PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI

advertisement
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI PENDIDIKAN
GEOGRAFI TERPADU
Hermanto *)
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk menelusuri konsep inti geografi yang sesuai untuk
dikembangkan dalam pendidikan karakter bagi siswa SLTA dan IPS pada
SLTP. Pendikan karakter merupakan isu urgen untuk ditindaklanjuti dalam
setiap mata pelajaran di Sekolah. Mata pelajaran geografi terpadu dengan
perangkat pembelajarannya merupakan mata pelajaran yang membicarakan
manusia dalam interaksi dengan ruang permukaan bumi dalam bentuk
lingkungan biotic dan a biotic sebagai sarana hidup dan penghidupan manusia.
Siswa sebagai generasi penerus perjuangan bangsa akan suskes berinteraksi
dalam ruang permukaan bumi dan berhasil dalam hidupnya
manakalah
dilandasi oleh nilai nilai perilaku yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, sosial, lingkungan dan adat istiadat.
A. Konsep Dasar Pendidikan Karakter
ecara historis-geneologis, pencetus
S
pendidikan
karakter
yang
menekankan dimensi etis-spiritual
Adapun
berkarakter
adalah
berkepribadian,
berperilaku,
bersifat,
bertabiat, dan berwatak”. Menurut Musfiroh
dalam proses pembentukan pribadi ialah
(2008),
pedagog Jerman FW Foerster (1869-1966).
serangkaian
sikap
Pendidikan karakter merupakan reaksi atas
(behaviors),
motivasi
kejumudan pedagogi natural Rousseauian
keterampilan (skills). Karakter berasal dari
dan instrumentalisme pedagogis Deweyan.
bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau
Menurut pendapat ini, tujuan pendidikan
menandai dan memfokuskan bagaimana
adalah untuk pembentukan karakter yang
mengaplikasikan
terwujud dalam kesatuan esensial subjek
bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga
dengan perilaku dan sikap hidup yang
orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan
dimilikinya.
perilaku
Dalam Kamus Besar Bahasa
karakter
jelek
mengacu
kepada
(attitudes),
perilaku
nilai
lainnya
(motivations),
kebaikan
dikatakan
dan
dalam
orang
Indonesia, karakter adalah “bawaan, hati,
berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang
jiwa, kepribadian, budi pekerti, erilaku,
perilakunya sesuai dengan kaidah moral
personalitas,
disebut dengan berkarakter mulia (Tim
sifat,
tabiat,
temperamen,
watak”.
*) Hermanto, Drs., M.M. Dosen DPK UNISMA Bekasi
Pendidikan Karakter Kemendiknas, 2010:
13).
membantu peserta didik memahami nilaiKarakter merupakan sesuatu yang
nilai perilaku manusia yang berhubungan
mengkualifikasi pribadi seseorang. Karakter
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
menjadi
sesama
identitas
yang
mengatasi
manusia,
lingkungan,
dan
pengalaman yang selalu berubah. Ada
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
empat ciri dasar dalam pendidikan karakter
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
menurut Foerster;
berdasarkan norma-norma agama, hukum,
interior
dengan
berdasar
Pertama, keteraturan
setiap
hierarki
tindakan
nilai.
Nilai
diukur
menjadi
tata krama, budaya, dan adat istiadat
(Kemendiknas, 2010:116).
pedoman normatif setiap tindakan. Kedua,
Menurut Williams, Russell T. & Megawangi
koherensi
(2010),
yang
memberi
keberanian,
pendidikan
karakter
adalah
membuat seseorang teguh pada prinsip,
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
tidak mudah terombang-ambing pada situasi
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
baru atau takut risiko. Koherensi merupakan
perasaan (feeling), dan tindakan (action).
dasar yang membangun rasa percaya satu
Dengan demikian, pendidikan karakater
sama
dapat
lain.
Tidak
adanya
koherensi
diartikan
meruntuhkan kredibilitas seseorang. Ketiga,
dirancang
otonomi.
