BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi perceraian
Kata perceraian dalam bahasa indonesia berakar dari kata dasar cerai
yang berarti “pisah”, yang mendapatkan awalan “per” dan akhiran “an” yang
mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Kemudian menjadi
satu kata perceraian yang berarti hasil dari perbuatn cerai.13
Sedangkankata perceraian dalam istilah fiqh adalah dengan sebutan talak
atau furkoh.14 Talak berarti membuka ikatan atu membatalkan perjanjian.
Furqoh berarti bercerai, lawan dari berkumpul, kemudian digunakan sebagai
istilah oleh ahli fiqh yang berarti perceraian antara suami istri.15
Ulama dalam mengemukakan arti talak secara terminologi memiliki
rumusan ungkapan
yang berbeda-beda, namun esensi yang terkandung di
dalamnya sama. Menurut as-sayyid sabiq, ialah melepaskan ikatan perkawinan
dengan menggunakan lafadz talak dan yang sejenisnya.16
Al-Mahalli dalam kitab syarah Minhaj at-talibin, seperti di kutipoleh
amir syarifuddin terdapat 3(Tiga) kata kunci yang menunjukkan hakikat dari
perceraian, yaitu :
13
W.J.S poerwadarminya, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet.V. (Jakarta : Balai
Pustaka), hal. 200
14
Gorys Keraf, Tata Bahasa Indonesia, cet.IX. (Jakarta: Nusa Indah,1982),hal. 115
15
AhmadWarsonmunawwir,KamusalMunawwir.(Surabaya:pustakaProgressif,1997),hal.
1051
16
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1974), hal. 156
Pertama ; kata melepaskan atau membuka atau meninggalkan,
mengandung makna bahwa talak itu melepaskan sesuatu yang selama ini telah
terikat, yaitu iakatan pernikahan.
Kedua ; kata iakatan perkawinan, yang mengandung makna bahwa talak
itu mengakhiri hubungan perkawinan yang terjalin selama ini. Jika ikatan
perkawina yang mengakibatkan halalnya seseorang melakukan hubungan
suami isteri, maka sebaliknya, jika telah di buka ikatan tersebut haram bagi
keduanya untuk melakukan hubungan suami isteri.
Ketiga ; kata dengan lafadz ta-la-qa dan kata yang sejenisnya
mengandung makna perkawinan itu putus melalui ucapan yang menggunakan
kata-kata talak bukan menggunakan kata yang lainnya. Karena kata talak
mengakibatkan putusnya perkawinan.17
Dalam istilah fiqh, perkataan talak mempunyai dua makna, yaitu arti
umum dan khusus. Arti talak secara umum adalah segala bentuk perceraian
baik yng dijatuhkan oleh suami, atau gugat cerai istri maupun perceraian
karena meninggal salah satu pihak. Sedangkan talak dalam arti khusus, yaitu
perceraian yang dijatuhkan dari pihak suami.
Al-jaziri dalam kitabnya al-fiqh ‘ala madzahib al-arba’ah memberikan
definisi:
18
ِ‫كاحِِاِ ِونِقِصِانِِحِلهِِبِلِفِظِِمِصِ ِوص‬
ِ ِ‫اِِزلِةِالن‬
As-sayyid sabiq dalam kitabnya fiqh as-Sunnah mendefesinikan talak
17
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia,cet. I. (Jakrta :
Kencana,2006),hal. 199
18
Abdurrahman Al-jaziri,kitab Al-fiqh ‘ala Madzahib Al-arba’ah, (ttp:Dar At-Tarus AlAraby,1986),II : .279
19
ِ‫حل ِرابِطِةِِالِ ِزوجِِِواِنِهِاءِِالعِلِقِةِِالِ ِزوجِيِة‬
Sedangkan Abu zakaria al-ansori dalam kitabnya fath al-wahhab
memberi definisi talak sebagai berikut:
20
ِ‫حِلِِعِقِدِِاِلنِكِاحِِبِلِفِظِِالِطلِقِِونِوه‬
Sebagaiman telah diuraikan di atas tentang pengertian talak, baik yang
umum maupun yang khusus, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa yang di
maksud talak atau perceraian ialah putusnya hubungan suami istri namun
dalam prosesyang belum tuntas, karena suami tidak menutup kemungkinan
bisa rujuk kembali kepada mantan istrinya tanpa memerlukan akad nikah yang
baru selam istridalam masa iddah atau masa tunggu. Setelah haabis masa
tunggunya ternyata suamitidak kembali lagi, maka dapat dikatakan putus dalam
arti sebenarnya atau juga disebut bain.
