i. pendahuluan

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan sumberdaya perikanan Indonesia sampai saat ini masih belum
optimal dibandingkan dengan potensi yang ada. Berdasarkan data Statistik
Perikanan Tangkap tahun 2010, jumlah produksi perikanan di Daerah Istimewa
Yogyakarta sebesar 4906,4 ton, jumlah produksi tersebut berasal dari kontribusi
produksi perikanan perairan umum sebesar 1044,4 ton atau 21,2% dengan nilai
produksi sebesar Rp. 9.395.939 milyar yang berarti bahwa jenis ikan perairan umum
termasuk yang berasal dari waduk mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Produksi
ikan dari perairan umum di Kabupaten Kulon Progo memberikan sumbangan
terbesar dibanding dengan kabupaten lainnya, yaitu 43,1% dengan nilai produksi
Rp. 694.716.000,- sedangkan Kabupaten Bantul hanya 38,2% dengan nilai
produksinya Rp. 238.828.000,-. Jenis ikan yang biasanya ada di perairan umum
antara lain ikan mas, nila, tawes, gabus, lele dan ikan lainnya (Anonim, 2010).
Gillnet merupakan alat tangkap yang selektif terhadap ukuran dan jenis ikan
dimana besar mata jaring (mesh size) bisa diperkirakan sesuai dengan ukuran ikan
yang akan ditangkap. Gillnet terdiri dari satu lapis jaring, cara ikan tertangkap
adalah terjerat (gilled) pada bagian keliling badan ikan depan tutup insang
(preopercullum), keliling badan ikan belakang tutup insang (operculum) dan keliling
maksimum badan ikan (max body girth). Alat tangkap tersebut umumnya ditujukan
untuk menangkap ikan pelagis.
Data mengenai sebaran ukuran ikan tertentu disuatu perairan merupakan salah
satu pertimbangan bagi peluang pemanfaatan sumberdaya ikan tersebut secara
komersial. Informasi mengenai ukuran ikan dapat mencirikan keberadaan ikan
tersebut dalam komunitas sebagai unsur keanekaragaman hayati (Rustam dkk,
1993). Komposisi spesies pada suatu ekosistem sangat diperlukan karena dari data
tersebut akan kelihatan keadaan populasi ikan yang terdiri dari ikan-ikan mangsa,
pemangsa dan mungkin juga akan ada ikan penyaing. Data biologi yang umumnya
diperlukan untuk mengetahui komposisi spesies pada suatu perairan antara lain
adalah data panjang dan berat ikan. Kedua data ini digunakan untuk berbagai
pertimbangan seperti hubungan panjang berat, faktor kondisi, pertumbuhan dan
1
fekunditas (Widaningroem, 1992). Data panjang dan berat dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan biologi ikan. Nilai yang diperoleh digunakan sebagai petunjuk
tentang kondisi ikan dalam habitatnya (Legler, 1969).
Waduk Sermo merupakan waduk yang mempunyai potensi sumberdaya alam
yang besar khususnya dalam sektor perikanan. Di dalamnya terdapat bermacammacam jenis ikan seperti ikan nila, tawes, mujair, gurami, dsb. Para penduduk di
sekitar waduk biasanya menangkap ikan dengan menggunakan pancing, jala tebar,
dan jaring insang. Potensi produksi tangkapan di Waduk Sermo berkisar antara 52
sampai 85 kg/ha/th (Triyatmo B. dkk., 1997). Upaya untuk melestarikan suatu
sumberdaya agar tidak punah dalam bidang perikanan adalah dengan melakukan
pengelolaan yang baik dan benar. Perubahan komposisi spesies pada suatu
lingkungan perairan akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan dan rantai
makanan sehingga akan berakibat pada perubahan lingkungan yang tidak
diinginkan.
Kegiatan penangkapan sumberdaya ikan di perairan Waduk Sermo telah
mengubah ukuran dan komposisi ikan di dalamnya. Penelitian mengenai komposisi
ikan masih belum banyak dilakukan sehingga upaya meningkatkan produksi
tangkapan secara berimbang masih belum dapat tercapai. Selama ini, penelitian
mengenai perairan Waduk Sermo hanya sebatas pada kualitas perairan dan jenis
biota tertentu. Informasi tentang komposisi hasil tangkapan dalam jangka panjang
merupakan salah satu informasi dasar bagi kajian dinamika komunitas sumberdaya
ikan, teknologi alat tangkap yang digunakan, dan interaksi antar spesies atau
kelompok spesies. Informasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengelolaan sumberdaya ikan dan sebagai data penunjang dalam penentuan
kebijakan menyeluruh sumberdaya perikanan di Kabupaten Kulon Progo.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui komposisi ikan hasil tangkapan jaring insang di Waduk Sermo.
2. Mengetahui perbedaan hasil tangkapan ikan pada musim kemarau dan
penghujan di Waduk Sermo.
2
3. Mengetahui perbedaan hasil tangkapan ikan dengan berbagai ukuran mata jaring
di Waduk Sermo
C. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Dengan diketahui hasil tangkapan ikan dari berbagai ukuran mata jaring, maka
nelayan dapat menentukan ukuran mata jaring dalam usaha penangkapan agar
produksinya maksimum.
2. Dengan diketahuinya ukuran dan jenis-jenis ikan yang paling banyak tertangkap
pada tiap-tiap ukuran mata jaring, maka dapat digunakan sebagai dasar
pengaturan tentang penggunaan ukuran mata jaring yang diperbolehkan untuk
menangkap ikan dengan pertimbangan potensi lestari di Waduk Sermo.
3
Download