Di
menginternalisasikan
sebagai
secara
sistematis
situ
seseorang
berkesinambungan
aturan
dari
kepribadian peserta didik
luar
upaya
untuk
yang
dan
membentuk
sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Itu
agar memiliki pengetahuan, perasaan, dan
dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan
tindakan yang berlandaskan pada norma-
pribadi
norma luhur yang berlaku di masyarakat.
tanpa
desakan
terpengaruh
dari
keteguhan
pihak
dan
lain.
kesetiaan.
oleh
atau
Keempat,
Macam nilai yang akan dibangun
Keteguhan
dalam diri peserta didik meliputi berbagai
merupakan daya tahan seseorang guna
hal.
mengingini
baik.
Kemendiknas
bagi
teridentifikasi
Kesetiaan
apa
yang
dipandang
merupakan
dasar
Menurut
Tim
80
pendidikan
Karakter
(2010:16-18)
telah
butir
penghormatan atas komitmen yang dipilih.
dikelompokkan menjadi lima.
Karakter itulah yang menentukan bentuk
1).
seorang pribadi dalam segala tindakannya.
Tuhan.
Pendidikan
karakter
merupakan
upaya-upaya
yang
dirancang
dan
dilaksanakan
secara
sistematis
untuk
nilai
yang
Nilai-nilai perilaku manusia terhadap
2). Nilai-nilai perilaku manusia terhadap diri
sendiri.
3). Nilai-nilai perilaku manusia terhadap
Pada prinsipnya semua mata pelajaran
sesama.
dapat
4). Nilai-nilai perilaku manusia terhadap
mengembangkan semua karakter peserta
lingkungan.
didik, namun agar tidak terjadi tumpang-
5). Nilai-nilai kebangsaan.
tindih dan terabaikannya salah satu karakter
digunakan
sebagai
alat
untuk
yang akan dikembangkan, perlu dilakukan
B. Pendidikan
Karakter
dalam
Pembelajaran
pemetaaan berdasarkan kedekatan materi
dengan karakter yang akan dikembangkan.
Pendidikan
secara
Integrasi pendidikan karakter bukan saja
pembelajaran
dapat dilakukan dalam materi pelajaran,
dilakukan dengan pengenalan nilai-nilai,
namun teknik dan metode mengajar dapat
memfasilitasi diperolehnya kesadaran akan
pula digunakan sebagai alat pendidikan
pentingnya
karakter. Membangun individu yang teliti
terintegrasi
di
karakter
dalam
nilai-nilai,
penginternalisasian
dan
nilai-nilai
ke
dalam
dapat
dilakukan
tingkahlaku peserta didik sehari-hari melalui
pengukuran,dan
proses
membangun
pembelajaran,
baik
yang
dalam
observasi
proses
misalnya,
tanggungjawab
melalui
berlangsung di dalam maupun di luar kelas
penugasan, membangun kepercayaan diri
pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya
melalui presentasi dan sebagainya.
kegiatan
pembelajaran,
menjadikan
peserta
selain
didik
untuk
menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga
C. Pendidikan
menyadari/
menginternalisasi
nilai-
dan
IGI tahun 1988 adalah ilmu pengetahuan
nilai
dan
yang
mempelajari
perbedaan
dan
persamaan fenomena geosfer dengan sudut
dalam
pandang kelingkungan, kewilayahan dalam
substansi materi, pendekatan dan metode
konteks keruangan. sedangkan pendapat
pembelajaran, serta model evaluasi yang
Bintarto
dikembangkan.
pengetahuan
materi
dapat
Rumusan definisi menurut Geografi
peduli,
menjadikannya perilaku.
