“windol” : Penghasil Listrik Tenaga Angin Di Jembatan

advertisement
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“WINDOL” : PENGHASIL LISTRIK TENAGA ANGIN DI JEMBATAN
SURAMADU
BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TERTULIS
Oleh :
Gilang Hamzah Fansury
12808012
(2008, Ketua Kelompok)
Vera Arida
12808036
(2008, Anggota Kelompok)
Muhshonati Syahidah
12808031
(2008, Anggota Kelompok)
Nasmi
12809034
(2009, Anggota Kelompok)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2011
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Institut
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP
: “Windol” : Penghasil Listrik
Tenaga Angin di Jembatan
Suramadu
: PKM-GT
: Gilang Hamzah Fansury
: 12808012
: Meteorologi
: Institut Teknologi Bandung
: Bojong Menteng, RT 04
RW 01, No. 29, Ciomas,
Kabupaten Bogor, Jawa
Barat 16610 / 085697296231
: 3 (Tiga) orang
: Drs. Zadrach Ledoufij
Dupe, M.Si
: 19570322 198303 1 003
: Komplek PPR ITB, E 29,
Dago Bengkok, Bandung
40931
Bandung, 18 Februari 2011
Menyetujui
Ketua Program Studi Meteorologi
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Plato M. Siregar, S.Si, M.Si )
NIP. 19700131 199802 1 001
(Gilang Hamzah Fansury)
NIM. 12808012
Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan
Dosen Pembimbing
(Prof.Dr. Carmadi Machbub)
NIP. 130931165
( Drs. Zadrach L. Dupe, M.Si)
NIP. 19570322 198303 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas berkat dan
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan gagasan tulisan yang
berjudul “Windol : Penghasil Listrik Tenaga Angin di Jembatan Suramadu”.
Penulisan gagasan tertulis ini merupakan ide atas persoalan aktual yang
sedang dihadapi oleh masyarakat, melalui ide inilah seyogyanya dapat dijadikan
solusi yang nantinya dapat mengurangi permasalahan yang ada di masyarakat.
Dalam penulisan gagasan tulisan ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan gagasan tulisan
ini.
Dalam penulisan gagasan tertulis ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan tulisan ini, khususnya kepada :
1. Bapak Plato Martuani Siregar selaku Ketua Program Studi Meteorologi
yang telah memberikan kemudahan baik berupa moril maupun materi
selama mengikuti studi di Program Studi Meteorologi,
2. Bapak Zadrach Ledoufij Dupe selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu proses pembuatan tulisan ini.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan pada mereka yang telah
memberikan bantuan selama penyusunan gagasan tertulis ini, dan semoga gagasan
tertulis ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai, Amiin.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN
1
PENDAHULUAN
1
GAGASAN
3
KESIMPULAN
4
DAFTAR PUSTAKA
6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
7
LAMPIRAN
8
RINGKASAN
Salah satu energi alternatif untuk mengganti sumber energi minyak bumi
yang semakin lama jumlahnya semakin berkurang adalah energi angin. Negara
Indonesia merupakan Negara Maritim yang memiliki potensi angin yang cukup
besar. Hal ini didukung dengan pengolahan data FNL (Final Analysis) dari NCEP
(National Center for Environmental Prediction) yang menunjukkan kecepatan
energi angin minimum diwilayah Indonesia sebesar 3 m/s atau 6 knot yang
merupakan batas minimum kecepatan angin yang dapat dikonversi menjadi energi
angin.
Gagasan ini bertujuan untuk memberikan teknologi dan metode yang efisien
untuk memanfaatkan energi angin di Indonesia khususnya di Suramadu, karena
merupakan jembatan pertama di Indonesia yang melintasi selat dan memiliki
potensi angin yang cukup besar, dan juga pemanfaatan energy angin dapat
berpotensi untuk mempercepat pembangunan daera-daerah di Indonesia terutama
daerah pesisir yang tertinggal.
