kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan

advertisement
Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan
Damianus Journal of Medicine;
Vol.10 No.3 Oktober 2011: hlm. 161–170.
TINJAUAN PUSTAKA
KEGUNAAN JAHE UNTUK MENGATASI GEJALA MUAL DALAM KEHAMILAN
Regina Satya Wiraharja*, Heidy**, Selvi Rustam***, Marissa Iskandar***
*
Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat - Gizi, Fakultas
Kedokteran, Unika Atma Jaya, Jl.
Pluit Raya No.2,Jakarta Utara
14440.
**
Departemen Fisiologi - Fisika,
Fakultas Kedokteran, Unika Atma
Jaya, Jl. Pluit Raya No.2,Jakarta
Utara 14440.
***
Peserta Program Studi Sarjana
Kedokteran, Fakultas Kedokteran
Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No.
2, Jakarta Utara 14440.
Abstract: Ginger is rhizome plantation in Asia Pacific that has been used widely
as cookery flavour and herbal medicine. As herbal medicine, ginger has been
used as body warmer, appetizer, stomachic, anti nausea, anti emetic, anti
dyspepsic and to shortened labor. However, dose and form of ginger for nausea
and vomitus should be studied further because ginger is also informed to inhibit
thrombosite aggregation, which can cause bleeding symptoms in pregnancy.
Although mechanism of ginger in reducing the nausea and vomitus symptoms
in pregnancy is not very clear, but compared to metoclopramid, ginger likely has
excellence mechanism, especially in the systems influenced. Metoclopramid
reduce the nausea and vomitus symptoms by increasing the pressure of lower
oesophagus sfingter and increase food movement, while ginger blocks serotonin reseptor and induced antiemetic effect in gastrointestinal and central nervous systems. This condition explains why ginger could reduce nausea and
vomits in pregnancy. Ginger also contains atsiri oil that functions as anti inflammation. There fore ginger can reduce the frequency of nausea and vomitus
caused by inflamtion of H. pylori infection.
Until now, ginger can be used in controlled dose because some studied have
found that 1 gram of per day (4 times 250 mg) in various form, did not show
severe side effects.
Key words: herbal medicine, ginger, nausea, pregnancy
ABSTRAK: Jahe adalah tumbuhan berumbi di Asia Pasifik yang telah lama
digunakan sebagai bumbu dapur maupun obat herbal. Sebagai obat herbal,
jahe telah digunakan untuk menghangatkan tubuh, meningkatkan nafsu makan,
mengobati sakit lambung, anti mual, anti muntah, anti kembung dan juga untuk
mempercepat proses melahirkan bayi. Dosis dan bentuk sediaan jahe yang
digunakan untuk mengatasi keluhan mual dan muntah pada kehamilan perlu
dipelajari lebih lanjut, terutama karena jahe dapat menginhibisi agregasi
trombosit dan dapat mengakibatkan perdarahan pada kehamilan.
Walaupun mekanisme jahe dalam mengurangi mual dan muntah pada
kehamilan belum begitu jelas, tetapi bila dibandingkan dengan
metoclopramid,jahe tampaknya mempunyai kelebihan terutama sistem tubuh
yang dipengaruhi. Metoclopramid mengurangi rasa mual dan muntah dengan
meningkatkan kerja spingter oesophagus bagian bawah dan mempercepat
perpindahan makanan. Jahe bekerja dengan menginhibisi reseptor serotonin
dan mengurangi efek muntah pada saluran gastrointestinal dan sistem saraf
pusat. Kondisi ini menjelaskan mengapa jahe dapat mengurangi rasa mual
dan muntah pada kehamilan. Jahe juga mengandung minyak atsiri sebagai
anti inflamasi, sehingga jahe dapat mengurangi frekuensi mual dan muntah
akibat peradangan dari infeksi H. pylori.
Sampai saat ini, jahe dapat digunakan secara terkontrol sebanyak 1 gram per
hari (4 kali 250 mg) dalam berbagai bentuk, tanpa menunjukkan efek samping
yang berat.
Kata kunci: obat herbal, jahe, mual, kehamilan
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
161
DAMIANUS Journal of Medicine
PENDAHULUAN
Jahe merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang
banyak ditemukan di Asia Pasifik dan digunakan untuk
berbagai keperluan.1 Di Cina dan Jepang, jahe digunakan sebagai bumbu wajib dalam banyak jenis masakan,
karena memberikan aroma yang khas dan rasa yang
istimewa pada makanan.2 Selain itu, jahe banyak digunakan sebagai obat herbal atau jamu karena kandungan bahan-bahan alaminya.1,2
Sebagai obat herbal, jahe digunakan untuk mencegah
motion sickness dan sebagai anti muntah. Khasiatnya
sebagai anti-muntah mulai banyak digunakan tidak hanya untuk penderita gastritis, tetapi juga oleh kalangan
ibu hamil, karena dianggap mempunyai efek samping
yang lebih ringan dibanding obat-obat anti muntah yang
beredar di masyarakat.
