BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan
suami istri. Dimana pada masa ini sesuatu anugrah seorang anak akan hadir diantara
mereka. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, pertama dimulai dari hasil
konsepsi sampai 3 bulan, trimester II dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan,
trimester III dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku Ilmu
Kebidanan (2009), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam 12
minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester III 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan, mempunyai dampak
yang bersifat patologis bagi wanita hamil. Perubahan fisiologis ini dimulai pada saat
terjadi proses nidasi yang oleh beberapa tubuh wanita direspon sebagai benda asing.
Wanita yang hamil muda akan merasa mual, muntah, meriang dan lemas. Rasa mual
dan muntah ini akan berkurang sampai trimester I berakhir. Pada trimester II tubuh
sudah mulai beradaptasi dan rasa mual dan muntah sudah mulai berkurang. Akan
tetapi pada trimester III, keluhan yang diakibatkan oleh pembesaran perut, perubahan
anatomis dan perubahan hormonal akan menyebabkan munculnya keluhan-keluhan
pada ibu hamil (Venkata & Venkateshiah 2009).
Salah satu keluhan ibu hamil adalah gangguan tidur yang sering dialami
wanita hamil, walaupun kehamilannya normal. (Santiago, et al., 2001). Sharma dan
Franco (2004), mengatakan bahwa 97% wanita hamil pada trimester III mengalami
gangguan tidur. Gangguan tidur yang sering dialami oleh ibu hamil adalah penurunan
durasi tidur (Field et al., 2007). Gangguan tidur pada ibu hamil disebabkan oleh
adanya rasa cemas yang berkaitan dengan perubahan tanggung jawab sebagai orang
tua.
Gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin
yang dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut
jantung, tetapi stres yang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif.
Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan
memiliki sedikit waktu tidur yang dalam (Field et al, 2007).
Menurut studi pre eksperimental di Kota Surakarta membuktikan terdapat
manfaat senam hamil terhadap meningkatnya durasi tidur ibu hamil. Penelitian ini
menggunakan ISI (Insomnia Severity Index) yang menyatakan terjadinya penurunan
tingkat insomnia setelah pemberian latihan. Sehingga pada penelitian kali ini
berfokus untuk menangani masalah ibu hamil dalam menurunkan gangguan tidur.
Untuk mengatasi masalah gangguan tidur biasanya dengan cara mengonsumsi
obat-obatan, olahraga, latihan relaksasi maupun edukasi. Obat-obatan merupakan hal
yang cukup dihindari pada masa kehamilan karena efek samping pada janin. Salah
satu upaya yang aman dilakukan untuk mengatasi itu adalah dengan olahraga.
Olahraga yang diperuntukkan bagi ibu hamil adalah olah raga yang aman bagi
kehamilannya. Olah raga ini bisa bersifat individual seperti jalan-jalan pagi hari atau
olah raga yang bersifat kelompok seperti senam hamil. Latihan fisik pada ibu hamil
akan meningkatkan metabolisme tubuh. Peningkatan metabolisme ini akan
meningkatkan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan selama proses metabolisme itu
sendiri. Sehingga latihan fisik pada senam hamil dapat meningkatkan kebutuhan
tubuh akan oksigen (Muhimah dan Safe’I,2010)
Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil
secara fisik untuk persalinan (Anomim,2006). Gerakan pada senam hamil
menyebabkan peredaran darah meningkat dan oksigen yang di angkut ke otot-otot
dan jaringan tubuh bertambah banyak.
Menurut Depkes RI, 2003, senam hamil dapat mengoptimalkan keseimbangan
fisik, sikap serta gerak selama kehamilan, mengurangi keluhan-keluhan fisik seperti
sakit pinggang dan kejang otot dan menurut penelitian yang lain menyatakan bahwa
wanita yang melakukan senam hamil secara teratur selama kehamilanya, sedikit
mengalami ketidaknyamanan dan lebih cepat sembuh dari pada ibu yang tidak
melakukan senam hamil.
Gerakan pada senam hamil dirancang untuk menghilangkan kecemasan yang
timbul menjelang persalinan karena mengandung unsur relaksasi yang dapat
menstabilkan kondisi emosi ibu hamil. Relaksasi sudah banyak digunakan baik untuk
penurunan ketegangan, atau mencapai kondisi tenang (Utami, 1993). Relaksasi
merupakan pengaktifan dari syaraf parasimpatis yang menstimulasi turunnya semua
fungsi yang dinaikkan oleh sistem syaraf simpatis, dan menstimulasi naiknya semua
fungsi yang diturunkan oleh syaraf simpatetis. Masing-masing syaraf parasimpatetis
dan simpatetis saling berpengaruh maka dengan bertambahnya salah satu aktivitas
sistem yang satu akan menghambat atau menekan fungsi yang lain (Utami, 1993).
Ketika seseorang mengalami gangguan tidur maka ada ketegangan pada otak dan otot
sehingga dengan mengaktifkan syaraf parasimpatetis dengan teknik relaksasi maka
secara otomatis ketegangan berkurang sehingga seseorang akan mudah untuk masuk
ke kondisi tidur.
Efek relaksasi bertujuan untuk membantu mengatasi suatu kebiasaan yang
terjadi pada ibu hamil yang mudah terbangun pada malam hari saat sedang tertidur.
Beberapa jenis relaksasi yang diterapkan dalam senam hamil ada relaksasi pernafasan
dan relaksasi otot. Relaksasi pernafasan dilakukan dengan cara menaikkan perut saat
menarik nafas dan mengempiskan perut saat membuang nafas dari mulut secara
perlahan. (Muhimah dan Safe’I, 2010).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui tentang
hubungan antara senam hamil terhadap gangguan tidur ibu hamil dalam bentuk
proposal dengan judul “Senam Hamil dalam Menurunkan Gangguan Tidur Ibu Hamil
Trimester III di Rumah Sehat Madani”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dirumuskan adalah
sebagai berikut:
1.
Apakah senam hamil dapat menurunkan gangguan tidur ibu hamil trimester
III?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui senam
hamil dalam meningkatkan kesehatan.
1.3.2
Tujuan Khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui senam hamil
dalam menurunkan gangguan tidur ibu hamil trimester III di Rumah
Sehat Madani
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1.4.1
Ilmiah
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang gambaran pemberian senam hamil
terhadap peningkatan kualitas tidur ibu hamil
2. Dapat digunakan untuk bahan penelitian selanjutnya
1.4.2
Praktis
1. Sebagai acuan pelayanan fisioterapi di masyarakat terutama sebagai upaya
promotif dan preventif untuk menjaga aktifitas ibu hamil untuk
mengurangi masalah tidur
Download