Gagasan teknologi yang berupa alat ini memanfaatkan angin yang berasal dari
sekitar suramadu diantaranya angin lokal yang diakibatkan perbedaan tekanan
antara daratan dan lautan dan juga angin yang berasal dari hembusan kendaraan
yang melintas di bawah alat ini, dan alat ini bernama windol. Windol ini terdiri
dari baling-baling sebagai penangkap angin dan turbin sebagai penghasil energi
listrik. Turbin ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk merubah rotasi
mekanis menjadi arus listrik searah dengan bantuan commutator. Windol ini
nantinya akan diletakkan melintang di atas jalan Suramadu dengan bantuan tiang.
Dengan membuat windol ini kita dapat memberikan teknologi yang efektif
dan efisien dengan total keseluruhan daya yang dihasilkan adalah sebesar 3,5824,776 kW/hari dengan efisiensi rotor turbin sebesar 0,3-0,4. Dampak yang
diberikan gagasan ini adalah sebagai energi untuk penerangan jalan dan keperluan
jalan lain yang membutuhkan energi listrik. Sehingga pada jembatan Suramadu
tidak lagi bergantung pada pasokan listrik dari PLN dan juga tidak mengalami
krisis energi kembali. Untuk itu rekomendasi yang diberikan agar gagasan ini
terealisasikan adalah melakukan langkah-langkah strategis dengan Badan
Pelaksana Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).
PENDAHULUAN
Sumber energi yang paling banyak digunakan saat ini adalah sumber energi
yang berasal dari bahan bakar fosil, seperti minyak bumi. Telah diketahui bahwa
cadangan minyak bumi yang ada di dalam perut bumi sudah semakin berkurang
seiring dengan semakin banyaknya eksploitasi minyak di setiap negara. Selain
karena faktor langkanya minyak bumi di masa mendatang, energi yang berasal
dari minyak bumi juga menghasilkan gas-gas dan cairan yang dapat mencemari
lingkungan dalam proses produksinya. Maka dari itu dibutuhkan sumber energi
alternatif baru yang mampu menggantikan sumber energi minyak bumi dan
tentunya juga ramah lingkungan.
Salah satu energi alternatif yang diusulkan yaitu energi angin. Energi angin
ini berpotensi sebagai sumber energi pengganti minyak bumi yang sedang
dikembangkan di beberapa negara. Dalam pembangunan fasilitas pembangkit
dengan menggunakan energi angin setidaknya dilakukan dengan penelitian dan
data yang cukup tentang potensi angin di daerah tersebut. Tidak sembarang daerah
dapat ditempatkan sebagai pembangkit listrik dengan sumber energi angin, karena
dibutuhkan kecepatan angin yang cukup kencang yang selalu muncul di daerah
tersebut. Dengan batas kecepatan angin tertentu maka akan efektif dalam produksi
energi angin. Selain itu teknologi yang digunakan juga harus efisien agar
sebanding dengan perolehan energi dan teknologi pembangkitnya.
Indonesia yang merupakan Negara Maritim dengan luas total perairannya 2/3
dari luas daratan memiliki potensi angin yang cukup besar, terutama pada daerah
pesisir pantai,dikarenakan pengaruh dari angin lokal yang begitu besar, angin
lokal terjadi akibat perbedaan suhu lokal antara sifat fisis daratan dan lautan,
seperti :
a. Laut mempunyai kapasitas panas lebih besar daripada darat, sehingga laut
mampu menyimpan panas lebih lama daripada darat,
b. Laut lebih banyak memantulkan sinar matahari daripada darat,
c. Energi matahari dapat memasuki laut sampai dalam dengan bantuan arus
laut, sedangkan di darat energi matahari hanya mencapai kedalaman
beberapa sentimeter.