Akan tetapi, jahe juga dikabarkan memiliki efek samping seperti mencegah agregasi trombosit. Hal ini sangat berbahaya, terutama pada kehamilan, karena bisa
menyebabkan perdarahan.3,4
Oleh karena itu kami melakukan tinjauan pustaka mengenai mual muntah dalam kehamilan, kegunaan dan
efek samping jahe tersebut bagi ibu hamil. Selain itu,
tinjauan pustaka ini juga akan membahas mengenai
jahe secara umum, mekanisme jahe dalam mengurangi
mual dan muntah, kadar dan bentuk sediaan jahe yang
aman untuk mengurangi gejala mual dan muntah dalam
kehamilan, membandingkan efek jahe dengan obat anti
muntah atau plasebo dalam menangani mual dan
muntah, serta membahas efek samping jahe pada
kehamilan.
MUAL DAN MUNTAH DALAM KEHAMILAN
Mual dan muntah dalam kehamilan disebut sebagai
morning sickness, biasanya terjadi pada 75-80% wanita
hamil.5 Meskipun sering disebut sebagai morning sickness, namun hanya 17% wanita hamil yang mengalami
muntah pada pagi hari, sebagian besar wanita hamil
mengalami mual muntah sepanjang hari.6 Sebagian
besar mual dan muntah dapat hilang sendiri, namun
sekitar 1-3% mual dan muntah pada wanita hamil dapat
berkembang menjadi mual dan muntah berat, yang
biasa disebut sebagai hiperemesis gravidarum.7,8
Gejala klinis mual dan muntah bervariasi dari mual ringan sampai mual dan muntah yang tidak tertahankan
sepanjang hari. Ini terjadi antara minggu keempat sampai ketujuh setelah periode menstruasi terakhir dan
berkurang pada minggu ke-20 setelah masa kehamilan
pada hampir semua wanita hamil.6 Bagi sebagian besar
162
wanita, mual dan muntah dapat hilang sendiri selama
usia kehamilan muda tanpa adanya efek negatif bagi
kesehatan dirinya sendiri maupun kesehatan bayinya.9
ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang dianggap sebagai etiologi mual
dan muntah dalam kehamilan, yaitu:
Faktor Psikologis
Mual dan muntah dalam kehamilan diduga sebagai penyakit psikosomatis atau kelainan konversi, wanita yang
mengalaminya tidak bisa menghadapi tekanan dengan
keadaan kehamilannya dan mengalihkannya pada gejala fisik.10 Ada hubungan antara mual dan muntah
dalam kehamilan dengan keadaan depresi, anxietas
dan histeria.11,12
Pada suatu penelitian yang terkenal, Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) membagi wanita
hamil dengan hiperemesis dan wanita hamil tanpa hiperemesis. MMPI menyatakan bahwa sebagian besar
wanita dengan hiperemesis mempunyai histeria, rasa
ketergantungan yang besar pada ibunya dan kepribadian yang kekanak-kanakan.12
Adaptasi Evolusi
Dikatakan bahwa mual dan muntah dalam kehamilan
adalah suatu mekanisme yang berguna untuk
memproteksi wanita hamil dan janin dari infeksi yang
menular lewat makanan dan dari toksin.13
Sebagai contoh, gejala mual dan muntah dalam kehamilan paling banyak terjadi selama masa trimester pertama, ketika janin paling rentan terpapar potensi efek
teratogenik dari substansi asing. Lebih lanjut, makanan
yang sering dihindari adalah yang berpotensi berbahaya,
makanan yang mengandung toksik seperti daging, telur,
ikan, yang mana lebih cenderung mengandung bakteri
atau jamur daripada makanan lain.14
Stimulasi Hormonal
Teori yang lain mengatakan bahwa penyebab mual dan
muntah dalam kehamilan adalah perubahan level
hormon terutama beta human chorionic gonadotropin
hormone (b-HCG), estradiol, dan progesteron.15
Hubungan antara mual dan muntah dalam kehamilan
dengan b-HCG dapat dilihat jelas pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa, kadar b-HCG lebih tinggi dari
pada kehamilan normal.16
Estrogen, terutama estradiol, juga diduga mempunyai
peranan pada mual dan muntah kehamilan. Suatu pe-
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan
nelitian mendemonstrasikan bahwa wanita dengan
hiperemesis gravidarum menunjukkan peningkatan
level estradiol pada trimester pertama kehamilan.17
hamil.22 Diperlukan studi lebih lanjut untuk menilai kegunaan acupressure terhadap mual muntah dalam
kehamilan.