A.1. Dasar dan Hukum Perceraian
Ketika suatu hubungan atau ikatan mulai di jalin oleh pasangan suami
istri, keduanya berharap bahtera rumah tangga yang di bangunnya dapat
langgeng sampai hari esok tua. Namun dalam kehidupan yang nyata terkadang
jauh berbeda dari angan-angan indah yang ditanam sebelumnya. Oleh karena
itu islam memperbolehkan suami istri untuk melakukan perceraian, tetapi harus
mengikuti petunjuk yang tertuang dalam Al qur’an dan Hadist. Dengan
pertimbangan keduaanya telah mengevaluasi lebih jauh pribadi masing-masing
bahwa hubungan keduanya tidak dapat dilanjutkan lagi, dari pada
19
20
As-Sayyid Sabiq,Fiqh As-Sunnah,II :379
Abu Zakaria,Fath Al-Wahhab,(Dar al-Fkr,), hal. 87
menimbulkan madharat yang lebih besar lagibagi keduanya atau keturunannya
nanti.
Adapun dasar hukum yang mendasari diperbolehkan perceraian adalah
sebagai berikut:
1. Al- qur’an
Diantara ayat-ayat al-Qura’an yang membicarakan perihal perceraian
yaitu:
21
‫يما‬
ً ‫ِوإنِي ت فرقاِي غنِاَّللِك الِمنِسعتهِِۚوكانِاَّللِواس ًعاِحك‬
Ayat tersebut menjelaskan bahwa bagi pihak-pihak yang telah
melakukan perceraian akan diberikan kecukupan limpahan kerunia dari
pihak suami maupun dari pihak isrti.
ِ‫ِفإن ِطلقها ِفل َِت ُّل ِله ِمن ِب عد ِحَّت ِتنكح ِزوجاً ِغي ره ِفإن ِطلقها ِفل ِجناح‬
ِ‫عليهمآ ِأن ِي ت راجعآ ِإن ِظنا ِأن ِيقيما ِحدود ِهللا ِوتلك ِحدود ِهللا ِي ب ين ها ِلقوم‬
22
ِ‫ي علمون‬
ِ
Ayat tersebut menjelaskan bahwa suami yang mentalak istrinya
sampai tiga kali tidak boleh merujuk dan boleh menikah kembali kecuali
mantan istri telah dinikahi oleh laki-laki lain dantelah dicerai dan telah
selesai masa iddahnya.
21
22
An-nisa’ (4) : 130
Al-Baqarah (2) : 230
2. Hadist
Hadis tersebut menyatakan bahwa perkara yang boleh dan halal yang
dilakukan oleh suami itu adalah talak. Akan tetapi, pada akhir hadis ada hal
yang perlu menjadi catatan bagi semua bahwa talak itu merupakan termasuk
hal yang paling dibenci oleh Allah SWT. Mak dari itu, sebelum suami
melakukan talak alangkah baiknya, mencri jalan yang terbaik dengan istri
agar dikemudian hari tidak menimbulkan rasa kecewa bagi keduanya.
Dengan kata lain, talak merupakan alternatif terakhir dalam menyelesaikan
problematika rumah tangga yang terjadi diantara suami istri.
ِ‫أب غضِاْلللِعندِهللاِالطلق‬
Hadis tersebut menjelaskan bahwa perceraian adalah perkara yang
diperboehkan , akan tetapi perceraian tersebut harus mempunyai alasan.
Suami maupun istri tidak boleh seenaknya minta cerai dengan alasan sudah
bosan hidup atau sudahtidak suka lagi. Istri yang minta cerai kepada
suaminya tanpa adanya suatu alasan yang jelas dan benar, maka hal itu tidak
diperkenankan bahkan dihramkan bagi istri bau surga.
Adapun hukum asal perceraian para ulama berbeda pendapat,
sebagaimana yang telah dikutip oleh abdurrahman al-jaziri di dalam
kitabnya al-fiqh ‘ala madzhib al-arba’ah bahwa asal hukum perceraian
adalah:
a. Jaiz, pendapat ini dianggap lemah
b. Makruh takhrim, pendapat ini adalah hukum yang benar.
Sedangkan ulam malikiyyah berpendapat, sesungguhnya hakekat
perceraian adalah makruh dan hukumnya haram apabila itu mengakibatkan
mereka berbuat zina.23
Sebgaimana dalam hadis pula diterangkan adanya larangan dalam
memutuskan tali perkawinan.
ِ‫أب غضِاْلللِعندِهللاِالطلِق‬
Sebagian ulama berpendapat bhwa hukum asal talak adalah mubah,
dengan berdasarkan firman Allah SWT :
‫ِلِِجناحِعليكمِإنِطلقتمِالنساءِماَِلَِت ُّسوهنِأوِت فرضواَِلنِفريضة‬
Sedangkan dilihat dari sudut latar belakang terjadinya talak talak
terjadi dari lima kategori :
1. Talak adakalanya wajib, yakni ketika talak yang dijatuhkan oleh hakam
(penengah) karena perpecahan antara suami dan istri yang sudah begitu
hebatnya. Maka hakam berpendapat bahwa hanya talak yang merupakan
jalan satu-satunyauntuk menghentikan perpecahan tersebut.
