Tactical Decision Making (Pembuatan Keputusan

advertisement
Tactical Decision Making
(Pembuatan Keputusan Taktis)
1.
PENGERTIAN PEMBUATAN KEPUTUSAN TAKTIS
Pembuatan keputusan taktus adalah pembuatan keputusan yang didasarkan pada pemilihan
diantra beberapa alternatif dengan pertimbangan waktu yang segera dan tinjuan yang terbatas.
Pertimbangan ini cenderung bersifat jangka pendek. Sebagai contoh, suatu perusahaan sedang
mempertimbangkan untuk menghasilkan atau memproduksi suatu komponen, bukan membeli
komponen tersebut dari pemasok luar. Tujuan jangka pendek pertimbangan tersebut adalah dalam
rangka menurunkan biaya pembuatan produk. Keputusan taktis sering kali disebut tindakan
bersekala kecil (small-scale actions) untuk tujuan yang lebih besar.
Tujuan keseluruhan pembuatan keputusan strategis (strategic decision making) adalah
memilih di antara beberapa alternatif strategi, sehingga keunggulan kompetitif perusahaan dalam
jangka panjang akan dapat dicapai. Pembuatan keputusan taktis seharusnya mendukung tujuan
keseluruhan tersebut, meskipun tujuan langsungnya adalah bersifat jangka pendek (misalnya
menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi
sendiri daripada membeli komponen). Untuk menunjukkan contoh tentang perusahaan yang
membuat keputusan taktis yang sesuai dengan tujuan strategisnya, misalkan suatu hotel sedang
mengalami kesulitan karena harus menanggung beban biaya yang tinggi.
A. Model Pembuatan Keputusan Taktis
Enam langkah yang menggambarkan tentang proses pembuatan keputusan yang direkomendasi,
yaitu:
1.
Mengidentifikasi masalah;
2.
Mengidentifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang tepat atas masalah tersebut;
mengeliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak;
3.
Mengidentifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak,
relevan, serta mengeliminasi yang tidak relevan dari pertimbangan;
4.
Menjumlahkan biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif;
5.
Menilai faktor-faktor kualitatif; dan
6.
Memilih alternatif yang memberi manfaat terbesar.
Keenam langkah tersebut menjelaskan mengenai model pembuatan keputusan yang
sederhana.
PERAGA 10.1
Model Pembuatan Keputusan Taktis
Langkah 1
Mengidentifikasi masalah.
Kekurangan kapasitas gudang dan
produksi
Langkah 2
Mengidentifikasi alternatif.
1. Membangun fasilitas baru.
2. Menyewa fasilitas lebih besar.
3. Menyewa fasilitas tambahan.
4. Menyewa gudang.
5. Membeli komponen dan
mengosongkan gudang.
Langkah 3
Mengidentifikasi biaya dan
Alternatif 4:
manfaat yang berhubungan
Biaya produksi variabel= Rp345.000.000
dengan setiap alternatif.
Sewa gudang = Rp135.000.000
Alternatif 5:
Harga beli komponen = Rp460.000.000
Langkah 4
Langkah 5
Membandingkan biaya dan
Alternatif 4 = Rp480.000.000
manfaat relevan untuk setiap
Alternatif 5 = Rp460.000.000
alternatif.
Biaya diferensial = Rp 20.000.000
Menilai faktor-faktor kualitatif.
1. Kualitas pemasok eksternal.
2. Reliabilitas pemasok eksternal.
3. Stabilitas harga.
4. Hubungan ketenagakerjaan dan citra
perusahaan.
Langkah 6
Membuat keputusan.
Melanjutkan untuk memproduksi
komponen secara internal dan menyewa
gudang
Langkah I: Mengidentifikasi Masalah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang spesifik. Sebagai contoh, semua anggota tim manajemen mengakui
adanya kebutuhan ruang tambahan untuk pergudangan, perkantoran, dan produksi.
Langkah 2: Mengidentifikasi Alternatif. Langkah kedua adalah membuat daftar dan
mempertimbangkan berbagai kemungkinan solusi yang tepat. Solusi sebagai berikut:
1.
Membangun fasilitas sendiri dengan kapasitas yang cukup untuk mengatasi kebutuhan saat
ini dan yang dapat diperkirakan.
2.