Perubahan hormon kehamilan juga bisa mengganggu
fungsi neuromuskular dari sistem gastrointestinal, yang
berakibat pada mual dan muntah. Seperti progesteron
yang bisa mengurangi kontraktilitas otot polos dan menyebabkan gastric dysrhythmias atau pengosongan
lambung yang terhambat.17
Jahe
Infeksi Helicobacter pylori
Suatu penelitian prospektif dipublikasikan pada
tahun1998, membandingkan 105 wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum dan 129 wanita tanpa
gejala apapun, dan menyatakan bahwa serum antibodi
H. pylori pada wanita dengan hiperemesis gravidarum
meningkat hampir dua kali lipat.18
Jahe merupakan bahan terapi yang banyak digunakan
untuk meredakan gejala mual muntah dalam kehamilan. Bentuk sediaan dan kadar yang digunakan bermacam-macam (penggunaan jahe sebagai terapi akan
dibahas lebih lanjut setelah berbagai penjelasan
berbagai terapi yang digunakan untuk mengurangi mual
dan muntah dalam kehamilan).3,19,23
Selain terapi non-farmakologis, terapi farmakologis juga
dapat dilakukan di antaranya dengan memberikan
piridoksin (vitamin B6) dan doxylamine, antiemetik,
antihistamin dan antikolinergik, obat motilitas dan
kortikosteroid.19
Piridoksin (vitamin B6) dan doxylamine
TATALAKSANA
Secara garis besar penanganan mual dan muntah dalam kehamilan dikelompokkan menjadi terapi farmakologi dan non-farmakologi. Beberapa terapi non farmakologis di antaranya adalah mengubah pola diet,
dukungan emosional, akupresur dan pemberian jahe.
Mengubah pola diet
Untuk kehamilan dengan gejala mual-muntah yang ringan, penanganan dengan mengubah pola diet merupakan terapi yang pertama yang dilakukan. Para wanita
yang mengalaminya dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi yang lebih kecil serta mengurangi
konsumsi makanan dan minuman yang merangsang
perasaan mual. Jenis makanan yang dikonsumsi juga
dianjurkan agar rendah lemak, tinggi karbohidrat dan
bertekstur lembut. Jenis minuman yang asam juga
lebih ditolerir oleh tubuh dibanding dengan air putih
biasa.19
Dukungan emosional
Dengan adanya mual muntah dalam kehamilan, walau
tidak berkorelasi kuat, tetapi dapat menimbulkan depresi yang diakibatkan oleh perubahan mendadak kondisi pada wanita hamil. Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar untuk meringankan
dampak psikologis yang ada.19
Akupresur
Piridoksin adalah vitamin B kompleks yang larut dalam
air dan merupakan koenzim yang dibutuhkan dalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan asam amino.24
Piridoksin dapat digunakan sebagai obat tunggal atau
bersama dengan doxylamine. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terapi dengan vitamin B6 secara oral
dosis 25 mg per 8 jam (75 mg per hari) lebih efektif
mengurangi mual muntah dalam kehamilan dibanding
plasebo. Dalam dosis farmakologis, vitamin B6 tidak
memperlihatkan efek teratogenik. Doxylamine dapat
juga digunakan tersendiri berupa tablet 25 mg yang diminum malam hari atau kombinasi dengan piridoksin
(25 mg tiga kali sehari).19,25
Antiemetik
Jika terapi sebelumnya tidak berhasil, maka dapat
mempertimbangkan penggunaan obat-obat anti emetik
seperti prochlorperazine (compazirne) dan chlorpromazine (Thorazine) dari golongan phenotiazine. Obatobat ini menunjukkan pengurangan mual muntah dalam
kehamilan. Jika pengobatan dengan kedua obat antiemetik tersebut tidak berhasil, maka dapat menggunakan trimethobenzamide (tigan) atau ondansetron
(zofran). Para wanita hamil yang mengalami mual muntah berlebihan atau hiperemesis gravidarum juga dapat
mempertimbangkan penggunaan droperidol (Inapsine)
dan diphenhydramine (benadryl).19,26
Antihistamin dan antikolinergik
Beberapa studi telah dilakukan dan menyarankan akupresur untuk mengurangi mual muntah dalam kehamilan.19,20,21 Namun, dalam sebuah penelitian dikatakan
bahwa akupresur tidak bermakna terhadap wanita
Hanya beberapa antihistamin yang diteliti dalam penggunaannya untuk mengurangi mual-muntah dalam
kehamilan. Meclizine (antivert), dimenhydrinate (dra-
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
163
DAMIANUS Journal of Medicine
mamine) dan diphenhydramine telah terbukti lebih efektif daripada plasebo dalam mengurangi mual muntah
dalam kehamilan.26 Secara umum, antihistamin secara
langsung menghambat kerja histamin pada reseptorH1 dan secara tidak langsung mempengaruhi sistem
vestibuler, mengurangi rangsangan pada pusat muntah.
Juga inhibisi reseptor muskarinik mungkin berpengaruh
terhadap aktivitas antiemetik dari antihistamin.19,24
Obat motilitas
Metoclopramide (reglan) bekerja dengan meningkatkan
tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah, dengan
mempercepat pergerakan makanan pada sistem pencernaan. Melalui penelitian, obat ini lebih efektif dibanding plasebo sebagai terapi hiperemesis gravidarum.27
Obat ini juga tidak dihubungkan dengan angka kejadian
malformasi kongenital.
Kortikosteroid
Terapi dengan kortikosteroid ditujukan untuk mual muntah yang berat dalam kehamilan serta hiperemesis
gravidarum.24 Data mengenai keamanan penggunaan
kortikosteroid masih kontroversial. Penggunaan kortikosteroid rutin sebaiknya dihindari selama trimester
pertama. Sebuah meta-analisis menunjukkan sebuah
peningkatan kecil dari risiko malformasi mayor dan
risiko palatoschisis meningkat 3,4 kali lipat pada bayi
dengan ibu yang menggunakan kortikosteroid pada trimester pertama kehamilan.28
mungkin dapat membantu mencegah timbulnya mual
dan muntah.
