BAB II DATA LAPANGAN DAN LITERATUR 2.1 Data Lapangan 2.1

advertisement
BAB II
DATA LAPANGAN DAN LITERATUR
2.1 Data Lapangan
2.1.1
Deskripsi Umum Proyek
Gambar 2.1 Logo Hotel Mulia
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
Jenis Proyek
: Hotel
Pengelola
: Swasta
Alamat
: Jl. Asia Afrika Senayan, Jakarta 10270
Indonesia
No. Telp
: +6221 5747777
Fax
: +6221 5747888
Web
: www.hotelmulia.com
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Fungsi
:
1. Sebagai tempat untuk menginap bagi wisatawan luar maupun
dalam negeri.
2. Sebagai tempat melakukan kegiatan bisnis di luar kantor
3. Sebagai tempat penjamuan klien atau tamu penting dari
pengunjung.
2.1.2
Profil Hotel Mulia
Hotel Mulia merupakan hotel yang dimiliki Mulia Group.
Hotel Mulia adalah sebuah kediaman mewah yang berada tepat di
jantung distrik bisnis kota yang dapat dijangkau hanya beberapa
menit dari daerah pemukiman utama Simprug, Permata Hijau dan
Kemang.
Hotel Mulia telah mengukir reputasi internasional sebagai
salah satu hotel terbaik di Asia, yang terkenal karena furniture nya
yang indah serta fasilitas dan keramahan yang sempurna. Hotel
Mulia menerima penghargaan bergengsi diantaranya The Best City
Hotel in Jakarta “TTG Travel Award” pada tahun 2009,
International Five Star Diamond Award pada tahun 2003 dan 2004
serta Second Best Luxury Hotel in Jakarta-Euromoney Business
Travel Poll pada tahun 2003, untuk itu hotel ini tetap menjadi
pilihan yang lebih disukai bagi para businessman dan selebriti
dalam negeri maupun luar negeri ketika berkunjung atau menginap
di Jakarta.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.3
Visi dan Misi Hotel Mulia
Visi Hotel Mulia adalah “To be the Best Independent
Luxury Hotel offering personalized service and care”. Dari visi
tersebut dapat diartikan bahwa Hotel Mulia memiliki visi menjadi
satu-satunya hotel mewah terbaik yang menawarkan pelayanan dan
perawatan yang sangat mengutamakan pelayanan seseorang dan
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang tersebut.
Misi Hotel Mulia adalah untuk melebihi apa yang
diperkirakan oleh tamu, peduli dan memberi kepuasan pada
pelanggan dan menjadikan pelanggan sebagai alasan para staff dan
karyawan hotel bekerja.
2.1.4
Corporate Identity Hotel Mulia
Ng, Sunarto dan Haswanto (2011:4) memaparkan bahwa
logo
Hotel
Mulia
mencerminkan
ciri
khas
logo
induk
perusahaannya. Maka logo Hotel Mulia termasuk jenis logo
endorsed dan diklasifikasikan sebagai lettermark. Logo ini terdiri
dari bentuk segitiga dan warna kuning kecoklatan (ochre).Pada
awal tahun 1980, Nuage Branding merancang desain logo untuk
Mulia Group, sebuah perusahaan commercial real estate dan hotel
developer terbesar di Indonesia.
Desain logo menerapkan huruf pertama “M” dari nama
Mulia Group dalam warna hijau sebagai warna perusahaan.
Visualisasi logo Mulia Group membentuk sebuah ilusi tigadimensi yang mencerminkan ruang lingkup usahanya.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.5
Aksesibilitas
Hotel Mulia berlokasi sangat strategis karena dekat dengan
kompleks olahraga Senayan (Gelora Bung Karno), lapangan golf
Senayan, Jakarta Convention Center, dan Plaza Senayan. Selain
itu, hotel bintang lima di Jakarta ini juga dekat dengan kawasan
bisnis di jalan Jenderal Sudirman yang banyak berdiri gedunggedung perkantoran dan Bundaran HI (Patung Selamat Datang).
Dari bandara Soekarno Hatta, Hotel Mulia Senayan Jakarta
dapat dijangkau sekitar 25 menit dengan berkendara melalui jalan
tol. Selain akses antar jemput di bandara, aksesibilitas yang
disediakan Hotel Mulia antara lain akses khusus bagi penyandang
cacat seperti kursi roda.
2.1.6
Kondisi Fisik Geografis
Lokasi
: Jl. Asia Afrika Senayan, Jakarta 10270 Indonesia
Pemilik
: Swasta
Pengelola
: Swasta
Batasan Lingkungan :
1. Sebelah Utara Hotel Mulia menghadap ke Taman Anggrek
Mall dan Tol Jakarta-Merak. Yang dimana back entrance Hotel
Mulia menghadap ke sebelah utara.
2. Sebelah Selatan Hotel Mulia menghadap ke Senayan Golf
Course dan Senayan City Mall.
3. Sebelah Timur Hotel Mulia menghadap ke Jakarta Convention
Center (JCC) dan Gelora Bung Karno. Yang dimana main
entrance Hotel Mulia menghadap ke sebelah timur.
4. Sebelah Barat Hotel Mulia menghadap daerah Permata Hijau.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.2 Map Hotel Mulia
(Sumber: www.hotelmulia.com)
2.1.7
Fasilitas yang disediakan oleh Hotel Mulia
Fasilitas yang disediakan oleh Hotel Mulia antara lain
executive lounge, business center, fitness center, dan swimming
pool.
1.
Executive Lounge
Executive
lounge
ini
menawarkan
keistimewaan
pemandangan kota Jakarta, sambutan unik di pintu utama,
sarapan gratis dan teh atau koktail yang berkualitas yang
disediakan.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.3 Executive Lounge Hotel Mulia
(Sumber: www.hotelmulia.com, 2015)
2.
Business Center
Business center ini tersedia 24 jam per hari untuk setiap
kebutuhan para tamu. Selain sofa dengan kulit yang mewah,
perabotatan dari marmer, dan fasilitas seperti mesin fax, mesin
fotokopi dan printer laser tersedia untuk digunakan. Para staff
hotel pun selalu siap untuk membantu para tamu.
Gambar 2.4 Business Centre Hotel Mulia
(Sumber: www.hotelmulia.com, 2015)
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.
Fitness Center
Berlokasi di lantai 5 Hotel Mulia, Fitness Centre ini
dapat digunakan bagi para tamu dan member pribadi. Jam
operasional berlaku mulai dari pukul 05.00 hingga 23.00.
Gambar 2.5 Fitness Center Hotel Mulia
(Sumber: Dokumen Pribadi)
4.
Swimming Pool
Swimming Pool yang memiliki luas 30 meter di
outdoor ini dapat dinikmati sambil menikmati udara di sekitar
kolam sambil minum dan makan makanan ringan di pool bar
yang disediakan.
Gambar 2.6 Swimming Pool Hotel Mulia
(Sumber: Dokumen Pribadi)
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.8
Data Pengelola Staff Hotel Mulia
2.1.8.1
Struktur Organisasi Pengelolaan Hotel Mulia
Sebuah hotel, kecuali hotel kecil adalah sama
dengan perusahaan-perusahaan bisnis lain, yaitu tidak
mungkin dikelola oleh satu orang. Oleh karena itu
pembagian tanggung jawab dalam mengelola sebuah
hotel merupakan hal yang penting.
G.M
Secretary to G.M
Controller
E.A.M
HRD
Engineer
Security
Mrktg &
Sales
Logis
Ass. Controller
Front
Officer
HK
P.R
MD
F&B
Account
Gambar 2.7 Struktur Organisasi Hotel Mulia
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
Masing-masing job description, yaitu:
1.
General Manager (G.M)
General Manager adalah puncak pimpinan
dari sebuah manajemen hotel sekaligus bertanggung
jawab atas keseluruhan penyelenggaraan hotel dan
kinerja seluruh karyawannya.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Secretary to G.M
Secretary to G.M adalah sekretaris pembantu
General Manager dalam hal mempermudah dan
memperlancar kerja pimpinan melalui pengaturan
waktu dan distribusi informasi yang efisien,
mendistribusikan informasi dari kantor pimpinan
secara jelas dan akurat, mendukung kelancaran alur
kerja antara kantor pimpinan dengan bagian-bagian
lainnya, memberikan peluang kepada pimpinan
untuk lebih berfokus pada hal-hal strategis dan
memiliki dampak jangka panjang, dan memberikan
masukan positif dan inisiatif untuk perbaikan
perusahaan.
3.
Executive Assistan Manager (E.A.M)
Executive Assistan Manager adalah wakil
General
Manager.
Penanganan
tugas-tugas
manajemen yang telah dirumuskan dan diarahkan
oleh
General
dikomunikasikan
Manager
untuk
Manager
kepada
dilaksanakan
Executive
selanjutnya
dan
Assistan
diteruskan
ke
Departemen Head.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Controller
Controller adalah akuntan internal hotel.
Controller bertanggung jawab atas efektivitas
pengelolaan
administrasi
dan
penyajian
data
keuangan yang disusun setiap hari.Ia akan dimintai
pendapat dan pandangannya dalam hal keuangan
hotel.
5. Human Resources Development (HRD)
HRD Manager adalah pejabat yang bertugas
mengelola
sumber
daya
manusia
untuk
keberhasilan hotel. HRD Manager harus menguasai
hukum dan perundang-undangan yang berkaitan
dengan ketenagakerjaan, baik lokal, nasional,
maupun internasional. Ia bertugas menerima dan
mengangkat
pegawai
baru,
menyelenggarakan
semua administrasi kepegawaian dan kegiatan
karyawan, serta mengadakan pelatihan terhadap
karyawan.
6. Security Director
Security Director bertanggung jawab atas
keamanan hotel secara keseluruhan. Ruang lingkup
pengamanan hotel meliputi para karyawan, para
tamu, dan aset hotel.Security perlu menciptakan
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kondisi yang aman sehingga tamu betah tinggal di
hotel dan para karyawan bekerja dengan nyaman.
7. Engineering
Engineering
adalah
pejabat
yang
bertanggung jawab atas pemeliharaan, pengelolaan,
dan perbaikan seluruh aset yang meliputi: gedung
hotel, perlengkapan mekanik dan elektronik, dan
energi hotel. Pengelolaan listrik, gas, dan air juga
merupakan tanggung jawab engineering.
8. Logist
Logist bertanggung jawab atas keberadaan
material-material hotel yang berada di gudang,
pengiriman
barang-barang/material
dari
para
supplier untuk masuk stok gudang, pengeluaran
barang-barang/material dari gudang sesuai bon
pengeluaran dan barang yang telah di tanda tangani
pelaksana,
mandor
dan
kepala
pelaksana,
pencatatan stok barang yang berada di gudang dan
pemberian laporan ke bagian pembelian tiap bulan,
pengajuan permintaan barang/material yang sudah
tidak ada di gudang (stok habis) serta menjaga
kebersihan situasi dan keamanan di gudang
sehingga
tidak
timbul
hal-hal
yang
tidak
diinginkan, seperti kebakaran dan pencurian yang
diakibatkan oleh karena kelalaian petugas gudang.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9. Marketing and Sales Director
Marketing and Sales Director adalah pejabat
yang menentukan keberhasilan hotel dalam menjual
produk hotel kepada konsumen.