Integrasi
dalam
Pembelajaran Geografi
dirancang untuk menjadikan peserta didik
mengenal,
Karakter
Tidak
pelajaran
dilakukan
semua
cocok
substansi
untuk
(1977),
Geografi
adalah
ilmu
yang
mencitrakan,
semua
menerangkan sifatsifat bumi, menganalisis
karakter yang akan dikembangkan, perlu
gejala-gejala alam, dan penduduk, serta
dilakukan seleksi materi dan sinkronisasi
mempelajari corak yang khas mengenai
dengan karakter yang akan dikembangkan.
kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari
unsurunsur bumi dalam ruang dan waktu. Di
Untuk
menuju
(unifying
mempelajari alam (bumi) beserta gejala-
komponen inti Geografi. Matthews, et al.,
gejalanya, tetapi geografi juga mempelajari
2004 dalam Sutikno (2008) mengusulkan
manusia beserta semua kebudayaan yang
empat komponen inti Geografi : ruang
dihasilkannya dari interaksi keruangannya.
(space),
tersebut
di
atas
aspek
tempat
perlu
terpadu
sini dijelaskan bahwa geografi tidak hanya
Definisi
geography)
geografi
ditegaskan
(place),
lingkungan
(environment) dan peta (maps).
lingkungan mendapat tekanan yang lebih.
Ruang menjadi satu konsep dalam inti
Hal ini
geografi, yang dapat dipandang sebagai
sangat mungkin diinspirasi oleh
permasalahan lingkungan yang semakin
pendekatan
meningkat dan mengglobal di muka bumi
Geografi.
ini,
global,
Geografi setiap waktu, ketika analisis spatial
penurunan kualitas lingkungan, bencana
menjadi satu pendeskripsi untuk satu bentuk
banjir, kekeringan,
dari
seperti
penurunan
alam.
perubahan
dan
iklim
longsor, kemiskinan,
kerusakan
Permasalahan
sumberdaya
lingkungan
dan
spasial-korologikal
Ruang
pekerjaan
juga
geografis.
untuk
mendominasi
Pola
spasial
umumnya menjadi titik awal untuk kajian
geografis; yang selanjutnya dapat dilacak
bencana yang banyak terjadi tersebut timbul
proses
sebagai akibat ketidak imbangan interaksi
sistem spasial.
antara lingkungan dengan aktifitas manusia.
Tempat merupakan komponen kedua dalam
Interaksi lingkungan-manusia merupakan
inti geografi. Tempat terkait dengan kosep
sebagian
teritorial dalam Geografi dan menunjukkan
dari
kajian
geografi
menggunakan
yang
pendekatan
perubahan
karakteristik,
secara
kemelimpahan
spasial
dan
dan
batas.
kelingkungan..Oleh sebab itu permasalahan
Tempat merupakan bagian dari dunia nyata
lingkungan menjadi perhatian geograf, dan
tempat manusia bertem dan dapat dikenali,
selain itu geografi sebagai ilmu yang
dinterpretasi
berorientasi
geografi manusia tempat merupakan refleksi
pada
(problems
pemecahan
solving).
masalah
Permasalahan
dari
dan
dikelola.
Dalam
ahli
identitas idividu maupun kelompok;
lingkungan yang terjadi saat sekarang dan
sedang bagi ahli geografi fisik tempat
masa
tempat merupakan refleksi dari perbedaan
depan
bersifat
kompleks,
multi
dimensi, saling kait mengkait, sehingga
pemecahannya
memerlukan
terpadu (terintegrasi).
lingkungan biofisik.
pendekatan
Lingkungan merupakan komponen
inti
Geografi
ketiga
yang
mencakup
lingkungan alami (topografi, iklim, air, biota,
tanah) dan sebagai komponen inti yang
2) . Konsep variasi spasial;
memadukan dengan komponen geografi
3) Perbedaan utama dari wilayah /daerah
lainnya.
