UKM

advertisement
ANALI SI S FAKTOR-FAKTOR YANG M EM PENGARUHI PERSEPSI
KESUKSESAN USAHA KECI L M ENENGAH (UKM ) DI WI LAYAH DKI
JAKARTA
Meliza, Lenny Suardi
Ekstensi Manajemen, PEFE Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan usaha kecil menengah (UKM) di Jakarta seperti yang dilakukan oleh
Chittithaworn dalam penelitiannya di Thailand. Delapan faktor digunakan sebagai penentu
kesuksesan usaha UKM antara lain entrepreneur characteristics, management and know-how,
products and services, customer and market, the way of doing business and cooperation,
resource and fiinance, strategy, and external environment. Responden penelitian ini adalah 99
pemilik dan pengelola UKM yang berada di wilayah Jakarta. Pengujian dilakukan terhadap
delapan hipotesis berdasarkan hasil dari estimasi analisis regresi. Hasil penelitian menyatakan
bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kesuseksesan usaha UKM di Jakarta
adalah entrepreneur characteristics, products and services, the way of doing business and
cooperation, resource and finance, dan external environment. Sedangkan ketiga faktor
lainnya tidak signifikan mempengaruhi kesuksesan usaha UKM di DKI Jakarta.
Kata kunci: Business success,UKM , Entrepreneur characteristics, Management and KnowHow, Jakarta.
Abstract
This research aims to determine the factors that are affecting perceived business
sucess of SMEs in Jakarta as sugested by Chittithaworn who conducted research in Thailand.
Eight factors are used as determinant of business success which are entrepreneur
characteristics, management and know-how, products and services, customer and market, the
way of doing business and cooperation, resource and fiinance, strategy, and external
environment. Research respondents are 99 owners or managers from SMEs who operate their
business in Jakarta. Eight hypotheses research model is then tested with based on estimation
result from regression analysis. The result shows that significant factors affecting business
success of SMEs in Jakarta were entrepreneur characteristics, products and services, the way
of doing business and cooperation, resource and finance, external environment. While the
three other factors were not significant to business success of SMEs in Jakarta.
Key words: Business success, SMEs, Entrepreneur characteristics, Management and KnowHow, Jakarta.
1. PENDAHULUAN
Usaha Kecil Menengah (UKM) semakin bertumbuh dan memiliki peran yang
signifikan dalam sistem perekonomian dan bisnis dalam suatu negara yang umumnya
dikaitkan sebagai roda penggerak pertumbuhan perekonomian negara (Mulhern, 1995). UKM
yang berbasis sektor bisnis kecil menengah memiliki kontribusi penting dalam transisi
ekonomi pasar melalui proses inovasi, menciptakan pekerjaan, menghasilkan pendapatan,
dan dinamika bisnis (Hisrich and Ozturk, 1999). UKM turut berperan dalam pemerataan
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
pendapatan melalui kesempatan berusaha, pengembangan daerah pedesaan, menyeimbangkan
pembangunan antar daerah (Kotey and Meredith, 1997).
Semenjak krisis ekonomi 1998 hingga krisis keuangan global tahun 2008 di Indonesia,
kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat bertahan dan menyediakan lapangan
pekerjaan. Data Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000 mencatat bahwa UKM dapat
menyerap tenaga kerja sebanyak 99,4% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia dan
memberikan kontribusi sebanyak 59,4 % dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 1999.
Selain itu BPS dan Kementerian Koperasi pada tahun 2005 menunjukkan jumlah UKM di
Indonesia mencapai 43,22 juta unit dan meningkat di tahun 2006 mencapai 48 juta unit. UKM
memberikan kontribusi sekitar 57% terhadap PDB setiap tahunnya selama periode 2007-2009
(BPS dan Kemenkop, 2009). Data statistik pada Tabel 1.1 di bawah ini menggambarkan
betapa besar pengaruh kolektif dari keberadaan UKM bagi Indonesia.
Tabel 1.1 Perkembangan Unit Usaha, Tenaga Kerja Terserap, dan Kontribusi GDP
UM KM I ndonesia 2006 ± 2010
Unit Usaha
Tenaga Kerja
Kontribusi GDP
Tahun
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
2006
49.021.803 99,90% 87.909.598 97.27% 1.783.423,800 56.23%
2007
50.145.800 99,90% 90.149.930 97,30% 2.107.868,144 56.28%
2008
51.409.612 99,90% 94.024.278 97,15% 2.613.226,055 56.67%
2009
52.764.603 99,90% 96.211.332 97,30% 2.993.151,725 56.53%
2010
53.823.732 99,90% 99.401.775 97,22% 3.466.393,266 57.12%
Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (2010)
Bertambahnya unit ± unit usaha kecil dan menengah tidak terlepas dari peran
kewirausahaan pelaku UKM. Pengalaman di negara±negara maju menunjukan bahwa UKM
adalah sumber dari inovasi produksi dan teknologi, pertumbuhan jumlah wirausaha yang
kreatif, inovatif, penciptaan tenaga kerja terampil dan fleksibel dalam proses produksi untuk
menghadapi perubahan permintaan pasar yang cepat (Tambunan, 2002). Beberapa peneliti
menyatakan bahwa tidak terlalu tergantungnya UKM pada pasar-pasar dan kredit formal
membuat kelompok usaha ini merespon lebih cepat daripada usaha besar terhadap
goncangan-goncangan yang muncul secara mendadak (Berry,dkk.2001). Selain itu
Adanya persaingan yang meningkat terutama ketika UKM harus bersaing dengan
kompetitornya yaitu perusahaan-perusahaan yang lebih besar dan modern atau bersaing
dengan produk impor karena semakin terbukanya pasar dalam negeri membuat posisi UKM
lemah. Pada negara-negara berkembang masalah utama UKM bukanlah mengenai ukuran
perusahaan melainkan keterpencilan yang mengakibatkan UKM kurang akan informasi,
keuangan, dan dukungan lembaga yang terkait. UKM masih dikelola dengan cara tradisional
dalam proses produksi dan pemasaran (Mead and Liedholm, 1998; Swierczek dan Ha, 2003).
Kurangnya modal, keterampilan, dan masalah-masalah yang terjadi dalam perkembangan
bisnis UKM adalah masalah yang banyak dihadapi oleh usaha kecil menengah di Indonesia
(Kemenkop dan UKM & BPS, 2009). Tidak sedikit UKM yang mengalami penurunan dan
stagnansi dalam usahanya, bahkan beberapa UKM tidak dapat bertahan. Namun disisi lain ada
banyak UKM yang mengalami pertumbuhan dalam usahanya dan dapat meraih kesuksesan.
Secara strategis kinerja bisnis sering dikaitkan dengan kesuksesan dan kegagalan suatu
usaha (Ostgaard and Birley, 1995). Menurut Nasution (2001) kesuksesan bisnis diindikasikan
dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau
profit bertambah, kepuasan pelanggan, perkembangan dan pertumbuhan usaha. Beberapa
studi yang berfokus pada kesuksesan bisnis UKM telah dilakukan di negara-negara Eropa dan
Asia sebelumnya. Berdasarkan penemuan-penemuan dari penelitian sebelumnya, faktorfaktor yang mempengaruhi kesuksesan usaha UKM dapat diklasifikasikan yaitu entrepreneur
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
characteristics, management and know-how, products and services, customers and markets,
the way of doing business and cooperation, resource and finance, strategy, dan external
environment.
Penelitian yang baru saja dilakukan oleh Chittihaworn et al (2011) menggunakan
kedelapan faktor tersebut untuk mengukur kesuksesan usaha UKM di Thailand. Pada
penelitian tersebut disebutkan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi kesuksesan usaha
UKM yaitu entrepreneur characteristics, customers and markets, the way of doing business
and cooperation, resource and finance dan external environment. Sedangkan sisanya tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan usaha UKM. Penelitian inilah yang
akan peneliti jadikan jurnal utama dalam penelitian ini.
