected]
Abstrak : Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik
konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu
bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satu upaya
yang perlu dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Tujuan penelitian ini adalah; (a). Merancang dan membangun sistem hibrid PLTS dengan jaringan
listrik PLN yang cocok digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sederhana di sekitar kampus
konservasi Unnes. (b). Melakukan uji coba, analisis data elektris yang dihasilkan dan kajian data
ekonomis serta perbaikan sistem.
Kata kunci: sistem hibrid, PLTSurya
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Permasalahan utama pada penggunaan
energi fosil saat ini selain cadangan
bahan bakar fosil yang semakin menipis
juga dampak pelepasan karbon ke
atmosfer akibat pembakaran bahan bakar
fosil dan organik yang menimbulkan
pemanasan
global
dan
sangat
membahayakan kelestarian bumi seisinya.
Bahkan, jika tidak ada perubahan perilaku
dan pola konsumsi manusia, juga tanpa
upaya mereduksi emisi gas rumah kaca
untuk mengatasi pemanasan bumi, para
pakar
yang
tergabung
dalam
Intergovermental Panel on Climate
Change ( IPCC ) memperkirakan usia
bumi tinggal 70 tahun hingga seabad lagi
Proyeksi itu berdasarkan tren kenaikan
suhu udara hingga empat derajat Celcius
(C). Tingkat itu dapat tercapai bila emisi
gas rumah kaca (GRK) terus bertambah
dalam beberapa dekade ke depan karena
tidak ditegakkannya kebijakan mitigasi
perubahan iklim dan pola pembangunan
ramah lingkungan dan berkelanjutan.
(Kompas, 28 Mei 2007). Ancaman kiamat
bumi itu, menurut IPCC dapat dicegah
dengan
beberapa
skenario
untuk
menurunkan GRK hingga tahun 2030.
Skenario terbaiknya adalah menahan
kenaikan suhu bumi hanya 2 hingga 4
derajat C sampai 23 tahun ke depan.
Untuk mencapai itu konsentrasi GRK
harus distabilkan pada kisaran 445-490
part per million (ppm). Skenario lain
menyebutkan, kenaikan dibatasi sekitar
3,2 hingga 4 derajat C pada kurun waktu
yang sama dengan menjaga jumlah GRK
590-710 ppm. Karena itu pemanfaatan
sumber energi baru yang non polutted
perlu lebih dikembangkan.
Energi terbarukan yang terdapat di
Propinsi Jawa Tengah khususnya di
daerah perbukitan kota Semarang dengan
potensi cukup besar
dan sesuai
karakteristik sebagai sumber energi yang
dapat dimanfaatkan, murah dan ramah
lingkungan salah satunya adalah energi
matahari. Matahari sebenarnya adalah
sumber energi yang sangat potensial,
menghasilkan energi yang setara dengan
daya 7,3 x 1010 MW, ramah lingkungan,
tidak membutuhkan biaya pengadaan dan
perawatan serta berumur sangat panjang.
Energi baru dan yang terbarukan
mempunyai peran yang sangat penting
dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal
ini disebabkan penggunaan bahan bakar
10
untuk
pembangkit-pembangkit
listrik
konvensional dalam jangka waktu yang
panjang akan menguras sumber minyak
bumi, gas dan batu bara yang makin
menipis dan juga dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Salah satu upaya
yang
perlu
dikembangkan
adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
PLTS dapat digunakan untuk menunjang
kebutuhan listrik rumah tangga, baik yang
sudah ada listrik PLN maupun yang belum
dilayani PLN.
Dengan menyatukan dua kekuatan
sumber energi listrik yang berasal dari
matahari dan sumber jaringan listrik PLN,
maka kebutuhan listrik rumah tangga
sederhana di sekitar kampus Konservasi
Universitas Negeri Semarang dapat
dilayani dengan baik, dan dapat
mengurangi pemakaian listrik dari PLN.