10. Front Office Manager
FO Manager adalah pejabat hotel yang
bertanggung jawab atas pengelolaan kantor depan.
11. Housekeeper (HK)
Housekeeper adalah pemimpin departemen
yang
memiliki
kemampuan
merencanakan,
mengorganisasi dan mengevaluasi pekerjaan di
bidang house keeping.Ia bertanggung jawab atas
kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang
dimiliki hotel.
12. Food & Beverage Manager
F&B Manager adalah pejabat yang bertugas
mengelola Food and Beverage Department Untuk
dapat
menyajikan
makanan
dan
minuman
berkualitas yang disenangi tamu.Merencanakan
menu, memastikan bahwa setiap bawahanya dapat
menyajikan makanan dengan cepat dan ramah, dan
mengendalikan
biaya
Food
and
Beverage
Department. (Sumber: Manajemen Hotel Mulia).
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.8.2
Standar Operasional Hotel Mulia
Standar operasional yang diterapkan oleh Hotel
Mulia ini, antara lain:
1.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Front Office
a. Reservasi melalui E-Mail/Website
1) Memasukkan data reservasi tamu ke sistem,
sesuai dengan tipe kamar dan lama tamu
menginap;
2) Menuliskan
semua
data-data
menyangkut
tentang
special
yang
request,
honeymoon package, birthday celebration,
dan lain-lain;
3) Memasukkan data reservasi tamu ke file
Front Office sesuai dengan tanggal, bulan
dan tahun.
b. Reservasi melalui telepon
1) Greeting ke tamu, sesuai dengan waktu saat
menerima telepon;
2) Menanyakan nama tamu secara lengkap;
3) Menanyakan tipe kamar dan berapa hari
tamu akan menginap;
4) Memberikan harga kamar kepada tamu
apabila harga telah disepakati maka proses
reservasi dilanjutkan;
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5) Meminta nomor telepon tamu dan nomor
kredit card sebagai garansi;
6) Menjelaskan ke tamu tentang prosedur
reservasi dan prosedur pembatalan reservasi
secara lengkap dan benar;
7) Menutup
pembicaraan
telepon
dengan
greeting, ucapan terima kasih dan tak lupa
menyebutkan nama tamu tersebut;
8) Menuliskan detail di formulir reservasi,
input ke system, dan file sesuai tanggal dan
bulannya.
c. Persiapan sebelum tamu check in
1) Bersihkan dan rapikan area sekitar Front
Office dan area Lobby;
2) Siapkan semua data-data dan kelengkapan
reservasi dan registrasi yang dibutuhkan;
3) Print guest in house list, arrival dan
departure untuk departemen Housekeeping
dan F&B;
4) Mempersiapkan cold towel;
5) Mempersiapkan
welcome
letter
dan
meminta tanda tangan GM;
6) Mempersiapkan welcome drink;
7) Check kelengkapan fasilitas kamar dan
meletakkan welcome letter yang sudah
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ditandatangani oleh GM di meja tulis dalam
kamar yang sesuai;
8) Siapkan kunci kamar tamu yang akan
check-in.
d. Tamu check in
1) Sambut tamu di depan hotel dan ucapkan
selamat datang;
2) Membawakan tas/koper tamu ke lobby;
3) Mempersilahkan tamu untuk duduk;
4) Menyuguhkan ke tamu welcome drink dan
cold towel;
5) Jelaskan dan informasikan kepada tamu
tentang service dan fasilitas hotel;
6) Jelaskan dan informasikan kepada tamu
waktu breakfast dan afternoon tea.
e. Registrasi
1) Menyerahkan formulir registrasi untuk
dilengkapi oleh tamu;
2) Meminta identitas tamu untuk di foto copy;
3) Mempersilahkan
kepada
tamu
untuk
mengisi formulir registrasi dengan lengkap;
4) Tamu dan Resepsionis harus menandatangani formulir registrasi yang telah
lengkap diisi;
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5) Menyimpan registrasi tamu di file Front
Office sesuai dengan nomor kamar;
6) Mempersilahkan dan mengantar tamu ke
kamar;
7) Membawa tas dan koper tamu ke kamar.
f. Pelayanan selama tamu menginap
1) Mengucapkan salam setiap bertemu tamu
(usahakan untuk mengingat dan menyebut
nama tamu);
2) Dengan ramah memberikan penjelasan
kepada
tamu
apabila
tamu
meminta
informasi.
g. Persiapan sebelum tamu check out
1) Mempersiapkan transportasi apabila ada
permintaan dari tamu;
2) Mempersiapkan bill-bill tamu secara detail;
3) Check
harga
kamar
dan
lama
tamu
menginap sudah sesuai;
4) Meminta Housekeeping untuk check Mini
Bar sebelum tamu meninggalkan kamar;
5) Print bill tamu;
6) Berikan bill kepada tamu, sesuai dengan
kamar tamu masing- masing beserta data
pendukung seperti bill restaurant, spa, dan
lain-lain.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
h. Pembayaran
1) Apabila pembayaran secara tunai dalam
bentuk Rupiah harus di check secara detail
di hadapan tamu;
2) Apabila pembayaran dalam bentuk uang
asing harus disesuaikan dengan kurs rupiah
yang berlaku;
3) Pembayaran secara kartu kredit maupun
kartu debit, saat melakukan transaksi
nominal uang dilihat secara detail supaya
tidak terjadi kesalahan saat melakukan
transaksi;
i. Tamu check out
1) Meminta kunci kamar dari tamu;
2) Mengecek kamar apabila ada barang tamu
yang tertinggal;
3) Membantu tamu membawa tas/koper ke
depan hotel;
4) Menanyakan kesan-kesan selama tamu
menginap
dan
meminta
waktu
untuk
mengisi buku Guest Comment yang ada di
Lobby.
5) Mengucapkan terimakasih kepada tamu
karena telah menginap di Hotel Mulia
Jakarta.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
j. Setelah tamu check out
1) Merapikan bill-bill tamu yang sudah chekout;
2) Memeriksa kembali bahwa jumlah tamu
yang cek out sudah sesuai di system;
3) Memberikan semua bill tamu yang sudah
check out beserta semua data pendukung ke
Accounting untuk di proses lebih lanjut.
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
2.
Standar Operasional Prosedur (SOP) House Keeping
Standar Opersional Prosedur House Keeping
diperuntukkan untuk mempermudah para hotelier
untuk
bekerja
sesuai
standar
sehingga
mempermudah pekerjaan dan dibutuhkan koordinasi
antara masing-masing staff untuk bekerja sesuai
dengan prosedur yang ada tanpa melakukan
tumpang tindih dalam pekerjaan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan bagi house
keeping departement dalam memulai shift pekerjaan
terurut dan terkoordinasi dengan baik sebagi
berikut:
a.
Persiapan Awal Shift
Mengambil Guest List (arrival, guest in
house and departure) di Reception yang
berfungsi untuk mengetahui kamar mana yang
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
seharusnya dibersihkan dan kamar mana yang
harus
di
cek
kelengkapannya
sehingga
memudahan koordinasi antara pekerjaan house
keeping dan reception.
Menyiapkan peralatan (chemical, toilet
brush, shampo, shower gel, body lotion, squize,
sapu, lap/dusting, mop/pell lantai), menyiapkan
trolley untuk membawa tas atau koper dan
barang bawaan para tamu, memesan barangbarang keperluan kamar yang belum lengkap
dengan
mengisi
formulir
pemesanan,
mempersiapkan kamar untuk tamu check in
seperti memastikan bed, sheet, duve cover, bed
protector, pillow benar-benar bersih sesuai
dengan standar kebersihan lalu mengecek AC,
TV, safety box, lampu, wardrobe, water heater
dan membuat trouble report jika ada yang perlu
diperbaiki oleh engineering, membersihkan
wastafle/wash
basin,
membersihkan
toilet,
melengkapi bath towel, hand towel, face towel,
bath mat, aqua small, tissue roll, tissue box,
shower cap, sabun, bottle amenities (shampo,
shower gell, body lotion) plastik laundry,
laundry list dan mengecek exhaust di bathroom
bahwa sudah berfungsi dengan baik dan terakhir
memberi
pengharum
ruangan.
(Sumber:
Manajemen Hotel Mulia)
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.8.3
Flow/Uraian Kegiatan Pengelola Hotel
a. Staff Hotel
Staff berjalan dari
area parkir
menuju pintu
masuk khusus
staff/karyawan
Staff datang menuju
area parkir khusus
staff/karyawan
Staff duduk di tempat
kerja dan bekerja
sesuai jam kerja
Staff berdiri melakukan
pemeriksaan handheld
detectordan berjalan melewati
walkthrough metal detector
Staff melakukan absensi
datang di ruang absensi
dengan finger print
(absen elektronik) yang
sudah terpasang
Staff memasuki ruang
kerja sesuai jabatan
masing-masing
Staff melakukan absensi pulang
di ruang absensi dengan finger
print (absen elektronik) yang
sudah terpasang
Staff berjalan dari ruang
absen menuju pintu keluar
khusus staff/karyawan dan
menuju area parkir
Gambar 2.8 Skema Kegiatan Staff Hotel
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
b. Karyawan Hotel
Karyawan berjalan
dari area parkir
menuju pintu masuk
khusus staff/karyawan
Karyawan datang menuju
area parkir khusus
staff/karyawan
Karyawan duduk/berdiri
di tempat kerja dan
bekerja sesuai jam kerja
Karyawan melakukan
absensi pulang di ruang
absensi dengan finger print
(absen elektronik) yang
sudah terpasang
Karyawan berdiri melakukan
pemeriksaan handheld
detectordan berjalan
melewati walkthrough metal
detector
Karyawan berjalan
menuju loker dan
berganti pakaian seragam
hotel sesuai jabatan
masing-masing
Karyawan melakukan
absensi datang di ruang
absensi dengan finger
print (absen elektronik)
yang sudah terpasang
Karyawan berjalan dari ruang
absen menuju pintu keluar
khusus staff/ karyawan dan
menuju area parkir
Gambar 2.9 Skema Kegiatan Karyawan Hotel
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.9
Data Pengunjung Hotel
2.1.9.1
Identifikasi Pengunjung Hotel Mulia Berdasarkan
Kebangsaan
Pengunjung
Hotel
Mulia
berdasarkan
kebangsaaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
No.
Kebangsaan
Jumlah Pengunjung(% per bulan)
1.
Asia
35
2.
Eropa dan Amerika
20
3.
Dalam Negeri
55
Tabel 2.1 Tabel Identifikasi Pengunjung Hotel
Berdasarkan Kebangsaan
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
2.1.9.2
Identifikasi Pengunjung Hotel Mulia Berdasarkan
Pekerjaan
Pengunjung Hotel Mulia berdasarkan pekerjaan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
No.
Pekerjaan
Jumlah Pengunjung(% per bulan)
1.
Pemerintahan
25
2.
Swasta
60
3.
Public Figure
15
Tabel 2.2 Tabel Identifikasi Pengunjung Hotel
Berdasarkan Pekerjaan
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.9.3
Identifikasi Pengunjung Hotel Mulia Berdasarkan
Gender
Pengunjung Hotel Mulia berdasarkan gender
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
No.
Gender
Jumlah Pengunjung(% per bulan)
1.
Laki-laki
60
2.