2. Talak adakalanya haram ketika untuk bertujun merugikan pihak suami
ataupun istri apabila talak itu dilakukan tidak memberikan kemaslahatan
yang hendak dicapai.
3. Talak adakalanya sunnnah, yakni apabila talak dilakukan kareana salah
satu pihak melalaikan atau mengabaikan kewajiban untuk beribadah
23
Abdurrahman Al-Jaziri,Al-Fiqh ‘ala Madzahib Al-Arba’ah, IV : 296
kepada Allah SWT, solat, puasa, dan lain sebagainya. Padahal suami
tidak mampu memaksanya agar istri menjalankan kewajiban tersebut
atau tidak memiliki rasa malu.24
4. Talak dihukumi mubah ketika istri tidak dapat menjaga diri tatkala suami
tidak ada dirumah atau karena istri tidak memiliki akhlak yang baik.
5. Talak dihukumi makruh, jika talak dijatuhkan kepada istri yang sholehah
atau istri yang berbudi mulia25
Dari uraian tersebut, jelaslah betapa tingginya penghargaan dan
pensucian islam terhadap ikatan perkawinan, kesungguhan dalam menjaga
keutuhan rumah tangga telah diatur sedemikian rupa, agar mencapai
keluarga yang sakinah akan tetapi, adakalanya yang mengarungi biduk
rumah tangga tidak selamanya tercipta kondisi harmonis terkadang terjadi
kesalah pahaman antara suami istri, salah satu pihak melalaikan
kewajibannya terlebih lagi tidak laagi mempercayai satu sama lain. Dalam
keadaan yang seperti ini diperlakukan sikap arif dan bijaksana dari suami
maupun istri dalam menyelasaikan masalah yang terjadi diantara keduanya.
Naamun jika berbagai cara sudah ditempuh untuk menyelesaikan masalah
tersebut, tetapi tidak ditemukan jalan yang terbaik, maka sebagai alternatif
terakhir dalam agama islam memperbolehkan untuk melakukan perceraian
jika hal itu memberikan kemaslahatan bagi keduanya.
A.2Konsep Perceraian Dalam Islam
24
Sayyid Sabiq, Fiqh As-sunnah, II : 382
Peunoh Dally, Hukum Peerkawinan Islam suatu Studi perbandingan. (jakarta: Bulan
Bintang,1988), hal. 250-252
25
Hakikat hubungan perkawinan seharusnya dilakukan untuk selamanya
sampai akhir hayat dari keduanya. Inilah inti ajaran nikah sebenarnya yang
dianjurkan oleh tuntunan syari’at. Namun dalam keadaan tertentu dapat terjadi
perihal yang menghendaki putusnya ikatan perkawinan dalam arti jika
hubungan tetap dipertahankan, maka muncul kemudharatan yang akan terjadi.
Dalam kondisi ini, Islam membenarkan adanya alternatif terakhir dengan
mengakhiri hubungan rumah tangga tersebut yang biasa disebut talak atau cerai.
Perceraian atas dasar ketetapan hati setelah mempertimbangkan segalanya
secara matang agar jalan yang ditempuh nanti merupakan solusi yang terbaik.
Maka perceraian diakui secara sah untuk diakhiri berdasarkan atas petunjukpetunjuk syari’at. Hal ini senada dengan firman Allah SWT, yaitu :
‫وعاشروهنِِبلمعروفِفإنِكرهتموهنِف عسىِأنِتكرهواِشي ئًاِوَيعلِاَّللِفيهِخي ًراِكث ًريا‬
26
Namun demikian, secara normatif Rasulullah memberikan catatan bahwa
Allah sangat membenci itu meskipun halal dilakukan. Secara tersirat Rasulullah
juga menegaskan agar keluarga muslim dapat mempertahankan hubungan
suami isteri hingga akhir hayat dan menghindari perceraian yang memiliki
dampak negatif terhadap perkembangan anak.27
Konsepsi pengambilan suatu keputusan tanpa adanya paksaan dari orang
lain juga berlaku dalam permasalahan perceraian. Karena hal itu merupakan hak
An-Nisa’ (4) : 19
Satria Efendi M.Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer. (jakarta:
Kencana,2004), hal. 48
26
27
kemerdekaan setiap manusia yang telah diberikan Allah SWT.
Terkait konsepsi di atas, bahwa perceraian hendaklah dilakukan dengan
cara yang ma’ruf sesuai tuntunan ajaran Islam. Jika kedua belah pihak masih
khawatir muncul persengketaan diantara keduanya, maka keduanya boleh
mengambil hakam gar tercipta akhir perceraian yang baik tidak meninggalkan
konflik berkepanjangan bagi keduanya. Sebagaimana firman Allah SWT :
ِ‫وإنِ ِخفتمِ ِشقاقِ ِب ينهما ِفاب عثوا ِحك ًما ِمنِ ِأهلهِ ِوحك ًما ِمنِ ِأهلها ِإنِ ِيريدا ِإصل ًحا‬
‫يماِخب ًريا‬
ً ‫ي وفقِِاَّللِِب ي ن هماِِۚإنِِاَّللِِكانِِعل‬
Sebelum mencapai kesepakatan cerai ada baiknya kedua belah pihak
mencoba untuk berdamai terlebih dahulu, agar jalan yang diambil tidak
meninggalkan kekecewaan di kemudian hari.