Agar penyatuan sumber energi listrik
tersebut dapat berjalan dengan baik
diperlukan
sistem
Hibrid
berbasis
mikroprosesor, sehingga pada penelitian
ini akan dirancang dan dibangun (rancang
bangun) sistem hibrid yang cocok
digunakan untuk menyatukan PLTS dan
listrik PLN untuk kebutuhan rumah
sederhana di daerah sekitar kampus
konservasi Unnes.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka
perumusan masalahnya sebagai berikut:
Bagaimana rancang bangun sistem hibrid
PLTS dengan jaringan listrik PLN pada
rumah tangga sederhana di sekitar
kampus konservasi Unnes agar dapat
beroperasi dengan baik ?
1.3. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Merancang dan membangun sistem
hibrid PLTS dengan jaringan listrik
PLN yang cocok digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga sederhana di
sekitar kampus Unnes.
b. Melakukan uji coba, analisis data
elektris yang dihasilkan dan kajian
data ekonomis serta perbaikan sistem
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012
1.4. Tinjauan Pustaka
1.4.1. Sel Surya ( Solar Cell )
Sel surya adalah suatu elemen aktif yang
dapat mengubah cahaya matahari menjadi
energi listrik Cara kerja sel surya adalah
berdasarkan efek photovoltaic dengan
memanfaatkan sifat cahaya sebagai
partikel. Berdasarkan temuan Einstein
tahun 1905 dapat dijelaskan
bahwa
cahaya baik yang tampak maupun yang
tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu
dapat sebagai gelombang dan dapat
sebagai partikel yang disebut dengan
photon. Sifat dari efek photovoltaic adalah
jika cahaya dengan frekuensi tertentu
mengenai permukaan logam maka
elektron-elektron pada permukaan logam
tersebut akan terlepas dan memiliki energi
kinetik dan disebut photoelectron. Jika
permukaan logam adalah katoda dan
pada bagian yang lain terdapat anoda
maka akan ada aliran elektron yang berarti
akan timbul arus listrik. Dari prinsip inilah
maka
cahaya
dapat
berfungsi
menimbulkan arus listrik. Untuk itu harus
ada energi minimum yang diperlukan oleh
elektron untuk melepaskan diri dari
permukaan logam, jika tidak demikian,
tentu elektron akan terlepas walaupun
tidak ada cahaya yang datang. Rumusan
empiris untuk energi efek photovoltaic
adalah:
h f = Kmax + h fo
( Beiser: 1990 )
Keterangan :
hf
= isi energi dari masing-masing
kuantum cahaya datang
Kmax = energi photoelectron maksimum
h fo
= energi minimum yang diperlukan
untuk melepaskan sebuah
elektron dari permukaan logam
yang disinari
Dengan h adalah konstanta Plancks
(6.62 x 10-34 J.s)
Bila sel surya terkena cahaya/sinar
matahari, maka timbul yang dinamakan
electron dan hole (Wilson, 2003).
Elektron–elektron dan hole–hole yang
timbul disekitar pn-junction bergerak
berturut–turut kearah lapisan n dan
kearah lapisan p. Sehingga pada saat
elektron–elektron dan hole–hole itu
11
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012
melintasi
pn-junction,
timbul
beda
potensial pada kedua ujung sel surya.
Efek photovoltaic pada sel surya akan
secara langsung mengubah cahaya
matahari menjadi tenaga listrik arus
searah (direct current-DC). Tegangan
listrik akan tercipta melalui kontak–kontak
metal dari permukaan sel surya dan listrik
arus searah (DC) akan mengalir apabila
modul sel surya tersebut dihubungkan
pada beban.
Kontak metal
Lapisan anti refleksi
Lapisan N
Lapisan P
Elektroda metal
Gambar 1. Irisan Sebuah Sel Surya
(Karmon Sigalingging, 1994)
Tegangan yang
dihasilkan oleh sel
photovoltaic dapat dikatakan sangat kecil
hanya sekitar 0,5 – 1 volt tergantung kuat
cahaya matahari dan luasan sel surya,
dengan kata lain modul sel surya akan
menghasilkan daya yang proporsional
dengan luas permukaan modul yang
terkena
sinar
matahari.
