pendidikan politik perempuan dalam konteks negara demokrasi

advertisement
PENDIDIKAN POLITIK PEREMPUAN
DALAM KONTEKS NEGARA DEMOKRASI
Bambang Rudi Harnoko
Pegawai Diklat PMD Departemen Dalam Negeri Malang
[email protected]
Abstract: The de jure government has given full support in improving the quality and
quantity of women's political, affirmative strategy of 30% quota for women. However, this
strategy can not guarantee women's role in politics optimally. Therefore, sanggatlah
important to make efforts to improve the quality and quantity of the representation of
women's representation in politics. Especially in the context of democracy, which should
give the right to the same opportunities to all the people, both men and women in voicing
their aspirations as a manifestation of their political rights. Untuuk realize it all, required
education as a vehicle for increasing women's political empowerment and the ability to
actualize their role as citizens.
Keywords : Women, Political Education, Human Rights, Democracy
Abstrak:
Secara
de yure,
Pemerintah telah memberikan dukungan penuh dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas politik, strategi afirmatif perempuan kuota 30% bagi
perempuan. Namun, strategi ini tidak dapat menjamin peran perempuan dalam politik
secara optimal. Oleh karena itu, sanggatlah penting untuk membuat upaya meningkatkan
kualitas dan kuantitas representasi keterwakilan perempuan dalam politik. Terutama dalam
konteks demokrasi, yang harus memberikan hak untuk kesempatan yang sama untuk
semua orang, baik laki-laki dan perempuan dalam menyuarakan aspirasi mereka sebagai
manifestasi dari hak-hak politik mereka. Untuuk mewujudkan itu semua, diperlukan
pendidikan sebagai wahana untuk meningkatkan pemberdayaan politik perempuan dan
kemampuan untuk mengaktualisasikan peran mereka sebagai warga negara
Kata Kunci: Perempuan, Pendidikan Politik, Hak Asasi Manusia, Demokrasi
228 |
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012
sebagai politisi maupun sebagai pemilih
Pendahuluan
Secara
kuantitatif,
jumlah
(Gaffar, 2002 : 45).
Namun, ketentuan de jure tersebut
perempuan di Indonesia lebih banyak dari
pada laki-laki, akan tetapi jumlah tersebut
ternyata
tidak serta merta menjamin perempuan
masalah dan belum menjadi realita politik
memiliki peran dan posisi yang sama
secara de facto. Strategi afirmatif yang
dengan
didasarkan
laki-laki.
Kesenjangan
ini
masih menyisakan berbagai
pada
kuota
untuk
kuantitatif belum menjamin perempuan
mengembangkan tata pemerintahan yang
dapat berperan di bidang politik dan
sensitif
memberikan
meningkatkan kualitasnya untuk mengisi
terciptanya
quota tersebut. Terbukti tidak mudah bagi
mendorong
pemerintah
gender
dukungan
dan
bagi
pengarustamaan gender di seluruh bidang
partai
pembangunan, termasuk politik. Upaya
perempuan dalam memenuhi ketentuan
tersebut, antara lain tercermin melalui
itu. Tuntutan yuridis ini pun masih
lahirnya Undang-undang Partai Politik
diupayakan
yang telah disahkan pada akhir Desember
belum
mampu memberikan dampak
2007, undang-undang nomor 25 tahun
postif
yang
2000 tentang pokok-pokok kedudukan
peningkatan
dan peranan perempuan serta Undang-
kualitas kinerja lembaga legislatif dan
Undang No 10 tahun 2009 tentang
partai politik.