Berkembanganya perekonomian Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan dan
perdagangan berpengaruh terhadap perkembangan UKM di Jakarta. Jakarta menjadi daya
tarik bagi investor maupun pengusaha untuk berinvestasi dan membuka usaha kecil
menengah. UKM juga menjadi solusi bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi angka
pengangguran di Ibukota. Berdasarkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertans,
2011) jumlah pengangguran di DKI Jakarta berukurang menjadi 555.410 dari jumlah 580.511.
Kawasan-kawasan niaga yang dikembangkan oleh Pemprov DKI Jakarta disetiap kota
administrasi mendukung pertumbuhan UKM. Sektor UKM dan industri kecil menengah
terbukti memberikan kontribusi 17% terhadap pemasukan bagi APBD DKI Jakarta pada
tahun 2011 (Disperindgi,2011). Sehingga Pemprov DKI Jakarta terus memberikan
kesempatan bagi UKM-UKM untuk mengembangkan usahanya.
Produk domestik regional bruto (PDRB) Jakarta pada tahun 2011 memberikan
kontribusi 16,2% terhadap PDB nasional. DKI Jakarta memiliki keunggulan potensi ekonomi
berupa letak yang strategis, infrastruktur yang memadai, sarana komunikasi yang baik yang
mendukung perekonomian Jakarta bergerak optimal. Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada
tahun 2012 sebesar 6,7%,, dari sisi lapangan usaha pertumbuhan tersebut didorong oleh
hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor pertambangan dan penggalian (BPS Provinsi
DKI Jakarta, 2012).
Melihat cukup besarnya kontribusi UKM-UKM terhadap pendapatan daerah, maka
perlu adanya perhatian terhadap faktor-faktor kesuksesan usaha UKM yang beroperasi di
Jakarta sehingga mampu bertahan dan berkembang. Persaingan antar pelaku usaha yang
tinggi dan diikuti potensi usaha yang luar biasa menimbulkan berbagai jenis usaha seperti
makanan-minuman, (restauran dan kafe), perhiasan, perlengkapan rumah tangga, pakaian,
kerajinan tangan, tas, sepatu, kulit, dan lain-lain dalam skala usaha kecil dan menengah.
Peneliti dalam hal ini ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan
usaha UKM di DKI Jakarta dari persepsi pemilik atau pengelola UKM. Penelitian ini
berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chittithaworn et al., (2011) terhadap
UKM di Thailand.
1.2
Perumusan M asalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya dan data ±data di atas
maka rumusan masalah yang diajukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah entrepreneur characteristics berpengaruh secara positif terhadap
kesuksesan usaha UKM di DKI Jakarta ?
2. Apakah management and know-how berpengaruh secara positif terhadap
kesuksesan usaha UKM di DKI Jakarta ?
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
3. Apakah products and services berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan
usaha UKM di DKI Jakarta ?
4. Apakah customer and market berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan
usaha UKM di DKI Jakarta ?
5. Apakah the way of doing business and cooperation berpengaruh secara positif
terhadap kesuksesan usaha UKM di DKI Jakarta ?
6. Apakah resource and finance berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan
usaha UKM di DKI Jakarta ?
7. Apakah strategy berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM
di DKI Jakarta ?
8. Apakah external environment berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan
usaha UKM di DKI Jakarta ?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh entrepreneur characteristics terhadap kesuksesan usaha
UKM di DKI Jakarta.
2. Mengetahui pengaruh management and know-how terhadap kesuksesan usaha
UKM di DKI Jakarta.
3. Mengetahui pengaruh products and services terhadap kesuksesan usaha UKM
di DKI Jakarta.
4. Mengetahui pengaruh customer and market terhadap kesuksesan usaha UKM
di DKI Jakarta.
5. Mengetahui pengaruh the way of doing business and cooperation terhadap
kesuksesan usaha UKM di DKI Jakarta.
6. Mengetahui pengaruh resource and finance terhadap kesuksesan usaha UKM
di DKI Jakarta.
7. Mengetahui pengaruh strategy terhadap kesuksesan usaha UKM di DKI
Jakarta.
8. Mengetahui pengaruh external environment terhadap kesuksesan usaha UKM
di DKI Jakarta.
2. TI NJAUAN TEORI TI S
Beberapa lembaga atau instansi dan UU memberikan definisi UKM, diantaranya
adalah UU No. 9 Tahun 1995. Berdasarkan UU No.9 Tahun 1995, Usaha kecil dan Menengah
memiliki kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1 miliar, milik
WNI, berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki atau dikuasai perusahaan besar, bentuk usaha orang per orang, badan usaha berbadan
hukum/tidak, termasuk koperasi, untuk sektor industri memiliki total aset maksimal Rp 5
miliar, untuk sektor non industri memiliki penjualan tahunan maksimal Rp.3 miliar pada
usaha yang dibiayai.
Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
Usaha kecil adalah entitas yang memiliki kriteria memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp.50.000.000 sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000 (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha), memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000 sampai
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
dengan paling banyak Rp.2.500.000.0000. Sementara itu, yang disebut sebagai Usaha
Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000
sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha).
Bertambahnya unit ± unit usaha kecil dan menengah tidak terlepas dari peran
kewirausahaan pelaku UKM. Sejalan dengan peran penting kewirausahaan dan wirausaha
dalam pembangunan ekonomi, demikian juga kontribusi UKM sebagai perwujudan dari
kewirausahaan itu sendiri. Pengalaman di negara±negara maju menunjukkan bahwa UKM
adalah sumber dari inovasi produksi dan teknologi, pertumbuhan jumlah wirausaha yang
kreatif, inovatif, penciptaan tenaga kerja terampil dan fleksibel dalam proses produksi untuk
menghadapi perubahan permintaan pasar yang cepat (Tambunan, 2002).
Salah satu program peningkatan kapabilitas UKM yang sering dilaksanakan dalam
rangka peningkatan kemampuan SDM adalah pengembangan kewirausahaan pengusaha
UKM. Pengembangan kemampuan SDM bertujuan untuk meningkatkan kemandirian usaha,
kemampuan bisnis, dan jiwa kepemimpinan dalam sektor UKM, sehingga UKM dapat
meningkatkan daya saing dan kualitas operasionalnya (Nur Afiah, 2009).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh MD.Aminul Islam et al (2011) di
Bangladesh menemukan bahwa karakteristik entrepreneur berpengaruh secara signifikan
dengan kesuksesan usaha sebuah UKM. Berdirinya suatu UKM menurut Jorg freiling (2008)
adalah karena didorong oleh keiwrausahaan dan pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki
oleh pemilik UKM memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja UKM.
2.1
Entrepreneuship (Kewirausahaan) dan Entrepreneur (Wirausaha)
Raymond W.Y Kao (1995) dalam Lupiyoadi (2007) menyatakan kewirausahaan
adalah proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) atau pembuatan sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu
dan nilai tambah bagi masyarakat. Pearce dan Robinson (2007) menyatakan bahwa
kewirausahaan adalah suatu proses menggabungkan ide serta tindakan kreatif dan inovatif
dengan keahlian manajemen dan operasi yang diperlukan untuk menggerakkan sumber daya
manusia, uang, dan operasi yang tepat untuk mencapai suatu kebutuhan yang dikenali dan
menciptakan kekayaan dalam prosesnya.
Kewirausahaan akan menghasilkan subjek wirausaha yang mengacu pada orang yang
melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/ kekayaan dan nilai tambah melalui
penelusuran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan
tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain wirausaha adalah seorang yang mampu meretas
gagasan menjadi realitas. Menurut Witt (2002) wirausaha adalah seseorang yang melakukan
inovasi atau seseorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam
pasar melalui kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut dapat berbentuk metode produksi
baru, membuka pasar baru, memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru
atau menjalankann organisasi baru pada suatu industri. Dalam konteks manajemen, pengertian
wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya
finansial (money), bahan mentah (material), dan tenaga kerja (labour) untuk menghasilkan
sesuatu produk baru dan pengembangan organisasi usaha (Marzuki Usman, 1997).
