BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Market Value Nilai

advertisement
12
BAB II
KERANGKA TEORI
A.
Landasan Teori
1.
Market Value
Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai
buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh
perusahaan, maka nilai pasar (market value) adalah harga saham yang
terjadi di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku
pasar.1
Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh
harga saham tersebut di pasar. Nilai pasar dapat dilihat pada harga
saham di bursa efek.2
Nilai pasar (market value) adalah harga dimana seseorang dapat
membeli atau menjual satu lembar saham. Nilai pasar bervariasi sesuai
dengan laba bersih perusahaan, posisi keuangan, dan prospek masa
depan, serta kondisi ekonomi umum. Dalam hampir semua kasus,
pemegang saham lebih peduli pada nilai pasar saham ketimbang nilai
saham lainnya.3
1
Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE, 2003),
hlm. 130.
2
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta: Kanisius, 2010), hlm. 301.
3
Walter T Harrison et al., Akuntansi Keuangan International Financial Reporting
Standards IFRS Edisi Ke-8 Jilid II, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 28.
12
13
Nilai pasar mengukur nilai saat ini dari aset dan kewajiban. Nilai
pasar adalah harga jual saham. Neraca nilai pasar mendaftarkan aset
perusahaan, tapi mencatat tiap aset pada nilai pasarnya saat ini. Selisih
antara nilai pasar aset dan kewajiban adalah nilai pasar klaim ekuitas
pemegang saham. Harga saham secara sederhana adalah nilai ekuitas
pemegang saham dibagi dengan jumlah saham yang beredar.4
Nilai pasar adalah jumlah yang bersedia dibayar oleh investor
untuk saham perusahaan. Ini tergantung pada kekuatan menangguk
laba dari aset saat ini serta perkiraan profitabilitas investasi masa
depan.5
Rasio nilai pasar (market value rations) menghubungkan harga
saham perusahaan dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini
memberikan manajemen petunjuk mengenai apa yang dipikirkan
investor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa
mendatang. Jika rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen utang
dan profitabilitas baik, maka kemudian rasio nilai pasar akan menjadi
tinggi dan harga saham akan setinggi yang diharapkan.6
Konsep pasar efisien menyiratkan adanya suatu proses
penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru,
4
Richard A. Brealey et al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ke-5
Jilid I, Judul Asli Fundamentals Of Corporate Finance (Jakarta: Erlangga, 2008). hlm. 59.
5
6
Richard A. Brealey et al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan....... hlm. 165.
Eugene F Brigham dan Joel F. Houston, Manajemen Keuangan, Ied (Jakarta: Erlangga,
2001), hlm. 91.
14
sebagai respon atas informasi baru yang masuk ke pasar. Meskipun
proses penyesuaian harga tidak harus berjalan dengan sempurna,
tetapi yang dipentingkan adalah harga yang terbentuk tersebut tidak
bias. Dengan demikian, pada waktu tertentu pasar bisa berubah-ubah
ketika bereaksi terhadap informasi baru.7
Berkaitan dengan bursa saham, Anoraga (2001) menyatakan
bahwa nilai pasar merupakan harga pasar riil dan harga yang paling
mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham
perusahaan pada pasar yang sedang berlangsung atau sudah tutup
berdasarkan bursa utama.8
Nilai pasar menunjukan keadaan
perusahaan berdasarkan persepsi investor yang teraktualisasi dalam
harga saham. Secara garis besar nilai pasar perusahaan merupakan
harga seluruh saham yang beredar, Anoraga (2001) memformulasikan
bahwa:9
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga
saham penutup. Harga suatu saham pada hakikatnya ditentukan oleh
kekuatan
penawaran
dan
permintaan
terhadap
saham
yang
7
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta: Kanisius, 2010), hlm. 219.
8
Anoraga, P, Pengantar Pasar Modal, Edisi Ke-3 (Jakarta: Rineksa Cipta, 2001), hlm. 58.
9
Anoraga, P, Pengantar Pasar Modal.....hlm. 59.
15
bersangkutan.10 Kedua kekuatan itu sendiri merupakan pencerminan
dari ekspektasi pemodal terhadap kinerja saham di masa yang akan
datang. Pada penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga
saham penutupan pada tanggal pengumuman laporan keuangan yang
diambil data triwulan.
2.
Persediaan
a.