Perempuan
40
Tabel 2.3 Tabel Identifikasi Pengunjung Hotel
Berdasarkan Gender
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
2.1.9.4
Identifikasi Pengunjung Hotel Mulia Berdasarkan
Usia
Pengunjung Hotel Mulia berdasarkan usia dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Jumlah Pengunjung
No.
Usia
(% per bulan)
1.
Manula ( > 55 tahun )
5
2.
Orang Tua (45 tahun - 55 tahun)
25
3.
Dewasa (17 tahun - 45 tahun)
60
4.
Anak-anak ( < 17 tahun )
10
Tabel 2.4 Tabel Identifikasi Pengunjung Hotel
Berdasarkan Usia
(Sumber: Manajemen Hotel Mulia)
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2 Data Literatur
2.2.1
Tinjauan Umum
2.2.1.1
Pengertian Hotel
1. Secara Etimologis, secara harfiah, kata hotel dulunya
berasal dari kata hospitium (bahasa latin), yang berarti
ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium
mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
membedakan antara guest house dengan mansion house
(rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka
rumah-rumah besar tersebut disebut dengan hostel.1
2. Menurut
SK
Menteri
Pariwisata,
Pos,
dan
Telekomunikasi No. KM 37/PW. 340/MPPT-86, hotel
adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi
umum yang dikelola secara komersial.2
3. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No.
PM10/PW-301/Phb.77, hotel adalah suatu bentuk
akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan
1
Aan Surachlan Dimyati, Pengetahuan Dasar Hotel, (CV. Deviri Ganan: 1992), hlm.30
Agus Sulastiyono, Manajemen Penyelenggaraan Hotel, (Jakarta: Alfabeta: 2011), hlm. 5
2
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bagi
setiap
orang untuk
memperoleh
pelayanan
penginapan, berikut makan dan minum.
2.2.1.2
Sejarah Hotel
Sejarah perkembangan hotel direntangkan dengan
kilas balik ke masa peradaban awal dari manusia yang
parallel dengan perjalanan penyebaran ke seluruh dunia dan
jatuh bangunnya perekonomian. Dimulai pada tahun 1600
SM ketika Code Hammurabi muncul sebagai peraturan
pertama bagi para pemilik kedai minuman, hingga awal
tahun 1000 M bermunculan motel pertama di sepanjang
jalur Sutera China. Pada tahun 1600-an, hotel berkembang
bersamaan dengan perjalanan akbar di Eropa. Tahun 1974
berdiri city hotel pertama di Amerika. Perkembangan
saloon (kedai minuman) di wilayah barat pada akhir tahun
1800-an hingga awal tahun 1900-an yang merupakan era
keemasan bagi perhotelan.
Pada awalnya hotel merupakan kedai minuman
yang dikenal dengan istilah inn atau tavern yang
menyediakan tempat pernanungan dan makanan bagi
orang-orang yang dating untuk berdagang atau bekerja
untuk sementara. Seiring dengan peningkatan pendapatan,
kebutuhan akan kemewahan menuntut untuk dipenuhi.
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan uang dan waktu yang lebih banyak dimiliki,
seseorang
semakin
termotivasi
untuk
melakukan
perjalanan.Semakin banyak perjalanan yang dilakukan,
semakin banyak hotel yang dibutuhkan sebagai tempat
istrahat3.
2.2.1.3
Perkembangan Hotel di Indonesia
Perkembangan
usaha
perhotelan
di
Indonesia
bergulir selaras dengan kemajuan di bidang pariwisata.Awal
mula dari tumbuhnya usaha hotel terjadi pada masa
pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Dengan
semakin maraknya orang-orang Belanda dan Eropa yang
pergi ke Hindia Belanda, kebutuhan akan sarana akomodasi
dirasakan makin meningkat pula.
Sehubungan dengan kondisi tersebut maka di kotakota pelabuhan mulai didirikan hotel-hotel, seperti Hotel
Des Indes di Batavia dan hotel lainnya yang tersebar di
berbagai kota yakni Semarang, Surabaya, Medan dan
Makassar. Kemudian prasarana jalan raya dan sarana
transportasi kereta api di Jawa mulai dikembangkan.
Kemajuan ini dibarengi dengan perkembangan sarana
akomodasi dan produksi perkebunan teh di daerah-daerah
3
Richard Sihite, Tourism Industry, (Surabaya: SIC, 2000), hlm. 12-41.
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pedesaan dan pegunungan yang berhawa sejuk (mountain
resort).
Pada tanggal 5 Agustus 1962 di Jakarta diresmikan
pembukaan hotel Indonesia milik PT. Hotel Indonesia,
sebuah perusahaan pemerintah dan merupakan hotel
bertaraf internasional pertama di Indonesia. Setelah itu pada
tahun 1966, banyak hotel-hotel yang turut diresmikan di
berbagai penjuru kota seperti Samudera Beach Hotel di
Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel di Yogyakarta,
Bali Beach di Pantai Sanur Bali, dan Hotel Kartika
Chandra. Demikian perkembangan hotel hingga banyak
munculnya hotel bertaraf internasional sampai sekarang.
2.2.1.4
Jenis dan Klasifikasi Hotel
Rincian klasifikasi hotel4, antara lain sebagai
berikut:
1. Klasifikasi hotel berdasarkan bintang, antara lain:
a. Klasifikasi hotel berbintang satu (*)
Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang
satu, antara lain:
4
Ir. Endar Sugiarto dan Sri Sulatiningrum, Pengantar Akomodasi danRestoran,
(Gramedia Pustaka, 2001)
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1) Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar
2) Kamar mandi di dalam
3) Luas kamar standar, minimum 20 m2
b. Klasifikasi hotel berbintang dua (**)
Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang
dua, antara lain:
1) Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar
2) Kamar suite, minimum 1 kamar
3) Kamar mandi di dalam
4) Luas kamar standar, minimum 22 m2
5) Luas kamar suite, minimum 44 m2
c. Klasifikasi hotel berbintang tiga (***)
Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang
tiga, antara lain:
1) Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar
2) Jumlah kamar suite, minimum 2 kamar
3) Kamar mandi di dalam
4) Luas kamar standar, minimum 24 m2
5) Luas kamar suite, minimum 48 m2
d. Klasifikasi hotel berbintang empat (****)
Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang
empat, antara lain:
1) Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2) Jumlah kamar suite, minimum 3 kamar
3) Kamar mandi di dalam
4) Luas kamar standar, minimum 24 m2
5) Luas kamar suite, minimum 48 m2
e. Klasifikasi hotel berbintang lima (*****)
Persyaratan suatu hotel dikatakan hotel berbintang
lima, antara lain:
1) Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar
2) Jumlah kamar suite, minimum 4 kamar
3) Kamar mandi di dalam
4) Luas kamar standar, minimum 26 m2
5) Luas kamar suite, minimum 50 m2
2. Klasifikasi hotel berdasarkan tujuan pemakaian hotel
selama menginap, antara lain:
a. Business Hotel
Hotel
yang
banyak
digunakan
oleh
para
usahawan.Hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap
untuk para businessman.
b. Recreational Hotel
Hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang
yang akan santai atau berekreasi.
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.1.5
Tipe Kamar Hotel
Jenis kamar hotel menurut Charles E. Steadmon5
bisa beragam berkisar dari single sampai luxurious suite of
rooms. Walaupun hotel sering kali mendefinisikan jenisjenis kamar mereka secara berbeda, definsi kamar hotel
akan dipaparkan sebagai berikut:
1.
Single, sebuah kamar yang ditempati oleh satu orang.
Kamar bisa memilki satu tempat tidur atau lebih.
2.
Double, sebuah kamar yang ditempati oleh dua orang.
Kamar bisa memilki satu tempat tidur atau lebih.
3.
Queen, sebuah ruangan dengan sebuah tempat tidur
berukuran queen. Kamar ini bisa ditempati oleh satu
hingga dua orang.
4.
King, sebuah ruangan dengan sebuah tempat tidur
berukuran king. Kamar ini bisa ditempati oleh satu
hingga dua orang.
5.
Triple, sebuah kamar yang ditempati oleh tiga orang.
Kamar ini bisa mempunyai satu double bed dan satu
roll away atau dua tempat tidur dan satu roll away.
6.
Quad atau quadruple, sebuah kamar yang yang
ditempati oleh empat orang. Kamar ini bisa memiliki
satu tempat tidur atau lebih.
5
Richard Komar, Hotel Management, (Jakarta, PT. Grasindo, 2006), hlm 122-125.
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7.
Twin Double atau Double-Double, sebuah kamar yang
ditempati oleh empat orang. Kamar ini bisa memiliki
satu tempat tidur atau lebih.
8.
Studio, sebuah ruangan dengan studio bed, yaitu sebuah
sofa yang bisa di alih fungsikan sebagai tempat tidur.
Kamar ini bisa juga mempunyai tempat tidur yang lain.
9.
Mini suite atau Junior Suite, kamar single dengan
tempat tidur dan tempat duduk. Kadang-kadang kamar
jenis ini memiliki sebuah kamar tidur kecil terpisah
yang dihubungkan dengan ruang tamu.
10. Suite, sebuah ruang tamu yang dihubungkan dengan
satu atau lebih kamar tidur berukuran full-sized.
11. Twin, kamar dengan dua tempat tidur berukuran sama.
Kamar ini dapat ditempati oleh satu orang atau dua
orang.
12. Connecting room, dua kamar atau lebih dengan
beberapa pintu masuk dari luar dan sebuah pintu yang
berada diantara kamar tersebut dimana para tamu dapat
keluar masuk tanpa harus meninggalkan kamar utama.
13. Adjoining room, kamar-kamar tidak memiliki pintupintu penghubung yang berada dekat di antara kamarkamar tersebut.
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.2 Tinjauan Hotel Bisnis
2.2.2.1
Pengertian Hotel Bisnis
Hotel bisnis merupakan hotel yang dirancang untuk
mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis.
Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan
dengan area perkantoran atau area perdagangan6.Di dalam
hotel bisnis juga disediakan fasilitas business center dimana
fasilitas ini digunakan untuk membantu tamu yang
membutuhkan fasilitas perkantoran, seperti tele-faximile,
foto copy, konfirmasi tiket perjalanan, penterjemah
dokumen dan lain-lain.
Hotel bisnis termasuk dalam kategori City Hotel
merupakan hotel yang terletak di tengah kota dan sebagian
besar tamu yang menginap untuk melakukan kegiatan
bisnis.
2.2.2.2
Analisa Organisasi Ruang Hotel Bisnis
Berdasarkan pelaku dan macam kegiatan, ruang
dalam hotel bisnis dapat dikelompokkan menjadi7:
a. Public Area
Ruang publik yang ada dalam hotel adalah lobby,
food & beverages area, function room, shopping arcade,
6
Marlina Endy, Panduan Perancangan Bangunan Komersial, (Yogyakarta: Andi
Publisher, 2008), hlm. 52
7
Hendry End, Interiors 2nd Book Of Hotels, (Whitney Library Of Design, 1978)
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
business center, fasilitas olahraga dan fasilitas rekreasi.
Luas area publik ini bervariasi, yaitu berkisar antara 6%
sampai 20% dari total luas keseluruhan lantai hotel.