2.2
Entrepreneur Characteristics (Karakteristik Wirausaha)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chittithaworn et al., (2011) di Thailand
dan MD. Aminul Islam (2011) di Bangladesh, Karakteristik wirausaha orientation
entrepreneurship (orientasi kewirausahaan), personal traits, dan demografi (jenis kelamin,
usia, pendidikan, pengalaman bekerja).
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
Orientasi kewirausahaan adalah rangkaian proses, praktek, pengambilan keputusan
yang mengarah kepada sebuah tujuan. Konteks orientasi kewirausahaan dipergunakan sebagai
sifat, karakter, nilai, yang memperlengkapi dan sikap yang sangat kuat dihubungkan dengan
motivasi di dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Menurut Lumpkin dan Dess (2001)
konsep orientasi kewirausahaan memiliki 5 dimensi yaitu dimensi otonomi, inovasi,
pengambilan risiko, proaktifitas, dan sikap kompetitif agresif.
Penelitian mengenai personal traits dari seseorang sering dikatikan dengan penelitian
dalam bidang entrepreneurship dan UKM. Personal traits telah lama dipercaya memiliki
pengaruh kuat terhadap kesuksesan atau kegagalan suatu usaha (Glancey, Greig, and
Pettigrew, 1998; Steward Jr., Watson, Carland, 1998). Menurut Yusuf (1995) kualitas
kepribadian seperti kepercayaan diri dan kegigihan merupakan hal yang mempengaruhi
kesuksesan bisnis. Penelitian Shane (2003) dalam jurnal yang ditulis oleh Wincent (2005)
menyatakan karakteristik kepribadian CEO dari suatu perusahaan berpengaruh terhadap
perilaku dan praktek perusahaan.
Reynold et al (2000) menemukan bahwa seseorang yang berusia antara 25-44 tahun
adalah usia dimana mereka aktif melakukan aktivitas kewirausahaan. Krinstiansen, Furuholt,
and Wahid (2003) melakukan penelitian di Indonesia terhadap wirausaha di bidang kafe
internet dan menemukan adanya korelasi yang signifikan antara usia wirausaha dengan
kesuksesan bisnis. Mazzarol et al (1999) dalam penelitiannya menemukan bahwa lebih
banyak pria yang meembuka usaha baru daripada wanita. Kolvereid (1996) menemukan
bahwa pria memiliki minat kewirausahaan lebih tinggi daripada wanita.
Kolvereid (1996) menemukan seseorang dengan pengalaman berwirausaha
sebelumnya memiliki minat kewirausahaan yang lebih tinggi daripada seseorang yang tidak
memiliki pengalaman. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Charney ad Libecap (2000)
menemukan pendidikan kewirausahaan menghasilkan kemandirian, peningkatan terhadap
pendirian usaha baru, memberikan kemungkinan untuk seseorang mengembangkan produk
dan teknologi baru. Selain itu, penelitian lainnya menemukan pendidikan kewirausahaan yang
diberikan kepada pegawai menghasilkan peningkatan penjualan. Sinha (1996) menyimpulkan
bahwa wirausaha yang memiliki latar belakang pendidikan teknis memiliki kemampuan lebih
baik untuk menganalisa keadaan dan intuitif yang lebih tajam.
2.3
Karakteristik Perusahaan
Md. Aminul Islam et.al (2011) menggunakan karakteristik perusahaan seperti asal
mula perusahaan, lama perusahaan beroperasi, ukuran perusahaan, dan sumber modal untuk
menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kesuksesan usaha. Mcmahon (2001)
menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja
bisnis. Perusahaan-perusahaan lebih besar memiliki level kesuksesan yang lebih tinggi
Kristiansen, Furuholt, & Wahid (2003) menemukan bahwa lama perusahaan berdiri
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kesuksesan bisnis. Mousavvi (1988) dalam
tesisnya menyatakan bahwa pengalaman dari pemiliki atau manajer perusahaan menentukan
suatu bisnis dapat bertahan. Perusahaan yang sudah lama berdiri telah banyak belajar dari
pengalaman dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri.
Ukuran dari perusahaan mencerminkan berapa banyak pegawai yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Mcmahon (2001) menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki
hubungan yang siginifikan dengan kinerja usaha perusahaan yang lebih baik. Perusahaan yang
berukuran lebih besar memiliki tingkat kesuksesan yang lebih tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Indarti dan Langenberg (2005) menemukan
ukuran perusahaan, lama usaha beroperasi, dan asal perusahaan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kesuksesan UKM di Indonesia.
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
2.4
Persepsi Kesuksesan Usaha
Banyak definisi, pandangan, dan ide tentang kesuksesan dari sebuah usaha. Wirausaha
atau pemilik memiliki berbagai macam pandangan ketika menilai kesuksesan usaha mereka.
Menurut Rodriguez (2006) dalam disertasi Edmund.J Ferreira (2007) suatu bisnis biasanya
akan melewati beberapa fase dalam siklus hidupnya yang ketika hal itu tercapai membuktikan
bahwa usaha tersebut dalam kondisi yang baik. Beberapa fase (milestone) yang digunakan
sebagai indikator bahwa suatu usaha bertumbuh dan berkembang adalah ketika mencapai
break event point (BEP), Earning living wage( jika suatu bisnis dapat memberikan pemilik
upah yang layak, maka bisnis tersebut berjalan dengan baik), mencapai keuntungan riil (real
profit).
Conradie and Fourie (2002) menyatakan kesuksesan usaha dapat juga didefinisikan
dalam ROI (return on investment), ROA (return on assets), ROE (return on equity),
keuntungan/kerugian, pangsa pasar, dan petumbuhan penjualan. Faktor ±faktor seperti
kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, pencitraan barang/jasa.
2. 5
Faktor-Faktor Kesuksesan Usaha UKM
Studi empiris sebelumnya telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kesuksesan UKM melalui survey maupun studi kasus. Yusuf (1995)
mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan usaha di industri kecil berdasarkan
penilaian dari 220 wirausaha. Wijewardena dan Cooray (1996) mempelajari pentingnya
faktor-faktor dengan mempelajari perusahaan manufaktur berskala kecil di Jepang.
Berdasarkan studi empiris yang berkonsentrasi pada keterbatasan variabel-variabel
pada kesuksesan usaha UKM, faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan usaha UKM
diklasifikasikan sebagai berikut entrepreneur characteristics (karakteristik wirausaha),
management and know-how, products and services, customers and markets, the way of doing
business and cooperation, resources and finance, strategy, and the external environment
(Chuthamas Chittithaworn et al, 2011).
Menurut Yusuf (1995) karakteristik wirausaha terdiri dari kualitas kepibadian, traits
(ciri-ciri) seperti kepecayaan diri dan ketekunan, semua hal ini mempengaruhi kesuksesan
perusahaan. Dalam studi terhapdap usaha kecil Duchchenau dan Gartner (1990) menemukan
wirausaha-wirausaha yang sukses merupakan seorang yang bekerja ekstra waktu,
komunikator yang baik, ambisuis dalam mencapai tujuan dan memiliki visi yang jelas.
Manajemen dari suatu perusahaan memiliki peran yang penting dalam menentukan
strategui perusahaan. Manajemen yang efektif merupakan faktor penting untuk mencapai
kesuksesan usaha UKM. (Gosh dan Kwan, 1996; Yusuf, 1995). Perusahaan yang memiliki
keterampilan dan kompetensi manajemen dalam berbagai fungsi secara signifikan memiliki
kecenderungan bertahan lebih lama (Westhead et al, 1995). Wiklund (1998) menemukan
perusahaan dengan kinerja yang baik memiliki manajemen lebih baik dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak. selain itu ketersediaan karyawan yang terampil juga menjadi faktor
kesuksesan usaha. Mempertahalan karyawan yang loyal menjadi sangat penting bagi
perusahaan (Foley dan Green, 1989).