Pengertian
Menurut Kieso, et al. (2008) pengertian persediaan adalah
pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis
normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
memproduksi barang yang akan dijual.11
Warren, et al. (2008) mengatakan persediaan adalah
barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi bisnis
perusahaan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi
atau disimpan untuk tujuan itu.12
Islam
juga
mendukung
adanya
persediaan
untuk
kemaslahatan bersama. Dasar hukum mengenai persediaan
terdapat dalam al-Qur’an yang berbunyi sebagai berikut:
10
Linda dan Fazli Syam, Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas
dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai ( Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, No. 3,
VIII, 2005), hlm. 286-309.
11
Kieso et al., Intermediate Accounting, Edisi Ke-10 Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm
444.
12
440.
Warren Carl S et al., Pengantar Akuntansi ed. 21 (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm.
16
          
           
            
      
Artinya: Yusuf berkata: “ supaya kamu bertanam tujuh
tahun (lamanya) sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai
hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang
amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk
menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum)
yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun
yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa
itu mereka memeras anggur.” (Yusuf [12]: 47-49).
Persediaan merupakan salah satu investasi modal yang
dimiliki
perusahaan,
menggunakan
pada
sebagian
umumnya
besar
uangnya
setiap
untuk
perusahaan
membeli
persediaan, oleh karena itu persediaan memegang peranan
penting dalam kelangsungan proses produksi. Mengingat hal
tersebut, maka sudah seharusnya jika suatu perusahaan
melakukan
pengendalian
terhadap
persediaan,
sehingga
17
persediaan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan secara
efisien. Nilai persediaan diketahui dari persediaan akhir.
b.
c.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan
1)
Volume penjualan
2)
Jangka waktu proses produksi
3)
Daya tahan atau faktor model produk akhir.13
Manfaat Investasi pada Persediaan
1)
Memanfaatkan Diskon Kuantitas
Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli
dalam kuantitas yang besar. Jika perusahaan ingin
memanfaatkan diskon kuantitas, maka perusahaan akan
menyimpan persediaan, karena mungkin perusahaan
membeli bahan melebihi kebutuhan saat ini.
2)
Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of Stock)
3)
Manfaat Pemasaran
Jika perusahaan mempunyai persediaan barang
dagangan yang lengkap, maka pelanggan atau calon
pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang
dagangan yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan dapat
meningkat. Disamping itu jika perusahaan selalu mampu
13
Farah Margaretha, Manajemen Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan (Jakarta :
Erlangga, 2011), hlm.39
18
memenuhi
keinginan
pelanggan,
maka
kepuasan
pelanggan semakin baik, sehingga diharapkan akan
semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan.
4)
Spekulasi
Kadang-kadang
persediaan
digunakan
untuk
berspekulasi. Jika perusahaan mengantisipasi kenaikan
harga, nilai persediaan akan meningkat dan akan
meningkatkan profitabilitas.14
d.
Pengendalian Persediaan
1)
Sistem Perpetual
Menurut sistem persediaan perpetual (perpetual
inventory system), catatan yang berkelanjutan menyangkut
perubahan persediaan dicerminkan dalam akun persediaan.
Yaitu semua pembelian dan penjualan (pengeluaran)
barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada
saat terjadi.15
Karakteristik akuntansi dari sistem perpetual adalah:
a)
Pembelian
barang
dagang
untuk
dijual
atau
pembelian bahan baku untuk produksi di debet ke
persediaan dan bukan ke pembelian.
14
Mamduh M. Hanafi, Manajemen Keuangan, Edisi Ke-1 (Yogyakarta: BPFE, 2014), hlm.
15
Kieso et al., Intermediate Accounting, Edisi Ke-10 Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm.
571.
446.
19
b)
Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan
pengurangan harga, serta diskon pembelian dicatat
dalam persediaan bukan dalam akun terpisah.
c)
Harga
pokok
penjualan
diakui
untuk
setiap
penjualan dengan mendebet akun harga pokok
penjualan, dan mengkredit persediaan.
d)
Persediaan
merupakan
akun
pengendali
yang
didukung oleh buku besar pembantu yang berisi
catatan persediaan individual. Buku besar pembantu
memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis
persediaan yang ada di tangan.
Sistem persediaan perpetual menyediakan catatan
yang berkelanjutan tentang saldo baik dalam akun
persediaan maupun akun harga pokok penjualan.