Pedoman
perencanaan
dan
perancangan
organisasi ruang adalah meletakkan fasilitas-fasilitas
tersebut di sekeliling lobby hotel, tujuannya adalah:

Memberi kemudahan kepada pengunjung hotel
untuk berorientasi dan mudah menentukan fasilitas
tersebut.

Menyediakan kesempatan terjadinya over-lap pola
kegiatan kegiatan tamu antar fasilitas pada daerahdaerah tertentu sehingga daerah pola kegiatan dapat
diminimalkan.

Mengurangi crossing antar fasilitas di daerah-daerah
tertentu.
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Diagram Ruang Publik
Gambar 2.10 Diagram Hubungan Pada Ruang Publik
(Sumber: End, Hendy. Interior 2nd Book of Hotel)
1) Lobby
Lobby merupakan ruang public yang utama dan padat
dengan berbagai pola kegiatan karena berfungsi sebagai
pusat orientasi. Fasilitas-fasilitas lainnya yang terdapat
di ruang publik diletakkan di sekitar lobby dan
memiliki akses dari sini.
2) Front Desk & Front Office
Merupakan bagian terbesar dari kantor administrasi dan
satu-satunya fungsi yang berhadapan langsung dengan
tamu hotel. Letaknya di lobby dan dapat dicapai tamu
dengan mudah.
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3) Food & Beverages Outlet
Restaurant, cocktail lounge atau bar diletakkan di
sekitar lobby hotel dan memiliki akses dari lobby. Tata
letak semua fungsi-fungsi harus dekat dengan sebuah
dapur yang akan melayani semuanya.
4) Business Center
Fasilitas pendukung inidiperlukan untuk keperluan
bisnis pada hari kerja para tamu hotel. Letaknya harus
dapat dicapai tamu melalui lift tetapi tidak harus berada
pada lantai yang sama dengan lobby.
b. Private Area
Yaitu ruang yang menjadi kamar-kamar tamu (guest
rooms). Penempatan kamar hotel harus efisien dan mudah
dijangkau dari lift atau tangga. Kamar diletakkan
berdekatan dan dapat dicapai melalui sebuah koridor.
Layout kamar tamu dapat berbentuk single atau double
louded slab.
Tingkat
kenyamanan,
privacy
yang
tinggi
merupakan salah satu kriteria dalam perancangannya.
Kamar hotel memiliki ruang pandang yang lebar ke arah
potensi view dan jauh dari kegiatan public. (Sumber: End,
Hendy. Interior 2nd Book of Hotel)
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.2.3
Persyaratan Rancangan Interior Hotel Bisnis
a.
Manusia
Sebuah hotel tidak lepas dari pengunjung atau
tamu hotel yang datang dan menginap.Tamu hotel
yang datang pun berbeda-beda, mulai dari tamu yang
datang untuk urusan bisnis, rekreasi atau hanya
sekedar untuk makan di restoran yang terdapat di
dalam hotel.Selain itu tamu atau pengunjung hotel,
juga terdapat karyawan dan para pekerja hotel setiap
harinya datang untuk menjalankan tugas sesuai
posisinya.
Oleh karena itu dalam perancangan sebuah
hotel,
aspek
manusia
(pelaku
ruang)
harus
diperhatikan keberadaannya dan diikut sertakan dalam
perancangan interior.Sirkulasi antar manusia yang
satu dengan yang lainnya juga harus disesuaikan
dengan kebutuhan ruang yang ada.
b.
Lingkungan
Lingkungan
yang
strategis
dan
mudah
dijangkau dibutuhkan dalam perancangan hotel bisnis,
karena untuk memudahkan akses pelaku tamu hotel
bisnis bila menginap di hotel bersangkutan.Pemilihan
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lokasi
ini
menjadi
salah
satu
factor
yang
mempengaruhi hotel tersebut.
Oleh karena itu sebaiknya hotel bisnis terletak
di daerah perkantoran yang mudah dijangkau dan
dekat dengan pusat perbelanjaan untuk menunjang
kebutuhan tamu hotel.
c.
Bangunan
Sebaiknya sebuah bangunan memiliki ruang
yang cukup memadai untuk kapasitas yang mencakup
lingkungan. Fokus dasar dari perencanaan tata letak
ruang adalah adanya program hubungan antara area
public, service dan private area.Dalam hal ini
sirkulasi
memegang
peranan
penting
untuk
menciptakan kenyamanan bagi pengunjung atau tamu
hotel dan juga untuk menjamin kelancaran aktivitas
dalam tiap ruangan yang ada.
Oleh karena itu dalam mendesain ruangan
dalam hotel harus lebih diperhatikan si pelaku ruang,
kegiatan di dalamnya, sirkulasi yang diperlukan dan
lainnya.
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d.
Elemen Interior
1) Lantai
Lantai merupakan bagian yang terpenting dari
suatu ruangan. Dengan lantai kita dapat menunjang
fungsi atau kegiatan yang akan terjadi pada ruangan
tersebut, selain itu pula lantai dapat memberikan suatu
karakter pada ruangan dimana lantai itu terdapat8.
Dengan lantai kita juga dapat memperjelas sifat
ruangan itu, misalnya dengan memberikan suaru
permainan dari permukaan lantai itu sendiri.Syaratsyarat bahan penutup lantai adalah:
a) Kuat, yang berarti lantai harus dapat menahan
beban.
b) Mudah dibersihkan, pada lantai yang baik, lantai
harus mudah dibersihkan.
c) Isolasi suara, biasanya digunakan pada lantai dasar
bangunan
yang
mempunyai
fungsi
berbeda.
Transmisi suara disebabkan oleh air born yang
memiliki pengaruh langsung. Hal ini dapat diatasi
dengan penyelesaian lantai yang lunak dan lentur
atau lantai yang mengembang dimana dibawahnya
8
Pamudji Suptandar, Interior Design, (Jakarta:Usakti:1982)
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diberi bahan yang lunak dan dapat menyerap suara
getaran-getaran bunyi injakan atau kontak.
d) Isolasi panas, penutup lantai penting untuk
kenikmatan dan kesehatan juga memberikan rasa
hangat pada kaki, yang mana dapat diukur dengan
menggunakan angka absorbs panas. Lantai yang
mempunyai isolasi baik untuk menyerap panas
yaitu
5
kcal/m2/menit
sehingga
kaki
akan
kehilangan panas, 9 kcal/m2/menit sesudah 1
menit, atau 45 kcal/m2 sesudah 45 menit.
e) Tahan terhadap kelembaban, dalam beberapa
keadaan lantai harus dapat menahan perembasan
air ke permukaan lantai ini terutama terdapat pada
kamar mandi atau dapur. Hal ini dapat dicegah
dengan menggunakan lantai yang kedap air.
f) Tidak menggelincir (licin), lantai yang licin
bergantung pada koefisien geseran antara sol
sepatu dengan permukaan lantai dan mempunya
koefisien geseran 0,4.
2) Dinding
Dinding yang merupakan unsur terpenting
dalam pembentukan ruang, khususnya ruang dalam
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
baik sebagai unsur penyekat atau pembagi ruang
maupun sebagai unsure dekoratif.Untuk itu dalam
perencanaan suatu ruang dalam, dinding mempunyai
peranan cukup dominan dan memerlukan suatu
perhatian khusus, disamping unsur-unsur lainnya.
3) Plafon
Plafon atau ceiling merupakan salah satu unsur
penting dalam interior karena merupakan pembentuk
suatu ruang.Seperti kita ketahui bahwa lantai dan
dinding merupakan pembatas ruang, demikian juga
halnya dengan plafon, ketiga unsur itu sangat erat
berhubungan satu dengan yang lainnya dalam
memberikan suatu bentuk atau karakter untuk ruang
dalam suatu bangunan9.
Dengan kemajuan teknologi dan penemuanpenemuan baru di bidang industry, berbagai material
kini memungkinkan untuk dipergunakan sebagi
plafon. Menurut Pamudji Suptandar dalam bukunya
Interior Design, penggunaan berbagai macam material
tersebut disesuaikan dengan fungsi dan kesan yang
akan dicapai untuk ruang yang bersangkutan.
9
Pamudji Suptandar, Interior Design, (Jakarta:Usakti:1982)
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4) Pintu dan Jendela
Pintu dan jendela merupakan elemen yang
memotong bidang yang membetuk bidang dinding
dan ruang interior yang dibatasinya. Pintu dan jendela
juga merupakan elemen transisi dari desain arsitektur
dan interior yang saling menghubungkan satu sama
lain, baik secara visual dan fisik, satu ruang ke ruang
lain, maupun bagian dalam dengan bagian luar
bangunan10.
5) Fisika Bangunan
a) Tata Udara
Pada umumnya tata udara di sebuah hotel
dibagi secara alam dan buatan.Secara alami,
udara dapat diperoleh melalui bukaan seperti
pintu dan jendela sedangkan secara buatan dapat
diperoleh melalui AC.
Syarat pengudaraan yang efektif harus
memperhatikan hal-hal seperti pemanas dan
pendingin,
gerakan
dan
distribusi
udara,
pelembab dan penghilang kelembaban serta
10
Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996)
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ventilasi dan kualitas udara di dalam ruang11.Halhal tersebut harus diperhatikan karena:
 Hal tersebut dapat mempengaruhi penampilan
atau pembawaan dalam karyawan hotel maupun
tamu hotel.
 Manajemen hotel bertanggung jawab terhadap
karyawan
hotel
dan
tamu
hotel
untuk
menyediakan lingkungan yang sehat bagi para
karyawan dan tamu hotel.
 Keadaan udara diluar yang dipakai dalam
ruangan merupakan kurang lebih dari 10% dari
energy yang dikonsumsikan.
b) Tata Cahaya
Penerangan sangat memegang peranan penting
dalam interior sebuah hotel karena dapat memberikan
suasana yang diinginkan atau dapat menciptakan
suasana kenyamanan pada setiap ruangan dalam hotel
(Aspek Pencahayaan dalam Interior Design, Pamudji
Suptandar).
Tipe pencahayaan, terdiri dari spot light, down
light, wall washer dan strip light. Spot light yang
11
Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996)
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berfungsi untuk menyinari suatu objek khusus dan
dipakai untuk menampilkan suasana atau citra yang
diinginkan sedangkan down light berfungsi untuk
menerangi ruang secara umum. Wall washer berfungsi
untuk menyinari dinding secara khusus menjadi kesan
luas, dan strip light berfungsi untuk menyinari objek
secara tepat.
c) Tata Suara
Semua
sumber
bunyi
yang
mengalihkan
perhatian, mengganggu atau berbahaya bagi kegiatan
sehari-hari dianggap bising. Sumber bising utama
dalam
pengendalian
bising
lingkungan
dapat
diklasifikasikan dalam dua kelompok:
 Bising Interior
Merupakan sumber bising paling sering dibuat oleh
manusia, seperti alat-alat rumah tangga, radio,
televise, pembicaraan yang keras, naik turun tangga,
orang berpindah tempat dan sebagainya.
 Bising luar (Outdoor)
Merupakan bising paling mengganggu, dalam hal ini
berasal
dari
lalu
lintas
kendaraan
bermotor,
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
transportasi, industry, pembangunan gedung dan
sebagainya12.