Jembatan Suramadu yang telah selesai pengerjaannya pada tahun 2008 yang
menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura dengan panjang total jembatan
5438 m, merupakan jembatan pertama di Indonesia yang melintas selat dan juga
jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan Suramadu juga merupakan jembatan
yang banyak dilintasi oleh kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4, baik dari
Surabaya menuju Madura ataupun sebaliknya. Artinya potensi angin yang dimiliki
di jembatan Suramadu cukup besar, selain angin yang berasal dari lautan yang
memberikan kontribusi besar tetapi adapula angin yang dikarenakan mobil yang
melintas di jembatan tersebut, yang menghasilkan angin yang cukup besar.
Oleh karena itu, tujuan dari penulisan gagasan tertulis ini yaitu mampu
memberikan teknologi dan metode pemanfaatan yang efisien untuk memanfaatkan
energi angin di Indonesia, khusunya di jembatan Suramadu dalam rangka mencari
sumber energi alternative.
GAGASAN
Kondisi kekinian yang menjadi pencetus gagasan yaitu pernyataan dari
Kepala Bidang Ketenagalistrikan Asosiasi Kontraktor Ketenagalistrikan Indonesia
atau Aklindo Jatim Nelson Sembiring. Menurut beliau, selama ini penerangan di
Suramadu sangat minim akibat tingginya beban biaya yang harus ditanggung ke
PLN. Akibatnya, kawasan di sekitarnya hingga Bangkalan cenderung gelap pada
malam hari (sumber : Kompas, dipublikasikan Rabu, 12 Januari 2011). Selain itu
seperti diberitakan sejumlah media, PT PLN (persero) Distribusi Jatim
mengancam akan mematikan aliran listrik ke jembatan karena belum membayar
tunggakan.(sumber : Tempo, dipublikasikan Senin, 11 Mei 2010). Untuk itu
diperlukan alternatif lain sehingga mengurangi ketergantungan terhadap PLN.
Kondisi lainnya yaitu jembatan Suramadu merupakan jembatan yang
memiliki potensi yang memungkinkan untuk dibangun pembangkit listrik tenaga
angin, dilihat dari potensi kecepatan angin mencapai 50 km/jam atau 13,89 m/s,
dan juga data dari BMKG kecepatan rata-rata di Suramadu selama ini 4 m/s.
(sumber : Kompas, dipublikasikan Senin, 7 Februari 2011)
Dan jika dilihat dari profil kecepatan angin di daerah Suramadu, berdasarkan
pengolahan data yang telah kami lakukan, Suramadu termasuk kedalam daerah
yang berpotensi untuk menghasilkan energi angin yang cukup sebagai pembangkit
di Indonesia. Untuk mendukung pernyataan tersebut kami mengumpulkan data
dari berbagai sumber diantaranya :
a) Data FNL (final analysis) dari NCEP (National Center for Environmental
Prediction). Data ini merupakan data global dengan resolusi spasial 1 x1
dan resolusi waktu setiap interval 6 jam selama 11 tahun mulai tahun
1999-2010. Data FNL ini merupakan data yang akan diolah untuk
memperoleh hasil peta potensi angin yang diinginkan,
b) Data GTS (Global Telecommunication System) yang ada di server
meteorologi yang diperoleh dari BMKG. Data ini merupakan data titiktitik stasiun BMKG di Indonesia yang diambil dengan jangka waktu
selama 1 tahun yaitu tahun 2008 dengan interval setiap 3 jam. Data ini
akan digunakan sebagai data verifikasi daerah-daerah yang berpotensi.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software GrADs dalam
server prodi meteorologi yang menggunakan OS linux. File data yang diperoleh
dibuka dalam GrADs juga untuk diolah. Dalam file data terdapat informasi angin
zonal (u) dan angin meridional (v) yang digunakan untuk mencari vektor angin
rata-ratanya tiap bulan dalam 11 tahun dan rata-rata selama 11 tahun, dan
kecepatan angin (ws) digunakan untuk mencari distribusi kecepatan angin di
wilayah Indonesia yang berpotensi sebagai sumber energi alternatif. Dari
pengolahan data yang dilakukan diperoleh hasil berupa peta-peta potensi, dimana
syarat minimum suatu daerah dapat dikatakan berpotensi yaitu memiliki
kecepatan angin rata-rata > 3 m/s. Dan Suramadu sendiri merupakan daerah yang
memiliki potensi kecepatan angin sebesar 3-5 m/s.
