BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian

advertisement
1
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli.
Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan
dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.
Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan. Sedangkan
obligasi adalah suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk
membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun
waktu tertentu yang sudah disepakati (Hartono, 2009).
Pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia
(Tandelilin, 2007). Menurut Husnan (2005), pasar modal yang efisien
merupakan
pasar
yang
harga-harga
mencerminkan semua informasi
informasi
yang
sekuritas-sekuritasnya
telah
relevan.
cepat
Semakin
baru tercermin pada harga sekuritas, maka semakin efisien
pasar tersebut.
2
2.1.2 Investasi
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan
didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu
(Jogiyanto, 2000). Sedangkan menurut (Halim, 2003) investasi adalah
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dimasa yang akan dating
Menurut Hartono (2009: 6) terdapat 2 bentuk invetsasi keuangan,
yaitu:
1. Investasi langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money
market),pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative
market), atau dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan yang dapat diperoleh di perusahaan komersial.
2. Investasi tidak langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli
surat-surat berharga dari perusahaan invetasi yaitu perusahaan yang
menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke
public dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan
ke dalam suatu portofolio.
Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada sebuah
atau sekumpulan aset selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi (Jones,
3
2004). Pengertian investasi tersebut menunjukkan bahwa tujuan investasi
adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun dimasa
yang akan datang (Dhuwita,2003).
2.1.3
Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan menurut Sartono (2001) mendefinisikan
Manajemen Keuangan sebagai berikut: Manajemen dana baik yang berkaitan
dengan mengalokasikan dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif
maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiyaan investasi atau
pembelanjaan secara efisien.
Menurut Horne dan Wachowic (2005) definisi Manajemen Keuangan
adalah “segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan
pengelolaab aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.”
Wiswanto dan Widodo (1998) menguraikan definisi dari Manajemen
Keuangan sebagai berikut : Manajemen keuangan adalah manajemen yang
mengkaitkan
pemerolehan
(acquisition),
pembelanjaan/pembiayaan
(financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara menyeluruh dari
suatu perusahaan.
2.1.4 Tujuan Manajemen Keuangan
sartono (2001) menggunakan tujuan dari manajemen keuangan
sebagai berikut:
4
1.
Maksimisasi Profit
Tujuan pokok pada umumnya yang ingin dicapai oleh seorang manajer
keuangan adalah memaksimumkan laba (profit). Namun tujuan seperti ini
memiliki banyak kelemahan. Pertama, standar ekonomi memaksimukan
laba bersifat statis. Kedua, pengertian dari laba tersebut dapat
menyesatkan. Ketiga, merupakan resiko yang berkaitan dengan sikap
alternative pengambilan keputusan.
2.
Memaksimumkan
Kemakmuran
Para
Pemegang
Saham
Melalui
Maksimisasi Nilai Perusahaan.
Merujuk pada kelemahan – kelemahan tersebut, maka sebaiknya tujuan
yang
harus
dicapai
oleh
seorang
manajer
keuangan
bukanlah
memaksimumkan laba, akan tetapi memaksimumkan kemakmuran para
pemegang
saham
(maximization
wealthof
stockholders)
dengan
memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimumkan kemakmuran para
pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai
sekarang (Present Value) dari semua keuntungan pemegang saham
yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.
Kemakmuran para pemegang saham akan meningkatkan jika harga
saham yang dimilikinya meningkat pula.
5
2.1.5 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu
perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan
akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk
mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan
memberi
informasi
mengenai
posisi
keuangan
yang
telah
dicapai
perusahaan. Menurut Baridwan (1992), “Laporan keuangan adalah ringkasan
dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan”.
Menurut Riyanto (2001), Laporan keuangan (financial statement)
adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana
neraca (balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri
pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement)
mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya
meliputi periode satu tahun.
Menurut
prinsip-prinsip
Akuntansi
Indonesia
dikatakan
bahwa:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
6
laporan keuangan. Disamping juga termasuk skedul dan informasi tambahan
yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh harga”. ( Ikatan
Akuntansi Indonesia, 2002).
2.1.6
Jenis – Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari :
a.
Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang menunjukkan posisi
keuangan (aktiva, hutang, dan modal). Posisi keuangan ini ditunjukkan
dengan jumlah harta yang dimiliki disebut aktiva dan jumlah kewajiban
perusahaan disebut pasiva. Oleh karena itu, dapat dilihat didalam neraca
bahwa jumlah aktiva sama dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu
terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu keawajiban kepada pihak luar
yang disebut utang dari kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang
disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan maka akan
dampak bahwa:
Aktiva = Pasiva
Aktiva = Utang + Modal
b.
Laporan Laba Rugi
7
Laporan Rugi Laba adalah laporan aktivitas usaha perusahaan untuk
periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang
timbul dari kegiatan usaha dan aktivasi lainnya.
c.
Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menunjukkan perubahan
modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
d.
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu
dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
2.1.7
Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan
Teknik-teknik
analisa
laporan
keuangan
ditunjukan
untuk
memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat
tiga yang lazim dipakai :
a.
Analisa Horinzontal (Horisontal analysis)
Analisa horizontal (Horisontal analysis) , yang disebut juga analisis tren
(Trend analysis), yang merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi
serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis
hirozontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif.
8
1. Menghitung jumlah rupiah jumlah perubahan dari periode dasar ke
periode akhir.
2. Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar.
Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan
posisi dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam presentase atau
jumlah (rupiah). Metode ini sering digunakan dalam laporan laba rugi.
b.
Anlisis Vertikal (Vertical Analysis)
Adalah teknik yang digunakan untuk mengaevaluasi data laporan
keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan
dari segi presentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai untuk
perbandingan laporan keuangan dan berbagai periode, trend atau
perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah diindentifikasi.
Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam presentase saja disebut
laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis
vertikal
terhadap
neraca,
setiap
pos dinyatakan
sebagai
suatu
presentase dari jumlah keawajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam
analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk
menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu presentase
dari angka penjualan bersih.
9
c.
Analisis Rasio (Ratio analysis)
Rasio
menggambarkan
suatu
hubungan
atau
pertimbangan
(mathematical relationshp ip) antara suatu jumlah tertentu terhadap
jumlah yang lain. Dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini
akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan
rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (simamora, 2000).
2.1.8
Analisis Rasio Keuangan
Analisa
rasio
keuangan
merupakan
sebuah
indeks
yang
menghubungan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu
angka lainnya.
Achmad (2003) mengartikan rasio sebagai pengungkapan hubungan
matematik suatu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau perbandingan
antara satu pos dengan pos lainnya. Rasio keuangan sangat penting bagi
analis eksternal yang menilai sutau perusahaan berdasarkan laporan
keuangan yang diumumkan. Penilaian ini meliputi masalah likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek perusahaan
dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis
onternal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil
10
perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan
yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.
Menurut Mott (1996) rasio meruoakan angka yang diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan yang dihubungkan bersama-sama sebahai
suatu presentase atau fungsi, sehingga pada akhirnya terlihat bahwa rasio ini
berkaitan dengan pengukuran input dan output.
Analsis rasio keuangan, yang menghubungan unsure-unsur neraca
dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya., dapat memberikan
gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini.
Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan meperkirakan reaksi
para kreditor dan memberikan pandangan kedalam tentang bagaimana kirakira dana dapat diperoleh.
2.1.9 Return On Equity (ROE)
Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut ROE Return on
Equity), merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham
dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Rasio
ini memberitahukan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi
pemegang saham dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua atau
lebih perusahaan dalam industri. Pengemabalian ekuitas yang tinggi
11
seringkali merefleksikan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi
yang kuat dan manajemen biaya yang efektif. Kenaikan dalam rasio ini berarti
kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya
kenaikan tersebut akan menyebabkan kanaikan harga saham perusahaan.
Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khusunya menyangkut
profitabilitas perusahaan.
Return
on
equity
(ROE)
untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modalnya sendiri
(darmadji dan Hendry : 2006).
Menurut Mardiyanto (2009) ROE adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para
pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan
pemegang saham atau ahli perusahaan.
Menurut Riyadi (2006) Return on Equity (ROE) adalah perbandingan
antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini
menunjukkan tingkat presentase yang dapat dihasilkan. ROE yang tinggi
penting bagi para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi
pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham.
Meurut Harahap (2007) ROE digunakan untuk mengukur besarnya
pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut
menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para
12
pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen, tingkat ROE memiliki
hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE
semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi
bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga
investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu
menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.