6) Teknik Bangunan
Penyaluran aliran listrik pada saat darurat
dirasakan penting pengadaannya terutama pada saat
ada kerusakan di system penyaluran utamanya. Mesin
pembangkit listrik yang disediakan hendaknya dapat
menyalurkan kebutuhan untuk pencahayaan pintu
darurat, kebakaran dan tanda-tanda darurat lainnya,
menerangi kira-kira 20% daerah-daerah umum, ruang
pendingin, mesin hitung, system tanda bahaya
kebakaran, hubungan telpon, pompa air genangan dan
air kotor.
7) Furniture
Pengaturan furniture harus disesuaikan dengan
kebutuhan
untuk
memenuhi
kenyamanan
si
pemakai.Dalam pengaturan furniture, fungsi tidak
dapat
dipisahkan
dengan
keindahan.
Dalam
perancangan kita harus mengetahui terlebih dahulu
aktifitas, sehingga tahu furniture apa yang akan
12
Leslie L. Dolle, Terjemahan Dra. Lea Prasetio, Akustik Lingkungan, (Erlangga:1990)
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dibutuhkan, berapa luas ruang, bagaimana system
pencahayaan, pilihan warna serta kondisi-kondisi
khusus.
8) Estetika
Dalam pembuatan pola utama dari desain
harus ditentukan terlebih dahulu warna dasar, texture
lalu pola-pola pendukung yang ada di sekelilingnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain:
a)
Pilihlah pola yang baik yaitu yang mempunyai
peranan yang menarik baik pada siang maupun
untuk di malam hari.
b) Desain yang mudah yaitu dengan menggunakan
pola tunggal tetapi yang cukup kuat.
c)
Warna yang berani untuk akses dengan warna
lembut sebagai pendukung.
9) Ambience
Ambience message yang terdapat dalam hotel
bisnis, antara lain:
a)
Entertaining, hotel dapat menjadi salah satu
tempat yang menghibur.
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b) Convivial, hotel juga memberikan pelayanan
yang ramah pada setiap pengunjungnya.
c)
Luxurious, desain dalam hotel berbintang yang
menyajikan kemewahan dalam suasananya.
d) Profitable, selain memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada pengunjung, hotel juga
mencari keuntungan dalam usahanya.
e)
Welcoming, hotel juga selalu berusaha untuk
menyambut dengan hangat setiap pengunjungnya.
f)
Impressive, hotel harus dapat memberikan kesan
yang baik dan tak terlupakan bagi setiap
pengunjung untuk bisa kembali lagi ke hotel
tersebut.
2.2.3 Tema Kemewahan Dalam Desain Modern Klasik
2.2.3.1
Luxurious (Kemewahan)
Pada
tema
desain
Luxurious
(kemewahan),
menampilkan bentuk yang makin menonjolkan ruang yang
berkesan modern, dingin namun juga sekaligus mewah dan
elegan. Aksesoris
dengan
warna-warna
lembut
disempurnakan dengan tata cahaya yang mempertegas
kesan mewah dalam sebuah ruangan. Selain berkesan
mewah dan fresh, tema desain seperti ini kerap kali berhasil
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menghasilkan
kesan lapang dalam sebuah
ruangan.
Pemilihan aksesoris seperti vas kaca dengan bunga
berwarna soft, pernak-pernik berbahan stainless dan perak,
memberikan kesan mewah yang elegan.
Tema luxurious (kemewahan) dapat diaplikasikan
melalui berbagai gaya desain, salah satunya seperti modern
klasik. Gaya modern klasik yang mengusung kesan elegan,
klasik namun tidak membosankan ini dapat memberikan
kesan kemewahan sebagai tema desain yang mewah namun
tetap kekinian dan nyaman.
Kemewahan dalam sebuah desain ruang bukan
berarti mengaplikasikan berbagai furniture atau ornament
hiasan yang mempunya nilai ekonomis tinggi, namun
kemewahan desain dapat diciptakan melalui adanya sebuah
penataan ruang yang baik, pemilihan furniture yang tepat,
pengaplikasian warna-warna soft dan pencahayaan yang
baik untuk mempertegas sebuah konsep desain yang
diusung.
2.2.3.2
Pengertian Desain Modern
Gaya
modern
adalah
gaya
yang
cenderung
mengaplikasikan penemu material dan teknologi baru dalam
pembuatan
produk-produk
interiornya.
Kesederhanaan
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengguna teknologi canggih, fungsional dan nyaman adalah
ciri khas pada gaya modern13.
Gaya ini dipelopori oleh desainer-desainer terkenal
di Eropa pada abad ke 20, yaitu Alin Ludwig Mies Van Der
Hore, Le Corbusier, Walter Groupius dan lain-lain.
Istilah modernisme dipahami sebagai aliran baru
yang menunjuk pada semua gaya yang dianggap modern.
Akan tetapi apa yang dianggap modern oleh tiap generasi,
selalu sesuai dengan standart pada zaman itu14.
Pada umumnya desain mebel pada masa kini, kita
sebut telah modern.Karena sangat tepat dengan istilah yang
mewakili zamannya. Oleh karena itu, sebutan desain
modern dalam pengkajian desain akan selalu dikaitkan
dengan metode dalam produk-produk industry.
Ditinjau dari kronologis dalam kajian sejarah desain
mebel modern biasa dikatakan sebagai produk dari
perkembangan keadaan setelah terjadinya perang dunia I.
Namun sesungguhnya desain modern berakar dari fase-fase
awal revolusi industry yang terjadi sekitar pertengahan abad
13
Redaksi Trans Media, Mempercantik Tampilan Rumah, (Jakarta: Trans Media Pustaka, 2008),
hlm. 4
14
Eddy S. Marizar, Designing Furniture, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2005)
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ke 18 SM. Revolusi industry itu sendiri telah membawa
dampak yang luar biasa dalam perkembangan desain pada
saat itu15.
Kemajuan teknologi yang demikian pesat membuat
system produksi berubah total, dimana tenaga manusia
digantikan oleh mesin-mesin pabrik dan barang diproduksi
secara masa (mass production).Akibatnya posisi desainer
mengalami pergeseran dan menjadi bersifat komersial yang
mengikuti pergerakan pasar.
Tahun
1830,
muncullah
pabrik-pabrik
yang
mempercepat pertumbuhan industry. Dibukakan lahanlahan baru juga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang
pesat, lalu lahirlah kalangan masyarakat baru yang memiliki
sifat gaya hidup mewah, kaum borjuis yang menjadi
konsumen pasar pada saat itu.
Tahap-tahap awal dari desain yang ditampilkan di
era modern ini, merupakan adaptasi dari bentuk dan tema
yang sudah ada. Bahan-bahan atau material yang dipakai
merupakan dari hasil proses mesin kemudian muncul
inovasi-inovasi baru untuk menjawab tantangan jaman
dengan lebih memperhatikan kekuatan dan kelemahan
15
hlm. 305
Joseph Aronson, The Encyclopedia of Furniture, (New York: Crown Publication, 1961),
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
desain secara structural serta lebih mempertimbangkan
biaya pembuatan.
Pengelolaan bahan dari kursi dan pipa-pipa logam
yang disambung, dibentuk dan di cat sedemikian rupa
sehingga menghasilkan bentuk yang meniru bahan kayu
merupakan salah satu inovasi dari pola pikur desain
modern.
a. Karakteristik desain modern
1) Desain
dikerjakan
oleh
arsitek
dan
desainer
professional
2) Bentuk mengikuti fungsi
3) Desain yang diciptakan bersifat sederhana dan praktis
4) Desain dibuatkan berdasarkan kebutuhan pasar
5) Tampilan desain bersifat universal, yang dimaksud
adalah tampilan desain memiliki bentuk yang sama atau
mirip di seluruh dunia
6) Desain memiliki konsep glazz box, berdasarkan pada
logika, material, rasional dan komersial
7) Gagasan desain didasarkan pada hasil penelitian ilmiah
8) Karya dikerjakan dengan mesin produksi
9) Keterampilan diperoleh dari sekolah bukan merupakan
perolehan dari turun menurun seperti pada desain
tradisional
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Tanda-tanda gaya modern
1) Fungsional
2) Bentuk yang sederhana
2.2.3.3
Pengertian Desain Klasik
Gaya dari sebuah karya seni, baik dua dimensi atau
tiga dimensi seperti karya lukis, patung, fashion, arsitektur
dan interior, dapat dikategorikan ke dalam aliran gaya yang
sesuai dengan era atau periode masanya, misalnya klasik,
minimalis, electik, dan kontemporer.
Klasik memiliki arti sebuah karya seni yang tidak akan
berakhir atau biasa di ungkapkan sebagai classic and art that
will not be out of date, dimana karya ini akan selau abadi.
Karya-karya yang masuk dalam kategori klasik yaitu hasilhasil karya manuskrip, seni lukis, seni patung, arsitektur,
interior, dan musik.
Awal gaya klasik ini lahir di kalangan kerajaan dan
elite bangsawan Eropa seperti Yunani, Italia, Perancis, Jerman,
Inggris, dan lain-lainnya. Klasik merupakan aliran gaya
arsitektur dan interior yang diawali di Eropa seiring dengan
tumbuhnya apresiasi masyarakat terhadap seni di awal abad ke
14 sampai dengan abad ke 18. Ungkapan terkenal dari seorang
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bangsawan inggris, Sir Edward Coke di abad ke 17, a man’s
house is his castle, menjadi the way think and live hingga kini.
Sejak itu, adanya perubahan dan peralihan perintah di
masa itu telah banyak berpengaruh terhadap perkembangan
gaya dan selera apresiasi seni klasik yang berbeda-beda
karakternya. Pada awalnya, tema klasik berkembang di
kalangan raja-raja, bangsawan dan elite-elite di waktu itu.
Mereka berlomba-lomba membuat istana mereka sebagus dan
seindah mungkin. Semakin rumit, penuh dengan ornament dan
detail-detail desain, semakin indah dan megah lah rumah
mereka dan hal tersebut merupakan kebanggan tersendiri.
Kekayaan detail dan inspirasi yang di salurkan dalam
karya-karya klasik menjadikan gaya ini memiliki ciri khas
masing-masing sesuai dengan eranya. Contohnya seperti gaya
klasik Barouqe (1625-1714), gaya Renaissance, gaya NeoClassic, gaya Colonial (1607-1780), gaya Georgian (17651901), gaya Empire (1780-1850), gaya Victorian (1837-1901),
gaya Art nouveau (1888-1905) dan gaya-gaya lainya
(Susilowati, Classic Elegant, 2007).
Sejak abad ke 17, apresiasi seni sudah sangat
berkembang dan mengarah ke seni arsitektur dan interior yang
diwariskan saat ini dengan berbagai karakter bangunan yang
kaya akan detail dengan tingkat pengerjaan yang sangat
61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sempurna. Gaya klasik masa kini tidak hanya dinikmati
melalui
desainya,
melainkan
sudah
menjadi
pondasi
perkembangan peradaban dalam seni banguan, music, fashion,
kuliner namun juga menjadi salah gaya hidup berkualitas yang
kita nikmati saat ini. Tentunya dalam mengadopsi dan
mengaplikasikan gaya
ini kedalam kehidupan modern
diperlukan pemahaman dan observasi pada pakem-pakem,
detail-detail dan aturan-aturan klasik.
Pada desain interior, klasik sangat tercermin melalui
detail-detail desain yang rumit, memiliki banyak ornament
pada desain nya. Desain klasik juga menggunakan warnawarna yang bersifat hangat dengan pemilihan material yang
tepat serta furniture yang sangat menonjolkan kesan klasik.