Dalam suatu studi pada perusahaan manufaktur yang dilakukan oleh Wijewardena dan
Cooray (1996) menemukan faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan usaha adalah
memiliki produk yang berkualitas. Lehtonen (1997) menemukan hal yang mempengaruhi
kesuksesan adalah kemampuan perusahaan menciptakan produk yang memiliki tambahan
nilai (value added) terhadap konsumen. Keseimbangan kualitas produk dengan harga menjadi
hal yang penting untuk diperhatikan perusahaan
Memiliki hubungan yang baik dengan konsumen merupakan faktor yang berkontribusi
penting adalah kesuksesan UKM (Ghosh & Kwan, 1996; Taylor, 1997, Wijewardena &
Cooray, 1996). Taylor (1997) Dalam penelitian terhadap pertumbuhan usaha kecil menengah
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
menekankan perusahaan sukses jika dapat mempertahankan pasar yang potensial bagi produk
mereka. Foley and Green (1989) menekankan perusahaan perlu mengetahui dan mengerti
kebutuhan pasar untuk mencapai kesuksesan. Faktor pemasaran juga berkontribusi penting
bagi perusahaan. Penelitian Pelham (2000) menemukan bahwa orientasi pasar memiliki
hubungan yang kuat dengan pengukuran sebuah kinerja.
Beberapa studi menujukkan adanya kerja sama (cooperation) antar perusahaan
menjadi penting bagi usaha kecil menengah, karena berkontribusi untuk mengembangkan
reputasi perusahaan pada pasar yang diinginkan. Bahkan kerja sama dapat membantu
perusahaan kecil dan menengah untuk mendapatkan posisi yang strategis, fokus kepada bisnis
inti, mengurangi biaya tranksaksi, mempelajari keterampilan dan teknologi baru (Hitt dan
Ireland, 2000). Penggunaan penasehat eksternal dalam menyediakan informasi mengenai
konsumen dan suppliers juga merupakan fakkor penting kesuksesan. Wirausaha dalam
perusahaan yang sukses menghabiskan waktu lebih lama berkomunikasi dengan patner bisnis,
konsumen, dan karyawannya (Duchesnau dan Gartner, 1990; Halborg et al, 1997).
Penelitian yang dilakukan Gadenne (1998) menyatakan UKM secara umum cenderung
sukses jika memiliki sumber pendanaan yang cukup. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari
keuntungan dan arus kas dari operasi. Perusahaan kecil menengah seharusnya memiliki data
keuangan yang lengkap dan tersusun rapi sehingga data ini dapat dipakai sebagai kunci dalam
membuat keputusan (Storey, 1994).
Baker et al (1993) menemukan bahwa UKM yang memiliki pertumbuhan yang cepat
melakukan perencanaan strategi dalam kegiatan mereka sehari-hari. Foley dan Green (1989)
menyatakan wirausaha penting untuk untuk memiliki perencanaan bisnis yang jelas dan
melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan Miller
dan Cardinal (1994) menemukan perencanaan strategi berhubungan postif dengan kinerja
perusahaan dan perusahaan yang sudah mendefinisikan strategi memiliki kinerja lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak.
Lingkungan eksternal merupakan faktor fisik dan sosial yang terjadi diluar perusahaan
yang relevan dengan proses pengambilan keputusan wirausaha atau pemilik UKM. Suksesnya
organisasi bergantung pada hubungan dengan lingkungannya. Porter (1980) menggambarkan
lingkungan eksternal adalah seperti pemasok, pelanggan, pesaing, dan peraturan pemerintah
dimana perusahaan memiliki sedikit kontrol. Dalam penelitian sebelumnya menemukan
bahwa Perusahaan yang secara langsung berkompetisi dengan banyak perusahaan lainnya
secara signifikan cenderung dapat bertahan (Westhead et al, 1995) Menurut Yusuf (1995)
kepuasan wirausaha terhadap dukungan Pemerintah atas UKM berpengaruh terhadap
kesuksesan UKM.
3. M ETOLOGI PENELI TI AN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian konklusifdeskriptif. Penelitian ini bersifat kuantitatif dalam melakukan analisis data. Metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan menggunakan
beberapa teknik pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling.
Populasi yang digunakan adalah pemilik dan pengelola UKM yang beroperasi di DKI Jakarta
Dalam penelitian ini, sampel dari populasi yang diambil adalah pemilik dan pengelola UKM
di DKI Jakarta yang memenuhi syarat. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 99 respondek. Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebar akan diisi sendiri oleh
responden (self-administered quetionnaire). Format pertanyaan kuesioner tiga yaitu multiplechoice questions, dichotomous questions dan scaled response question dengan model
/LNHUW¶V6FDOH dengan skala lima yang bergerak dari angka 1 (satu) sampai 5 (lima).
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
Sebelum kuesioner disebarkan ke responden, dilakukan pre-test terhadap kuesioner, yaitu
dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 responden. Penelitian menggunakan software IBM
SPSS Statistic 19 untuk uji validitas dan reliabilitas. Kemudian pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan metode aanalisis faktor yang dilanjutkan dengan analisis regresi.
Penelitian ini memiliki hipotesis penelitian sebagai berikut
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
: Entrepreneur characteristics berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha
UKM di DKI Jakarta.
: Management and know-how berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha
UKM di DKI Jakarta.
: Products and services berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di
DKI Jakarta.
: Customer and market berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di
DKI Jakarta.
: The way of doing business and cooperation berpengaruh secara positif terhadap
kesuksesan usaha UKM di DKI Jakarta.
: Resource and finance berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di
DKI Jakarta.
: Strategy berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di DKI Jakarta.
: External environment berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di
DKI Jakarta.
H1
Entrepreneur characteristics Management know how
H2
Product and services
H3
Customrs and market
H4
The way of doing business &
cooperation
Kesuksesan usaha UKM H5
H6
Resources and finance
H7
Strategy
H8
External environment
Sumber: Hasil olahan Peneliti dari Chuthamas Chitithaworm, MD.Aminul Islam, Thiyada Keawchana, dan
Dayang Hasliza Muh. Yusuf (2011).
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
4. ANALI SI S
Melalui penyebaran kuesioner terkumpul data primer yang layak digunakan untuk
penelitian lebih lanjut sebanyak 99 data dari 100 data yang berhasil diperoleh peneliti.
Alasan tidak dipergunakannya 1 data tersebut karena responden pada tahap screening
question tidak menjawab atau melewatkan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner
Data demografi atas keseluruhan responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Demografik Responden
Karakteristik
Jenis usaha
Kategori
Makanan dan minuman
Kerajinan tangan
Garment
Peralatan Rumah tangga
Jasa
UKM berdasarkan aset
50-350 juta
351-550 juta
551- 1Miliar
1,1-1,5 Miliar
1,51-2 Miliar
>2 Miliar
300-1 Miliar
1,1-1,8 Miliar
1,81-2,5 Miliar
2,51-3,2 Miliar
3,21-4 Miliar
>4 Miliar
Laki ± laki
Perempuan
< 20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
>50 tahun
SMP
SMA
Diploma
S1
S2
S3
<2 tahun
2-5 tahun
6-10 tahun
11-20 tahun
>20 tahun
<5 tahun
5-10 tahun
11-15 tahun
16-20 tahun
UKM berdasarkan omzet
Jenis kelamin
Usia responden
Pendidikan
Pengalaman kerja
Lama usaha
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
Frekuensi (N=99)
26
13
8
20
32
24
35
13
18
8
1
25
21
35
10
6
2
65
34
0
20
33
34
12
14
36
23
25
1
0
13
31
32
16
7
21
38
25
11
Jumlah karyawan
>20 tahun
1-20 orang
21-40 orang
41-60 orang
61-80 orang
>80 orang
5
63
28
7
1
0
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2012
Sebelum dilakukan analisis regresi dilakukan analisis faktor adalah sekelompok
prosedur yang digunakan untuk mengurangi atau meringkas data. Pada peneltiian ini analisis
faktor digunakan untuk mereduksi indikator. Dengan tabel component matrix dapat dilihat
berapa jumlah faktor yang terbentuk untuk setiap variabel. Hasil output component matrix
dari SPSS pada setiap variabel yaitu entrepreneur characteristics, management and knowhow, products and services, customers and markets, the way of doing business and
cooperation, resource and finance, strategy, external environment, dan kesuksesan usaha
setelah dilakukan data reduction membentuk 1 component artinya seluruh indikator yang
dipakai untuk mengukur seluruh variabel sudah valid dan hanya menjelaskan satu buah faktor
dalam setiap variabel. Selanjutnya dengan menggunakan indikator-indikator yang valid akan
dibentuk factor scores yang merupakan nilai variabel laten yang akan digunakan untuk
analisis regresi linier berganda
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengevaluasi setiap kontruk pertanyaan dan layout
kuesioner untuk memastikan bahwa semua bagian kuesioner dapat dipahami. Nilai
Cronbach¶Alpha yang kurang atau sama dengan 0.6 mengindikasikan bahwa konsistensi
internal reliabilitasnya kurang memuaskan. Dari data yang telah diolah menunjukkan bahwa
seluruh nilai koefisien Cronbach¶s Alpha pada setiap indikator variabel memiliki nilai lebih
besar dari 0.6. dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner sudah reliable.