Definisi rentabilitas modal sendiri (ROE) menurut Riyanto (2001)
sebagai berikut : Return on Equity adalah perbandingan antara jumlah profit
yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal
sendiri yang menghasilkan laba gtersebut di lain pihak. Atau dapat dikatakan
bahwa rentabilitas modal sendiri alah kemampuan suatu perusahaan dengan
modal sendiri yang bekerja didalamnya untk menghasilkan keuntungan.
Agnes (2001) mendefinisikan Return on Equity atau Tingkat
Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : adalah rasio yang
memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri
(Neworth) secara efektif mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.
Sedangkan menurut Syamsudin (2004) mendefinisikan Return on
Equity atau tingkat Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : Tingkat
pengembalian ekuitas pemilik (ROE) merupakan suatu alat ukur dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik
13
pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal
yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
tingkat pengembalian ekuitas pemiliki (ROE) merupakan suatu alat analisis
untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah mereka investasikan.
2.1.10 Rumus Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik atau ROE
Menurut Sartono (2001) Return on Equity atau Tingkat Pengembalian
Ekuitas Pemilik merupakan fungsi dari Asset Turn Over, Profit Margin, dan
Financial Leverage, yang dapar dirumuskan sebagai berikut :
Rasio tersebut penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena
rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola
modalnya untuk mendapatkan laba bersih (net income). Perusahaan yang
memiliki Return On Equity yanmg rendah atau bahkan negative akan
terklasifikasikan sebagai perusahaan yang kurang baik dalam menghasilkan
incomenya. Kenaikan Return On Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga
saham perusahaan tersebut (Mulyono, 1995).
14
2.1.11 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Ekuitas
Pemilik (ROE)
1. Net Income
Laba bersih sangat penting bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan
karena merupakan sumber dana yang diperoleh dari aktivitas operasi
perusahaan tersebut. Laba bersih seringkali dijadikan sebagai ukuran
dalam menilai kinerja suatu perusahaan, hal ini sesuai dengan pernyataan
dalam ikatan Akuntan Indonesia (1999). Penghasilan bersih (laba bersih)
seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi
ukuran yang lain seperti ROE. Unsur-unsur yang langsung berkaitan
dengan pengukuran laba adalah pengahasilan atau beban.
2. Hutang Perusahaan
Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila
proporsi hutang perusahaan makin besar maka rasio ini juga akan makin
besar. Hal ini dikarenakan jika hutang perusahaan semakin besar maka
akan mengurangi pajak terhadap perusahaan maka akan dapat
mengakibatkan meningkatnya laba dari proses operasional, hasil produksi
yang
meningkat
serta
pajak
meningkatkan Return On Equity.
yang
berkurang
sehingga
dapat
15
2.1.12 Pengertian Saham
Saham dapat dedifinisikan tanda pernyataan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas teesebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di persuhaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin,2001).
Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap
perndapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan
sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang yang dijual oleh
peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrument
keuangan. (Mishkin 2001).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
saham adalah suatu sekuritas yang menjadi tanda penyertaan atau
kepemilikan terhadap pendapatan dan asset seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan.
2.1.13 Jenis-Jenis Saham
Menurut Zaki Baridwan (2000: 394), saham dibagi menjadi tiga, yaitu :
16
1. Saham biasa (common stock) adalah saham yang pelunasannya
dilakukan diurutan paling akhir dalam penglikuidasian perusahaan,
sehingga
sama
biasanya
mempunyai
resiko
yang
paling
besar
dibandingkan saham lainnya. Oleh karena resiko yang besar inilah,
apabila perusahaan berjalan dengan bain, dividen untuk saham biasa
akan lebih besar dari pada dividen untuk saham prioritas.
2. Saham prioritas (preferen stock) adalah saham yang dividennya dibagikan
paling awal, dan apabila ada kelebihan, barulah dibagikan kepada
pemegang saham biasa.
3. Serifikat saham yang dikeluarkan oleh PT. Reksa Dana yang didirikan
oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaanperusahaan yang “go public” melalui pasar modal , dan menjualnya
kembali pad masyarakat umum dalam bentuk sertifikat saham.
2.1.14 Harga Saham
Setelah mengetahui pengertian saham dari beberapa para ahli maka
selanjutnya adalah penjelasan mengenai pengertian dari harga saham.
Berikut adalah pengertian harga saham dari beberapa ahli ekonomi.
Menurut Jogiyanto (2003), “Harga saham merupakan harga saham
yang terjadi dipasar busra pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku
17
pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar bursa”.