Menyewa fasilitas yang lebih besar dan menyewakan fasilitas yang ada saat ini.
3.
Menyewa fasilitas tambahan yang mirip dengan fasilitas yang ada saat ini.
4.
Menyewa tambahan ruang yang akan dimanfaatkan sebagai gudang, sehingga dapat
menyediakan ruang untuk perluasan produksi.
5.
Membeli komponen dari pihak eksternal serta memanfaatkan ruang yang tersedia (yang
sebelumnya digunakan untuk memproduksi komponen tersebut).
Langkah 3: Mengidentifikasi Biaya dan Manfaat yang Berkaitan dengan Setiap Alternatif. Pada
langkah ketiga dilakukan identifikasi terhadap biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap
alternatif yang layak.
Bahan baku
Rp
130.000.000
Tenaga kerja langsung
150.000.000
Overhead variabel
65.000.000
Biaya produksi variabel total
Rp
345.000.000
Langkah 4: Membandingkan Biaya dan Manfaat yang Relevan untuk Setiap Alternatif yang
Layak. Biaya diferensial adalah sebesar Rp20.000.000 (Rp480.000.000 - Rp460.000.000) untuk
keunggulan alternatif 5.
Langkah 5: Menilai Faktor-Faktor Kualitatit Pertimbangan terhadap aspek kuantitatif (biaya dan
manfaat) yang berhubungan dengan berbagai alternatif tidak cukup untuk digunakan sebagai
dasar dalam pembuatan keputusan. Faktor-faktor kualitatif dapat secara signifikan memengaruhi
keputusan manajer.
Langkah 6: Membuat Keputusan. Segera setelah semua biaya dan manfaat yang relevan untuk
setiap alternatif selesai dinilai dan faktor-faktor kualitatif dipertimbangkan, maka dapat segera
dibuat keputusan.
B. Definisi Biaya Relevan
Biaya relevan (relevant cost) merupakan biaya masa depan (future cost) yang berbeda di
antara berbagai alternatif (differ across alternatives). Semua keputusan berhubungan dengan
masa depan. Oleh karena itu, hanya biaya masa depan yang relevan dengan pembuatan
keputusan. Untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya masa depan,
tetapi juga harus berbeda di antara berbagai alternatif. Apabila biaya masa depan jumlahnya sama
untuk berbagai alternatif, maka biaya tersebut tidak memiliki dampak terhadap pembuatan
keputusan.
Ilustrasi Biaya Relevan: contoh alternatif pembuatan keputusan untuk membuat-atau-membeli
(make-or-buy alternatWes) yang terjadi pada PT Sejahtera. Diasumsikan bahwa biaya tenaga
kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi suatu komponen adalah Rp150.000.000 per
tahun (berdasarkan volume normal). biaya tenaga kerja langsung adalah berbeda di antara kedua
alternatif (Rp 150.000.000 untuk alternatif memproduksi dan Rp0 untuk alternatif membeli)
Biaya tenaga kerja langsung terkini untuk aktivitas normal adalah sebesar Rp150.000.000. Biaya
masa lalu ini digunakan sebagai dasar untuk membuat estimasi biaya tahun berikutnya.
Ilustrasi Biaya Masa Lalu yang Tidak Relevan. PT Sejahtera menggunakan mesin untuk
memproduksi suatu komponen. Mesin tersebut dibeli 5 tahun yang lalu dan telah didepresiasi
dengan tarif sebesar Rp125.000.000 per tahun. contoh ini, diasumsikan bahwa nilai sisa mesin
adalah nol. Karena Biaya tersebut akan selalu sama pada setiap alternatif dan oleh karena itu
selalu tidak relevan. Dalam pemilihan di antara dua alternatif, biaya perolehan mesin yang
digunakan untuk memproduksi komponen serta depresiasi yang terkait bukan merupakan faktor
yang perlu dipertimbangkan.