Dalam
penggunaan skala agak besar, akumulator
(batere) yang dalam sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) dipakai
sebagai media penyimpan energi listrik
DC, kadang–kadang dihubungkan dengan
inverter, untuk mengkonversi listrik searah
(DC) menjadi listrik bolak–balik (AC). Hal
ini dilakukan karena saat sekarang
sebagian
besar
peralatan
listrik
dioperasikan pada listrik AC. ( Deni
Alamanda., 2005 )
Untuk keperluan catu daya dengan
tegangan yang lebih besar sel–sel surya
harus dirangkai secara seri. Modul sel
surya (photovoltaic) yang tersedia di
pasaran, tersusun secara seri atau paralel
dalam suatu bentuk konstruksi sebagai
modul photovoltaic. Tegangan kerja modul
sel surya yang pada umumnya digunakan
adalah 12 volt arus searah (DC).
Pada
umumnya, satu unit sel
surya hanya mampu menghasilkan daya
yang kecil. Daya yang besar dapat
dihasilkan
dengan
menghubung–
hubungkan beberapa sel surya secara seri
dan paralel. Susunan dari beberapa sel
surya
disebut
module,
sedangkan
susunan
dari
beberapa
module
menghasilkan array.
1.4.2. Perancangan Sistem
Sistem hibrid PLTS dengan listrik PLN
(grid connected) atau sumber pembangkit
listrik yang lain dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis, yaitu tanpa baterai dan
yang menggunakan baterai (Strong,
Steven J and William G. Scheller, 1993:
72). Pada penelitian ini akan dirancang
dan dibangun mengenai sistem hibrid
PLTS dengan PLN yang menggunakan
baterai sebagai penyimpan energi listrik
(storage system). Sistem hibrid PLTS
dengan listrik PLN dapat diterapkan pada
rumah sederhana, serta menganalisis
faktor yang mempengaruhi besarnya
energi listrik yang dihasilkan sel surya
berkaitan dengan waktu kerja sistem
PLTS.
PLTS diharapkan akan memasok energi
listrik sekitar 30% dari beban keseluruhan
peralatan listrik rumah tangga sederhana,
sedangkan 70% listrik sisanya dari PLN.
Pada sistem hibrid PLTS dengan PLN
yang akan dirancang, terdiri dari array
fotovoltaik, baterai, dan inverter, saklar
kendali. Listrik arus searah (DC) dari
modul fotovoltaik, akan diubah menjadi
12
arus bolak-balik (AC) melalui inverter.
Sistem hibrid yang akan dirancang
menggunakan prinsip kerja satu arah,
yaitu dalam satu waktu tertentu beban
hanya
dipasok
oleh
salah
satu
pembangkit;
ketika
PLTS
bekerja
mensuplai listrik ke beban maka
sambungan ke PLN dilepaskan dari beban
(sebagai contoh keadaan pada pagi hari
sampai sore hari). Begitu pun sebaliknya
apabila listrik PLN sedang memberikan
suplai listrik ke beban, maka PLTS
dilepaskan dari beban. Ketika pembangkit
yang sedang mensuplai listrik ke beban
tiba-tiba mengalami trip, maka pembangkit
yang lain akan segera menggantikannya
secara otomatis melalui switch pengatur /
saklar.
Pada saat PLTS melakukan pengisian
(charging), perintah diteruskan ke PLN
untuk mensuplai beban. Apabila PLTS
sudah melakukan proses charging sampai
pada tegangan tertentu, maka PLN akan
off dan unit kontroler akan mendeteksi lagi
tegangan BCR pada PLTS. Apabila
tegangan lebih besar dari yang telah
ditentukan, maka PLTS akan bekerja
mensuplai beban. Pada saat bekerja
mensuplai beban, PLTS juga melakukan
pengisian (charging).
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012
Instruction Set Computer). Hampir semua
instruksi pada program dieksekusi dalam
satu siklus clock. AVR mempunyai 32
register general-purpose, timer/counter
fleksibel dengan mode compare, interupsi
internal dan eksternal, serial UART,
programmable Watchdog Timer, power
saving mode, ADC dan PWM. AVR pun
mempunyai In-System Programmable
(ISP) Flash on-chip yang mengijinkan
memori program untuk diprogram ulang
(read/write) dengan koneksi secara serial
yang disebut Serial Peripheral Inteface
(SPI).