JAHE
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan
rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik
yang tersebar dari India sampai Cina. Rhizoma dan
batang jahe memegang peranan penting dalam
pengobatan di India, Cina, dan Jepang sejak tahun
1500. Oleh karena itu, kedua bangsa ini disebut-sebut
sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe
terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak, dan
obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam temutemuan (zingiberaceae), sefamili dengan temu-temuan
lainnya seperti kunyit (Curcuma domestica), temu
lawak (Curcuma xanthorrhiza), temu hitam (Curcuma
aeroginosa), lengkuas (Languas galanga), kencur
(Kaempferia galanga), dan lain-lain.29
Jenis tanaman jahe dibedakan menjadi tiga jenis,29
yaitu:
1.
Jahe putih atau kuning besar atau disebut juga
jahe gajah atau jahe badak.
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas
lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat
berumur muda maupun saat berumur tua, baik
sebagai jahe segar maupun olahan (gambar 1).
Terapi intravena
Cara pemberian terapi terutama secara oral. Akan tetapi, terapi dapat juga diberikan secara intravena dan
nutrisi parenteral atau enteral. Cairan intravena berupa
infus diberikan untuk mempertahankan cairan dalam
tubuh, terkadang dibutuhkan tambahan antiemetik
yang diberikan melalui oral, rektal maupun dimasukkan
ke dalam infus. Nutrisi parenteral atau enteral diberikan
apabila mual muntah dalam kehamilan terus terjadi dan
menyebabkan penurunan berat badan. Nutrisi yang diberikan mencakup kebutuhan kalori setiap hari dan kebutuhan elektrolit jika ada yang berkurang.19
Jadi dapat disimpulkan bahwa etiologi dari mual dan
muntah mungkin dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan, termasuk diantaranya perubahan psikologis, adaptasi terhadap perubahan, rangsangan hormonal, dan kemungkinan infeksi H.pylori. Tatalaksana penanganan mual dan muntah ini tergantung dari derajat
berat ringannya gejala klinis, dampak mual dan muntah
terhadap kualitas hidup wanita hamil, dan keamanan
bagi janin. Sebagai tambahan, pemberian multivitamin
164
Gambar 1. Jahe Gajah.30
2.
Jahe putih atau kuning kecil atau disebut juga jahe
sunti atau jahe emprit
Ruasnya kecil, agak rata, sampai agak sedikit
menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah
berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih
besar daripada jahe gajah sehingga rasanya lebih
pedas dan mengandung serat yang tinggi. Jahe
ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk
diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya (gambar
2).
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan
3.
Jahe merah
KEGUNAAN JAHE
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil
daripada jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil,
jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga
memiliki kandungan minyak atsiri yang sama
dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan
obat-obatan (gambar 3).
Di samping kegunaan jahe untuk mengurangi mual dan
muntah dalam kehamilan, manfaat jahe secara luas
antara lain dapat digunakan untuk mengatasi migren,
motion sickness, mual post-kemoterapi, mual dan muntah post-operasi, osteo arthritis, rheumatoid arthritis,
gangguan traktus urinarius post-stroke, menurunkan
berat badan, mempersingkat masa persalinan, dan
sebagai anti pembekuan darah.34
MEKANISME JAHE DALAM MENGURANGI MUAL
DAN MUNTAH DALAM KEHAMILAN
Zat-zat yang terkandung dalam jahe antara lain gingerol, shogaol, zingerone, zingiberol dan paradol.35 Rasa
pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat
zingerone, sedangkan aroma khas yang ada pada jahe
disebabkan oleh zat zingiberol.36
Gambar 2. Jahe Merah.31
32
Gambar 3. Jahe gajah, Jahe emprit dan Jahe merah.
Selain mengandung minyak atsiri, jahe juga mengandung berbagai zat gizi seperti yang terlampir pada tabel
1.