Ilustrasi Biaya Masa Depan yang Tidak Relevan. Biaya sewa seluruh pabrik adalah sebesar
Rp340.000.000, alokasi sebesar Rp12.000.000 dari biaya tersebut. Pembayaran sewa merupakan
biaya masa depan karena sewa harus dibayar setiap tahun selama lima tahun ke depan Contoh ini
menggambarkan tentang pentingnya mengidentifikasi alokasi biaya tetap bersama. Alokasi biaya
tetap bersama dapat secara tepat diklasifikasi sebagai tidak relevan apabila setiap pilihan tidak
memengaruhi besarnya biaya. Satu-satunya yang diperlukan hanya realokasi biaya tetap bersama
tersebut kepada objek biaya atau segmen biaya yang lebih sedikit. Selanjutnya perlu dicermati
tiga contoh biaya produksi komponen untuk mengetahui hal-hal yang relevan dalam membuat
keputusan mempertahankan-atau-menghentikan (keep-or-drop decision) aktivitas produksi ang
terjadi apabila produksi dilanjutkan, tetapi tidak akan terjadi apabila produksi dihentikan.
Apabila manfaat masa depan berbeda di antara berbagai alternatif, maka manfaat tersebut
merupakan manfaat yang relevan dan harus disertakan dalam analisis.
C. Etika dalam Pembuatan Keputusan Taktis
Dalam pembuatan keputusan taktis, hal yang berhubungan dengan masalah etika dan
kemungkinan adanya pengorbanan tujuan jangka panjang untuk kepentingan manfaat jangka
pendek perlu mendapat perhatian ketika keputusan akan diimplementasikan. Biaya relevan
berguna dalam pembuatan keputusan taktis-keputusan yang memiliki pertimbangan segera atau
tujuan terbatas. Visi, misi, dan tujuan perusahaan harus selalu dikomunikasikan secara konsisten
kepada seluruh anggota organisasi perusahaan. Pelanggan akan melihat inkonsistensi tersebut
sebagai suatu bentuk pelanggaran etika. Dengan demikian, beberapa masalah etika dapat
dihindari secara sederhana dengan menggunakan akal sehat dan tidak hanya memfokuskan
semata-mata pada pertimbangan jangka pendek dan mengorbankan pertimbangan jangka
panjang.
2.
RELEVANSI, PERILAKU BIAYA, DAN MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA
AKTIVITAS
Bahwa perubahan dalam penawaran dan permintaan sumber daya aktivitas harus
dipertimbangkan ketika menilai suatu relevansi. Apabila perubahan permintaan dan penawaran
sumber daya di antara alternatif mengakibatkan terjadinya perubahan pengeluaran atau belanja
sumber daya, maka perubahan belanja sumber daya merupakan biaya relevan yang harus
dipertimbangkan dalam menilai keunggulan relatif di antara kedua alternatif. Model penggunaan
sumber daya aktivitas memiliki tiga kategori sumber daya: (1) sumber daya diperoleh karena
digunakan dan diperlukan, (2) sumber daya diperoleh di muka sebelum digunakan (untuk satu
periode atau jangka pendek), dan (3) sumber daya diperoleh di muka (untuk beberapa periode).
Setiap kategori tersebut berguna untuk mengidentifikasi biaya relevan dan oleh karena itu
memudahkan analisis biaya relevan.
A. Sumber Daya Diperoleh karena Digunakan dan Diperlukan
Beberapa sumber daya dapat dengan mudah dibeli dalam jumlah seperlunya dan pada saat
digunakan. Sebagai contoh, listrik yang digunakan untuk pemanas yang merebus buah dalam
produksi selai merupakan sumber daya yang diperoleh karena digunakan dan dibutuhkan. Jenis
pengeluaran atau belanja sumber daya ini biasanya disebut sebagai biaya variabel. Kuncinya
adalah bahwa jumlah sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan sama dengan jumlah sumber
daya yang ditawarkan. Model penggunaan sumber daya aktivitas memiliki tiga kategori sumber
daya: (1) sumber daya diperoleh karena digunakan dan diperlukan, (2) sumber daya diperoleh di
muka sebelum digunakan (untuk satu periode atau jangka pendek), dan (3) sumber daya
diperoleh di muka (untuk beberapa periode)
B. Sumber Daya Diperoleh di Muka-Satu Periode
Sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan melalui kontrak biasanya diperoleh dalam
jumlah kasar. Kategori ini sering kali menggambarkan pengeluaran atau belanja sumber daya
yang berkaitan dengan penggajian organisasi dan tenaga kerja kontrak. Pengertian implisitnya
adalah bahwa organisasi akan mempertahankan tingkat tenaga kerja meskipun mungkin terdapat
penurunan sementara atas kuantitas dari aktivitas yang digunakan. Hal ini berarti bahwa suatu
aktivitas memiliki kapasitas tidak terpakai. Perubahan pengeluaran atau belanja sumber daya
dapat terjadi dalam dua cara: (1) permintaan sumber daya melebihi penawaran (meningkatkan
belanja sumber daya), dan (2) permintaan sumber daya turun secara permanen dan penawaran
melebihi permintaan sehingga kapasitas aktivitas berkurang (penurunan belanja sumber daya).