Saat ini solusi yang ditawarkan atau diterapkan sebelumnya masih dalam
tahap ujicoba pada akhir bulan Februari 2011,sehingga belum ada informasi
mengenai hal ini. Sebagaimana yang diberitakan dalam koran-jakarta.com pada
Senin, 7 Februari 2011.
Gagasan ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi jembatan Suramadu dari
segi Biaya dan krisis listrik. Krisis listrik ini sering terjadi terutama tahun 2010
dimana Lampu Akses Suramadu Padam (Tempo Sabtu 12 juni 2010). Pemadaman
lampu di jembatan Suramadu ini jika sering terjadi dikhawatirkan dapat
meningkatkan angka kriminalitas. Jika gagasan ini terlaksana maka pengelola
jembatan tidak perlu lagi bergantung pada PLN serta tidak terjadi pemadaman
listrik.
Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan
gagasan diantaranya
Bidang Ketenagalistrikan Asosiasi
Kontraktor
ketenagalistrikan Indonesia (Aklindo) Jawa Timur dan Badan Pelaksana
Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) selaku pengelola Jembatan Suramadu
untuk mengembangkan wind power. Selain itu BPWS telah mengeluarkan izin
pengembangan wind power dan pembangkit surya, yang nantinya untuk investor,
akan ditenderkan, sekaligus siap menggantikan PLN.(sumber : Kompas
diterbitkan Rabu, 12 Januari 2011). Peran dan kontribusi Aklindo diantaranya
membantu dalam pembangkit tenaga listrik semua daya, termasuk perawatannya.
Khususnya pembangkit tenaga listrik dengan daya maksimal 10 MW/unit,
termasuk perawatannya, dan yang paling penting adalah membantu dalam
pembangkit tenaga listrik energi baru dan terbarukan, termasuk perawatannya,
serta membantu dalam Instalasi kontrol dan Instrumentasi termasuk
perawatannya.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan guna merealisasikan gagasan ini
dengan melakukan koordinasi langsung dengan BPWS selaku pengelola jembatan
Suramadu untuk membangun gagasan ini. Lalu melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kecepatan angin yang berada di Suramadu dengan menggunakan
anemometer yang telah di pasang oleh pihak BPWS, guna menentukan jenis
turbin yang akan digunakan dan menentukan tempat yang akan diletakkan alat ini
sesuai dengan kecepatan angin yang telah dicatat sebelumnya. Adapula gagasan
ini kami berikan kepada pihak BPWS sebagai salah satu masukkan teknologi
konversi energi angin, dengan perhitungan dan system yang telah kami
pertimbangkan dengan data dan informasi yang kami dapat. Nantinya pihak
BPWS berhak melakukan kerjasama dengan Aklindo selaku kontraktor yang ahli
dalam ketenagalistrikan atau pihak kontraktor yang lainnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, kami memberikan suatu gagasan teknologi untuk
memanfaatkan energi angin di Indonesia , khususnya di jembatan Suramadu.
Gagasan teknologi ini berupa alat yang dapat mengkonversi energi angin menjadi
energi listrik, alat ini dinamakan “windol”. Windol ini bekerja dengan
memanfaatkan angin yang berasal dari sekitar jembatan Suramadu, baik dari laut
maupun dari mobil yang melintas.