A.3. Macam-macam Bentuk Perceraian
Dalam perpektif Hukum Islam, jika dilihat dari segi inisiatifnya ada tiga
kategori perceraian, yaitu inisiatif perceraian yang berasal dari suami, inisiatif
perceraian yang berasal dari persetujuan bersama, dan inisiatif perceraian atas
isteri. Klasifikasi tersebut akan lebih lanjut dirinci, sebagai berikut :
1. Perceraian atas inisiatif suami
1) Talak
Kata talak dalam istilah fiqh memiliki pengertian umum dan
pengertian khusus. Pengertian umum talak adalah segala macam bentuk
peceraian yang jatuh dengan sendirinya, seperti perceraian yang
disebabkan meninggalnya salah satu pihak baik dari suami maupun isteri.
Sedangkan pengertian khusus talak adalah perceraian yang telah
dijatuhkan dari pihak suami kepada pihak isteri. Dalam konteks ini, talak
dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :
a.
Talak ditinjau dari sighatnya
Talak dapat dinyatakan dengan empat cara, yaitu dengan lisan,
tulisan, isyarat, dan perwakilan. Pernyataan dengan lisan dapat
diungkapkan secara jelas (sarih) dan sindiran atau kiasan (kinayah)28
Pada talak sarih baik sengaja maupun tidak sengaja, maka dikatakan
saat itu pula talak telah jatuh pada isteri. Sedangkan talak kinayah atau
sindiran yaitu talak yang menggunakan kata-kata yang tidak
menunjukkan pengertian talak, namun talak tersebut bisa jatuh jika
ada niatan dari pihak suami untuk mentalak isterinya.29
b. Talak ditinjau dari segi waktu terjadinya :
1. Talak Munjiz atau talak kontan adalah talak yang diucapkan tanpa
adanya syarat maupun penangguhan. Talak munjiz ini dihukumi
sah jatuh talak ketika ucapan sighat talak keluar dari mulut suami
yaitu manakala syarat-syarat yang lain terpenuhi,30 seperti kata-kata
suami kepada isterinya “Aku jatuhkan talakku satu kali padamu”.
Ucapan sebagaimana disebutkan dengan seketika talak dari suami
telah jatuh selesai mengucapkannya.
28
M.Djamil latief,Aneka Hukum Perceraiaan, (Jakarta :Yudhistira,1985),hal. 48
Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqh Wanita,alih bahasa M.abdul Ghaffar
E.M.(jakarta:Pustaka al-kautsar,1998),hal. 441
30
Ibid., hal. 401
29
2. Talak
Muallaq adalah talak dapat dihukumi jatuh ketika
digantungkan pada suatu syarat atau keadaan tertentu yang akan
datang. Bentuk syarat pada jenis modus perceraian ini berhubungan
dengan suatu tindakan atau peristiwa, seperti ucapan suami kepada
isterinya “Apabila engkau masih menemui laki A, maka saat itu
juga talakku telah jatuh satu kali kepadamu”.31
3. Talak Mudaf adalah talak yang jatuhnya disandarkan kepada suatu
masa yang akan datang, umpamanya suami berkata kepada
isterinya :”Engkau tertalak besok” atau” Engkau tertalak bulan
depan”.32 Ada perbedaan pendapat tentang jatuhnya talak mudaf ini
menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Malik berpendapat bahwa
begitu talak diucapkan, maka seketika perceraian itu terjadi.
Berbeda dari kedua pendapat tersebut, Imam Syafi’i dan Imam
Ahmad bin hambal mengatakan bahwa perceraian terjadi pada
penghabisan tahun. Sedangkan menurut Ibnu Hazm, bahwa
menggantungkan talak pada waktu talak tidak menjatuhkan talak
baik setelah batasan waktu maupun seterusnya.33
Untuk talak dalam poin 2 dan 3, Kamal Mukhtar
menambahkan bahwa penggantungan tersebut bukan kepada yang
mustahil dan kata-kata yang diucapkan bukan sumpah. Apabila
kata-kata tersebut adalah sumpah, maka tidak jatuh cerai namun
31
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, hlm. 169
Muhammad Yusuf Musa, Ahkamu al-Ahwal asy-Syakhsiyyah Fi al-Fiqh al-Islamy, cet. I
(Mesir : Dar al-Kitab, 1956), hal. 273.