Analisis regresi berganda digunakan untuk menentukan apakah 8 variabel independen
yaitu entrepreneur characteristics, management and know-how, products and services,
customers and markets, the way of doing business and cooperation, resource and finance,
strategy, and the external environment memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel
kesuksesan usaha (business success). Dari hasil data yang diolah dapat didapatkan beberapa
variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap kesuksesan usaha UKM usaha antara
lain entrepreneur characteristics, product and services, custmers and markets, the way of
doing business and cooperation, dan resource and finance yang memiliki nilai sig < 0.05.
Sedangkan tiga variable yaitu variabel management and know-how, customer and markets,
dan strategy memiliki nilai sig > 0.05. Hal ini berarti ketiga variabel tersebut tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pada variabel kesuksesan usaha.
Untuk menguji autokorelasi peneliti menggunakan uji Durbin Watson (DW). Durbin
Watson tabel berasal dari k yaitu jumlah independen variabel yaitu 8 dan n adalah jumlah
sampel yaitu 99. Statistik d dalam perhitungan SPSS diperoleh nilai dari hasil output SPSS
didapatkan hasil d = 1. 858 dimana nilai d berada pada DWU < d < (2-DWU) sehingga dapat
dikatakan tidak ada autokorelasi. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
seluruh variable berada dibawah 10 maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tidak
terdapat problem multikolinieritas.
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
5. PEM BAHASAN
Tabel 5.1 Hasil Analisis Regresi Berganda
Koefisien
Variabel I ndependen
Nilai T
Sig.t
Regresi
Konstanta
.867
.272
3.190
.144
Entrepreneur Characteristics
2.040 .022**
.010
.445
Management and Know -How
.140
.199
Products and Services
2.334 .011**
.032
.359
Customer and Market
.360
The way of Doing Business and
.168
.010**
Cooperation
2.351
.150
Resource and Finance
2.697 .003**
.016
.428
Stratey
.182
.145
External Environment
1.884 0.018**
R Square
67.1 %
Durbin Watson
1.858
F
22.498
Sig F
0.000
** significant Į
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi 0.022. Hal ini berarti hipotesis dapat
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa entrepreneur characteristics secara positif
mempengaruhi kesuksesan usaha UKM. Hal ini dapat dijelaskan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Duchchenau dan Gartner (1990) yang menemukan wirausaha-wirausaha yang
sukses merupakan seorang yang bekerja ekstra waktu, komunikator yang baik, ambisius
dalam menacapai tujuan dan memiliki visi yang jelas. Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf
(1995) menyatakaan karakteristik wirausaha terdiri dari kualitas kepibadian, traits (ciri-ciri)
seperti kepecayaan diri dan ketekunan, semua hal ini mempengaruhi kesuksesan perusahaan.
Selain itu MD.Aminul.Islam et al., (2011) menyatakan bahwa karakter wirausaha
berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha. Peran pemilik UKM di Jakarta
memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan usaha mereka. Sejalan
dengan teori Karakteristik UKM di Indonesia adalah tidak adanya pemisahan tegas pemilik
dan pengelola usaha (Afiah Nur, 2009), sehingga karakteristik pemilik atau wirausaha
menjadi sangat vital dalam mengelola suatu usaha dan menjadi faktor yang mempengaruhi
kesuksesan usaha UKM.
Dari pengujian diperoleh nilai signifikansi 0.813. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis ini tidak diterima, sehingga management and know-how tidak mempengaruhi secara
positif kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Interpretasi dari hasil ini adalah, dalam konteks
UKM di Jakarta bahwa masih banyak UKM yang tidak menerapkan fungsi manajerial secara
optimal, namun UKM tersebut dapat bertahan dan berkembang. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Chuthamas Chittithaworn et al, 2011) yang dilakukan pada UKM di
Thailand bahwa faktor management and know-how tidak mempengaruhi kesuksesan usaha.
Menurut Tambunan (2009) dalam bidang pemasaran, UKM pada umumnya tidak punya
sumber-sumber daya untuk mencari dan mengembangkan pasar mereka sendiri. Sebaliknya
usaha kecil mengandalkan pada mitra dagang mereka misalnya pedagang keliling untuk
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
memasarkan produk mereka atau tergantung pada konsumen yang datang lansgung ke tempattempat usaha mereka. Sebagian besar UKM, sama sekali tidak menerapkan sistem organisasi
dan manajemen yang umum diterapkan di dalam dunia bisnis modern. Banyak usaha kecil
dimana pemilik (wirausaha) mengerjakan semua kegiatan: produksi, pengadaan bahan baku,
pemasaran, dan administrasi (Tambunan, 2010).
Dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi .042. Sehingga hipotesis ini dapat
diterima. Product and services secara positf mempengaruhi kesuksesan usaha UKM. Hal ini
dapat dijelaskan oleh penelitian yang dilakukan oleh Wijewardena dan Cooray (1996)
menemukan faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan bisnis adalah memiliki produk
(barang/jasa) yang berkualitas. Kualitas produk merupakan kesesuaian produk dengan
spesifikasi atau standar yang ditetapkan pelanggan, dalam hal ini adalah harapan konsumen.
Semakin tinggi kesesuaian dengan spesifikasi maka berarti semakin tinggi kualitas produk
atau jasa tersebut. Maka kepuasan pelanggan akan semakin tinggi pula. Kepuasan pelanggan
yang tinggi akan berdampak pada retensi pelanggan, yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesuksesan perusahaan (Philips, Chang & Buzzel, 1983) dalam Sri Hartini (2004). Pada UKM
di Jakarta terutama yang berjenis usaha makanan-minuman dan jasa, pengembangan produk
terus-menerus dilakukan dalam hal menciptakan produk unik dan inovatif agar dapat
bersaing dengan kompetitor-kompetitornya. Kualitas produk yang tinggi akan meningkatkan
keunggulan bersaing perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada kesuksesan usaha.
Dari hasil pengujian diperoleh niai signifikansi 0.719. Hal ini menunjukkan hipotesis
tidak dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa customer and market tidak
berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Menurut data yang
diperoleh mayoritas UKM memang memiliki hubungan yang baik dengan konsumen mereka
dan memiliki peningkatan konsumen. Namun dalam kuesioner terdapat indikator yang
mengukur kemampuan UKM dalam meliihat potensi pasar dan memasuki pasar baru.