Menurut sistem pencatatan yang terkomputerisasi,
penambahan dan pengeluaran persediaan dapat dicatat
hampir
secara
langsung.
Naiknya
popularitas
dan
kemampuan perangkat lunak (software) akuntansi yang
terkomputerisasi telah membuat sistem perpetual menjadi
hemat biaya (efektif biaya) bagi banyak jenis perusahaan.
Pencatatan penjualan dengan pemindai optik pada register
kas telah dipadukan ke dalam sistem akuntansi perpetual
di banyak toko ritel.
20
2)
Sistem Periodik
Menurut sistem persediaan
inventory
system),
kuantitas
periodik
persediaan
(periodic
di
tangan
ditentukan, seperti yang tersirat oleh namanya, secara
periodik.16 Semua pembelian persediaan selama periode
akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Total
akun pembelian pada akhir periode akuntansi ditambahkan
ke biaya persediaan di tangan pada awal periode untuk
menentukan total biaya barang yang tersedia untuk dijual
selama periode berjalan. Kemudian total biaya barang
yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan
akhir untuk menentukan harga pokok penjualan.
3.
Gross Profit Margin
Laba kotor (gross profit), atau margin kotor (gross margin),
adalah pendapatan dikurangi harga pokok penjualan. Laba kotor
sering kali dilaporkan dan dijelaskan dalam bentuk presentase. Laba
kotor, atau presentase laba kotor, merupakan ukuran kinerja utama,
laba kotor harus cukup besar untuk mendanai pengeluaran penting
yang mengarah ke masa depan seperti penelitian dan pengembangan,
pemasaran, dan iklan.17
16
Kieso et al., Intermediate Accounting, Edisi Ke-10 Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm.
447.
17
John J. Wild et al.,, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-8 (Jakarta : Salemba Empat,
2005), hlm. 120
21
Menurut Sawir (2008) gross profit margin merupakan rasio
yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya,
mengindikasikan
kemampuan
perusahaan
untuk
berproduksi secara efisien.18
Pengertian gross profit margin menurut Munawir (2004) adalah
“Rasio atau perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang
diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada
periode yang sama.19
Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang
dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila rasio ini dikurangkan
terhadap angka 100% maka akan menunjukan jumlah yang tersisa
untuk menutup biaya operasi dan laba bersih”.
Gross
profit
margin
merupakan
presentase
laba
kotor
dibandingkan dengan sales, semakin besar gross profit margin
semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukan
bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan
dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit
margin semakin kurang baik operasi perusahaan.20
18
Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 18.
19
20
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke-6, (Yogyakarta: Liberty, 2004), hlm. 99.
Lukman, Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 61.
22
Islam sangat menganjurkan perolehan laba dalam suatu
perniagaan dan terbebas dari adanya suatu riba, seperti yang
dijelaskan dalam al- Qur’an yang berbunyi sebagai berikut:
         
             
 
Artinya: “ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.
Dan janganlah membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (An-Nisa [4]: 29).
Rasio gross profit margin
menurut Munawir (2004) dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :21
Atau,
21
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke-6 (Yogyakarta: Liberty, 2004), hlm. 99.
23
Gross profit margin yang tinggi menandakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu. Gross profit margin yang rendah menandakan penjualan
yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang
terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari
kedua hal tersebut.
B.
Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran berbagai literature yang ada, peneliti
mendapatkan beberapa penelitian terdahulu. Hal ini untuk menunjukkan
bahwa penelitian yang dilakukan peneliti ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Yaitu terletak pada tahun pengamatan, sampel dan objek
penelitian serta beberapa variabel yang digunakan, penelitian terdahulu
tersebut yaitu:
Dalam penelitian Felicia dan Nusa Muktiadji (2013) yang berjudul
“Analisis Kebijakan Dividen terhadap Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar
Perusahaan” hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh signifikan terhadap nilai intrinsik dan nilai pasar perusahaan
PT Aneka Tambang Tbk, kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap
nilai intrinsik dan nilai pasar perusahaan PT Timah Tbk.22
Juita Kowel (2013) dalam penelitiannya “Pengaruh GPM dan ROE
terhadap Market Value pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar
22
Felicia dan Nusa Muktiadji, “Analisis Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Intrinsik dan
Nilai Pasar Perusahaan” (Bogor: Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, No. 2, Mei, I, 2013), hlm.