Dalam kaitannya sebagai anti lemak, mekanisme kerja
zat-zat tersebut pada dasarnya masih belum jelas. Dikatakan jahe bekerja menghambat reseptor serotonin
dan menimbulkan efek anti emetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat.37,38 Pada
percobaan binatang, gingerol meningkatkan transpor
Tabel 1. Kandungan nutrisi per 100 gram jahe.33
Nutritional Value of Ginger Root, Raw per 100 g (3.5 oz)
% Daily Need
Energy
Carbohydrates
• Sugar
• Dietary Fiber
20 kcal 80 Kj
17.77 g
1.7 g
2g
Fat
Protein
0.75 g
1.82 g
Thiamin (vitamin B1)
Riboflavin (vitamin B2)
Niacin (vitamin B3)
Pantothenic acid (vitamin B5)
Vitamin B6
Folate
Vitamin C
0.025 mg
0.034 mg
0.75 mg
0.203 mg
0.16 mg
11
5 mg
2%
2%
5%
4%
12 %
3%
8%
Calcium
Iron
Magnesium
Phosporus
Potassium
Zinc
16 mg
0.6 mg
43 mg
34 mg
415 mg
0.34 %
2%
5%
12 %
5%
9%
3%
Sumber: USDA Nutrient Database.33
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
165
DAMIANUS Journal of Medicine
Tabel 2. Berbagai penelitian yang membandingkan efek jahe dalam mengurangi mual dan muntah
Penulis (tahun),
indikasi
Jenis Studi
Sampel
Pengobatan
Kontrol
Hasil
FischerRasmussen,
et al (1990),
Hiperemesis
gravidarum 23
RCT, Cross
over design,
2 days
washout
period
30 wanita
hamil
dengan
hiperemesis
gravidarum
Bubuk jahe 4 x
250 mg per
hari selama 4
hari
4 x kapsul
plasebo per
hari
Jahe mengurangi keluhan
mual dan jumlah serangan
muntah secara bermakna (p =
0,035)
Vutyavanich T, et
al (2001)
Randomized 70 wanita
controlled
hamil
trial
Bubuk jahe 4 x
250 mg per
hari selama 4
hari
4 x kapsul
plasebo per
hari
Jahe mengurangi gejala mual
(p = 0,014) dan jumlah
serangan muntah (P < 0,001).
Skala likert menunjukkan 28
dari 35 dalam kelompok jahe
mengalami pengurangan
gejala mual dibandingkan
dengan plasebo (10 dari 35)
(P < 0,001).
Hemmatzadeh
Sh, et al. (2007),
W anita hamil
dengan mual dan
muntah 41
Randomized 60 wanita
controlled
hamil
trial
Bubuk jahe 1
gr per hari
selama 4 hari
MetocloSkala likert menunjukkan
pramide 3x 10 bahwa 90% pada kelompok
mg
jahe melaporkan
pengurangan rasa mual dan
muntah dibandingkan dengan
63,4% pada kelompok
metoclopramid (p= 0,04).
Della A Forster, et
al (2006)
Cross
sectional
(deskriptif)
588 wanita
hamil
Jahe dengan
berbagai dosis
dan sediaan
Tidak ada
11,6 % menggunakan jahe
dan 76,8 % diantaranya
melaporkan bahwa jahe
mengurangi keluhan mual
Angela Keating, et randomized
al (2002).
double-blind
study took
W anita hamil
place during
dengan mual dan
a 6-month
40
muntah
period in
calendar
year 1999
26 Wanita
hamil
dengan
mual dan
muntah
4x 1 sendok
makan sirup
jahe (mengandung 250
mg jahe) per
hari selama 2
minggu.
4 x sirup
plasebo per
hari
77% kelompok jahe melaporkan penurunan mual dibandingkan 20 % kelompok
placebo pada hari ke 9; 67%
kelompok jahe tidak muntah
lagi setelah hari ke 6 dibandingkan dengan 20%
kelompok plasebo.
Grontved (1988),
sea sickness 38
RCT
80 orang
pelaut
Bubuk jahe 1x
1 g dosis
tunggal
Placebo
Jahe lebih baik dari plasebo
(p < 0,05) setelah 4 jam
pemberian
Bone (1990),
post-operative
nausea 38
RCT
60 pasien
operasi
ginekologi
Jahe 1 g oral
dosis tunggal
sebelum
operasi
Plasebo atau Insiden mual: 28% jahe, 51%
metoclopramide plasebo 30% metoclopramide.
(10 mg)
Perbedaan bermakna (p <
0,005) antara kelompok jahe
dan plasebo
Phillips et al
(1993)
RCT
120
perempuan
yang akan di
laparoskopi
untuk keperluan
ginekologi
Jahe 1 g oral ,
dosis tunggal,
sebelum
operasi
Plasebo
atau
metoclopramide
(10 mg)
Insidensi mual dan muntah
adalah21%, 27% and 41%
pada kelompok jahe,
metoclopramide dan placebo.
Jahe secara bermakna
(P=0,006) menurunkan rasa
mual dibandingkan dengan
plasebo.
108 perempuan yang di
laparoskopi
demi keperluan ginekologi
Jahe 0.5 dan 1
gr oral dosis
tunggal,
sebelum
operasi
Plasebo
Tidak ada perbedaan
bermakna.