Pemilihan Umum. Undang-undang yang
memuat syarat
keterwakilan 30 %
untuk
mendapatkan
secara
kader
kuantitatif,
signifikan
kecerdasan
serta
terhadap
politik
dan
Dalam konteks negara yang sedang
membangun
budaya
demokrasi
perempuan dalam pendiri, kepengurusan
peningkatan kecerdasan politik kaum
partai politik dan sebagai calon anggota
perempuan
legislatif,
merupakan
karena roh atau hakekat demokrasi itu
langkah afirmatif untuk menghilangkan
sendiri adalah dari rakyat, oleh rakyat dan
hambatan legal bagi partisipasi politik
untuk rakyat, tanpa membedakan rakyat
perempuan.
laki-laki
Lahirnya
Undang-undang
menjadi
dan
sangat
perempuan.
penting,
Ukuran
diharapkan
terwujudnya Demokrasi di suatu negara,
akan memberikan ruang bagi perempuan
selain adanya pemilu langsung, multi
Indonesia untuk terlibat sceara aktif
partai, penegakan hukum, dan adanya
dalam kegiatan dan proses politik, baik
sistem
tersebut
secara
yuridis
bikameral,
juga
harus
ada
terciptnya penghormatan hak-hak asasi
Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 229
manusia
tanpa
membedakan
jenis
maju
daripada
perempuan.
kelamin, ras maupun gender (Gaffar,
Animo
perempuan untuk memasuki
2002
wilayah
publik
:
5).
Selain
itu,
kesamaan
ini
memang
sudah
kedudukan antara warga negara laki-laki
meningkat, akan tetapi prosentasenya
dan perempuan dalam menempati posisi
masih rendah walau sudah dijamin oleh
jabatan menjadi sangat penting dan
ketentuan
tentunya
kaum
perempuan cenderung lebih minat pada
perempuan di tingkat elit eksekutif
wilayah eksekutif dan judikatif karena
maupun
dirasa
banyaknya
legislatif
jumlah
akan
membawa
undang-undang.
lebih
teratur,
Kaum
nyaman
dan
dampak pada nasib perempuan itu sendri
pasti dibanding dengan bidang politik.
secara keseluruhan. Kata kunci yang bisa
Dinamika partai sangat fluktuatif dan
mengansumsikan hal ini adalah “ yang
penuh ’gambling,’ sementara banyak
mengetahui kondisi kaum perempuan ya
perempuan berkualitas sudah mapan pada
kaum perempuan itu sendiri”. Oleh
posisi strategis dengan perjuangan yang
karena
panjang,
itu
dalam
konteks
negara
menjadikan
mereka
tidak
demokrasi partisipasi kaum perempuan
tertarik pengurus partai, apalagi bila
dari level bawah sampai tingkat elite
hanya dijadikan alat memenuhi kuota
sangat
dan bukan diukur dari kemampuan dan
diperlukan
dalam
rangka
membangun bangsa yang demokratis.
wawasannya. Di
sisi
pesimisme
sinisme
dan
lain,
adanya
masyarakat
Pembahasan
berkaitan dengan peran parpol selama ini,
A. Peta Dan Realitas
yang tidak lepas dari pengalaman dan
Budaya patriarki
yang dominan
fakta realitas dalam kehidupan berbangsa
realitas
dan bernegara, sehingga
negara,
kader parpol belum terpola dengan baik
mengakibatkan tidak mudah mengubah
dan berkelanjutan, menyebabkan kurang
pandangan bahwa politik adalah wilayah
tersedianya
publik yang penting dan bisa dimasuki
dengan kualitas yang memadai guna
oleh perempuan. Akibat selanjutnya,
mengisi struktur lembaga politik untuk
jumlah perempuan berpotensi di bidang
mendukung peningkatan kualitas partai
ini
mampu
dan berpotensi dalam memenangkan
berkompetisi dengan para laki-laki yang
partai dalam pemilu (Soeharto, 2009 : 3).
selama ini dikonstruksikan untuk lebih
Pendidikan politik selama ini juga kurang
dan
mengejawantah
masyarakat
230 |
masih
dalam
bahkan
sedikit
untuk
kader
rekruitmen
perempuan
partai
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012
bersubstansi
gender
dan
masih
sebagai agen perubahan dan pengambil
diperuntukkan bagi pengurus partai saja
kebijakan yang berkualitas. Minimnya
serta belum menjangkau masyarakat
jumlah perempuan di jabatan publik
secara luas (Kartini, 2011 : 2).