113-124.
24
di BEI Tahun 2008-2012” menyimpulkan bahwa baik secara simultan
maupun secara parsial gross profit margin dan return on equity berpengaruh
terhadap market value.23
Mutiara Saputri dan Titin Hartini, S.E., M.Si. (2013) dalam
penelitiannya “Pengaruh Nilai Persediaan dan Profit Margin terhadap
Market Value Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di BEI)” memberikan hasil bahwa nilai persediaan
tidak memiliki pengaruh terhadap market value perusahaan, sedangkan
profit margin memiliki pengaruh terhadap market value perusahaan.24
Penelitian Nurul Karimah N.N. (2013) dengan judul “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Tingkat Spread Harga (Market Value dan
Intrinsic Value) pada Sukuk Ritel Indonesia (Studi Kasus SR 002)”
menghasilkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, nilai kurs rupiah terhadap dollar, NAB reksadana
syariah, dana pihak ketiga (DPK) maupun indeks obligasi (SBIX) terhadap
spread harga (nilai intrinsik dan nilai pasar). Sedangkan secara parsial
tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai kurs rupiah terhadap dollar, NAB
reksadana syariah tidak berpengaruh terhadap spread harga (nilai intrinsik
23
Juita Kowel, “Pengaruh GPM dan ROE Terhadap Market Value Pada Perusahaan Food
And Beverages Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012”, (Manado: Jurnal EMBA, No.3,
September, I, 2013), hlm. 498-507.
24
Mutiara Saputri dan Titin Hartini, “Pengaruh Nilai Persediaan dan Profit Margin
Terhadap Market Value Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi
Yang Terdaftar di BEI)”, Skripsi Akuntansi (STIE MDP, 2013).
25
dan nilai pasar) dan indeks obligasi (SBIX) serta dana pihak ketiga (DPK)
berpengaruh terhadap spread harga (nilai intrinsik dan nilai pasar).25
Robertus Handriko
Kusumantoro (2013)
dalam penelitiannya
“Perbandingan Metode Persediaan FIFO dan Metode Persediaan Rata-Rata
dalam Mencerminkan Market Value Perusahaan” menghasilkan bahwa
laporan perusahaan yang menerapkan metode akuntansi persediaan FIFO
lebih mencerminkan market value daripada laporan keuangan perusahaan
yang menerapkan metode akuntansi persediaan rata- rata.26
Penelitian Siti Nurhayati (2013) yang berjudul “Pengaruh Nilai
Persediaan, Return On Equity, dan Gross Profit Margin terhadap Market
Value Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)” hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara nilai
persediaan dengan market value perusahaan. Secara parsial return on equity
dan gross profit margin berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dengan
market value perusahaan. Secara simultan nilai persediaan, return on equity,
gross profit margin berpengaruh terhadap market value perusahaan.27
25
Nurul Karimah, “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Spread Harga
(Market Value dan Intrinsic Value) pada Sukuk Ritel Indonesia (Studi Kasus SR 002)”, Skripsi
(Yogyakarta: Universitas Sunan Kalijaga, 2013).
26
Robertus Handriko Kusumantoro, “Perbandingan Metode Persediaan FIFO dan Metode
Persediaan Rata- rata dalam Mencerminkan Market Value Perusahaan”, Skripsi Akuntansi
(Salatiga: Universitas Satya Wacana, 2013).
27
Siti Nurhayati, “Pengaruh Nilai Persediaan, Return On Equity, dan Gross Profit Margin
Terhadap Market Value Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)”, Skripsi Ekonomi (Bandung: Universitas Pasundan,
2013).
26
Gema Pramudita (2012) dalam penelitiannya “Pengaruh Intellectual
Capital terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2010”
menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh siginifikan negatif
terhadap nilai pasar (M/B), signifikan positif terhadap kinerja keuangan
yang diukur dengan ROA dan ROE, tetapi tidak berpengaruh terhadap
GR.28
Penelitian Fica Firmansari (2010) yang berjudul “Analisis Pengaruh
Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan dan Gross Profit Margin terhadap
Market Value pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek
Indonesia” dengan hasil metode arus biaya persediaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap market value dan terdapat pengaruh signifikan antara
gross profit margin terhadap market value.29
Abubakar Arif dan Resti Jayeng Ramadhanti (2009) dalam
penelitiannya
“Analisis
Pengaruh
Penerapan
Metode
Arus
Biaya
Persediaan, Nilai Persediaan, Perputaran Persediaan dan Gross
Profit
Margin terhadap Market Value Perusahaan Manufaktur Tahun 2003 – 2006”
menunujukkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara metode arus biaya persediaan, perputaran persediaan, gross profit
28
Gema Pramudita, “Pengaruh Intelectual Capital terhadap Nilai Pasar dan Kinerja
Keuangan Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010”,
Skripsi Ekonomi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2010).