W anita hamil
dengan mual dan
muntah 38
W anita hamil
dengan mual dan
muntah 42
Pasien
laparosopi38
Arfeen et al
(1995), post
operative nausea 38
166
RCT
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan
gastrointestinal. Gingerol dan komponen lainnya dari
jahe diketahui mempunyai aktivitas sebagai anti-hidroksitriptamin melalui percobaan pada ileum babi. Galanolakton, merupakan unsur lain yang terkandung pada
jahe, adalah suatu antagonis kompetitif pada ileus 5HT reseptor, yang menimbulkan efek anti-emetik. Efek
jahe pada susunan saraf pusat ditunjukkan pada percobaan binatang dengan gingerol, terdapat pengurangan
frekuensi muntah. Selain itu, studi lain menemukan
bahwa jahe menurunkan gejala motion sickness pada
responden yang sehat.38
Dalam kaitannya sebagai anti inflamasi, ekstrak jahe
telah memperlihatkan kemampuan untuk menghambat
aktivasi TNF (tumour necrosing factor) dan ekspresi
siklo-oksigenase 2 selama in vitro dari sinoviosit manusia.39 Zat yang menghambat siklo-oksigenase 2, yaitu
gingerol, bekerja dengan cara menghalangi aktivasi p38
MAP kinase dan NF-kB. Jahe juga mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti radang, sehingga jahe dapat menghambat proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi H.pylori. Oleh
karena itu, frekuensi mual dan muntah yang disebabkan oleh infeksi H.pylori dapat dikurangi.39
menghilangkan mual yang disebabkan oleh berbagai
faktor, akan tetapi tidak boleh melebihi 4 gram per
hari.34
PERBANDINGAN OBAT ANTI MUNTAH DENGAN
JAHE DALAM KEHAMILAN
Ada beberapa penelitian yang membandingkan khasiat
jahe pada mual dan muntah dalam kehamilan atau
kasus-kasus lainnya (lihat tabel 2).
EFEK SAMPING JAHE PADA KEHAMILAN
Secara umum belum ada penelitian yang dapat membuktikan efek samping terhadap penggunaan jahe dalam kehamilan, jika diberikan dalam dosis 1 gram per
hari.34
Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah
iritasi atau tidak enak di mulut, mulas, bersendawa,
kembung dan mual, terutama pada sediaan jahe bubuk.
Jahe segar yang tidak terkunyah dengan baik dapat
juga membuat obstruksi usus. Jahe harus digunakan
dengan hati-hati pada orang yang memiliki ulkus pada
gaster, inflammatory bowel disease dan batu empedu.34,44,40
DOSIS DAN BENTUK SEDIAAN JAHE
Dosis rata-rata yang biasa digunakan berkisar antara
0,5-2 gram berbentuk bubuk dan dimasukkan ke dalam
kapsul. Bisa juga digunakan dalam bentuk ekstrak kering atau jahe yang masih segar. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa dosis yang memberikan efek
untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan
trimester pertama adalah sebanyak 250 mg jahe diminum 4 kali sehari, dapat diminum dalam bentuk sirup
maupun kapsul.36,37 Banyak penelitian membuktikan
bahwa bubuk jahe sebanyak 1 gram per hari dapat
Pada penelitian terhadap hewan percobaan menunjukkan bahwa jahe berpotensi sebagai inhibitor tromboxan
sintetase dan dapat mempengaruhi testosteron receptor
binding serta diferensiasi hormon sex steroid pada otak
janin4 (tabel 3).
Komponen-komponen tertentu dari jahe dapat menimbulkan efek pada sistem kardiovaskuler yang bervariasi.
Secara teoritis, jahe dapat mencegah pembekuan
darah dengan cara menghambat agregasi platelet, dan
bisa menimbulkan perdarahan berlebih. Penelitian ter-
Tabel 3. Berbagai efek samping penggunaan jahe4,34,40,44
Yang dipengaruhi
Efek samping
Gastrointestinal
• Rasa tidak enak pada mulut mulas, bersendawa,
kembung dan mual
Kardiovaskuler
• Inhibisi sintesa tromboxan, menghambat agregasi
platelet ( dipengaruhi adenosin difosfat dan
epinefrin)
Hormonal
• Mempengaruhi Testosterone Reseptor Binding
• Mempengaruhi diferensiasi hormon sex steroid
di otak janin
Kehamilan
• Abortus
• Mutasi Janin
• Resiko perdarahan
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
167
DAMIANUS Journal of Medicine
hadap manusia menunjukkan bahwa jahe menghambat
agregasi platelet yang dipengaruhi oleh adenosin
difosfat dan epinefrin34,44 (tabel 3).
Pada percobaan binatang, jahe dapat menyebabkan
abortus, mutasi janin dan meningkatkan risiko
perdarahan pada kehamilan dan persalinan. Akan
tetapi studi lain menemukan bahwa hal ini tidak terjadi
secara bermakna pada manusia.4,34,44
KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa jahe dapat digunakan untuk
mengurangi gejala mual dan muntah dalam kehamilan.
Selain itu, berdasarkan kepustakaan yang diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan jahe yang aman
dan efektif untuk mengatasi mual dan muntah dalam
kehamilan adalah 1 gram per hari, serta bentuk sediaan
yang dapat digunakan bervariasi tergantung keinginan
dan kondisi ibu hamil.
Walaupun mekanisme jahe dalam mengurangi mual
dan muntah dalam kehamilan belum begitu jelas, tetapi
apabila dibandingkan dengan metoclopramid, jahe
sepertinya mempunyai keunggulan dalam mekanisme
kerjanya, terutama dalam hal sistem yang dipengaruhinya. Metoclopramid hanya bekerja dengan cara meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah dan mempercepat pergerakan makanan pada sistem pencernaan. Sedangkan jahe selain mempercepat
transport gastrointestinal, juga bekerja pada susunan
sara pusat dan sebagai anti inflamasi untuk infeksi H.
pylori, sehingga gejala muntah dan mual pada kasuskasus diluar kehamilan pun dapat dikurangi dengan
pemberian jahe.