dipengaruhi oleh komitmen para elit
Realitas di lapangan menunjukan
politik
mempromosikan
perempuan
bahwa, sampai saat ini Indonesia baru
secara adil, serta hambatan demokrasi
memiliki seorang gubernur perempuan
dan kultural internal di lembaga itu.
dari 33 propinsi, 12 perempuan menjadi
Padahal kita mengetahui partai adalah
bupati/walikota
kunci
dari
sekitar
500
bagi
peningkatan
partisipasi
kabupaten/kota, bahkan kurang dari 10%
politik serta portal strategis penyiapan
perempuan menjadi anggota DPR di
calon untuk jabatan publik.
tingkat
nasional
dan
DPRD
di
Tindakan
afirmatif
untuk
propinsi dan kabupaten. Dari sekian
meningkatkan partisipasi perempuan di
banyak partai politik tercatat tidak lebih
bidang
dari 5 perempuan menjadi ketua partai
dibangun berdasarkan adagium ’setiap
politik di tingkat nasional (Telaumbanua,
warganegara baik perempuan dan laki-
2011
lain
laki punya hak yang sama’. Namun
menunjukan bahwa, pada Pemilu tahun
upaya mewujudkan kesamaan itu tidak
1999 hanya terdapat 9% dari 462 anggota
akan
DPR
anggota
persoalan mendasar perempuan. Sama
perempuan, namun pada Pemilu 2004
dan setara dalam politik tidak akan
meningkat menjadi 11%. Peningkatan
berarti apa-apa ketika perempuan masih
tersebut salah satunya didorong oleh
terbelenggu oleh konstruksi sosial dan
lahirnya 2 UU di bidang politik, yaitu UU
terbatas
31 tahun 2002 tentang Parpol dan UU
politiknya. Tindakan khusus ternyata
No.12
masih
:
2).
RI
Sedangkan
yang
tahun
data
merupakan
2003
tentang
Pemilu.
politik
sesungguhnya
tercapai
bila
dalam
telah
mengabaikan
mengakses
harus
hak
didukung
Bahkan pada pemilu 2009 lalu angka
dengan langkah khusus, agar supaya
prosentasenya telah mencapai 17% dari
tindakan ini bukan saja menuansakan
seluruh keanggotaan DPR RI yang
sebuah
berjumlah 560 orang (Santoso, 2011 : 5).
mengandung
Jumlah yang minim ini pun masih
direalisasikan. Karena itu diperlukan
dilengkapi dengan kondisi bahwa belum
langkah-langkah strategis dan persuasif
sepenuhnya mereka berperan optimal
dari lembaga masyarakat, pemerintahan
perubahan
tetapi
’possibility’
juga
untuk
Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 231
dan
partai
untuk
mendorong
dan
terpisahkan
di
dalamnya
adalah
mencerdaskan perempuan dalam hal ini.
perempuan. Kita tidak menyoroti alasan
Partai
kenapa begitu banyak partai
dan
misalnya,
lembaga
harus
masyarakat,
menyempurnakan
tetapi mari melihat secara kritis dari sisi
pola rekruitmen kader perempuan secara
posisi
berkelanjutan,
dalamnya
melakukan
advokasi,
berdiri,
dan
peran
serta
perempuan
manfaat
di
yang
serta mengembangkan program pelatihan
diterimanya.
dan pendidikan politik yang dibutuhkan
perempuan untuk berpolitik adalah partai.
perempuan untuk mampu memainkan
Dengan adanya undang-undang yang
peran yang penting. Hal ini dilakukan
menauingi,
bukan karena keterpaksaan hanya untuk
menjadi
memenuhi ketentuan UU, tetapi atas
meningkat untuk mencapai ketentuan
kesadaran politik memberikan ruang bagi
minimal jumlah 30 % sebagai prasyarat
warga negara untuk mengakualisasikan
sebuah
hak dasarnya (Subakti, 1992 : 39).
pemilu.