C. Sumber Daya Diperoleh di Muka-Multiperiode
Sumber daya sering kali diperoleh di muka untuk kebutuhan produksi selama beberapa
periode sebelum tingkat kebutuhan sumber daya diketahui. Contohnya, perusahaan menyewa
atau membeli gedung. Pembelian kapasitas aktivitas multi periode sering kali dilakukan melalui
pembayaran kas di muka. Dalam kasus ini, beban tahunan mungkin diakui, tetapi tidak ada
belanja sumber daya tambahan yang diperlukan. Belanja sumber daya di muka merupakan biaya
terbenam, dengan demikian tidak akan pemah menjadi biaya relevan. Belanja sumber daya
periodik, seperti menyewa, pada dasarnya tidak tergantung pada penggunaan sumber daya.
Bahkan apabila pengurangan permanen atas penggunaan aktivitas terjadi, akan sulit untuk
mengurangi belanja sumber daya karna adanya berbagai komitmen kontraktual formal
PERAGA 10.2
Model pengunaan Sumber daya Aktivitas an penilaiaan Relavansi
Hubungan permintaan dan
Kategori Sumber Daya
penawaran
Diperoleh karena
digunakan dan
diperlukan
Diperoleh dimuka (satu
periodem atau jangka
pendek)
Penawaran= permintaan
1. Permintaan berubah
2. Permintaan konstan
Penawaran - permintaan = kapiasitas
tidak terpakai
1.
2.
3.
Diperoleh dimuka
(multiperiode)
relavansi
Peningkatan permintaan < kapasitas
tidak terpakai
Peningkatan permintaan >
kapasitass tidak terpakai
Penurunan permintaan (permanen)
a. Penurunan kapasitas aktivitas
b. Tidak ada perubahan kapasitas
aktivitas
Penawaran - permintaan = kapasitas
tidak terpakai
1. Peningkatan permintaan < kapasitas
tidak terpakai
2. Penurunan permintaan (pemanen)
3. Peningkatan permintaan > kapasitas
tidak terpakai
1.
2.
Relavan
Tidak relevan
1.
2.
Tidak relevan
Relevan
a.
b.
Relevan
Tidak relevan
1.
2.
3.
Tidak relevan
Relevan
Keputusan
modal
3.
APLIKASI BIAYA RELEVAN
Penentuan biaya relevan sangat bermanfaat dalam memecahkan berbagai jenis permasalahan.
Secara tradisional, penerapan biaya relevan meliputi keputusan untuk membuat atau membeli
suatu komponen.
 Keputusan Membuat atau Membeli
Manajer seringkali diharapkan dengan keputusan apakah harus membuat atau membeli
komponen-kmponen yang digunakan dalam suatu proses produksi. Manajemen seharusnya secara
periodik perlu mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan dengan aktivitas produksi.
Evaluasi secara periodik bukan merupakan satu-satunya sumber dalam pembuatan keputusan
membuat atau membeli (make or-buy decision).
Permasalahan dan alternatif yang layak dipertimbangkan perlu diidentifikasi. Apabila kisaran
waktu untuk pembuatan keputusan hanya satu periode, maka tidak perlu memperhatikan elemen
biaya yang terjadi berulang secara periodik. Penentuan biaya relevan sangat berguna untuk
membuat analisis jangka pendek. Secara sederhana perusahaan hanya perlu mengidentifikasi
biaya- biaya yang relevan saja, kemudian menjumlahkan dan pada akhrinya menetapkan pilihan
(dengan asumsi tidak ada maslah kualitatif) proses mengindentifikasi biaya.