Efek samping jahe yang cukup berbahaya adalah
menghambat pembentukan tromboxan, sehingga dapat
mempengaruhi reaksi perdarahan. Jahe disebut dapat
mengakibatkan dan atau memperparah perdarahan serta menyulitkan proses pembekuan darah, terutama jika
terjadi dalam kehamilan. Namun, hal ini belum dapat
dibuktikan lebih lanjut secara ilmiah karena penelitian
tersebut hanya dilakukan terhadap tikus dan bukan
pada manusia.
Pada kenyataannya, banyak penelitian yang dilakukan
dengan dosis jahe 1 gram per hari (4 kali 250 mg) dalam
berbagai variasi pemberian masih tidak menunjukkan
efek samping yang berarti seperti yang disebutkan di
atas. Oleh karena itu, sampai sekarang pemakaian jahe masih dianggap aman dalam dosis yang terkontrol.
168
Diperlukan lebih banyak penelitian tentang efek
samping penggunaan jahe.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Koswara, Sutrisno. Jahe, rimpang dengan sejuta
khasiat. (Cited October 17th, 2008). Available from:
http://
www.
Ebookpangan.com/ARTIKEL/
JAHE%20RIMPANG%20
DENGAN%
20
BERBAGAI%20KHASIAT.pdf
2.
Ginger (Zingiber officinale roscoe). (Cited October
17th, 2008). Available from URL: http://
www.drugs.com/MTM/ginger.html
3.
Backon J. Ginger in preventing nausea and vomiting
of pregnancy; a caveat due to its thromboxane synthetase activity and effect on testosterone binding
[Letter]. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol
1991;42:163-4.
4.
Chandra K, Einarson A, Koren G. Taking ginger for
nausea and vomiting during pregnancy.Can Fam
Physician. 2002; 48: 1441-2.
5.
Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jagger C. A prospective study of nausea and vomiting during pregnancy.
Br J Gen Pract 1993;43(371):245-8.
6.
W eigel MM, Weigel RM. The association of reproductive history, demographic factors, and alcohol and
tobacco consumption with the risk of developing nausea and vomiting in early pregnancy. Am J Epidemiol
1988;127:562-70.
7.
Tsang IS, Katz VL, Wells SD. Maternal and fetal outcomes in hyperemesis gravidarum. Int J Gynaecol
Obstet. 1996;55(3): 231-5
8.
Semmens JP. Female sexuality and life situations.
An etiologic psycho-socio-sexual profile of weight
gain and nausea and vomiting in pregnancy. Obstet
Gynecol. 1971;38:555-63.
9.
Mazzotta P, Stewart D, Atanackovic G, Koren G, Magee
LA. Psychosocial morbidity among women with nausea and vomiting of pregnancy: prevalence and association with anti-emetic therapy. J Psychosom
Obstet Gynaecol. 2000;21(3):129-36.
10. Buckwalter JG, Simpson SW. Psychological factors
in the etiology and treatment of severe nausea and
vomiting in pregnancy. Am J Obstet Gynecol.
2002;186(5):210-14.
11. Gorsuch RL, Key MK. Abnormalities of pregnancy as
a function of anxiety and life stress. Psychosom Med.
1974;36(4):352-62.
12. Fairweather DV. Nausea and vomiting in pregnancy.
Am J Obstet Gynecol. 1968;102(1):135-75.
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
Kegunaan jahe untuk mengatasi gejala mual dalam kehamilan
13. Sherman PW, Flaxman SM. Nausea and vomiting of
pregnancy in an evolutionary perspective. Am J Obstet
Gynecol. 2002;186(5):190-7.
14. Flaxman SM, Sherman PW. Morning sickness: a
mechanism for protecting mother and embryo. Q Rev
Biol. 2000;75(2):113-48.
15. Davis M. Nausea and vomiting of pregnancy: an evidence-based review. J Perinat Neonatal Nurs.
2004;18(4):312-28.
16. Goodwin TM. Nausea and vomiting of pregnancy: an
obstetric syndrome. Am J Obstet Gynecol. 2002;186(5
suppl):184-9.
17. Depue RH, Bernstein L, Ross RK, Judd HL,
Henderson BE. Hyperemesis gravidarum in relation
to estradiol levels, pregnancy outcome, and other
maternal factors: a seroepidemiologic study. Am J
Obstet Gynecol. 1987;156(5):1137-41.
18. Frigo P, Lang C, Reisenberger K, Kolbl H, Hirschl AM.
Hyperemesis gravidarum associated with
Helicobacter pylori seropositivity. Obstet Gynecol.
1998;91(4):615-17.
19. Quinlan JD, Hill DA. Nausea and vomiting of pregnancy. Am Fam Physicians. 2003;68;121-8.
20. Hyde E. Acupressure therapy for morning sickness.
A controlled clinical trial. J Nurse Midwifery.
1989;34:171-8.
21. de Aloysio D, Penacchioni P. Morning sickness control in early pregnancy by neiguan point acupressure.
Obstet Gynecol. 1992;80:852-4.