AVR
memilki
keunggulan
dibandingkan dengan mikrokontroler lain,
keunggulan mikrokontroler AVR yaitu
memiliki kecepatan dalam mengeksekusi
program yang lebih cepat, karena
sebagian besar instruksi dieksekusi dalam
1 siklus clock (lebih cepat dibandingkan
mikrokontroler keluarga MCS 51 yang
memiliki arsitektur Complex Intrukstion Set
Compute).
Desain saklar kendali pada penelitian ini
dirancang untuk beban 1000 Watt, dengan
asumsi kebutuhan listrik rumah tangga
sederhana pada umumnya menggunakan
daya PLN 900 KVA atau tarif R2. Sebagai
otak
pengendali
menggunakan
IC
Mikrokontroller ATMEGA 16. Dilengkapi
dengan
sensor.
Keluaran
sensor
kemudian dikuatkan dengan penguat
opamp untuk selanjutnya dibaca dan di
masukkan/input ke ADC mikrokontroller.
Hasil baca sensor tersebut digunakan
untuk mengaktifkan sakelar TRIAC.
Penyambungan
TRIAC
dan
Mikrokontroller menggunakan optocoupler
MOC 3021.
ATMEGA16
mempunyai
throughput
mendekati 1 Millions Instruction Per
Second (MIPS) per MHz, sehingga
membuat konsumsi daya menjadi rendah
terhadap kecepatan proses eksekusi
perintah.
Beberapa
keistimewaan
dari
AVR
ATMEGA16 antara lain:
1. Mikrokontroler AVR 8 bit yang memilliki
kemampuan tinggi dengan konsumsi
daya rendah
2. Arsitektur RISC dengan throughput
mencapai 16 MIPS pada frekuensi
16MHz
3. Memiliki kapasitas Flash memori 16
Kbyte, EEPROM 512 Byte dan SRAM
1 Kbyte
4. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu
Port A, Port B, Port C dan Port D
5. CPU yang terdiri dari 32 buah register
6. Unit interupsi dan eksternal
7. Port USART untuk komunikasi serial
8. Fitur peripheral
9. Non-volatile program memory
1.4.3. Mikrokontroller AVR ATMEGA 16
2. Metode Penelitian
AVR merupakan seri mikrokontroler
Complementary
Metal
Oxide
Semiconductor (CMOS) 8-bit buatan
Atmel berbasis arsitektur RISC (Reduced
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Research and Development, yaitu
penelitian yang menghasilkan model
sebagai fungsi kreasi dan inovasi dalam
13
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012
upaya pemecahan masalah krisis energi,
yaitu mewujudkan sistem hibrid berbasis
kendali mikroprosesor yang digunakan
untuk mengoperasikan PLTS dengan
sistem kelistrikan PLN untuk memenuhi
kebutuhan listrik rumah tangga sederhana
di sekitar kampus konservasi Unnes.
Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen dengan pendekatan
Research and Development. Sesuai
dengan tujuannya, pada penelitian ini
dibuat sistem hibrid PLTS dengan jaringan
listrik PLN yang cocok digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga sederhana.
Sistem hibrid yang dibuat menggunakan
prinsip kerja satu arah, yaitu dalam satu
waktu tertentu beban hanya dipasok oleh
salah satu pembangkit; ketika PLTS
bekerja mensuplai listrik ke beban maka
sambungan ke PLN dilepaskan dari beban
(sebagai contoh keadaan pada pagi hari
sampai sore hari). Begitu pun sebaliknya
apabila listrik PLN sedang memberikan
suplai listrik ke beban, maka PLTS
dilepaskan dari beban. Ketika pembangkit
yang sedang mensuplai listrik ke beban
tiba-tiba mengalami trip, maka pembangkit
yang lain akan segera menggantikannya
secara otomatis melalui switch pengatur /
saklar.
Perpindahan
antara
PLTS
dengan
jaringan listrik PLN menggunakan saklar
kendali berbasis mikrokontroller. Desain
saklar kendali pada penelitian ini
dirancang untuk beban 1000 Watt, dengan
asumsi kebutuhan listrik rumah tangga
sederhana pada umumnya menggunakan
daya PLN 900 KVA atau tarif R1/TR.
Sebagai otak pengendali menggunakan IC
Mikrokontroller ATMEGA 16.
Penelitian ini dilakukan di rumah tangga
sederhana sekitar kampus Unnes dan
laboratorium Teknik Elektro FT Unnes.