 Keputusan Mempertahankan atau Menghentikan
Seorang manajer seringkali harus membuat keputusan apakah suatu segmen, seperti produk,
harus dipertahanakan atau dihentikan. Laporan segmen yang disusun atas dasar variabel costing
menyediakan informasi yang berharga untuk membuat keputusan mempertahankan atau
mengentikan
Peningkatan profitabilitas lini produk melalui pengematan biaya juga tidak layak dilakukan.
 Mempertahnkan atau Menghentikan dengan Berbagai Dampak Komplementer
 Mempertahankan Atau Menghentikan Dengan Penggunaan Alternatif Fasilitas
Para manajer sering kali tidak memiliki seluruh informasi yang diperlukan untik membuat
keputusan terbaik. Manajer mendapat manfaat dari pengumpulan seluruh informasi yang tersedia
sebelum membuat keputusan akhir. Manajer dapat mengambil manfaat dari input- input yang
diberikan orang lain yang memahami masalah tersebut. Dengan melukan hal ini sejumlah
informasi dan solusi yang layak dapat dikembangkan. Hasilnya adalah pembuatan keputusan
yang lebih baik.
 Keputusan pesanan- khusus
Dibeberapa negara yang telah memiliki undang-undang tetang diskriminasi harga mensyaratkan
bahwa perusahaan harus menjual produk yang identik dengan harga sama kepada pelanggan yang
berbeda dipasar yang sama. Keputusan pesanan memfokuskan pada pertanyaan apakah pesanan
harga khusunya ketika perusahaan harus diterima atau ditolak. Pesanan seperti ini seringkali
menarik, khususnya ketika perusahaan beroprasi dibawah kapasitass produksi maksimum.
 Keptusan untuk Menjual atau Memproses Lebih Lanjut
Produk bersama memiliki proses produksi dan biaya produksi yang sama sampai titik pisah
tersebut, proses produksi dan biaya produksi sudah mulai dapat dibedakan. Produk bersama
seringkali dijual pada titik pisah. Namun kadang kala akan lebih menguntungkan bagi perusahaan
untuk memproses lebih lanjut suatu produk bersama setelah titik pisah.
4.
KEPUTUSAN BAURAN PRODUK
Banyak perusahaan memiliki keleluasaan dalam memilih bauran produk mereka karena
keputusan bauran produk
dapat berdampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
setiap alternatif bauran produk menghasilkan bauran tingkat laba yang berbeda. Seorang manajer
harus memilih alternatif yang akan memaksimalkan laba total.
 Sumber Daya Dengan Satu Batasan
 Sumber Daya dengan Banyak Batasan
Sumber Daya dengan satu batasan adalah tidak realistis. Semua organisasi akan
mengahadapi berbagai batasan. Misalnya: keterbatasan bahan baku, keterbatasan input
tenaga kerja, keterbatasan permintaan setiap produk, dan seterusnya. Solusi terhadap maslaah
produk dengan banyak batasan jauh lebih rumit dan memerlukan penggunaan teknik
matematika khusus yang dikenal sebagai pemograman linier (linier programming)
Pemrograman linier adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari solusi optimal
diantara berbagai
solusi
yang layak dipertimbangkan.
Teori
pemorgaman
linier
memungkinkan diabaikan berbagai solusi. Pada kenyataan, meskipun terdapat sejumlah
solusi. Pada kenyataannya meskipun terdapat sejumlah solusi yang akan dieliminasi, akan
tetapi pada akhirnya akan dihasilkan solusi tertentu paling tepat.
5.
PENETAPAN HARGA
Salah satu keputusan paling sulit yang dihadapi oleh perusahaan adalah menegenai penetapan
harga. Bagian ini Bagian ini akan menjelaskan dampak biaya terhadap harga dan peran akuntan
dalam pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan harga.
 Penetapan Harga Berbasis Biaya
Permintaan adalah salah satu sisi dari persamaan penetapan harga, sedangkan penawaran
adalah sisi lainnya. Oleh karena pendapatan harus dapat menutup biaya perusahaan untuk
menghasilkan laba, maka banyak perusahaan menetapkan biaya terlebih dulu dalam rangka
menetapkan harga. Perusahaan menghitung biaya produl dan kemudian menambah dengan
laba yang diinginkan. Pendekatan ini tdak berbelit-belit dan biasanya terdapat beberapa basis
biaya atau dasar biaya (cost base) dan markup. Markup adalah presentase yang ditambahkan
pada basis biaya. Markup tersebut termasuk diantaranya adalah laba yang diinginkan dan
disetiap biaya yang tidak termasuk dalam basis biaya.