Lingkungan
menjadi
interface
tertentu
yang
selalu
antara lingkungan alam dan budaya, lahan
perubahan
dan kehidupan, penduduk dan lingkungan
lingkungan, biotik, sosial, ekonomi dan
biofisikalnya.
budaya;
Peta
sebagai
proses:
fisik,
inti
Geografi
4) Konseptualisasi terhadap pola, proses,
merupakan
bentuk
interaksi dan perubahan lingkungan,
representasi, tehnik dan metodologi dari
sebagai suatu sistem dengan skala
pada sebagai satu konsep atau teori.
yang bervariasi;
keempat
komponen
akibat
mengalami
lebih
Petadipandang
sebagai
pernyerhanaan
5) Kekritisan terhadap aspek spasial dan
perpektif spasial dari fenomena/peristiwa
temporal
yang dikaji dalam Geografi.
manusia dan interaksinya;
Menurut Sutikno, (2002) Ruang, tempat,
dari
proses-proses
6) Perubahan yang terus terjadi pada
lingkungan dan peta menjadi label dari
komponen
Geografi. Komponen tersebut mempunyai
manusia,
kedudukan
interdependensinya;
yang
sama
dalam
kajian
fisikal,
lingkungan
termasuk
fisik
dan
interaksi
dan
Geografi. Demikian juga dapat menjadi
7) Perbedaan menurut ruang, tempat dan
dasar konsep untuk disiplin Geografi secara
waktu dalam masyarakat manusia;
utuh. Komponen inti Geografi tersebut
8) Sifat dari disiplin ilmu itu dinamik, prural
bersifat dinamik, dalam arti dapat terjadi
perubahan, yang tergantung karakteristik
lingkungan, proses yang berlangsung dan
waktu. Oleh sebab itu perlu ada dimensi
kualifikasi
dari
komponen
inti
geografi
tersebut sebagai media pendidikan karakter.
Kompetensi
setelah
yang
mempelajari
diharapkan
geografi
siswa
diharapkan memperoleh pengertian dan
pemahaman sebagai berikut:
manusia
bentanglahan;
dari
lingkungan
9) Cara representasi data geografi: aspek
fisik maupun aspek manusianya;
10) Strategi dalam analisis dan interpretasi
informasi geografis;
11) Metode penelitan geografis: observasi,
survai, pengukuran lapangan, analisis
laboratorium, analisis kuantitatif dan
kualitatif;
12) Aplikasi konsep dan teknik geografi
1) . Hubungan timbal balik antara aspek fisik
dan
dan bersaing;
dan
untuk
pemecahan
kesejahteraan
lingkungan
manusia,
hidup,
masalah,
perbaikan
perencanaan
perkotaan,
kebencanaan
alam,
keberlanjutan dan konservasi.
fisik yang membentuk pola-pola muka bumi,
karakteristik
dan
persebaran
spasial
ekologis di muka bumi, sehingga diharapkan
Keberhasilan siswa dalam proses
siswa dapat memahami bahwa manusia
pembelajaran geografi perlu didukung oleh
menciptakan
kondisi
menyederhanakan
pembelajaran
yang
menguasai
wilayah
(region)
untuk
kompleksitas
muka
pendekatan, strategi, metode teknik dan
bumi. Selain itu, siswa dimotivasi secara
media,
mampu
aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan
dan
dan pengalaman mempengaruhi persepsi
yang
menguasai
pada
akhirnya
teknologi
informasi
komunikasi yang berbasis spasial. Selain
manusia
penguasaan variasi pembelajaran tersebut,
wilayah. Dengan demikian siswa diharapkan
pengembangan
bangga
materi
geografi
pada
tentang
akan
tempat-tempat
warisan
budaya
dan
dengan
kenyataan di lapangan menuntut antisipatif
memiliki kepedulian kepada keadilan sosial,
terhadap perubahan dinamika geosfer yang
proses-proses demokratis dan kelestarian
menyesuaikan dengan kebutuhan siswa
ekologis,
sebagai subjek dalam kehidupannya.
mendorong
Karena itu siswa
karakter (nilai terhadap Tuhan,
terhadap
diri sendiri, terhadap sesama,
terhadap
mengembangkan
harus dipacu untuk
kemampuan
sebagai
yang
pada
siswa
gilirannya
memiliki
dapat
nilai-nilai
berikut:
lingkungan dan nilai-nilai kebangsaan) untuk
1) belajar dan mengkaji,
meningkatkan
2) komunikasi tertulis,
lingkungannya pada masa kini dan masa
3) presentasi data geografis,
depan.