29
Fica Firmansari, “Analisis Pengaruh Metode Arus Biaya Persediaan dan Gross Profit
Margin Terhadap Market Value pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek
Indonesia”, Skripsi Akuntansi (Jember: Universitas Jember, 2010).
27
margin terhadap market value perusahaan tetapi terdapat pengaruh yang
signifikan antara nilai persediaan terhadap market value perusahaan.30
Yudha Putriani Purwanto (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan dan
Gross Profit Margin terhadap Market Value Perusahaan (Studi Kasus:
Perusahaan Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia)”,
hasil pengujian
diperoleh bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara metode arus
biaya persediaan dan gross profit margin terhadap market value tapi
signifikan terhadap nilai persediaan.31
30
Abubakar Arif dan Resti Jayeng Ramadhanti, “Analisis Pengaruh Penerapan Metode
Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan, Perputaran Persediaan dan Gross Profit Margin Terhadap
Market Value Perusahaan Manufaktur Tahun 2003 – 2006”, (Jurnal Informasi, Perpajakan,
Akuntansi dan Keuangan Publik, No. 1, Januari, IV, 2009), hlm. 01 – 16.
31
Yudha Putriani Purwanto, “Analisis Pengaruh Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan,
Nilai Persediaan, dan Gross Profit Margin Terhadap Market Value Perusahaan (Studi Empiris:
Perusahaan Aneka Industri di Bursa Efek indonesia)”, (Depok: Jurnal PESAT, Oktober, III, 2009).
28
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti dan
Judul
Tahun
1
Felicia
dan
Variabel
Alat
Penelitian
Analisis
Nusa Analisis Kebijakan Dependen:
Muktiadji
Dividen
(2013)
Nilai Intrinsik dan
Nilai
terhadap
Analisis
Hasil Penelitian
1. Kebijakan
dividen
1. Nilai Intrinsik
Regresi
berpengaruh signifikan
2. Nilai Pasar
Linear
terhadap nilai intrinsik
Sederhana
PT Aneka Tambang,
Pasar
Perbedaan
1.
Variabel
independen
2.
Objek
penelitian
Independen:
Tbk.
Perusahaan
3.
Tahun
1. Kebijakan
2. Kebijakan
dividen
pengamatan
Dividen
berpengaruh signifikan
terhadap
nilai
pasar
Perusahaan PT Aneka
Tambang, Tbk.
28
29
3. Kebijakan
tidak
dividen
berpengaruh
terhadap nilai intrinsik
PT Timah Tbk.
4. Kebijakan
dividen
tidak
memiliki
pengaruh terhadap nilai
pasar Perusahaan PT
Timah Tbk.
2
Juita Kowel
Pengaruh GPM dan
(2013)
ROE
terhadap
Dependen: Market Analisis
Value
Market Value pada
Independen:
Perusahaan
1. GPM
Food
1. Secara
bersama-sama 1. Tahun
Linear
variabel gross profit
Berganda
margin dan return on 2. Objek
equity
berpengaruh
pengamatan
penelitian
29
30
and Beverages yang
terdaftar
di
BEI
Tahun 2008-2012
2. ROE
terhadap market value
pada perusahaan food
and
beverages
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Variabel gross profit
margin
berpengaruh
terhadap market value
pada perusahaan food
and
beverages
yang
tedaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Variabel
equity
return
on
berpengaruh
30
31
terhadap market value
pada perusahaan food
and
beverages
yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3
Mutiara Saputri dan Pengaruh
Titin
Hartini,
Nilai Dependen:
S.E., Persediaan
Market Analisis
dan Value
Nilai persediaan tidak 1. Tahun
Regresi
memiliki
pengaruh
M.Si.