Markup harga pokok penjualan=
biaya penjualan dan biaya ad min istrasi
h arg a pokok penjualan
 Laba operasi
biaya tenaga ker ja langsung  Biaya overhead  biaya
dan ad min istrasi  laba operasi
biaya bahan baku
Markup bahan =
penjualan
Contoh: PT Revina Raya yang dimiliki dan dikelola oleh elvira merakit dan menyiapkan
komputer sesuai spesifikasi yang diminta oleh pelanggan. Biaya komponen dan bahan baku
langsung lainnya dengan mudah dapat ditelusuri. Biaya tenaga kerja langsung juga mudah
ditelusuri kesetiap pekerjaan secara rata-rata, perakit menerima Rp 12.000 per jam dan
perusahaan membayar tunjangan sekitar 25 persen dari upah tersebut. Pada tahun lalu, PT
Revina Raya mengerjakan 650 pekerjaan yang rata-rata memerlukan 5 jam per pekerjaan.
Biaya overhed yang terjadi atas utilitas, peralatan kecil, penataan ruangan, dan lain lain-lain
mencapai jumlah Rp. 80.000.000. Laporan laba rugi PT Revina Raya untuk tahun lalu adalah
sebagai berikut.
Pendapatan
Harga pokok penjualan:
Bahan langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead
Laba kotor
Rp.856.500.000
Rp.585.000.000
48.750.000
80.000.000
Biaya administrasi dan penjualan
Laba operasi
Rp.713.000.000
Rp.142.750.000
25.000.000
Rp.117.750.000
Markup harga pokok penjualan=
biaya penjualan dan biaya ad min istrasi
h arg a pokok penjualan
Rp 25.000.000  Rp117.750.000
=
Rp.713.750.00
 Laba operasi
= 0,20
Markup berdasarkan harga pokok penjualan adalah sebesar 20 persen.
 Perhitungan Biaya Target dan Penetapan Harga
Perhitungan biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau
jasa berdasarkan harga (harga target) yang pelanggan bersedia membayarnya. Pada umumnya
perusahaan menetapkan suatu harga produk baru sebagai penjumlahan dari biaya dan laba
yang diinginkan. Logikanya adalah bahwa perusahaan harus menghasilkan pendapatan yang
cukup untuk dapat menutup semua biaya dan menghasilkan laba. Menurut Peter Drucker,
“Hal tersebut adalah benar, tetapi tidak relevan. Pelanggan tidak melihat hal tersebut sebagai
pekerjaan mereka untuk menjamin pabrikan mendapat laba. Satu-satunya cara yang baik
untuk menetapkan harga adalah dengan mengetahui berapa yang ingin dibayar oleh pasar.
Contoh PT Ravina Raya di atas. Elvira menemukan bahwa perusahaan asuransi tidak akan
mempertimbangkan setiap penawaran di atas Rp100.000.000. Sementara itu, penawaran
berbasis biaya adalah sebesar Rp137.280.000. Bahan baku sebesar Rp100.000.000 dan biaya
tenaga kerja langsung sebesar Rp9.000.000. Apabila Elvira mengurangi kapasitas hard-disk
menjadi 1,5 GB dan menggunakan drive yang lebih lambat, maka ia dapat menghemat biaya
sebesar Rp25.000.000. Dengan menggunakan monitor yang sedikit lebih mahal (kenaikan
sebesar Rp20.000) yang tidak membutuhkan pemasangan screen-saver software akan dapat
menghemat sebesar Rp30.000 per software komputer dan 15 menit jam tenaga kerja langsung
(Rp15.000 per jam) untuk memasang software tersebut. Penurunan bersihnya adalah sebesar
Rp13.750 [(Rp30.000 + Rp3.750) - Rp20.0001 untuk setiap 100 unit komputer. Sejauh ini,
Elvira telah melakukan perhitungan biaya sebagai berikut.