Analisis data dalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatif yaitu data-data yang
diperoleh dari hasil pengukuran akan
dihitung dan dipaparkan secara deskriptif
dan kualitatif.
3. Hasil dan Pembahasan
Uji petik yang dilakukan pada 20 rumah
tangga sederhana pelanggan listrik PLN
tarif R1 450 - 900 KVA yang ada disekitar
kampus Unnes Sekaran diperoleh data
konsumsi listrik per bulan di bawah 200
KWH, sedangkan yang digunakan untuk
kost konsumsi listrik per bulan di atas 200
KWH.
Unit sistem hibrid PLTS-PLN telah berhasil
dibuat dan diuji coba, sedangkan untuk
sakelar kendali menggunakan TRIAC
BT139 dan mikrokontroller Atmega 16
sebagai otak kendalinya. Gambar unit
yang dirancang dan dibangun dapat dilihat
pada gambar di bawah.
Adapun
urutan
perencanaan
dan
pembuatannya adalah sebagai berikut:
Unit utama dalam sistem hibrid ini adalah
sakelar kendali. Sakelar ini harus dapat
berfungsi
untuk
memutuskan
dan
menyambungkan secara otomatis PLTS
maupun sumber listrik PLN ke beban.
Selanjutnya disiapkan unit pendukung
yaitu Inverter dan batere. Sedangkan plat
solar sel menggunakan 2 unit masingmasing bertegangan 12 Volt DC yang
terhubung secara parallel. Data pengisian
dapat di lihat pada tabel di bawah.
Pada uji petik pelanggan PLN dengan
daya 450-900 KVA (tarif R1) diketahui
rata-rata konsumsi listriknya kurang dari
200 KWH sedang yang rumahnya di kost
kan konsumsi listriknya di atas 200 KWH,
hal ini menunjukkan bahwa dengan
memasang 1unit sistem hibrid PLTS-PLN
pada rumah tinggal sederhana yang
ditinggali oleh keluarrga masih dapat
menanggung beban listrik yang ada.
14
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012
PLN
PLTS
Inverter
Saklar kendali
Beban Listrik
Gambar 2. Sistem hibrid PLTS-PLN
Gambar 3. Hasil Rancang bangun sistem hibrid PLTS-PLN
Tabel 1. Arus pengisian Solar sel
HARI
KE
1
2
3
4
5
6
08.0009.00
125 mA
120 mA
120 mA
125 mA
130 mA
135 mA
09.0010.00
180 mA
170 mA
180 mA
190 mA
185 mA
190 mA
10.0011.00
210 mA
200 mA
200 mA
220 mA
220 mA
220 mA
11.0012.00
245 mA
240 mA
240 mA
240 mA
246 mA
250 mA
12.0013.00
245 mA
240 mA
240 mA
250 mA
245 mA
255 mA
13.0014.00
200 mA
200 mA
220 mA
200 mA
225 mA
230 mA
14.0015.00
130 mA
120 mA
130 mA
135 mA
130 mA
130 mA
15
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012
Tabel 2. Uji coba Unit Sakelar Kendali
Tegangan
pada Inverter
(Volt)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
Kondisi Sakelar Kendali
Sisi PLTS
Sisi PLN
Pada uji petik pelanggan PLN dengan
daya 450-900 KVA (tarif R1) diketahui
rata-rata konsumsi listriknya kurang dari
200 KWH sedang yang rumahnya di kost
kan konsumsi listriknya di atas 200 KWH,
hal ini menunjukkan bahwa dengan
memasang 1unit sistem hibrid PLTS-PLN
pada rumah tinggal sederhana yang
ditinggali oleh keluarrga masih dapat
menanggung beban listrik yang ada.
Pada tabel arus pengisian solar sel
menunjukkan
bahwa
cuaca
dan
kecerahan sinar matahari berpengaruh
pada laju pengisian listrik ke batere.
Semakin cerah akan semakin besar pula
arus pengisiannya, sebaliknya jika cuaca
mendung maka laju pengisian juga akan
berkurang.
Sakelar kendali yang dibuat menggunakan
komponen
elektronika
berupa
IC
Mikrokontroller ATMEGA 16 sebagai otak
pengendali dan TRIAC tipe BT 139
sebagai sakelarnya.