2.2.4 Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan
informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan dan
karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem
kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi
manusia.Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan
manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman dan
nyaman16.
Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan
Sanders17
adalah
mempertimbangkan
unsur
manusia
dalam
perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja.Sedangkan
metode pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan
manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat
sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap atau
posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan adanya data
pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki
relevansi dengan tuntutan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh
manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki dan
perempuan, utuh atau cacat tubuh, gemuk atau kurus.
Karakteristik manusia sangat berpengaruh pada desain dalam
meningkatkan produktivitas kerja manusia untuk mencapai tujuan
yang efektif, sehat, aman dan nyaman.Tujuan tersebut dapat tercapai
dengan
adanya
keselamatan,
pengetahuan
keamanan,
dan
tentang
kesesuaian,
kenyamanan
kepresisian,
manusia
dalam
menggunakan hasil produk desain yang kemudian dikembangkan
16
Sutalaksana R. Anggawisastra, Teknik Tata Cara Kerja, (Bandung: Departemen Teknik
Indusrty ITB, 1979)
17
Laksmi Kusuma Wardani, Jurnal Dimensi Interior Vol. 1 No. 1, (Surabaya: Universitas
Kristen Petra, 2003), hlm. 4
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam penyelidikan di bidang ergonomi. Penyelidikan ergonomi
dibedakan menjadi empat kelompok, yakni:
a. Penyelidikan tentang tampilan/display
Penyelidikan pada suatu perangkat (interface) yang menyajikan
informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada
manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda, angka, dan lambang.
b. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia
Penyelidikan dengan mengukur kekuatan serta ketahanan fisik
manusia pada saat kerja, termasuk perancangan obyek serta
peralatan
yang
sesuai
dengan
kemampuan
fisik
manusia
beraktivitas.
c. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat
kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi tubuh manusia.
d. Penyelidikan tentang lingkungan kerja
Meliputi penyelidikan mengenai kondisi lingkungan fisik tempat
kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya, kebisingan,
temperatur, dan suara.
Dalam perencanaan desain mebel, manusia adalah factor
utama yang mempengaruhi bentuk, proporsi dan skala mebel18.Untuk
memperoleh manfaat dan kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas,
18
Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996)
64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mebel harus dirancang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, jarak
bebas yang diperlukan oleh pola aktivitas dan sifat aktivitas yang
dijalani.
Gambar 2.11 Persepsi Tentang Kenyamanan Melalui
Pengambilan Data Ukuran Yang Tepat dalam Perencanaan Desain
(Sumber: Laksmi, Evaluasi Ergonomi dalam Perancangan
Desain)
Pengambilan
data
ukuran
yang
keliru
mengakibatkan
kegagalan desain, struktur dan fungsi tubuh manusia terganggu dan
berubah, bahkan yang paling vital mengakibatkan terganggunya
sistem otak dan saraf.Misalnya dalam perancangan desain kursi,
mengungkapkan hal penting yang diperhatikan dalam perancangan
yaitu memperhatikan kemampuan elemen-elemen kursi untuk
menanggapi dan membentuk keseimbangan dan kestabilan pada saat
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang duduk di atasnya19. Pusat gravitasi tubuh pada saat duduk tegak
berada sekitar 22 cm di muka dan 24 cm di atas titik acuan duduk
(titik acuan duduk adalah perpotongan bidang sandaran dan alas
duduk), sedangkan pada saat berdiri tegak pusat gravitasi akan berada
10 cm di depan dan sekitar 15 cm di atas titik acuan duduk.
Gambar 2.12 Bagian Sekeliling Tulang Dimana Tubuh
Bertumpu Pada Saat Duduk
(Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003)
Dalam
Panero,
juga
menjabarkan
berbagai
pedoman
perancangan sesuai ergonomi secara rinci20, diantaranya:
a. Ruang duduk (Sofa)
Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan hubungan
antara dimensi tubuh pria dan wanita dengan posisi duduk di sofa,
tujuannya untuk menentukan banyaknya ruang yang diperlukan
19
Suparto Adikoesomo, Manajemen Rumah Sakit, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003)
20
Julios Panero dan Martin Zelnik, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, (Jakarta:
Erlangga, 2003)
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bagi tubuh dalam posisi duduk tersebut.Pengukuran antropometri
yang penting disini adalah rentang tubuh dan jarak pantat ke
lipatan dalam lutut.
Gambar 2.13 menunjukkan dimensi pria berdasarkan pada
data persentil ke -95, rentang tubuh maksimal berukuran 22,8 inci
atau 57,9 cm pada subyek yang telanjang. Kelonggaran untuk
pakaian dan beberapa pergerakan tubuh serta perubahan postur dan
posisi, ukuran minimal 28 inci atau 71,1 cm disarankan sebagai
tambahan ukuran lebar bagi seseorang pada posisi duduk seperti
ini. Oleh karena itu, keseluruhan dimensi termasuk ukuran
tambahan lebar individu dan ukuran lebar dari konstruksi sofa yang
berlengan, dapat nyata berbeda tergantung pada selera perancangan
pribadi. Rentang yang disarankan adalah berkisar antara 3-6 inci
atau 7,6-15,2 cm. Pemakaian jarak pantat sampai lipatan dalam
lutut dari orang yang bertubuh lebih kecil dan penambahan
kelonggaran sebesar 6-9 inci atau 15,2-22,9 cm, untuk konstruksi
sandaran punggung serta zona minimal di bagian depan sofa untuk
pergerakan kaki, ukuran panjang keseluruhan yang disarankan
adalah sebesar 42 hingga 48 inci atau 106,7 hingga 121,9 cm.
Alasan yang sama digunakan untuk gambar 2.14 yang
berkenaan dengan data kelompok wanita. Informasi ini terbukti
tidak hanya memperjelas hubungan yang umum antara ukuran
tubuh dan perabot, tetapi juga sebagai nilai yang spesifik dalam
67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menentukan asumsi perancangan awal bagi tempat duduk dalam
ruangan yang khusus dirancang untuk pria/wanita.Dalam ruangan
yang tempat duduknya dimaksudkan untuk kedua jenis kelamin,
ukuran-ukuran yang lebih besar harus diterapkan.
Gambar 2.13 Keseluruhan Panjang Sofa atau Tempat Duduk Pria
(Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003)
Gambar 2.14 Keseluruhan Panjang Sofa atau Tempat Duduk Wanita
(Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003)
68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.15 menunjukkan hubungan antara dimensi tubuh
pria dan wanita dengan sofa tunggal berlengan, tujuannya untuk
menentukan luas ruang yang dibutuhkan oleh tubuh dalam posisi
duduk. Alasan yang digunakan sama dengan yang digunakan pada
sofa seperti yang sudah dijelaskan pada gambar sebelumnya.
Gambar 2.15 Sofa Tunggal Untuk Pria dan Wanita
(Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003)
Sedangkan pada gambar 2.16 menunjukkan jarak bersih
utama yang dilibatkan dalam suatu tata letak ruang duduk atau
kelompok percakapan. Gambar tersebut didasarkan pada kelompok
percakapan dengan jarak bersih antara sisi muka tempat duduk dan
tepian meja dibatasi antara 16 dan 18 inci atau 40,6 dan 45,7 cm.
Jarak bersih ini mungkin memerlukan beberapa tingkat kontak
tubuh atau langkah menyamping untuk sirkulasi dan jalan masuk.
Secara antropometrik, hal ini memungkinkan jangkauan manusia
69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
serta memungkinkan subyek yang sedang duduk untuk mencapai
meja tanpa harus bangkit dari tempat duduknya. Gambar tersebut
juga menunjukkan rentang ukuran yang diperlukan untuk sebuah
percakapan verbal.
Gambar 2.16 Tempat Duduk Lounge/Jarak Bersih
(Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003)
b. Ruang Tidur (Tempat Tidur)
Gambar 2.17 menunjukkan variasi standar tempat tidur
tunggal dan tempat tidur ganda. Figur-figur tersebut menunjukkan
perkiraan ruang yang dibutuhkan oleh tubuh manusia sehubungan
dengan area tempat tidur. Gambar ini janganlah diartikan terlalu
harfiah. Posisi tubuh yang diasumsikan sedang tidur ini pada
kenyataannya mungkin memerlukan ruang yang lebih luas
daripada yang ditunjukkan di sini. Jarak bersih yang ditunjukkan
70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
oleh bagian-bagian tepi tempat tidur juga bersifat agak ilmiah dan
dimaksudkan hanya untuk menuntun pengenalan yang lebih baik
atas ukuran tempat tidur yang tersedia dan hubungan antara
dimensi tubuh manusia dengan dimensi tempat tidur pada
umumnya.
Gambar 2.17 Tempat Tidur Tunggal dan Ganda
(Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003)
Hubungan antara garis pandang dan ambang atau bagian
atas jendela jika pandangan ke luar ruang merupakan pertimbangan
yang penting. Gambar 2.18 menunjukkan hubungan antara tinggi
mata pada posisi duduk, berdiri dan bersandar terhadap berbagai
ketinggian ambang.
71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.18 Kamar Tidur/Garis Pandang dan Penglihatan
(Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003)
Sedangkan pada gambar 2.19 menjelaskan tentang jarak
bersih vertikal antara permukaan tempat duduk dan bagian bawah
meja permukaan lantai serta jarak bersih dari bagian atas meja
hingga lantai. Secara antropometrik, jarak bersih antara permukaan
tempat duduk dan bagian bawah meja harus mengakomodasi jarak
bersih paha orang yang bertubuh lebih besar, sedangkan tinggi
tempat duduk harus mengakomodasi tinggi lipatan dalam lutut
orang yang bertubuh lebih besar. Hubungan antara tinggi duduk
dan permukaan kerja merupakan suatu hubungan klasik yang juga
diterapkan pada meja makan, meja konferensi dan meja kantor.
72
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.19 Meja Rias dan Meja Kantor
(Sumber: Julios Panero dan Martin Zelnik, 2003)
Esensi dasar dari evaluasi ergonomi dalam proses
perancangan desain adalah sedini mungkin mencoba memikirkan
kepentingan manusia agar bisa terakomodasi dalam setiap
kreativitas dan inovasi sebuah man made object. Fokus perhatian
dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke upaya pencapaian
sebuah perancanganan desain suatu produk yang memenuhi
persyaratan fitting the task to the man, sehingga setiap rancangan
desain harus selalu memikirkan kepentingan manusia, yakni
perihal keselamatan, kesehatan, keamanan maupun kenyamanan.
Desain sebelum dipasarkan sebaiknya terlebih dahulu dilakukan
kajian/evaluasi/pengujian yang menyangkut berbagai aspek teknis
fungsional, maupun kelayakan ekonomis seperti analisis nilai,
reliabilitas, evaluasi ergonomis, dan marketing.