Bahan baku (Rp100.000.000 - Rp25.000.000)
langsung (100 x 5,75 jam x Rp15.000)
utama
Rp.75.000.000 Tenaga kerja
8.625.000 Total biaya
Rp.83.625.000
Kemungkinan pembebanan overhead untuk pekerjaan ini akan mencapai Rp4.313.000 (50
persen dari biaya tenaga kerja langsung). Dengan demikian, biaya untuk pekerjaan ini akan
menjadi Rp87.938.000 (Rp4.313.000 + Rp83.625.000). Hal ini belum semua biaya tercakup
dan masih terdapat biaya administrasi dan laba yang diinginkan. Apabila diberlakukan
markup standar sebesar 20 persen, maka penawaran tersebut akan menjadi Rp105.526.000.
 Aspek Hukum Penetapan Harga
Prinsip dasar yang melandasi sebagian besar peraturan tentang penetapan harga adalah bahwa
persaingan merupakan hal yang baik dan harus selalu didorong. Penetapan Harga Predator.
Praktik pengaturan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk
merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan disebut penetapan harga predator
(predatory pricing). Penting untuk diperhatikan bahwa penetapan harga di bawah biaya tidak
selalu merupakan harga predator. Perusahaan sering kali menetapkan harga suatu barang di
bawah biaya-misalnya harga khusus di toko-toko grosir. Harga predator dalam pasar
internasional disebut dumping dan ini terjadi ketika perusahaan menjual produknya di negara
lain dengan harga di bawah biaya.
Hal yang terpenting, Undang-Undang Robinson-Patman memungkinkan diskriminasi harga
pada kondisi-kondisi tertentu, yaitu: (1) apabila kondisi persaingan memang menuntut
demikian, dan (2) apabila biaya memungkinkan harga yang lebih rendah. Jelaslah bahwa
kondisi kedua ini penting bagi para akuntan, karena harga lebih rendah yang ditawarkan
kepada pelanggan harus dijustifikasi melalui penghematan biaya yang dapat diidentifikasi.
Selain itu, besarnya diskon yang diberikan paling sedikit harus sama dengan jumlah biaya
yang dihemat. Oleh karena biaya pengiriman kepada pelanggan yang jaraknya dekat jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan biaya pengiriman kepada pelanggan yang jauh, maka
pelanggan yang dekat membayar biaya kirim istimewa (phantom freight). Alokasi biaya
mengakibatkan perhitungan biaya menjadi sulit. Menjustifikasikan diskon kuantitas.
Dalam perhitungan biaya diferensial, perusahaan harus dapat membuat lclasifikasi pelanggan
berdasarkan biaya rata-rata penjualan kepada pelanggan dan kemudian mengenakan seluruh
pelanggan dalam setiap kelompok dengan suatu harga yang dapat dijustifikasi dengan biaya.
 Keadilan dan Penetapan Harga
Standar masyarakat mengenai keadilan memiliki dampak penting terhadap harga. Sebagai
contoh, apakah toko-toko mainan harus menaikkan harga kereta luncur sehari setelah hujan
salju yang lebat? Mereka dapat melakukannya, tetapi pada umumnya mereka tidak
melakukannya. Para pelanggan percaya bahwa kenaikan harga pada saat seperti itu adalah
tidak adil. Apakah keengganan toko-toko tersebut untuk menaikkan harga dalam situasi
seperti ini karena rasa keadilan atau karena pertimbangan kepentingan jangka panjang,
akibatnya adalah sama. Eksploitasi harga (price gouging) terjadi ketika perusahaan dengan
kekuatan pasar menghargai produknya sangat tinggi.
Mudah untuk melihat bahwa biaya sebagai justifikasi harga menjadi dasar bagi masyarakat
untuk menilai mengenai standar keadilan. Etika dibangun di atas rasa keadilan. Jadi, perilaku
yang tidak etis dalam penetapan harga adalah berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan
keuntungan secara tidak adil dari pelanggan. Kenaikan harga yang berkaitan dengan biaya
merupakan alasan terbaik terhadap perlawanan yang akan dilakukan oleh para pelanggan.
Daftar Istilah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Diskriminasi harga (price discrimination) adalah pengenaan harga yang berbeda-beda
kepada beberapa pelanggan atas produk-produk yang pada dasarnya sama.
Dumping adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya
dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan. Dumping memiliki
pengertian yang sama dengan predatory pricing, tetapi khusus terjadi di pasar internasional.
Eksploitasi harga (price gouging) adalah penetapan harga produk yang sangat tinggi karena
perusahaan memiliki kekuatan pasar.