33
Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqh Wanita, hal. 401
32
suami harus membayar kafarat untuk pelanggaran sumpahnya.34
c. Talak ditinjau dari segi keadaan isteri :
1. Talak Sunni adalah talak yang sesuai dengan ketentuan syar’i dan
tuntunan sunnah, yakni talak yang dijatuhkan suami berupa talak
satu kepada isteri yang telah digauli sebelumnya, yang mana saat
itu isteri dalam keadaan suci dan sedang tidak digaulinya.35
2. Talak Bid’i adalah talak yang tidak sesuai dengan tuntunan syar’i
maupun sunnah, yakni bilamana suami mentalak tiga kali dalam
satu majlis atau mentalak isteri ketika isteri sedang haid atau
nifas.36
d. Talak ditinjau dari segi ringan dan beratnya akibat :
1. Talak Raj’i adalah talak yang dijatuhkan suami kepada isterinya,
dimana suami masih memiliki hak untuk merujuk isterinya
sepanjang masih dalam masa iddah.
2. Talak Ba’in adalah talak yang menyebabkan suami tidak dapat
merujuk kembali isterinya. Bentuk talak ini seperti talak yang jatuh
sebelum dukhul (sebelum terjadi hubungan seksual antar suami
isteri), talak tiga, khulu’, dan putusnya ikatan perkawinan akibat
putusan hakim.
Jenis talak ba’in dalam konsep hukum Islam terbagi menjadi
dua bagian.
34
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan.., hlm. 169.
Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, VII : 42.
36
Ibid., VII : 45.
35
1. Ba’in Sugra, yaitu talak yang dapat memutuskan tali
perkawinan. Dengan kata lain, setelah terjadi talak isteri
dianggap bebas menentukan pilihannya sepanjang dalam masa
iddah. Dan apabila kedua belah pihak setuju untuk bersatu
kembali, maka harus ada akad nikah yang baru.
2. Ba’in Kubra, yaitu talak yang memutuskan tali perkawinan
seketika telah terjadi talak. Perbedaan diantara keduanya ialah
apabila talak ba’in sugra dapat melangsungkan kembali
perkawinannya dengan akad yang baru tanpa menunggu waktu.
Sedangkan ba’in kubra harus melalui proses dimana isteri yang
telah dicerai harus dinikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain.
Lalu setelah terjadi perceraian secara alami (tanpa rekayasa)
dengan suami yang lain tersebut, maka dapat dinikahi kembali
oleh mantan suami yang pertama.37
2) Ila’
Ila’ menurut bahasa yang berarti sumpah. Sedangkan menurut
istilah syara’, yakni bersumpah untuk tidak lagi mencampuri isteri secara
mutlak atau lebih dari 4 (empat) bulan.38 Ila ini merupakan jenis talak
yang muncul pada peradaban Arab jahiliyah,39 jauh sebelum ajaran
Islam datang. Sebagaimana firman Allah SWT :
37
Hassan saleh,Kajian Fiqh Nabawi dan Kontemporer,(Jakarta,Rajawali Pers.2008)hal.320-324
38
Imam Taqi al-Din Abi Bakar bin Muhammad al-Husaini, Kifayah, (Semarang : Toha
Putra, t.t.), II :110.
39
Muhammad Yusuf Musa, Ahkamu al-Ahwal asy-Syakhsiyyah, hal. 316
40
ِ‫ورِرح ٌيم‬
ٌ ‫للذينِي ؤلونِمنِنسائهمِت ربُّصِأرب عةِأشهرِِۚفإنِفاءواِفإنِاَّللِغف‬
Para ulama Madzhab sepakat bahwa ila’ terjadi apabila ada sumpah
dari suami untuk meninggalkan hubungan dengan isterinya selama lebih
dari empat bulan. Dan para ulama juga sepakat bahwa jika terjadi
hubungan selama empat bulan tersebut, maka pihak suami wajib
membayar kafarat. 41
Akibat dari tindakan ila’ yaitu apabila selama lebih dari empat
bulan suami tidak berkenan untuk menggauli isterinya, maka isteri
berhak
menuntut
terhadap
suami
untuk
menggaulinya
atau
menceraikannya sesuai pendapat dari jumhur ulama. Dan jika suami
menolak untuk melakukan keduanya, Imam Malik berpendapat bahwa
hakim dapat memutus paksa ikatan perkawinan tersebut sehingga suami
mau menceraikan isterinya. Sedangkan menurut Hanafiyah berpendapat
bahwa isteri telah tercerai dengan sendirinya apabila selama empat bulan
lebih suami tidak menggaulinya, talak yang jatuh dengan kondisi ini
berupa talak ba’in42
3) Zhihar
Kata zhihar berasal dari bahasa arab, yakni dari kata zahrun yang
berarti punggung. Dalam kaitan hubungan suami isteri, zihar adalah
ucapan suami kepada isterinya seperti :”Engkau bagiku adalah seperti
40
Al-baqarah (2) :226.