Undang-undang yang menjamin ini harus
bagaimana posisi jabatan dan kualitasnya
segera
berperan
disosialisasi oleh pemerintah
Ruang
pertama
jumlah
pengurus
partai
sah
Namun
di
bagi
perempuan
partai
sebagai
perlu
mengarahkan
ini
peserta
dicermati
trend
dan
kepada seluruh masyarakat baik di
pengambilan keputusan strategis di dalam
tingkat
ke
lembaga potitik tersebut. Dalam hal ini
masyarakat yang jauh dan terpencil.
nampaknya masih jauh dari apa yang
Selain
diharapan.
sekaligus
kabupaten/kota
untuk
sampai
diseminasi
menyamakan
informasi
persepsi
dan
menyatukan
langkah
menghapus
Lahirnya
banyak
partai seyogianya menjadi harapan bagi
peningkatan partisipasi politik perempuan
pandangan yang
negatif atau hambatan implementasinya.
Selanjutnya, pada pemilu tahun
dan pembaruan kehidupan perpolitikan di
negeri ini dimana Undang-undang Partai
Politik dapat dimanfaatkan dengan cerdas
2009 tercatat puluhan partai politik lahir
sebagai
dan ikut dalam proses pemilu. Jumlah
meningkatkan
kualitas
yang mencengangkan sebenarnya untuk
keberdayaan
warganya
peta politik di negeri ini. Partai-partai
perempuan.
instrumen
berpolitik
partai
untuk
dan
terutama
ini memanifestokan visi dan misi yang
mendatangkan sejahtera dan rahmat bagi
bangsa dan warganya yang tentunya tidak
232 |
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012
B. Hak Politik Adalah Hak Asasi
dalam
rangka
melindungi
seseorang atau suatu kelompok yang
Manusia
Politik
terutama
pada
selalu
lemah atau dilemahkan (al-mustad'afin)
terkait dengan kekuasaan dan proses
dari tindakan dzalim dan semena-mena
pengambilan
Lingkupnya
yang biasanya datang dari mereka yang
sangat luas, yaitu mulai pengelolaan
kuat dan berkuasa. Karena itu, esensi dari
kekuasaan dan pengambilan keputusan di
konsep
tingkat institusi paling kecil dalam wujud
penghormatan
keluarga sampai ke tingkat institusi
seseorang tanpa kecuali dan tanpa ada
politik formal tertinggi dalam bentuk
diskriminasi berdasarkan apa pun dan
negara. Jadi, pengertian politik secara
demi alasan apa pun; serta pengakuan
luas mencakup semua masalah pokok
terhadap
dalam kehidupan sehari-hari yang pada
makhluk termulia di muka bumi.
keputusan.
kenyataannya
perempuan.
hakikatnya
selalu
hak
asasi
manusia
terhadap
martabat
adalah
kemanusiaan
manusia
sebagai
melibatkan
Kesadaran akan pentingnya HAM
Hak Asasi Manusia atau
dalam wacana global muncul bersamaan
biasa disebut dengan istilah HAM,
dengan
merupakan suatu konsep etika politik
menempatkan
modern yang dibangun di atas sebuah
sentral pembangunan (human centred
kesadaran paling mendasar dalam sejarah
development) (Gatara, 2009 : 43). Konsep
kemanusiaan, yaitu kesadaran tentang
HAM berakar pada penghargaan terhadap
pentingnya
dan
manusia sebagai makhluk berharga dan
penghormatan terhadap manusia dan
bermartabat. Konsep HAM menempatkan
kemanusiaan. Kesadaran ini membawa
manusia sebagai subyek, bukan obyek
kepada sebuah tuntutan moral tentang
dan
bagaimana
manusia
terhadap manusia atas dasar ras, warna
sesamanya
manusia.