Penyambungan
TRIAC
dan
Mikrokontroller menggunakan optocoupler
MOC 3021. Software untuk input data
program menggunakan CodeWizardAVR
V1.25.3. Penggunaan TRIAC tipe ini
masih dalam batas kemampuannya, tipe
ini mampu melewatkan arus 16A dengan
karekateristik tegangan block-nya sampai
off
off
off
off
off
off
off
off
off
off
on
on
on
on
on
on
on
on
on
on
on
on
off
off
600VAC, hal ini juga masih dalam batas
kemampuan melalukan arus listrik untuk
kebutuhan rumah tangga sederhana.
Pada tabel data uji coba sakelar diketahui
saat tegangan inverter mencapai 200 Volt
dan 220 Volt, sakelar pada sisi PLTS on
atau bekerja, ini artinya saat tegangan
mencapai batas 200 V maka sumber
listriknya menggunakan PLTS (Solar sel)
dan listrik PLN akan padam atau mati.
Sebaliknya jika tegangan turun kurang dari
200 V sumber listrik yang berasal dari
Solar sel akan padam atau mati dan listrik
PLN akan menyala atau hidup secara
otomatis.
Pada penelitian ini memiliki keterbatasanketerbatasan yaitu: Sampel penelitian ini
hanya satu unit sistem hibrid PLTS-PLN
dan tidak dilakukan pengujian dengan unit
pembanding.. Unit yang dikembangkan
hanya diujicoba pada kurun waktu tertentu
yaitu pengisian dan pengosongan selama
6 hari, dan tidak dihidupkan terus menerus
karena keterbatasan waktu penelitian. Hal
ini menyebabkan tidak dapat diketahuinya
usia perawatan modul.
16
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 2012
4. Penutup
4.1. Kesimpulan
1. Telah dibuat dan diuji sistem hibrid
PLTS-PLN dengan hasil baik.
2. Sakelar kendali yang dirancang dan
dikembangkan pada penelitian ini
menggunakan
Mikrokontroller
ATMEGA 16 sebagai otak pengendali
dapat bekeja dengan baik.
4.2. Saran
1.
Unit sistem hibrid PLTS- PLN yang
telah dibuat perlu diuji dalam waktu
yang cukup lama agar dapat diketahui
umur teknisnya sehingga dapat
dipakai sebagai sakelar kendali untuk
memindahkan sumber listrik yang
beroperasi terus menerus.
2. Perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan
pengabdian
masyarakat
berupa
sosialisasi dan implementasi unit
sistem hibrid PLTS-PLN kepada
masyarakat luas khususnya yang ada
di sekitar kampus Unnes.
5. Daftar Pustaka
Beiser,
Arthur. 1990. Konsep Fisika
Modern.
Edisi
keempat.
Terjemahan The Houw Liong.
Jakarta : Erlangga.
Strong, Steven J and William G. Scheller.
1993. The Solar Electric House. Chelsea
Green ISBN 0-9637383-2-1
Karmon Sigalingging. 1994. Pengantar
Pembangkit
Listrik
Tenaga
Surya. Bandung: Tarsito.
Kompas.
PLN Normal Tahun 2020.
Halaman 22. 30 Mei 2007
Wandhana Lingga. 2006. Mikrokontrollr
AVR seri ATmega 16. Yogyakarta:
Andi
(http://www.atmel.com/dyn/
resources/prod_documents/
doc2466.pdf, 12 Juni 2009:
http://www.its.ac.id/PIMITS/Dian Pramono/
Panel Surya, Alternatif di Era
Krisis Energi. Download 3 Juni
2007.
http://ilmukomputer.org/wp-content/
uploads/2008/08/M Sholihul Hadi/
mengenal
mikrokontroler
AVR ATMega16. Download 5 Juli
2012
http://www.elektroindonesia.com/elektro/e
nergi10.html/Deni
Alamanda
/Prospek.
PLTS di Indonesia.
Download 4-Juli-2005.
http://alds.stts.edu/analog/Wilson Waley
Wenas/Teknologi
Sel
Surya.
Download 10-Agustus-2003.
Download