Untuk melaksanakan kajian atau evaluasi (pengujian)
bahwa desain sudah memenuhi persyaratan ergonomis adalah
dengan mempertimbangkan faktor manusia, dalam hal ini ada
empat aturan sebagai dasar perancangan desain, yakni:
73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Memahami
bahwa
manusia
merupakan
fokus
utama
perancangan desain, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan
struktur anatomi (fisiologik) tubuh manusia harus diperhatikan,
demikian juga dengan dimensi ukuran tubuh (anthropometri).
b. Menggunakan prinsip-prinsip kinesiologi dalam perancangan
desain (studi mengenai gerakan tubuh manusia dilihat dari aspek
biomechanics),
tujuannya
untuk
menghindarkan
manusia
melakukan gerakan kerja yang tidak sesuai, tidak beraturan dan
tidak memenuhi persyaratan efektivitas efisiensi gerakan.
c. Pertimbangan
mengenai
kelebihan
maupun
kekurangan
(keterbatasan) yang berkaitan dengan kemampuan fisik yang
dimiliki oleh manusia di dalam memberikan respon sebagai
kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan pengaruhnya dalam
perancangan desain.
d. Mengaplikasikan semua pemahaman yang terkait dengan aspek
psikologik manusia sebagai prinsip-prinsip yang mampu
memperbaiki motivasi, attitude, moral, kepuasan dan etos kerja.
Selain hal-hal tersebut di atas, unsur lain yang juga penting
untuk diperhatikan dalam perancangan desain adalah hubungan
antara lingkungan, manusia, alat-alat atau perangkat kerja, dengan
produk fasilitas kerjanya. Satu sama lain saling berinteraksi dan
memberi pengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas,
74
http://digilib.mercubuana.ac.id/
efisiensi, keselamatan, kesehatan, kenyamanan maupun ketenangan
orang bekerja sehingga menghindarkan diri dari segala bentuk
kesalahan manusiawi (human error) yang berakibat kecelakaan
kerja.
Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang
berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang meliputi bentuk,
ukuran dan kekuatan penerapannya untuk kebutuhan perancangan
fasilitas aktivitas manusia.Data antropometri sangat diperlukan
untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja.Kenyamanan
menggunakan alat bergantung pada ukuran alat dengan ukuran
manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan
mengakibatkan stress tubuh, antara lain dapat berupa lelah, nyeri
dan pusing.
Berbagai upaya untuk mengetahui dimensi ukuran dan
karakteristik fisik tubuh manusia telah banyak diperoleh untuk
berbagai macam kepentingan dan kebutuhan terutama dalam
proses perancangan produk maupun fasilitas kerja. Dari studi yang
dilakukan oleh Gordon, et.al. (1989) dan Kroemer (1994) yang
mencoba mengukur dimensi fisik (tinggi) dari manusia dewasa
warga Amerika Serikat diperoleh data untuk tinggi rata-rata 186.65
cm dengan standard deviasi 6.68 cm (laki-laki) dan 173.73 cm
dengan standard deviasi 6.36 cm (wanita). Sedangkan untuk berat
badan, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Marras dan Kim
75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(1993) diperoleh data berat badan sebesar 182.3 lbs (laki-laki) dan
139.2 lbs (wanita). Data antropometri ini jelas akan berbeda untuk
satu bangsa (ras/etnis) dibandingkan dengan bangsa lain. Secara
umum dapat disimpulkan kalau tinggi (maupun berat) badan dari
manusia Amerika atau Eropa akan lebih tinggi atau berat
dibandingkan dengan manusia Asia seperti Jepang, China ataupun
Indonesia. Dengan demikian rancangan produk atau fasilitas kerja
yang menerapkan data antropometri yang diambil dari populasi
manusia Amerika akan tidak sesuai pada saat harus dioperasikan
oleh manusia Asia (Indonesia). Untuk itu jelas memerlukan
penyesuaian-penyesuaian agar lebih layak untuk dioperasikan
dengan ukuran tubuh manusia pemakainya.
2.2.5 Faktor-Faktor Dalam Desain
2.2.5.1
Estetika
Estetika
membahas
mengenai
unsur-unsur
keindahan yang dibutuhkan dalam suatu ruangann, dimana
nilai-nilai dari estetika tersebut tidak menutupi segi
fungsional dari suatu desain yang akan dirancang. Beberapa
factor estetika yang menjadi pertimbangan, yaitu:
76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Skala
Skala digunakan untuk mengatur ukuran dari suatu benda
terhadap standar yang sudah diakui secara pasti dan
konstan21. Skala dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Skala mekanik, merupakan perhitungan dari ukuran
fiscal sesuatu kepada satu system standar pengukuran.
2) Skala visual, mengacu kepada kebesaran sesuatu yang
tampak dimiliki bila diukur terhadap benda-benda di
sekelilingnya.
3) Skala
manusia,
berkaitan
dengan
perasaan
yang
diberikan oleh sesuatu hal terhadap kita. Kebanyakan
elemen-elemen yang kita pakai untuk memastikan skala
manusia, adalah mereka yang ukurannya telah kita kenali
lewat kontak dan pemakaiannya.
b. Proporsi
Proporsi
merupakan
pengaturan
dan
susunan
pengisian seluruh elemen ruang dengan memperhatikan
ruang sebagai kesatuan mulai dari yang menempel pada
dinding, terletak pada lantai atau yang tergantung pada
langit-langit, sesuai dengan perbandingan antara bentuk dan
21
Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996)
77
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ukuran dari segala sesuatu yang terdapat dalam ruang
tersebut.
Proporsi mengacu kepada hubungan antara suatu
bagian dengan bagian lain atau kepada keseluruhan atau
antara suatu benda ke benda yang lain. Hubungan ini dapat
berupa jarak, jumlah atau kualitas atau derajat.System
proporsi yang paling terkenal adalah Golden Section,
ditetapkan oleh orang-orang Yunani Kuno22.
c. Irama (Rythm)
Prinsip-prinsip desain didasarkan pada pengulangan
elemen-elemen di dalam ruang dan waktu.Pengulangan ini
tidak hanya menciptakan kesatuan visual, tetapi juga
menyebabkan suatu kontinuitas berirama dari gerakan yang
dapat diikuti oleh mata dan pikiran di dalam suatu
komposisi atau sekeliling ruang.
Elemen-elemen
mempunyai
cirri
yang
berulang-ulang
harus
yang
bersamaan,
untuk
kontiunuitas.Mereka juga bervariasi di dalam raut, detail,
warna atau tekstur.Perbedaan inilah yang menciptakan daya
tarik visual.
d. Warna (Color)
Pengelompokan warna pertama kali dikenalkan oleh
Brewster sekitar tahun 1831. Teori ini membagi warna
22
Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta:Erlangga:1996)
78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam 4 klasifikasi, yaitu warna primer, sekunder, tersier
dan warna netral. Teori Brewster ini juga dikenal dengan
Teori Lingkaran Warna23.
1. Warna Primer
Merupakan
warna
dasar
yang
bukan
merupakan
campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk
dalam golongan warna primer adalah merah, biru dan
kuning.
Gambar 2.20 Warna Primer
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster)
2. Warna Sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer
dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan
hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau
adalah campuran warna biru dan kuning, dan ungu
adalah campuran merah dan biru.
23
Wikipedia,
“Teori
Brewster”,
diakses
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewsterpada tanggal 27 maret 2015 pukul 20.35
dari
79
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.21 Warna Sekunder
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster)
3. Warna Tersier
Merupakan campuran salah satu warna primerdengan
salah satu warna sekunder. Misalnyawarna jingga
kekuningan didapat daripencampuran warna kuning dan
jingga, warna jingga kehijauan yang didapat dari
pencampuran warna kuning dan hijau, dan warna lain
seperti di bawah ini.
Gambar 2.22 Warna Tersier
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster)
80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Warna Netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna
dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul
sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam.
Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Gambar 2.23 Warna Netral
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster)
Arti dan aspek psikologis yang dimunculkan oleh
warna diantaranya24:
1) Biru, warna ini memilki arti ketenangan, kesejukan,
kesetiaan, sensitive dan emosional. Biru merupakan warna
yang dapat memberikan inspirasi sehingga tepat untuk
diterapkan pada area yang membutuhkan konsentrasi atau
suasana meditasi.
24
Sadjiman Ebdi Sanyoto, Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain, (Yogyakarta: Arti Bumi
Intaran, 2005)
81
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2) Kuning, yang berarti hangat, segar, gembira dan
imajinatif. Warna ini sangat efektif diterapkan pada halhal yang membutuhkan motivasi dan menaikkan mood.
3) Hijau, yang berarti alami, sehat, menyegarkan, kesejukan,
keberuntungan, kesehatan dan harmonis. Hijau sangat
tepat untuk merefleksikan kesegaran dan relaksasi. Hijau
muda
yang
mengandung
akanberkesan
ringan,
banyak
segar
dan
warna
kuning
menyenangkan.
Sedangkan hijau tua yang mengandung banyak warna biru
berkesan sejuk dan cenderung dingin. Selain itu, identik
dengan keberuntungan dan kesejahteraan.
4) Hitam, yang berarti elegan, kuat, keagungan, idealis dan
focus.
Hitam
kematangan
dapat
berpikir
menggambarkan
dan
kedalaman
keheningan,
akal
yang
menghasilkan karya. Warna hitam banyak digemari karena
dianggap sebagai warna yang abadi, selalu terlihat modern
dan menampilkan kesan elegan dan mewah.
5) Ungu, yang berarti mewah, kompleks, artistic dan mistis.
Ungu merupakan warna yang unik karena karakternya
berubah-ubah bergantung intensitas yang dimiliki. Ungu
tua dengan identitas penuh, berkarakter dan misterius.
Sebaliknya warna ungu muda memiliki karakter yang
lembut, ringan dan menyenangkan.
82
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6) Merah muda, yang berarti cinta, romantic, kelembutan,
kasih saying, sensual, ceria dan berjiwa muda. Merah
muda diasosiasikan dengan keromantisan. Terlihat sebagai
warna energik, terlihat muda dan menciptakan perasaan
yang lembut dan bebas. Merah muda identik dengan
wanita atau karakter feminism.
7) Merah, yang berarti panas, penuh energy, kuat, berani,
cerah dan agresif. Dalam lingkaran warna, merah adalah
warna yang paling panas dan memiliki gelombang paling
panjang sehingga paling cepat tertangkap mata.
8) Oranye, yang berarti kreatif, optimis, muda, akrab,
dinamis, dominan dan arogan. Dari sisi psikologis, oranye
merupakan lambing persahabatan. Warna ini dapat
memecahkan kekakuan dan menciptakan rasa akrab. Pada
otak manusia, oranye merangsang kreatifitas dan daya
cipta sehingga cocok diaplikasikan untuk ruang kerja bagi
mereka yang berprofesi di dunia desain dan seni.
9) Cokelat, yang berarti hangat, tenang, alami dan stabil.
Coklat memiliki karakter yang hangat sehingga sering
dipilih sebagai warna utama dalam rumah. Coklat
merupakan salah satu warna netral sehingga dapat dengan
mudah diterapkan untuk seluruh ruangan terutama melalui
material kayu dan materi alamnya.
83
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10) Putih, yang berarti bersih, murni, sederhana, jujur, polos,
kaku, higienis dan monoton. Putih adalah warna yang
melambangkan kesucian sehingga sering digunakan untuk
acara-acara yang bersifat sacral seperti acara pernikahan
atau acara keagamaan. Penggunaan warna putih cenderung
seperti tanpa warna sehingga setiap warna yang berada di
atas putih menjadi warna yang menonjol karena putih
berperan sebagai latar belakangnya.