Kemampuan inilah yang belum dimiliki oleh mayoritas UKM di Jakarta. Survey yang
dilakukan oleh Bank Indonesia menemukan bahwa pelaku UKM lebih piawai
mengembangkan produk daripada mengembangkan pasar. Akses informasi pasar yang
strategis kurang akurat dan obyektif, sehingga adanya kecenderungan UKM menggunakan
informasi untuk pengambilan keputusan semakin jarang dilakukan. Hal inilah yang
menyebabkan pemilik UKM di Jakarta memiliki persepsi bahwa mereka sudah meraih
kesuksesan usaha dengan konsumen dan pasar yang sudah ada sebelumnya dan tidak
menjadikan informasi pasar sebagai pengetahuan untuk dijadikan referensi dalam
pengambilan keputusan usaha mereka.
Dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi .034. Hal ini berarti hipotesis dapat
diterima. Sehingga dapat disimpulkan the way of doing business and cooperation
mempengaruhi kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Hal ini dapat dijelaskan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Hitt dan Ireland (2000) adanya kerja (cooperation) sama antar
perusahaan menjadi penting bagi usaha kecil menengah, karena berkontribusi untuk
mengembangkan reputasi perusahaan pada pasar yang diinginkan. Bahkan kerja sama dapat
membantu perusahaan kecil dan menengah untuk mendapatkan posisi yang strategis,
mengurangi biaya tranksaksi, mempelajari keterampilan, dan teknologi baru. Duchesnau and
Gartner (1990) menemukan wirausaha pada UKM yang sukses memberikan waktu lebih
untuk berkomunikasi dengan relasi, pelanggan, supplier, dan pegawainya. Kerjasama antar
UKM di Jakarta sangat penting, bentuk kerjasama yang terjalin antar pelaku usaha adalah
kerjasama dalam pengadaan bahan baku secara kolektif pengadaan bahan baku secara
kolektif, hal ini memungkinkan pelaku usaha mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang
sama dengan harga yang lebih murah.
Dari hasil pengujian, diperoleh nilai signifikansi 0.04. Hal ini berarti hipotesis dapat
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa resource and finance secara positif
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
mempengaruhi kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Pembiayaan usaha merupakan instrumen
vital yang akan menentukan kelangsungan kegiatan usaha UKM. Menurut studi yang
dilakukan Gadenne (1998) faktor kesuksesan UKM berasal dari pengaruh keuangan, UKM
secara umum cenderung lebih sukses jika mereka memiliki sumber keuangan yang cukup.
Studi empiris membuktikan bahwa kurangnya akses permodalan dan sistem keuangan yang
tidak baik menghalangi inovasi dan kesuksesan usaha (Marrsden,1992; Meier & Pilgrim,
1994). Dukungan Pemerintah pada UKM-UKM di Jakarta sangat mempengaruhi kesuksesan
usaha. Sebagai contoh yang terjadi beberapa bulan yang lalu yaitu pemberian fasilitas kredit
kepada pelaku usaha kecil dan menengah yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia,
Tbk. pada bulan November 2012 untuk UKM di pasar mayestik telah memperkuat bisnis para
pelaku usaha di pasar mayestik. Dukungan kepada pelaku usaha UKM ini direalisasikan
melalui program kredit khusus yang meringankan. Pertama jaminan cukup menggunakan
Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha. Kedua, biaya propisi ringan yaitu 0.5 %. Ketiga,
biaya administrasi ringan yang ditetapkan hanya Rp. 100,000. (tribunnews.com, 2012).
Namun harus diakui bahwa pemberian fasilitas kredit terhadap UKM di Jakarta belum merata
dan masih banyak UKM yang mengeluh menerima suku bunga yang tinggi dan proses yang
lama untuk mendapatkan modal usaha dari bank-bank yang telah ditunjuk pemerintah.
Berdasarkan nilai signifikasnsi yaitu 0.916. Hal ini menunjukkan bahwa startegi tidak
berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Penelitian yang
dilakukan oleh Chuttamas Chittiwaworn et al (2011) menemukan bahwa startegi tidak
mempengaruhi kesuksesan usaha UKM di Thailand. Dalam konteks UKM yang berada di
DKI Jakarta, mayoritas UKM tidak memiliki strategi dalam menjalankan usahanya.
Keterampilan menyusun startegi usaha kecil bentuknya sangat sedehrana. Startegi yang
dijalankan mayoritas tidak resmi atau tidak dalam bentuk dokumen resmi atau draft, hanya
berbentuk pemikiran dari pemilik atau pengelola usaha kecil dan menengah. Dalam hal
pembuatan perencanaan bisnis (business plan) banyak UKM di Jakarta tidak melakukannya.
Berdasarkan penelitian skripsi yang dilakukan oleh Reza Ariani (2011) terhadap 100 UKM di
Jakarta ditemukan bahwa hanya 37 UKM yang memiliki perencanaan bisnis tertulis,
sedangkan 63 UKM tidak memiliki perencanaan bisnis. Oleh karena itu startegi tidak
berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di DKI Jakarta.
Dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi .036. Hal ini menunjukkan bahwa
external enviroment berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha UKM di Jakarta.
Porter (1980) menggambarkan lingkungan ekternal adalah seperti pemasok, pelanggan,
pesaing, dan peraturan pemerintah dimana perusahaan memiliki sedikit kontrol. Menurut
Nama dan Slevin (1993) perusahaan yang sukses adalah yang dapat beradaptasi dengan
lingkungan eksternalnya. Lingkungan eksternal bagi UKM di DKI Jakarta sangat penting,
karena menjalin hubungan baik dengan jaringan bisnis dapat menambah pengetahuan
mengenai perkembangan bisnis yang terjadi pada saat ini. Adanya persaingan yang ketat
dengan sesama pelaku bisnis meningkatkan kesadaran agar menjaga hubungan yang baik
dengan jaringan bisnis seperti pemasok, pelanggan, dan distributor. Dukungan pemerintah
pada UKM juga memiliki peran penting untuk mencapai kesuksesan usaha. Seperti
kemudahan dalam memperoleh perizinan usaha sebagai alat bukti dari usaha yang didirikan.
Hal ini bertujuan supaya dikemudian hari tidak terjadi masalah yang menganggu
perkembangan usaha. Legalitas sangat penting bagi UKM karena merupakan persyaratan bagi
UKM untuk dapat bankable. Seiring dengan berkembangnya teknologi, UKM di Jakarta
memilih dan mulai beradaptasi dengan menggunakan social network sebagai bantuan untuk
mendapatkan akses informasi dalam mencari sumber daya yang dibutuhkan, mengurangi
biaya transaksi dan komunikasi.
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
6. KESI M PULAN
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh
Chittithaworn, Islam, Keawchana, Yusuf (2011). Dalam penelitian yang mereka lakukan,
diteliti delapan faktor yang mempengaruhi kesuksesan usaha yaitu entrepreneur
characteristics, management know-how, products and services, customer and market, the way
of doing business and cooperation, resource and finance, strategy, and external environment.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan faktor-faktor tersebut sebagai alat untuk
mengevaluasi kesuksesan usaha UKM di Jakarta, dengan melibatkan pemilik atau pengelola
UKM sebagai responden.
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan:
1. Entrepreneur characteristics memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Hal ini menunjukkan hasil yang konsisten dengan
penelitian sebelumnya. (Chutamas Chittithaworn et al, 2011). Peran pemilik UKM di
Jakarta memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan usaha
mereka. Sejalan dengan teori Karakteristik UKM di Indonesia adalah tidak adanya
pemisahan tegas pemilik dan pengelola usaha (Afiah Nur, 2009), sehingga
karakteristik pemilik atau wirausaha menjadi sangat vital dalam mengolola suatu
usaha dan menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan usaha UKM
2. Management and know-how tidak berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan
usaha di DKI Jakarta. Masih banyak UKM yang tidak menerapkan fungsi manajerial
secara optimal, namun tetap UKM tersebut dapat bertahan dan berkembang. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Chuthamas Chittithaworn et al, 2011) yang
dilakukan pada UKM di Thailand bahwa faktor management and know-how tidak
mempengaruhi kesuksesan usaha. Menurut Tambunan (2009) dalam bidang
manajemen pemasaran, UKM pada umumnya tidak punya sumber-sumber daya untuk
mencari dan mengembangkan pasar mereka sendiri. Sebaliknya UKM mengandalkan
pada mitra dagang mereka misalnya pedagang keliling untuk memasarkan produk
mereka atau tergantung pada konsumen yang datang langung ke tempat kios atau toko
mereka.