Muhammad Yusuf Musa, Al-ahwal Al-shakhsiyah, I :173.
42
Sayyid Sabiq, Fiqh as-sunnah, VIII :68
41
punggung ibuku”.43
Zhihar adalah salah satu bentuk perceraian budaya arab jahiliyyah.
Sebagaimana halnya dengan ila’, maka zhihar dilakukan oleh suami yang
tidak menyukai isterinya lagi dan juga tidak menyukai isterinya itu nikah
dengan laki-laki lain apabila telah diceraikannya.
ِ‫ِقد َِسع ِاَّلل ِق ول ِالِت ُِتادلك ِِف ِزوجهاِوتشتكيِإَل ِاَّلل ِواَّلل ِيسمع َِتاوركما‬
ِ‫)ِالذين ِيظاهرون ِمنكم ِمن ِنسائهم ِماِهن ِأمهاِتم ِإن‬١(ِ ٌ‫يع ِبصري‬
ٌ ‫إن ِاَّلل َِس‬
ِ‫أمهات هم ِإلِاللئيِولدن هم ِوإن هم ِلي قولون ِمنكًراِمن ِالقول ِوز ًوراِوإن ِاَّلل ِلعف ٌّو‬
ِ‫)والذين ِيظاهرون ِمن ِنسائهم ُِث ِي عودون ِلما ِقالوا ِف تحرير ِرق بة ِمن‬٢(ِ ‫ور‬
ٌ ‫غف‬
ِ‫) فمنَِلَِيدِفصيام‬٣(ٌِ‫ق بلِأنِي تماساِذلكمِتوعظونِِبهِواَّللِِباِت عملونِخبري‬
ِ‫شهرينِمت تابعْيِمنِق بلِأنِي تماساِفمنَِلِيستطعِفإطعامِستْيِمسكينًاِذلك‬
)٤(ِ‫ابِأل ٌيم‬
ِ ‫لت ؤمنواِِبَّللِورسولهِوتلكِحدودِاَّلل‬
ٌ ‫ِوللكافرينِعذ‬
Suami yang menzhihar isterinya mendapat hukuman ukhrawi ialah
karena suami mengatakan ucapan yang mengingkari kenyataan, bahwa
isterinya haram dicampurinya seperti ia haram mencampuri ibunya, maka
ia berdosa karena mengucapkan kata-kata tersebut. Sedangkan hukuman
duniawi ialah suami haram mencampuri isterinya sebelum membayar
kafarat dziharnya.
2. Perceraian atas inisiatif isteri berupa tafwid
Talak adalah hak atau kekuasaan laki-laki atau suami yang mana ia
bisa melakukan sendiri bahkan bisa mempercayakan kepada orang lain
43
Zakiah Dradjat, Ilmu Fiqh (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), II : 196
untuk melakukan cerai tanpa mengurangi niatnya44. Begitu pula dapat
mempercayakan perkara cerainya kepada isterinya sendiri, modus seperti
inilah yang dinamakan tafwid.
3. Perceraian atas inisiatif persetujuan bersama
a. Mubara’ah
Perceraian dengan modus mubara’ah ada kesamaan dengan
perceraian dengan modus khulu’, dimana kedua belah pihak suami dan
isteri sepakat untuk memutuskan ikatan perkawinan. Perbedaan dari
keduanya yaitu dalam modus khulu’ pihak isteri wajib memberi harta
guna menebus dirinya dari suaminya. Sedangkan dalam modus
mubara’ah pihak isteri tidak memberi harta. Dalam mubara’ah kedua
belah pihak telah merasa puas hanya dengan lepasnya ikatan perkawinan
masing-masing dimana rasa saling membebaskan itu yang dijadikan
keduanya sebagai iwadh45
Adapun akibat hukum dari mubara’ah, yaitu jatuh talak ba’in
(talak yang tidak dapat dicabut lagi) sebagamana khulu’. Mubara’ah ini
menggugurkan semua hak suami isteri yang ada selama masa perkawinan
sebelum mubara’ah terjadi. Karena keduanya telah bersama-sama
melakukan mubara’ah artinya bersama-sama telah melepas hak dari satu
pihak terhadap pihak lain.