Profit
Margin Independen:
Berganda
terhadap
(2013)
terhadap
Market
1. Nilai Persediaan
(Multiple
perusahaan.
2. Profit Margin
Regression)
profit
Value
Perusahaan
market
value 2. Objek
sedangkan
margin
pengaruh terhadap market
Perusahaan Industri
value perusahaan.
yang
penelitian
memiliki
(Studi Empiris pada
Barang
pengamatan
Konsumsi
terdaftar
di
31
32
BEI)
4
Nurul Karimah N.N.
(2013)
Analisis
Faktor- Dependen:
Faktor
yang Harga
Mempengaruhi
Tingkat
Harga
Spread Regresi
(Market Linier
Value dan Intrinsic Berganda
Spread Value)
(Market
Independen:
Value dan Intrinsic
Value) pada Sukuk
1. Tingkat Inflasi
2. Tingkat
Ritel Indonesia
Suku
Bunga
(Studi
002)
Kasus
SR
3. Nilai
1. Terdapat
pengaruh 1.
secara simultan tingkat
independen
inflasi,
Tahun
tingkat
Rupiah Terhadap
Dollar
4. NAB Reksadana
suku 2.
bunga, nilai kurs rupiah
pengamatan
terhadap dollar, NAB 3.
Objek
reksadana syariah, dana
penelitian
pihak
ketiga
(DPK)
maupun indeks obligasi
(SBIX)
Kurs
Variabel
Spread
intrinsik
pasar)
terhadap
harga
(nilai
dan
nilai
pada
Sukuk
Negara Ritel Seri SR
Syariah
32
33
5. Dana
Pihak
002.
Ketiga (DPK)
2. Tingkat
6. I`ndeks Obligasi
tidak
(SBIX)
suku
bunga
berpengaruh
terhadap spread harga
(nilai intrinsik dan nilai
pasar) pada sukuk ritel
SR 002.
3. Tingkat inflasi tidak
berpengaruh
spread
intrinsik
terhadap
harga
(nilai
dan
nilai
pasar) pada sukuk ritel
SR 002.
4. Nilai
kurs
rupiah
33
34
terhadap dollar tidak
berpengaruh
spread
intrinsik
terhadap
harga
(nilai
dan
nilai
pasar) pada sukuk ritel
SR 002.
5. NAB
Reksadana
Syariah
tidak
berpengaruh
spread
intrinsik
terhadap
harga
(nilai
dan
nilai
pasar) pada sukuk ritel
SR 002.
6. Indeks Obligasi (SBIX)
34
35
berpengaruh
spread
intrinsik
terhadap
harga
(nilai
dan
nilai
pasar) pada sukuk ritel
SR 002.
7. Dana
(DPK)
Pihak
Ketiga
berpengaruh
negatif terhadap spread
harga (nilai intrinsik
dan nilai pasar) pada
sukuk ritel SR 002.
5
Robertus
Handriko Perbandingan
Dependen:
Kusumantoro
Metode Persediaan Value
(2013)
FIFO dan Metode Independen:
Market Regresi
Berganda
Laporan
perusahaan
yang menerapkan metode
akuntansi
persediaan
1. Variabel
independen.
2. Tahun
35
36
Persediaan
Rata-
1. HPP
FIFO lebih mencerminkan
Rata
dalam
2. Pendapatan
market
Mencerminkan
Market
Bersih
Value
Perusahaan
value
laporan
3. Biaya
perusahaan
Operasional
4. Total
menerapkan
Asset
daripada
keuangan
pengamatan
3. Objek
penelitian
yang
metode
akuntansi persediaan rata-
selain persediaan
rata
5. Persediaan
6. Kewajiban
6
Siti Nurhayati
Pengaruh
(2013)
Persediaan,
On
Nilai Dependen:
Market Analisis
Return Value
Equity,
dan Independen:
1. Terdapat
Regresi
positif signifikan antara
Berganda.
nilai persediaan dengan 2. Objek
Gross Profit Margin
1. Nilai Persediaan
market
terhadap
2. Return
perusahaan.
Market
On
pengaruh 1. Tahun
value
pengamatan
penelitian
36
37
Value
Perusahaan
Equity
(Studi Empiris pada
3. Gross
Perusahaan
Manufaktur
Margin
yang
2. Terdapat
Profit
positif
pengaruh
tetapi
signifikan antara return
on
equity
terdaftar di Bursa
market
Efek
perusahaan.