Batasan (constraints) adalah kondisi perusahaan ketika menghadapi keterbatasan sumber
daya dan permintaan dalam suatu pemilihan bauran yang optimal.
Batasan nonnegativitas (nonnegativity constraints) adalah kondisi perusahaan ketika
menghadapi keterbatasan sumber daya dan permintaan dalam suatu pemilihan bauran yang
optimal dan secara sederhana mencerminkan bahwa produk dalam jumlah negatif tidak
mungkin diproduksi.
Keputusan bauran produk (product mix decision) adalah keputusan yang berhubungan
dengan pemilihan bauran produk dalam suatu suatu proses produksi bersama (joint
production process) atau proses bersama (joint process) yang dapat berdampak signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan.
Keputusan membuat-atau-membeli (make-or-buy decisions) adalah pembuatan keputusan
yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk membuat atau membeli
komponen-komponen yang digunakan dalam suatu proses produksi.
Keputusan mempertahankan-atau-menghentikan (keep-or-drop decisions) adalah pembuatan
keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk mempertahankan
atau menghentikan suatu segmen, seperti lini produk.
Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut (sell or process further decision) adalah
pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk menjual
atau memproses lebih lanjut produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi bersama
(joint production process) atau proses bersama (joint process).
Keputusan pesanan khusus (special-order decisions) adalah pembuatan keputusan yang
berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk menerima atau menolak suatu
pesanan dari pelanggan dengan suatu harga khusus (di bawah harga normal).
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang terjadi sebagai akibat atas hilangnya
peluang pasar.
Biaya relevan (relevant cost) adalah biaya masa depan (future cost) yang berbeda di antara
berbagai alternatif (differ across alternatives).
Biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa
berdasarkan harga (harga target) yang pelanggan bersedia untuk membayarnya.
14. Markup adalah persentase yang ditambahkan pada basis biaya pada proses penetapan harga
(pricing).
15. Pembuatan keputusan taktis (tactical decision making) adalah pembuatan keputusan yang
didasarkan atas pemilihan di antara beberapa alternatif dengan pertimbangan waktu yang
segera dan tinjauan yang terbatas.
16. Pembuatan keputusan strategis (strategic decision making) adalah pembuatan keputusan
untuk memilih di antara beberapa alternatif strategi, sehingga keunggulan kompetitif
perusahaan dalam jangka panjang akan dapat dicapai.
17. Pemrograman linear (linear programming) adalah suatu metode pendekatan algoritma yang
digunakan untuk mencari solusi optimal di antara berbagai solusi yang layak
dipertimbangkan.
18. Penentuan biaya berdasarkan harga (price-driven costing) adalah metode penentuan biaya
produk atau jasa berdasarkan harga (price-driven). Dengan kata lain, price-driven costing
memiliki pengertian yang sama dengan target costing.
19. Penetapan harga predator (predatory pricing) adalah praktik pengaturan harga yang lebih
rendah dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan
mengeliminasi persaingan.
20. Phantom freight adalah biaya kirim istimewa yang terjadi karena produk dikirim kepada
pelanggan yang jaraknya sangat dekat.
21. Produk bersama (joint product) adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dalam suatu
proses produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process).
22. Seperangkat batasan (constraint set) adalah semua keterbatasan yang dihadapi perusahaan
dalam usahanya untuk memilih bauran yang optimal.
23. Seperangkat solusi yang layak (feasible set of solutions) adalah kumpulan semua solusi yang
layak yang dimiliki perusahaan ketika perusahaan memilih bauran yang optimal.
24. Solusi layak (feasible solution) adalah solusi yang dapat mengatasi keterbatasan yang
terdapat dalam model pemrograman linear.
25. Solusi optimal (optimal solution) adalah pilihan solusi terbaik di antara berbagai
kemungkinan solusi yang tersedia bagi perusahaan karena dapat memaksimalkan perolehan
margin kontribusi total.
26. Tindakan berskala kecil (small-scale actions) adalah istilah lain untuk pembuatan keputusan
taktis yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
27. Titik pisah (split-off point) adalah tahapan dalam suatu proses proses produksi bersama (joint
production process) atau proses bersama (joint process) pada saat beberapa produk dapat
diidentifikasi secara jelas.
Download