Windol ini terdiri dari baling-baling sebagai penangkap angin dan turbin
sebagai penghasil energi listrik. Pada dasarnya energi angin yang akan dikonversi
alat ini adalah energi mekanik pada sumbu putar. Sumbu putar ini dihubungkan
dengan sebuah turbin yang akan merubah putaran sumbu menjadi energi listrik.
Turbin menggunakan prinsip elektromagnetik untuk merubah rotasi mekanis
menjadi arus listrik searah dengan bantuan commutator. Commutator adalah suatu
alat yang dapat menyearahkan sumber arus, alat ini merupakan suatu converter
mekanik yang membuat arus dari sumber mengalir pada aliran yang tetap
walaupun belitan medan berputar berbeda. Dan turbin yang terdiri dari sebuah
struktur stasioner yang menyediakan medan magnet konstan dan sebuah
kumparan yang bergerak melingkar dalam medan tersebut. Ketika kumparan
tersebut bergerak di dalam medan magnet maka akan terjadi perpotongan medan
elektromagnetik yang menjadikan pulsa-pulsa listrik.
Windol ini nantinya akan diletakkan melintang di atas jalan Suramadu
dengan bantuan tiang, setiap tiang terdiri dari 2 windol. Tiang ini memiliki
ketinggian 12 meter dan baling-baling windol memiliki diameter 6 meter,dan
nantinya tiang tersebut akan ditempatkan di beberapa titik agar sumber listrik
yang dihasilkan cukup besar.
Prediksi hasil yang diperoleh dari alat ini, antara lain :
1. Dengan memanfaatkan kendaraan yang melaju di bawah alat ini, maka
kendaraan tersebut akan menghasilkan hembusan angin di atasnya.
Dengan kecepatan kendaraan minimum 40 km/jam, maka kecepatan angin
yang dihasilkan setiap kendaraan dapat diasumsikan sebesar 5 knot atau
2,5 m/s, sehingga alat ini akan menghasilkan daya sebesar 2,47 kW/hari,
2. Dengan memanfaatkan angin yang berasal dari laut, maka kecepatan angin
minimum yang dihasilkan sebesar 6 knot atau 3 m/s sehingga alat ini akan
menghasilkan daya sebesar 3,55 kW/hari.
Total keseluruhan daya yang dihasilkan windol dari kecepatan minimum
angin 11 knot atau 5.5 m/s dan dengan efisiensi rotor yang disesuaikan dengan
jenis baling-baling dan turbin yang diterapkan pada windol sebesar 0.3-0.4 maka
daya yang dihasilkan sebesar 3.582 – 4.776 kW/hari. Dampak yang diberikan
gagasan ini adalah sebagai energi untuk penerangan jalan, dan juga untuk
keperluan jalan lain yang membutuhkan energi listrik di kawasan Suramadu.
Sehingga pada jembatan Suramadu tidak lagi bergantung pada pasokan listrik dari
PLN dan juga tidak mengalami krisis energi kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Adi K. Bimo. 2011. Teknologi dan Pemanfaatan Potensi Energi Angin di
Indonesia. Institut Teknologi Bandung.
Artikel Blogargajogja. 2011. Desain Metode kontruksi Jembatan Suramadu.
Diakses 16 Februari 2011. http://blogargajogja.com/struktur/desain-metodekonstruksi-jembatan-suramadu.html.
Artikel non-personal. 2010. Beaufort Scale. Diakses 10 Februari 2011.
http://en.wikipedia.org/wiki /Beaufort_scale.
Artikel non-personal. 2010. Highway Wind Turbines Joe Arizona State Electricity
Green Power. Diakses 7 Februari 2011. http://inhabitat.com/student-designshighway-power/highway-wind-turbines-joe-arizona-state-electricity-green-power.
Artikel non-personal.2011. Energi Terbarukan untuk Penerangan Suramadu.
Diakses 17 Februari 2011. http://koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=74678.
Dupe, Zadrach L. 2010. Slide Kuliah Observasi Meteorologi 2009/2010, (ppt).