Indonesia
Periode 2009-2011).
tidak
value
3. Terdapat
positif
dengan
pengaruh
tetapi
tidak
signifikan antara gross
profit margin dengan
market
value
perusahaan.
4. Terdapat
pengaruh
positif dan signifikan
37
38
antara nilai persediaan,
return on equity, gross
profit margin terhadap
market
value
perusahaan.
7
Gema Pramudita
Pengaruh
Dependen:
(2012)
Intellectual Capital 1. Market to Book regresi
berpengaruh
terhadap Nilai Pasar
Value
negatif
dan
(M/B)
Kinerja
Keuangan
2. Return
Perusahaan
Perbankan
Ratio linear
yang 3. Return
On
capital 1. Tahun
siginifikan
terhadap
On
pengamatan
nilai 2. Objek
penelitian
positif terhadap kinerja 3. Variabel
keuangan
Equity (ROE)
Indonesia 4. Growth
Intellectual
pasar (M/B), signifikan
Assets (ROA)
terdaftar di Bursa
Efek
Analisis
yang
diukur
independen
dengan ROA dan ROE,
tetapi tidak berpengaruh
in
terhadap GR.
38
39
(BEI) Tahun 20082010
Revenue (GR)
Independen:
1. Value
Added
(VA)
2. Value
Added
Capital
Employed
(VACA)
3. Value
Added
Human Capital
(VAHU)
4. Structural
Capital
Value
Added (STVA)
39
40
5. Value
Added
Intellectual
Capital
(VAICTM)
8
Fica Firmansari
Analisis
(2010)
Penerapan
Pengaruh Dependen:
Arus
Persediaan
Metode Value
Biaya
dan
Gross Profit Margin
terhadap
Value
Market
pada
Perusahaan
Manufaktur
Market Analisis
Independen:
1. Metode
Arus
Biaya Persediaan
2. Gross
Margin
Profit
1. Metode
arus
biaya 1.
Tahun
tidak
pengamatan
Regresi
persediaan
Linier
berpengaruh signifikan 2.
Objek
Berganda
terhadap market value.
penelitian
2. Terdapat
pengaruh
signifikan antara gross
profit margin terhadap
market value.
yang
Listed di Bursa Efek
40
41
Indonesia
9
Abubakar Arif,
Resti
Analisis
Pengaruh Dependen:
Jayeng Penerapan
Ramadhanti
Arus
(2009)
Persediaan,
Metode Value
Biaya Independen:
Nilai 1. Metode
Persediaan,
Arus
Biaya Persediaan
Perputaran
2. Nilai Persediaan
Persediaan
dan 3. Perputaran
Gross
Margin
Market Analisis
Profit
Market
Value
Perusahaan
Manufaktur
2003 – 2006
Margin
Regresi
pengaruh
Berganda
signifikan
metode
terdapat 1.
yang
arus
persediaan
market
Tahun
pengamatan
antara 2.
Objek
biaya
penelitian
terhadap
value
perusahaan.
Persediaan
terhadap 4. Gross
1. Tidak
2. Terdapat
Profit
pengaruh
yang signifikan antara
nilai
persediaan
terhadap market value
Tahun
perusahaan.
3. Tidak
terdapat
41
42
pengaruh
yang
signifikan
antara
perputaran
persediaan
terhadap market value
perusahaan.
4. Tidak
terdapat
pengaruh
yang
signifikan antara gross
profit margin terhadap
market
value
perusahaan.
10
Yudha
Purwanto
(2009)
Putriani Pengaruh Penerapan Dependen:
Market Analisis
Hasil
pengujian 1.
Metode Arus Biaya Value
Regresi
diperoleh
Persediaan,
Linier
terdapat pengaruh yang 2.
Nilai
Independen:
bahwa
tidak
Tahun
pengamatan
Objek
42
43
Persediaan
dan
Gross Profit Margin
terhadap
Market
Value
Perusahaan
(Studi
Kasus
Perusahaan
:
Aneka
1. Metode
Arus Berganda
Biaya Persediaan
signifikan antara metode
arus biaya persediaan dan
2. Nilai Persediaan
gross
3. Gross
terhadap market value tapi
Margin
Profit
penelitian
profit
margin
signifikan terhadap
nilai
persediaan.