Pengertian harga saham menurut Widiatmodjo (2000), “harga saham
merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk
memperoleh atas suatu saham”.
Menurut Agus (2001), harga saham terbentuk dipasar modal dan
ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning
per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning
ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito
pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang
terbentuk dari kesapakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang
terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di
pasar bursa pada saat tertentu.
2.1.15 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut
Weston
dan
Brigham
(2001),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi harga saham :
1. Laba perlembar saham
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tnggi laba per
18
lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk
melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham
perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan pasar modal antara saham dengan
obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual
sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan
menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi
apabila tingkat bunga mengalami penurunan.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga
adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah
laba perubahan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan
ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
3. Jumlas Kas Deviden yang diberikan
Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjaadi dua, yaitu sebagian
dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan laba
ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham,
maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena
19
jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor
sehingga harga saham naik.
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang
mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang
cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya
akan memepengaruhi harga saham perusahaan.
5. Tingkat Resiko dan Pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan
meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
Biasanya semakin tinggi resiko makan semakin tinggi pula tingkat
pengembalian saham yang diterima.
2.1.16 Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)
Terhadap Harga Saham.
Harga saham (Hartono, 1998) adalah harga yang terjadi di pasar
bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu
permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek
yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. Pada penelitian ini
yang akan dibahas adalah pengaruh dividen dengan harga saham, dimana
20
harga saham dianggap sebagai nilai sekarang dari seluruh dividen yang
diharapkan di masa mendatang.
2.1.17 Hubungan Return On Equity (ROE) dan Harga Saham
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) ROE adalah rasio yang
digunakan
untuk mengukur keuntungan bersih
yang
diperoleh
dari
pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur
dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE
yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa
tingkat pengembalian invesatsi semakin tinggi.
Menurut Tambunan (2007) ROE digunakan untuk mengukur rate of
return (tingkat imbalan hasil) equitas. Para analisis sekuritas dan pemegang
saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi yang
dihasilkan perusahaan, maka akan semakin tinggi harga sahamnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Efi Nofiana denngan judul “Pengaruh
Return On Equity (Roe), Earning Per Share(Eps), Dan Economic Value
Added (Eva)Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Perbankan
yang Listing di BEI Periode Tahun 2006-2008) Tujuan dari penelitian ini
21
adalah untuk mengujii secara parsial dan simultan pengaruh Return On
Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA)
terhadap harga saham perbankan yang listing di BEI pada tahun 2006-2008.
Setiadi (2011) Dengan judul “Pengaruh Return On Asset, Retun On
Equity, Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan
Perbankan Yang Melakukan Merger Dan Akuisisi Yang Tercatat Di Bursa
Efek Indonesia. Variabel bebas atau variabel independen yang digunakan
pada penelitian ini ialah return on asset (X1), return on equity(X2), dan net
profit margin(X3). Sedangkan variabel terikat atau dependen yang digunakan
ialah harga saham (Y) perusahaan perbankan yang melakukan merger dan
akuisisi yang tercacat di Bursa Efek Indonesia.
22
Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema
sebagai berikut:
Faktor – faktor yang mempengaruhi ROE
(Return On Equity)
Penelitian Terdahulu
Dasar Teori :
Pengujian Hipotesis
Pembahasan
Analisis
yang
dilakukan
terhadap
laporan
keuangan
akan
mengarahkan kepada penarikan kesimpulan tentang kondisi keuangan
perusahaan. Dlam hal ini peneliti ingin melihat kemampuan perusahaan
dalam melakukan pembayaran terhadap kewajiban jangka pendek dan
jangka panjangnya dan melihat juga sejauh mana perusahaan menghasilkan
keuntungan. Salah satu rasio yang berperan dalam kinerja profitabilitas
perusahaan adalah Return On Equity (ROE), dimana ROE digunakan untuk
23
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi
yang dilakukan investor (pemegang saham), atau dapat dikatakan bahswa
rasio ini menunjukkan seberapa keuntungan yang menjadi hak stakeholders
Return On Equity (ROE) yang semakin tinggi memberikan indikasi
bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian invesatsi semakin
tinggi. Sedangkan harga saham merupakan Harga Saham merupakan harga
saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham yang bersangkutan dipasar bursa .
2.3
Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu serta
kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Diduga
Terdapat Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham
pada PT. Mustika Ratu, Tbk.”
Download