22. O'Brien B, Relyea MJ, Taerum T. Efficacy of P6
acupressure in the treatment of nausea and vomiting during pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 1996;174:
708-15.
23. Fischer-Rasmussen W, Kjaer SK, Dahl C, Asping U.
Ginger treatment of hyperemesis gravidarum. Eur J
Obstet Gynecol Reprod Biol. 1991;38:19-24.
24. Badell, Martina L, Susan MR, Judith AS, Pharm D.
Treatment options for nausea and vomiting during
pregnancy. Pharmacotheraphy Publications.
2006;26(9):1273-87.
25. Sahakian V, Rouse D, Sipes S, Rose N, Niebyl J.
Vitamin B6 is effective therapy for nausea and vomiting of pregnancy: a randomized, double-blind placebo-controlled study. Obstet Gynecol. 1991;78:336.
26. Leathem A. Safety and efficacy of antiemetics used
to treat nausea and vomiting in pregnancy. Clin
Pharm. 1986; 5:660-8.
27. Harrington RA, Hamilton CW, Brogden RN, Linkewich
JA, Romankiewicz JA, Heel RC. Metoclopramide. An
updated review of its pharmacological properties and
clinical use. Drugs. 1983;25:451-94.
28. Park-Wyllie L, Mazzotta P, Pastuszak A, Moretti ME,
Beique L, Hunnisett L, et al. Birth defects after maternal exposure to corticosteroids: prospective cohort
study and meta-analysis of epidemiological studies.
Teratology. 2000;62:385-92.
29. Paimin, FB. Budidaya, pengolalan, perdagangan
jahe. Jakarta: Penebar Swadaya; 1999.
30. Jahe Gajah (Gambar). [Cited, 9 September 2010].
Available from: http://images.google.co.id
31. Jahe Merah (Gambar). [Cited, 9 September 2010].
Available from: http://wb4.itrademarket. com/
pdimage/61/860461_jahe.jpg
32. Jahe Gajah, Jahe Emprit dan Jahe Merah (Gambar).
[Cited, 9 September 2010]. Available from: http://
w b5 .itrad em ark et.c om /pd im age/12 /
1178112_pict0002aa.jpg
33. USDA Nutrient Database. USDA national nutrient
database for standard reference, release 23 (2010)
[Cited October 23th, 2008]. Available from: http://
www.nal.usda.gov /fnic /foodcomp /cgi-bin/
list_nut_edit.pl
34. Ginger (Zingiber officinale roscoe). [Cited October
17th, 2008]. Available from URL: http://
www.nlm.nih.gov /medlineplus/druginfo/natural/patient-ginger.html
35. Connell DW, McLachlan R. Natural pungent compounds IV. Examination of gingerols, shogaols,
paradols and related compounds by thin layer and
gas chromatography. J Chromatogr. 1972; 67:29-35.
36. Varma KR, Jain TC, Bhattacharyya SC. Structure and
stereochemistry of zingiberol and juniper camphor.
Tetrahedron 1962; 8:979 [Cited November 17th,
2008]. Available from: ProQuest. http://
il.proquest.com
37. DerMarderosian A, Beutler JA. The Review of Natural
Products. St. Louis, Mo.: Wolters Kluwer, 2006.
38. Ernst E, Pittler MH. Efficacy of ginger for nausea and
vomiting: A systematic review of randomized clinical
trials. Br J Anaesth. 2000;84(3):367-71.
39. Frondoza CG, Sohrabi A, Polotsky A, Phan PV,
Hungerford DS, Lindmark L. An in vitro screening assay for inhibitors of proinflammatory mediators in
herbal extracts using human synoviocyte cultures. In
Vitro Cell Dev Biol Anim. 2004;40:95-101.
40. Angela Keating, Ronald A Chez. Ginger syrup as an
antiemetic in early pregnancy. Alternative Therapies.
Sep/Oct 2002: 8 (5): 89-91 (Cited September 1st,
2010). Available from: http://omicron-pharma.com/
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
169
DAMIANUS Journal of Medicine
p dfs/g ing er% 20 S yru p% 2 0as%2 0 an tiemetic %
20in%20 early.pdf
41. Hemmatzadeh Sh, Sadegi S, Sayyahmelli M,
Pezeshky Z, Asnaashari S, Delazer A. A comparison
of ginger and metoclopramid in treatment of pregnant women's nausea and vomiting (Abstract). Tabriz
University of Medical Sciences Research Center.
2007. [Cited December 10th, 2008]. Available from:
http://pharm-sci.tbzmed.ac.ir/Old/Archive/ W inter
2007/ Abstracts/1.pdf
170
42. Forster DA, Denning A, Wills G, Bolger M, McCarthy E.
Herbal medicine use during pregnancy in a group of
australian women. BMC Pregnancy and Childbirth
2006, 6:21 (Cited December 10th, 2008) Available
from: http://www.biomedcentral.com/1471-2393/6/21
43. Bradley RR, ed. British Herbal Compendium. Vol 1.
Bournrmouth: UK; 1992.
44. Al-Achi A. A current look at ginger use. [cited October
10th 2008]. Available from: http:// uspharmacist.com
Vol. 10, No.3, Oktober 2011
Download