3. Product and services memilki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Berbeda penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Chutthamas Chittithaworn et al (2011) yang menyatakan products and services
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan usaha. Kepuasan
pelanggan yang tinggi akan berdampak pada retensi pelanggan, yang pada akhirnya
akan meningkatkan kesuksesan perusahaan. Pada UKM di Jakarta terutama yang
berjenis usaha makanan-minuman dan jasa, pengembangan produk terus-menerus
dilakukan dalam hal menciptakan produk unik dan inovatif agar dapat bersaing
dengan kompetitor-kompetitornya. Kualitas produk yang tinggi akan meningkatkan
keunggulan bersaing perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada kesuksesan
usaha.
4. Customer and market tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kesuksesan usaha pada UKM di Jakarta. Menurut data yang diperoleh mayoritas UKM
memang memiliki hubungan yang baik dengan konsumen mereka dan memiliki
peningkatan konsumen. Namun dalam kuesioner terdapat indikator yang mengukur
kemampuan UKM dalam meliihat potensi pasar dan memasuki pasar baru.
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
Kemampuan inilah yang belum dimiliki oleh mayoritas UKM di Jakarta. Survey yang
dilakukan oleh Bank Indonesia menemukan bahwa pelaku UKM lebih piawai
mengembangkan produk daripada mengembangkan pasar. Akses informasi pasar yang
strategis kurang akurat dan obyektif, sehingga adanya kecenderungan UKM
menggunakan informasi untuk pengambilan keputusan semakin jarang dilakukan. Hal
inilah yang menyebabkan pemilik UKM di Jakarta memiliki persepsi bahwa mereka
sudah meraih kesuksesan usaha dengan konsumen dan pasar yang sudah ada
sebelumnya dan tidak menjadikan informasi pasar sebagai pengetahuan untuk
dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan usaha mereka.
5. The way of doing business and cooperation memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Hal ini dapat dijelaskan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Hitt dan Ireland (2000) adanya kerja sama antar
perusahaan menjadi penting bagi usaha kecil menengah, karena berkontribusi untuk
mengembangkan reputasi perusahaan pada pasar yang diinginkan. Kerjasama antar
UKM di Jakarta sangat penting, UKM di Jakarta sangat tergantung pada mitra
bisnisnya untuk memasarkan produk mereka. Selain itu bentuk kerjasama yang terjalin
antar pelaku usaha adalah kerjasama dalam pengadaan bahan baku secara kolektif
pengadaan bahan baku secara kolektif, hal ini memungkinkan pelaku usaha
mendalapatkan bahan baku dengan kualitas yang sama dengan harga yang lebih
murah.
6. Resource and finance memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kesuksesan usaha UKM di Jakarta. Hal ini menunjukkan hasil yang konsisten dengan
penelitian terdahulu oleh Chittithaworn et al (2011) di Thailand. Pembiayaan usaha
merupakan instrumen vital yang akan menentukan kelangsungan kegiatan usaha
UKM. Menurut studi yang dilakukan Gadenne (1998) faktor kesuksesan UKM berasal
dari pengaruh keuangan, UKM secara umum cenderung lebih sukses jika mereka
memiliki sumber keuangan yang cukup. Dukungan Pemerintah pada usaha-usaha kecil
di Jakarta sangat mempengaruhi kesuksesan usaha. Sebagai contoh yang terjadi
beberapa bulan yang lalu yaitu pemberian fasilitas kredit kepada pelaku usaha kecil
dan menengah yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. pada bulan
Nopember 2012 untuk UK di pasar mayestik telah memperkuat bisnis para pelaku
usaha di pasar mayestik. Dukungan kepada pelaku UKM ini direalisasikan melalui
program kredit khusus yang meringankan. Pertama jaminan cukup menggunakan
Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha. Kedua, biaya propisi ringan yaitu 0.5 %.
Ketiga, biaya administrasi ringan yang ditetapkan hanya Rp. 100,000.
(tribunnews.com, 2012).
7. Strategy tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap kesuksesan usaha UKM di
Jakarta. Dalam konteks UKM yang berada di DKI Jakarta, mayoritas UKM tidak
memiliki strategi dalam menjalankan usahanya. Keterampilan menyusun startegi
bentuknya sangat sederhana. Startegi yang dijalankan UKM mayoritas tidak resmi
(dokumen resmi), hanya berbentuk pemikiran dari pemilik atau pengelola UKM.
Dalam hal pembuatan perencanaan bisnis (business plan) banyak UKM di Jakarta
tidak melakukannya. Berdasarkan penelitian skripsi yang dilakukan oleh Reza Ariani
(2011) terhadap 100 UKM di Jakarta ditemukan bahwa hanya 37 UKM yang memiliki
perencanaan bisnis tertulis, sedangkan 63 UKM tidak memiliki perencanaan bisnis.
Oleh karena itu Startegi tidak berpengaruh secara positif terhadap kesuksesan usaha
UKM di DKI Jakarta.
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
8. External environment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kesuksesan usaha UKM di Jakarta, sesuai dengan penelitian Chittiwaworn et al
(2011). Menjalin hubungan baik dengan jaringan bisnis dapat menambah pengetahuan
mengenai perkembangan bisnis yang terjadi pada saat ini. Adanya persaingan yang
ketat dengan sesama pelaku bisnis membuat pemilik usaha kecil menyadari jaringan
bisnis seperti pemasok, pelanggan, dan distributor perlu untuk dijaga. Dukungan
pemerintah pada UKM juga memiliki peran penting untuk mencapai kesuksesan
usaha. Seperti kemudahan dalam memperoleh perizinan usaha sebagai alat bukti dari
usaha yang didirikan. Hal ini bertujuan supaya dikemudian hari tidak terjadi masalah
yang menganggu perkembangan usaha. Selain itu legalitas sangat penting bagi UKM
karena merupakan persyaratan bagi UKM untuk dapat bankable. Seiring dengan
berkembangnya teknologi, UKM di Jakarta juga memilih menggunakan social
network sebagai bantuan untuk mendapatkan akses informasi dalam mencari sumber
daya yang dibutuhkan, mengurangi biaya transaksi dan komunikasi.
6.1
I mplikasi M anajerial
Dari hasil penelitian pada bab sebelumnya serta kesimpulan di atas, implikasi
manajerial yang dapat dilakukan kepada Pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta, serta
pelaku usaha UKM adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah perlu memberi perhatian kepada para pelaku usaha UKM dengan
memberikan pelatihan-pelatihan rutin. Hal ini dilakukan agar ada peningkatan
keterampilan dan pengetahuan tentang bisnis yang mereka lakukan. Dengan
kemampuan yang memadai para pelaku usaha dapat melakukan pengembangan
terhadap usaha mereka serta melatih karyawan mereka supaya lebih terampil.
2. Memberikan UKM bantuan dana yang dapat menjangkau semua UKM sehingga
dapat mengembangkan usaha mereka dan bersaing. Bantuan kredit dengan bunga
serta jaminan yang ringan.
3. Pemerintah pusat dan daerah perlu mempermudah prosedur perizinan usaha
artinya tidak banyak birokrasi, biaya transparan, mengatasi banyaknya pungutanpungutan liar, serta proses tepat waktu.
4. Dibentuknya organisasi atau wadah yang menaungi pelaku usaha yang
memungkinkan pelaku usaha bertukar informasi, saling membantu, serta
mempermudah UKM untuk memasarkan produk mereka.