2.2.5.2
Lingkungan
Dalam ilmu kemasyarakatan, lingkungan adalah
alam sekitar termasuk orang-orang yang hidup di dalamnya
dengan pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai
anggota
masyarakat
dalam
kehidupan
dan
kebudayaan.Beberapa hal yang mempengaruhi desain dari
segi lingkungan, antara lain:
a. Pengaruh tradisi, adat istiadat dan kepercayaan. Hal ini
terlihat dari beraneka ragamnya masyarakat yang tinggal di
kota-kota besar dewasa ini. Bagian-bagian kota dapat dilihat
adanya pengaruh tradisi, adat istiadat dan kepercayaan yang
mereka bawa dari daerah masing-masing baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam bentuk bangunan yang
pada saat ini sudah banyak yang berubah dan tidak
84
http://digilib.mercubuana.ac.id/
seaslinya
lagi
dikarenakan
proses
asimilasi
dengan
kehidupan masyarakat kota yang sudah mengenal kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Pencampuran dari kebudayaan daerah yang ternyata tidak
berhasil menciptakan suasana universal. Sebagai contoh
suatu ruangan tamu yang dihias dengan dekorasi kerjanan
dari berbagai daerah di Indonesia dicampur baurkan dengan
gaya Eropa.
2.2.5.3
Komunikasi
Dalam bidang desain interior, komunikasi adalah
kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna
yang perlu dipahami bersama oleh
pihak yang terlibat
dalam kegiatan komunikasi. Dalam dunia desain interior,
proses komunikasi terjadi dengan pengoperan lambang
berupa bentuk-bentuk dari elemen pembentuk ruang serta
elemen pengisi ruangnya. Tiap unsur bentuk berupa garis,
bidang, warna, tekstur, dan bahan memiliki sifat-sifat dan
reaksi yang mengandung arti/ makna tertentu yang harus
dapat dipahami oleh klien.
85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Komunikasi antara desainer interior, desain dan
kliennya merupakan
suatu proses
yang mempunyai
komponen dasar sebagai berikut:
Desainer
Desain
Klien
(Pengirim Pesan)
(Pesan)
(Penerima pesan)
Gambar 2.24 Komponen Dasar Komunikasi
Antara Desainer dan Klien
Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa desainer
interior disini berperan sebagai pengirim pesan kepada
klien selaku penerima pesan. Adapun pesan yang
disampaikan kepada klien adalah berupa desain hasil
rancangan desainer. Pesan dapat diterima dan dipahami
oleh klien apabila disampaikan dengan cara
yang
komunikatif. Agar komunikasi dapat berlangsung lancar
dan efektif, maka desainer selaku penyampai pesan harus
dapat menyampaikan gagasannya baik secara verbal
maupun non verbal secara komunikatif, efektif dan efisien
berdasarkan data-data fisik maupun non fisik yang akurat
terkait dengan klien sebagai pengguna desain. Proses
komunikasi yang lancar antara desainer dan klien terjadi
sebelum desain diwujudkan dan setelah desain selesai
dibuat.
86
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Komunikasi
yang
dilakukan
sebelum
desain
dilaksanakan merupakan observasi mendalam mengenai
kondisi fisik dan non fisik klien sebagai titk tolak
perancangan dan objek yang dirancang. Komunikasi non
verbal berupa gambar desain merupakan hasil kerja
desainer yang kemudian dikomunikasikan kembali kepada
klien. Proses penyampaian hasil rancangan ini berupa
presenasi desain di hadapan klien, kemudian klien
memberikan umpan balik berupa pertanyaan, sanggahan
maupun persetujuan.
2.2.5.4
Spatial
Spatial performance adalah kinerja dari bangunan
yang berhubungan dengan kenyamanan penghuni dalam
menggunakan ruangan yang tersedia untuk melakukan
segala
aktivitasnya
tanpa
mengalami
hambatan-
hambatan.Spatial performance dipengaruhi oleh beberapa
faktor penentu yaitu:
a. Desain tiap ruangan dan perabotnya.
b. Kesatuan dari tiap ruangan.
c. Penyediaan kenyamanan dan servis.
d. Desain untuk kenyamanan.
87
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.5.5
Suasana
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi dari
ruangan yang akan di desain, adalah sebagai berikut:
a. Cahaya / Light
Merupakan unsur yang sangat penting dalam
perencanaan ruang dalam, karena memberikan pengaruh
sangat luas, serta menimbulkan efek-efek tertentu.Dalam
ruang, kita harus merancang pembagian pencahayaan
sedemikian rupa sehinnga dapat memberikan efek-efek
eksklusif,
nyaman,
dan
menarik.
Pada
sistem
pencahayaan,banyak permasalahan yang harus di ketahui,
karena masalah pencahayaan merupakan kehidupan dari
tata ruang.
Terang cahaya suatu ruangan di tentukan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
1) Kondisi ruang (Tertutup atau Bukaan)
2) Letak penempatan lampu
3) Jenis dan daya lampu
4) Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantul
atau menyerap)
88
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ada 2 macam pencahayaan yaitu:
1) Cahaya alam (Natural lighting)
Cahaya alam adalah pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari, sinar rembulan, sinar api dan sumber-sumber
lain dari alam.
2) Cahaya buatan (Artificial Lighting)
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal
dari cahaya buatan manusia, Misalnya.cahaya lilin,sinar
lampu dan lain-lain.
b. Suara / Sound
Dalam perancangan ruang dalam, perlu adanya
penataan suara untuk mengendalikan kebisingan yang
terjadi,
baik
di
dalam
maupun
di
bagian
luar
ruangan.Dengan pemilihan bahan yang tepat dan dapat
mereduksi suara untuk diterapkan pada bagian lantai,
dinding, dan langit-langit, demi kenyamanan dan upaya
dalam menjaga ketenangan para pengguna ruang.
c. Udara / Air
Udara yang nyaman sangat di perlukan untuk
keberadaan seseorang di dalam suatu ruangan, kebutuhan
89
http://digilib.mercubuana.ac.id/
akan udara bersih dan segar sangat penting bagi kehidupan
manusia.
Kebutuhan tersebut dapat di penuhi melalui sistem
penghawaan yang ada, yaitu:
1) Alami
Penghawaan alami didapatkan melalui pemasangan
jendela, lubang angin, dan ventilasi udara.Keuntungan
dari penghawaan ini yaitu ekonomis dalam perawatan.
Tetapi kekuranganya adalah udara yang masuk ke dalam
ruangan tidak selalu bersih dan tersaring, karena keadaan
kota besar sekarang ini dipenuhi oleh pencemaran udara
atau polusi.
2) Buatan
Penghawaan buatan didapatkan melalui pemasangan
pendingin udara pada ruangan contohnya seperti kipas
angin dan AC split. Keuntungan dari penggunaan
penghawaan buatan seperti ini adalah udara yang di
dapat lebih bersih dan sejuk karena udara yang di dapat
di saring terlebih dahulu sehingga tidak menimbulkan
polusi yang menimbulkan suasana ruangan menjadi
kurang nyaman.
90
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Suhu panas / Heat
Merupakan suatu kondisi dalam ruangan atau
bangunan yang mempunyai suatu panas atau tingkat panas
yang berbeda antar ruangan yang satu dengan ruangan
lainya yang dapat memberikan pengaruh kepada manusia
yang ada dalam ruangan tersebut
e. Kelembaban / Humidity
Merupakan suatu kondisi udara yang memberikan
kelembaban pada suatu ruangan atau bangunan tersebut.
Seperti apakah seseorang akan merasakan kenyamanan
apabila berada dalam suatu ruangan atau bangunan dengan
kelembaban yang sangat tinggi.
2.2.5.6
Sosial
Setiap orang di hubungkan satu sama lain oleh
hubungan social. Sehingga dalam merancang suatu interior
ruangan, hendaknya memperhatikan segi social dari
manusia, yang berpedoman dari factor:
a. Dinamika Kelompok / Group Dinamics
Merupakan suatu kelompok manusia yang mempunyai
karakter dan kebutuhan yang berbeda-beda.Terkadang
mereka yang mempunyai karakter dan kebutuhan tersebut
91
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dapat berubah sesuai dengan keinginan mereka pada saat
itu.
b. Budaya / Culture
Sesuatu yang berhubungan dengan adat istiadat suatu
kelompok masyarakat, Budaya suatu tempat dapat dicapai
melalui : Pembatasan kontak social, menyembunyikan
peraaan, mampu berkomunikasi dengan baik, mempunyai
tatakrama yang berkualitas.
c. Privasi / Privacy
Privasi merupakan suatu yang kompleks.(Irwin Altman,
1975) mendefinisikan privacy sebagai pengendalian akses
secara
selektif
terhadap
seseorang
atau
suatu
kelompok.Akses tersebut berkenaan dengan informasi
(yang dapat ditangkap oleh pancaindera) dari seseorang
kepada yang lainya.Manusia merupakan individu-individu
yang membutuhkan privasi dalam melakukan kegiatankegiatan tertentu, seperti mandi, berpakaian, makan,
bekerja, dan sebagainya.Sehingga memerlukan ruang yang
dapat menjamin privasinya25.
25
Charles J. Holahan, Environmental Psychologi, (Newyork: Random House, Inc, 1982)
92
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Teritorialitas / Territorial
Territorialitas adalah merupakan wilayah pemilikan dan
kekuasaan sendiri sebagai kepemilikan bersama. Apabila
kekuasaan dilanggar, maka akan terjadi konflik dalam
interaksi.
2.2.5.7
Psikologi
Desain dari suatu ruangan dapat menimbulkan aspek
psikologi yang berbeda-beda pada diri setiap individu.
Sehingga
ketika
mendesain
suatu
ruangan,
harus
memperhatikan aspek psikologi yang akan ditimbulkan oleh
ruang tersebut kepada orang yang menghuninya.Beberapa
faktor psikologi yang harus diperhatikan:
a. Kesesakan (Crowding)
Kesesakan menimbulkan persepsi individual terhadap
keterbatasan-keterbatasan
spatial.Merupakan
kelompok
manusia yang berkumpul di suatu daerah atau suatu tempat
tertentu.
b. Persepsi (Perception)
Persepsi dibentuk melalui sensasi-sensasi yang terjadi saat
ini dan memori-memori pengalaman masa lalu yang mirip.
93
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Orientasi (Orientation)
Sasaran yang ditujukan untuk seseorang atau orang lain
untuk suatu kebutuhan tertentu.
2.2.5.8
Fisik
Ketika mendesain suatu ruangan atau bangunan, kita
perlu memperhatikan aspek fisik dari penghuni, antara lain:
a. Antropometri (Anthropometrics)
Adalah ilmu yang membahas mengenai proporsi dan
dimensi tubuh manusia beserta sifat-sifat karakteristik
fisiologis, serta kemampuan relative dari kegiatan manusia
yang saling berbeda dalam lingkunganya.Antropometri
sering juga disebut sebagai factor manusia.
b. Ergonomic (Ergonomic)
Ilmu yang mempelajari sifat-sifat, tempramen, dan ukuranukuran manusia, dan berhubungan dengan lima panca
indera manusia, yaitu : Penglihatan, Pendengaran, rasa
panas
/
dingin,
penciuman,
dan
kehindahan
atau
kenyamanan, agar manusia dapat hidup dengan nyaman dan
puas dalam melakukan kegiatan merasakan keindahan
hidup.
94
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download