Institut Teknologi Bandung.
Ian. 2010. How to Calculate Power in Watts. Diakses 10 Februari 2011.
http://www.ehow.com/how_4868862_ calculate-power-watts.html.
Cibek, Nago. 2011. Motor Arus Searah. Diakses 17 Februari 2011.
http://blog.unsri.ac.id/nago_cibek/welcome/motor-arus-searah/mrdetail/23961.
K. Wadrianto, Glori. 2011. Suramadu Bakal Dipasangi Kincir Angin. Regional.
Diakses 10 Februari 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/01/12/
08590440/Suramadu.Bakal.Dipasangi.Kincir.Angin.
Mulyati. 2008. Kajian Potensi Energi Angin Indonesia (Studi Kasus di Nusa
Tenggara Timur). Institut Teknologi Bandung.
Satriyani, Made, dkk., 2010. Peta Potensi Energi Angin di Indonesia. Institut
Teknologi Bandung.
Susandi, Armi. 2009. Potensi Energi Angin di Indonesia, (ppt). Institut Teknologi
Bandung.
Tj. H. K, Bayong. 2004. Klimatologi, Bandung : Penerbit ITB.
Tj. H. K, Bayong. 2008. Meteorologi Terapan : Penerbit ITB.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Ketua Kelompok
Nama
NIM
Tempat / Tanggal Lahir
Fakultas / Jurusan
Alamat Asal
No Telepon / HP
Karya Ilmiah yang pernah dibuat
Penghargaan yang pernah diraih
2. Anggota Kelompok
a. Nama
NIM
Tempat / Tanggal Lahir
Fakultas / Jurusan
Alamat Asal
No Telepon / HP
Karya Ilmiah yang pernah dibuat
Penghargaan yang pernah diraih
b. Nama
NIM
Tempat / Tanggal Lahir
Fakultas / Jurusan
Alamat Asal
No Telepon / HP
Karya Ilmiah yang pernah dibuat
Penhargaan yang pernah diraih
c. Nama
NIM
Tempat / Tanggal Lahir
Fakultas / Jurusan
Alamat Asal
: Gilang Hamzah Fansury
: 12808012
: Cianjur / 19 Januari 1990
: Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian / Meteorologi
: Bojong Menteng RT/RW : 04/01
No.29, Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
16610.
: 085697296231
: Teknologi Penerapan Energi
Matahari
:: Vera Arida
: 12808036
: Bandung / 19 Maret 1990
: Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian / Meteorologi
: Jalan Sambisari I Blok Q-1 No.9,
Pharmindho, Kotamadya Cimahi,
Jawa Barat 40534.
: 081394019772
: Peta Potensi Daerah Sumber Energi
Angin di Indonesia
:: Muhshonati Syahidah
: 12808031
: Bandung / 2 November 1989
: Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian / Meteorologi
: Jalan Tamansari No.4 A.
: 08157104418
: Peta Potensi Daerah Sumber Energi
Matahari di Indonesia
:: Nasmi
: 12809034
: Jambi / 31 OKtober 1990
: Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian / Meteorologi
: Jalan Nusa Indah 1 RT 06 No. 52,
Kelurahan Rawa Sari, Kecamatan
Kota Baru, Jambi 36125.
No Telepon / HP
Karya Ilmiah yang pernah dibuat
Penhargaan yang pernah diraih
: 085366029021
::-
LAMPIRAN
Gambar 1. Plot kecepatan angin rata-rata di Indonesia yang dihasilkan dari
pengolahan data FNL (Final Analysis) dari NCEP ( National Center
for Environmental Prediction). Data ini merupakan data global
dengan resolusi spasial 1ox1o dan resolusi waktu setiap interval 6 jam
selama 11 tahun mulai tahun 1999-2010.
Gambar 2. Penampang Windol
Gambar 3. Letak tiang windol pada jembatan Suramadu
Download