5. Bagi pelaku usaha UKM diharapkan memiliki sikap mental positif sebagai syarat
utama untuk berpikir kreatif, bekerja secara inovatif, dan berani mengambil risiko.
Meningkatkan peran kewirausahaan dalam menjalankan usahanya.
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
BUKU
Aldrich, H., & Zimmer, C. (1986). Entrepreneurship through social network. In D. L. Sexton
& R. W. Smilo (Eds.), The Art and Science of Entrepreneurship (pp. 3-25). Cambridge:
Ballinger Publishing.
Hair, Joseph, F. Jr. (2006). Multivariate Data Analysis (6th ed.). New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Santoso, Singgih. (2001). Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS .
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Rambat, L.2007. Entrepreneur: From Mindset to Strategy. Jakata. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Edisi 3.
Tambunan, Tulus.T.H.2010. UMKM di Indonesia. Jakarta. Ghalia Indonesia.
JURNAL
Baker, W. & H. Addams & B. Davis (1993). Business planning in successful small firms.
Long Range Planning 26 (6), 82-88.
Bracker, J. & J. Pearson. (1986). Planning and financial performance of small, mature firms.
Strategic Management Journal, 7 (6), 503-522.
Chaganti, R. & R. Chaganti. (1983). A profile of profitable and not-so-profitable small
businesses. Journal of Small Business Management, 21 (3), 43-51.
Chittithaworn, Chuthamas., Islam, Aminul. Md., Keawchana, Thiyada., Hasliza, Dayang.
(2011). Factors Affecting Business Success of Small Medium Enterprises (SMEs) in
Thailand. Asian Social Science
Duchesneau, D. & W. Gartner. (1990). A profile of new venture success and failure in an
emerging industry.Journal of Business Venturing, 5 (5), 297-312.
Foley, P. & H. Green (eds.) (1989). Small business success. London: Chapman.
Gadenne, D. (1998). Critical success factors for small business: an inter-industry comparison.
International Small Business Journal, 17 (1), 36-56.
Glancey, K., Greig, M. & Pettigrew, M. (1998). Entrepreneurial Dynamics in Small Business
Service Firms.International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research, Vol. 4, No. 3,
p.249±268.
Halborg, A. & D. McPhie & D. Storey. (1997). Marketing success in fast growth SMEs.
University of Warwick.Centre for Small and Medium Sized Enterprises.
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
Hitt, M. & D. Ireland. (2000). The intersection of entrepreneurship and strategic management
research, in Handbook of entrepreneurship, D. Sexton & H. Landström (eds.), 45-63. Oxford:
Blackwell.
Kim J S & Arnold P. (1996). Operationalizing Manufacturing Strategy. International Journal
of Operations and Production Management, No. 12, p.45-73.
.ROYHUHLG/³3UHGLFWLRQRI(PSOR\PHQW6WDWXV&KRLFH,QWHQWLRQV´(QWUHSUHQHXUVKLS
Theory and Practice, Vol 20, No. 3, pp 45-57
Kristiansen, S. (2002). Competition and Knowledge in Javanese Rural Business. Singapore
Journal of Tropical Geography, 23(1), p.52-70.
Kristiansen, S. (2003). Linkages and Rural Non-Farm Employment Creation: Changing
Challenges and Policies in Indonesia. Rome.
Kristiansen, S., & Indarti, N. (2004). Entrepreneurial Intention among Indonesian and
Norwegian Students.Journal of Enterprising Culture, 12(1).
Kristiansen, S., Furuholt, B., & Wahid, F. (2003). Internet cafe entrepreneurs: pioneers in
information dissemination in Indonesia. The International Journal of Entrepreneurship and
Innovation, 4(4), p.251-263.
Lumpkin, G. & G. Dess (2001). Linking two dimensions of entrepreneurial orientation to firm
performance: the moderating role of environment and industry life cycle. Journal of Business
Venturing 16 (5), 429-451.
Mazzarol, T., & Choo, S. (2003). A study of the factors influencing the operating location
decisions of small firms. Property Management, 21(2), p.190-208.
Mazzarol, T., Volery, T., Doss, N., & Thein, V. (1999). Factors influencing small business
start-ups. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research, 5(2), p.48-63.
McMahon, R. G. P. (2001). Growth and performance of manufacturing SMEs: The influence
of financial management characteristics. International Small Business Journal, 19(3), p.1028.
Md. Aminul Islam, Mohammad Aktaruzzaman Khan, Abu Zafar, M.syed Alam. (2011).
Effect of Entrepreneur and Firm Characteristics on the Business Success of Small Medium
Enterprise (SMEs) in Bangladesh. International Journal of Business and Management.
Mead, D. C., & Liedholm, C. (1998). The dynamics of micro and small enterprises in
developing countries. World Development, 26(1), p.61-74.www.ccsenet.org/ass Asian Social
Science Vol. 7, No. 5; May 2011188 ISSN 1911-2017 E-ISSN 1911-2025
Meier, R., & Pilgrim, M. (1994). Policy-Induced Constraints on Small Enterprise
Development in Asian Developing Countries. Small Enterprise Development, 5(2), p.66-78.
Michael Porter. (1985). Competitive Strategy, Techniques for Analyzing Industries and
Competitors, Free Press,New York.
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
Nurul Indarti & Marja Langenberg. (2005). A Study of Factors Affecting Business Success
among SMEs:Empirical Evidences from Indonesia.
Pelham, A. (2000). Market orientation and other potential influences on performance in small
and medium-sized manufacturing firms. Journal of Small Business Management, 38 (1), p.4867.
5HLMRQHQ+DQG.RPSSXOD5³3HUFHSWLRQRI6XFFHVVDQG,WV(IIHFWRQ6PDOO)LUP
3HUIRUPDQFH´ -RXUQDO RI 6PDOO %XVLQHVV DQG (QWHUSrise Development, Vol. 14, No. 4, pp
689-701.
Reynolds, P. L., Day, J., & Lancaster, G. (2001). Moving towards a control technique to help
small firms monitor and control key marketing parameters: a survival aid. Management
Decision, 39(2), p.113-120.
Swierczek, F. W., & Ha, T. T. (2003). Entrepreneurial orientation, uncertainty avoidance and
firm performance: an analysis of Thai and Vietnamese SMEs. International Journal of
Entrepreneurship and Innovation, 4(1), p.46-58.
Taylor, B. (1997). 6HFUHWVRIWKH¶VXSHUJURZWK¶OHDJXHLQ0DVWHULQJHQWHUSULVH, S Birley & D.
Muzyka (eds.),241-244. London: Pitman.Westhead, P. (1995). Survival and employment
growth contrasts between types of owner-managed hightechnology firms. Entrepreneurship
Theory & Practice, 20 (1), p.5-28.
:DQJ&.DQG$QJ%/³'HWHUPLQDQWVRIYHQWXUHSHUIRUPDQFHLQ6LQJDSRUH´
Journal of Small Business Management, Vol. 42, Nº 4, pp. 347-363.
Wijewardena, H. & S. Cooray. (1996). Factors contributing to the growth of small
manufacturing firms: perceptions on Japanese owner/managers. Journal of Enterprising
Culture, 4 (4), p.351-361.
Wiklund, J. & Shepherd, D. (2004). Entrepreneurial Orientation and Small Business
Performance: A Configurational Approach. Journal of Business Venturing, Vol. 20, No. 1,
p.71±91.
William G, James M, SusanM. (2005). Fundamentals of Business: Starting a Small Business.
McGraw-Hill/Irwin: New York.
WEBSI TE
http://m.tribunnews.com/2012/11/28/bni-fasilitasi-kredit-bagi-ukm-mayestik-rp-3876-miliar
http://diskumdagdki.jakarta.go.id/index.php/2012-09-23-12-22-27/7-usaha-kecil/24-usaha-kecil
http://disperindgi.jakarta.go.id/sektor-ukm-sumbang-17-persen-untuk-apbd/
Analisis faktor..., Meliza, FE UI, 2013.
Download