M.Djamil Latief, Aneka Hukum Perceraian, hal. 54
45
Ibid., hlm. 160-161.
b. Khulu’
Menurut istilah fiqh, khulu’ adalah perceraian yang dilakukan
suami terhadap isterinya dengan mendapat harta penebus.46 Dalam
Kompilasi Hukum Islam Pasal I huruf i menyebutkan bahwa khulu’
adalah perceraian yang terjadi atas permintaan isteri dengan memberikan
tebusan atau iwadh kepada suami atas persetujuan suami. Perkawinan
adalah ikatan yang dibangun oleh pihak-pihak atas dasar sukarela dalam
arti bebas dari intervensi luar dan dalam tertentu ikatan tersebut tidak
bisa dipertahankan. Islam memperbolehkan untuk memutuskan ikatan
tersebut atas keinginan para pihak. sebagaimana dalam firman Allah
SWT :
ِ‫يح ِِبحسان ِۚ ِول َِي ُّل ِلكم ِأن‬
ٌ ‫ِلطلق ِمرَتن ِۚ ِفإمس‬
ٌ ‫اك ِِبعروف ِأو ِتسر‬
47
ِ‫تِخذواِِماِآت ي تموهنِشي ئًاِإلِأنَِيافاِألِيقيماِحدودِاَّلل‬
Adapun syarat sah khulu’ adalah adanya kerelaan dan persetujuan
kedua belah pihak, isteri yang dapat dikhulu’, yaitu wanita yang mukallaf
dan dalam ikatan perkawinan yang sah, adanya harta pengganti (iwadh),
dan waktu menjatuhkan khulu’ yaitu sebagaimana waktu-waktu yang
dibolehkan untuk menjatuhk talak.48
. Adapun syarat sah khulu’ adalah adanya kerelaan dan persetujuan
kedua belah pihak, isteri yang dapat dikhulu’, yaitu wanita yang mukallaf
dan dalam ikatan perkawinan yang sah, adanya harta pengganti (iwadh),
Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqh Wanita, hal. 432.
Al-Baqarah (2) : 229.
48
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, hlm. 184-187.
46
47
dan waktu menjatuhkan khulu’ yaitu sebagaimana waktu-waktu yang
dibolehkan untuk menjatuhkan talak.49
B.
SMS (Short Message Service) Menurut Asaatidz
a. SMS Sebagai Media Komunikasi
SMS (Short Message Service) adalah pesan pendek dalam bentuk teks
yang hidup berkembang dalam dunia telekomunikasi seluler. Sekilas fasilitas
ini tidak jauh beda dengan layanan pesan teks dari perangkat sebelumnya, yaitu
pager yang kini sudah menjadi barang langka, bahkan sudah mendekati
kepunahan.
Dewasa ini handphone (HP) menjadi alat komunikasi yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. HP memungkinkan tiap individu untuk
berkomunikasi kapanpun dan di manapun. HP bukan lagi menjadi barang
mewah. Hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakan HP sebagai
penunjang aktivitas mereka sehari-hari. Perlahan, masuknya teknologi ini
ternyata membawa perubahan dalam pola-pola hubungan dalam masyarakat.
Beragam
fasilitas
disediakan
untuk
memudahkan
komunikasi
antarmanusia. Mulai dari fasilitas bicara, Short Message Service atau lebih
dikenal dengan SMS, permainan, kamera, radio sampai koneksi internet dan
transaksi perbankan. Semua fitur yang ditawarkan seolah memanjakan para
pengguna handphone. Dengan handphone, dunia layaknya dalam genggaman.
Sebelum
49
memulai
peneropongan
melalui
delapan
tradisi
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, hal. 184-187.
ilmu
komunikasi, perlu kiranya untuk mendeskripsikan SMS sebagai fenomena
komunikasi. Short Message Service merupakan fitur HP berupa pesan pendek
yang ditulis kurang lebih 160 karakter.
Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa pengguna ponsel, mereka
menggunakan SMS untuk berbagai tujuan. Mulai dari sekedar bertukar
informasi biasa, iseng-iseng mencari kenalan baru, melakukan pendekatan
kepada orang yang disukai sampai yang SMS untuk meneror musuh.50
Mekanisme cara kerja sistem SMS adalah melakukan pengiriman short
message dari satu terminal pelanggan ke terminal yang lain. Hal ini dapat
dilakukan berkat adanya sebuah entitas dalam sistem SMS yang bernama Short
Message Service Centre (SMSC), disebut juga Message Centre (MC). SMSC
merupakan sebuah perangkat yang melakukan tugas store and forward trafik
short message. Didalamnya termasuk penentuan atau pencarian rute tujuan
akhir dari sort message. Dan arsitektur dasar jaringan SMS, arsitektur dasar
jaringan SMS
memiliki interkonektivitas dengan SME (Short Messeging
Entity) yang dapat berupa jaringan e-mail, web, dan voice e-mail. SMSC inilah
yang akan melakukan manajemen pesan SMS, baik untuk pengiriman,
pengaturan antrian SMS, ataupun penerimaan SMS. Layanan SMS ini
merupakan sebuah layanan yang bersifat non-real time dimana sebuah short
message dapat disubmit ke suatu tujuan, tidak peduli apakah tujuan tersebut
aktif atau tidak. Bila dideteksi tujuan tidak aktif, maka sistem akan menunda
pengiriman ke tujuan hingga tujuan aktif kembali.
50
Stephen W. Littlejohn, Theories Of Human Communication. (ttp.: tnp., 2001), hlm. 12
Pada dasarnya sistem SMS akan menjamin delivery dari suatu short
message hingga sampai ke tujuan.