kualitas
kehidupan
di
4) penilaian dan perhitungan,
5) kesadaran spasial dan observasi,
D. Kesimpulan
6) keja lapangan dan laboratoris,
Pendididikan karakter yang meliputi ; nilai-
7) tehnologi informasi,
nilai terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri,
8)
penanganan
dan
penyimpanan
terhadap sesama, terhadap lingkungan dan
data/informasi,
nilai-nilai
9) situasi personal, kerja sama.
dikembangakan
Mata pelajaran Geografi mengembangkan
pelajaran.
pemahaman
geography)
siswa
tentang
organisasi
kebangsaan)
dalam
Geografi
wajib
setiap
terpadu
mata
(unifying
sebagai dasar pembelajaran
spasial, masyarakat, tempat-tempat, dan
geografi yang sesuai untuk penenanaman
lingkungan
nilai-nilai
pada
muka
bumi.
Siswa
didorong untuk memahami proses-proses
karakter
siswa.
Melalui
komponen inti dari geografi terpadu adalah
ruang, tempat/lokasi, lingkungan dan peta,
yang
berdimensi
waktu,
proses,
keterbukaan dan skala. Komponen inti
geografi terpadu tersebut dapat merupakan
media untuk penanaman nilai-nilai karakter.
Kompetensi
geografi,
yang
obyek
materialnya fenomena lingkungan hidup
(biotik), fisik (abiotik)
pada lapisan hidup
manusia, sangat luas antara lain: aktivitas
Widoyo
Alfandi.
Geografi.
2001.
Yogyakarta:
Epistemologi
Gadjah
Mada
University Press.
Sutikno,
2008a..
Geografi
dan
Kompetensinya dalam Kajian Geografi
Fisik,
Materi
Sarasehan
Keilmuan
Geografi. di Faklutas Geografi UGM
Tanggal 18-19 Januari 2008
penataan ruang, pengeolaan sumberdaya
alam,
konservasi
sumberdaya
penilaian
degradasi
pengelolaan
daaerah
alam,
lingkungan,
aliran
sungai,
Sutikno. 2002b. Peran Geografi dalam
Pemberdayaan
Makalah
Sumberdaya
Wilayah.
dipresentasikan
dalam
penilaian tingkat bahaya dan bencana,
Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Kongres
penilaian
Ikatan
risiko
bencana.
Kompetensi
geografi tersebut tersebut selalu dikaitkan
Geograf
Indonesia
di
UPI
Bandung tanggal 28-29 Oktober 2002.
dengan kepentingan umat manusia, dengan
konsep
bahwa
lingkungan
sebagai
lingkungan hidup manusia yang perlu di
jaga
dan
tetap
development)
lestari
sebagai
(sustainable
pengambdian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Bashori, Khoiruddin. 2010. Menata Ulang
Pendidikan
Karakter
Bangsa.
http://www.mediaindonesia.com diunduh
tanggal 10 Februari 2011.
http://www.republika.co.id. November 2008.
Dirjen: Pendidikan Cenderung Cari Nilai
E. Daftar Pustaka
Bintarto,
1981.
Geografi.
Suatu
Seminar
Tinggi. Diunduh 12 Februari 2011.
Tijauan
Filsafat
Peningkatan
http://www.republika.co.id:
Maret
2010.
Relevansi Metode Penelitian Geografi.
Majelis Guru Besar Bahas Pendidikan
Fakultas Geogari UGM. Yogyakarta 24
Berkarakter
Oktober 1981.
Januari 2011.
Matthews J. A; D. T. Herbert. 2004. Unifying
Geography. Common heritage, share
future. London: Routlege. Taylor&Francis
Group.
Indonesia.
Diunduh
12
Download