Industri di BEI)
43
44
C.
Kerangka Berpikir
1.
Hubungan Nilai Persediaan dengan Market Value
Apabila perusahaan dapat mengelola persediaan dengan baik, maka proses
produksi perusahaan dapat berjalan dengan lancar, lancarnya proses produksi
perusahaan akan meningkatkan tingkat penjualan perusahaan yang nantinya akan
berdampak positif pada laba yang diperoleh perusahaan. Tingkat penjualan dan
peningkatan laba akan tercermin dalam informasi keuangan yang terdapat dalam
laporan keuangan. Informasi keuangan akan direspon positif oleh investor, jika
informasi tersebut mempunyai kemampuan untuk memprediksi kemungkinan
arus kas dimasa depan dan return bagi investor. Dengan meningkatnya tingkat
penjualan dan laba perusahaan akan memberikan reaksi positif bagi investor.
Menurut Riyanto (1990) dalam Daljono (2005) penentuan besarnya investasi atau
alokasi modal dalam persediaan yang mempunyai efek langsung terhadap
keuntungan perusahaan akan direspon oleh investor. Respon investor biasanya
berupa keinginan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, dan
permintaan akan saham akan meningkat. Sesuai dengan teori permintaan dan
penawaran, apabila permintaan meningkat maka harga saham tersebut akan
semakin meningkat. Respon atas kenaikan harga saham sesuai dengan teori pasar
modal efisien. Kenaikan harga saham perusahaan mencerminkan kenaikan market
value perusahaan.32 Sebaliknya jika informasi yang diterima investor tidak
mempunyai daya prediktif maka investor tidak akan tertarik untuk berinvestasi
yang dampaknya adalah turunnya harga saham perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diajukan hipotesis yaitu:
32
Daljono dan Endah Puspitaningtyas, “Analisis Pengaruh Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai
Persediaan dan Profit Margin terhadap Market Value Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. (Jurnal
MAKSI, No.2, Agustus, V, 2005), hlm. 164-165.
45
Ha1: Nilai persediaan berpengaruh terhadap market value.
2.
Hubungan Gross Profit Margin dengan Market Value
Teori “Signaling Hypotesis” yang dikemukakan oleh Mogdiliani dan Miller
dalam Lukas tahun 2008 yang menyatakan “bukti empiris bahwa jika ada
kenaikan laba, sering diikuti dengan kenaikan harga saham, sebaliknya penurunan
laba pada umumnya menyebabkan harga saham menurun”.33 Mogdiliani dan
Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan laba biasanya merupakan suatu
“sinyal” kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu
penghasilan yang baik dimasa mendatang begitupun sebaliknya.
Gross profit margin mengindikasikan kemampuan suatu badan usaha untuk
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu dan menilai kemampuan
manajemen perusahaan untuk mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung
digunakan dalam menghasilkan penjualan.34 Gross profit margin yang tinggi
sangat diinginkan, karena mengindikasikan pendapatan yang dihasilkan melebihi
harga pokok penjualan. Menurut Smith dan Skousen (1989) dalam Daljono
(2005) informasi mengenai laba juga bermanfaat dalam menetapkan harga suatu
perusahaan, sehingga gross profit margin berpengaruh terhadap market value
perusahaan. 35
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diajukan hipotesis yaitu:
Ha2: Gross profit margin berpengaruh terhadap market value.
33
Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan, Buku I (Yogyakarta: Andi, 2008), hlm. 287.
34
Siti Nurhayati, “Pengaruh Nilai Persediaan, Return On Equity, dan Gross Profit Margin Terhadap
Market Value Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2011)”, Skripsi Ekonomi (Bandung: Universitas Pasundan, 2013).
35
Daljono dan Endah Puspitaningtyas, “Analisis Pengaruh Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai
Persediaan dan Profit Margin terhadap Market Value Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. (Jurnal
MAKSI, No.2, Agustus, V, 2005), hlm. 164-165.
46
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Nilai
Persediaan
(X1)
Ha1
Market
Value
Gross Profit
Margin
(X2)
(Y)
Ha2
Ha3
D.
Hipotesis
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1:
Nilai persediaan berpengaruh terhadap market value.
Ha2:
Gross profit margin berpengaruh terhadap market value.
Ha3:
Nilai persediaan dan gross profit margin secara simultan berpengaruh
terhadap market value.
Download