Kegagalan pengiriman yang bersifat
sementara seperti tujuan yang tidak diaktifkan selalu teridentifikasi sehingga
pengiriman ulang short message akan selalu dilakukan kecuali bila
diberlakukan aturan bahwa short message yang telah melampaui batas waktu
tertentu harus dihapus dan dinyatakan gagal terkirim. di dalamnya itu terdapat
Komponen-komponen yang memungkinkan transmisi SMS diantaranya,
1. Stasiun udara (Cell Tower) merupakan stasiun pemancar selular yang
mengontrol seluruh transmisi seluler pada jaringan komunikasi. Cell
tower memiliki kemampuan respon untuk memberi inisial atau
jawaban yang berupa suara atau lalu lintas data.
2. Mobille Switching Centre (MSC) merupakan kantor elektronik yang
membawa seluler.
Sistem komputer ini mengontrol sistem saklar
untuk operasi-operasi jaringan secara otomatis.
3. Sort message service centre (SMSC) dimana pada SMSC terdapat
sistem store
dan forward dalam pengiriman SMS.
SMS tersebut
disimpan dalam jaringan sampai handphone siap menerima maka
seorang pamakai dapat mengirim atau menerima makas seorang
pemakai dapat mengirim atau menerima SMS, setiap waktu dimana
sebuah panggilan suara biasa dalam posisi aktif atau tidak aktif.
4. GSMC yang mana sistem ini dapat mengkomunikasikan jaringan
melalui TCP/IP melalui GSMC. GSMC merupakan sebuah MSC yang
mampu menerima sms dari routing pelanggan dan mengirimkan sms
ke MSC atau penginformasi tentang penjelajahan
MSC dari
handphone yang dituju.51
b. Proses lafadz perceraian lewat SMS
Islam mengatur sendi kehidupan dalam berkeluarga. Rumah
dipandang sebagai tempat tinggal di dalam naungannya segala jiwa
bertemu yang di dasari kecintaan. walaupun tujuan awal dari perkawinan
adalah untuk membangun keluarga yang sakinah mawaddah warahmah
untuk selama-lamanya, akan tetapi ada kalanya karena sebab-sebab
tertentu, yang menjadi persoalan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini membawa
paradigma baru dalam memahami berbagai masalah yang muncul
dikalangan umat islam yaitu perceraian melalui media teknologi.
Sebagaimana diberitakan oleh situs Breaking News Rabu, 18 juli
2012 bahwa bupati garut menceraikan istrinya dengan cara mengirim
SMS dengan kalimat “Saya ceraiakan kamu karena kamu sudah tidak
perawan”.52
Berdasarkan keterangan di atas bahwa begitu mudahnya seeorang
mengucapakn lafadz perceraian tanpa memikirkan dampak yang di
timbulkan.
51
52
www.kajianpustaka.com › Informatika
irmadevita.com/2012/pernikahan-siri-pejabat-dan-akibatnya-secara-hukum
C. penelitian terdahulu
Kajian pustaka terdahulu berguna untuk memperjelas, menegaskan
melihat kelebihan dan kekurangan teori yang digunakan oleh penulis lain .
selain itu juga untuk mempermudah pembaca membandingkan hasil
penelitian,serta menghindari plagialisme
Penelitian ini bukan penelitian pertama mengenai talak. Ada beberapa
peneliti yang serupa mengangkat tema ini , antara lain antara lain peneliti yang
dilakukan oleh Abdul Majid dengan judul “Talak Lewat SMS Menurut UU
Perkawinaan dan Hukum Islam” pada tahun 2003. Didalam skripsi ini hanya
mengemukakan pandangan jumhur ulama yang membolehkan praktek
tersebut,skripsi juga menyebutkan bahwa kasus talak sms belum pernah terjadi
indonesia sehingga Abdul Majid membuat pustaka tentang masalah ini dengan
mengacu kasus yang ada di abu dhabi.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Finna Henny Nustriyanti
mahasiswa dari universitas jember pada tahun 2012 dengan judul ‘’Kajian
Yuridis Penjatuhan Talak yang Dilakukan Melalui SMS Menurut UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dan Hukum Islam”. Didalam skripsi tersebut
peneliti mengemukakan akibat ukum dari penjatuhan talak lewat sms terhadap
harta bersama.
Setelah melakukan analisa terhadap skripsi tersebut, penulis rasa bahwa
pembahsan penelitian sebelumnya berbeda dengan judul Presepsi Asaatidz
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sunan Gunung Jati Ngunut
Tulungagung Mengenai Perceraia Lewat Sms dengan Menggunakan HP letak
perbedaanya di skripsi ini adalah hukum talak lewat sms menurut pandangan
para Ustadz Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Ngunut Tulungagung
terkait hukum dan metode yang digunakan dalam kasus perceraian lewat SMS.
Download