kulit, jenis kelamin, jenis gender, suku
tersebut
sejatinya
bangsa, bahasa, maupun agama. HAM
penghargaan
seharusnya
memperlakukan
Tuntutan
moral
kesadaran
tidak
akan
manusia
pentingnya
sebagai
melakukan
titik
diskriminasi
merupakan ajaran inti dari semua agama.
mengajarkan
Sebab,
kebebasan manusia sehingga tidak boleh
semua
pentingnya
agama
mengajarkan
penghargaan
dan
ada
prinsip
diskriminasi,
persamaan
eksploitasi
dan
dan
penghormatan terhadap manusia, tanpa
kekerasan
pembedaan dan diskriminasi atas dasar
bentuk apa pun (Budihardjo, 20045 : 57).
terhadap
manusia
dalam
apa pun. Tuntutan moral itu diperlukan,
Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 233
Hak politik selain tercantum dalam
akan perdamaian, hak akan pembangunan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
dan hak akan lingkungan hidup yang
(DUHAM), ditemukan juga di dalam
bersih. Ketiga, hak sipil dan hak politik,
berbagai
tentang
antara lain mernuat sejumlah hak yang
HAM, seperti dokumen Rights of Man
telah ada dalam perundangan Indonesia
France (1789), Bill of Rights of USA
seperti: hak atas penentuan nasib sendiri,
(1791) dan International Bill of Rights
hak memperoleh ganti rugi bagi mereka
(1966). DUHAM menyebut istilah basic
yang kebebasannya dilanggar; hak atas
human rights yaitu hak asasi manusia
kehidupan, hak atas kebebasan berfikir,
paling
berkeyakinan dan beragama, hak yang
dokumen
mendasar
sebagai
hak
historis
dan
paling
dikategorikan
untuk
sama bagi perempuan dan laki-laki untuk
diprioritaskan dalam berbagai hukum dan
menikmati hak sipil dan politik, hak
kebijakan,
nasional
seorang untuk diberi tahu alasan-alasan
maupun internasional. Walaupun, secara
pada saat penangkapan, persamaan hak
eksplisit tidak dijumpai penjelasan rinci
dan tanggung jawab antara suami-istri.
tentang hak-hak apa saja yang termasuk
Keempat,
di dalam basic human rights, namun,
budaya,
secara umum mencakup hak hidup, hak
menikmati kebebasan dari rasa ketakutan
atas pangan, pelayanan medis, kebebasan
dan
dari
diskriminasi
baik
di
tingkat
penyiksaan,
beragama.
penting
dan
Kelima
kebebasan
ekonomi,
antara
lain
kemiskinan;
ras,
sosial
dan
mernuat
hak
larangan
wama
kulit,
atas
jenis
paling
kelamin, gender, dan agama, persamaan
fundamental tersebut, dan juga hak-hak
hak antara laki-laki dan perempuan untuk
lain
asas
menikmati hak ekonomi, sosial dan
dan
budaya; hak untuk mendapat pekerjaan;
terhadap
hak untuk memperoleh upah yang adil
didasarkan
fundamental,
hak
hak
pada
yaitu
satu
penghargaan
penghormatan
martabat manusia (Surajiwo, 2009, 76).
Secara
diumumkan
umum
PBB
tahun
DUHAM
1948
bagi buruh laki-laki dan perempuan; hak
untuk membentuk serikat buruh; hak
dan
untuk mogok; hak atas pendidikan: hak
mengandung empat hak pokok. Pertama,
untuk bebas dari kelaparan (Ruslan, 2000
hak individual atau hak-hak yang dimiliki
: 32).
setiap orang. Kedua, hak kolektif atau
hak
yang
hanya
khusus,
hak
politik
dapat
perempuan dalam DUHAM tertuang
dinikmati bersama orang lain, seperti hak
dalam pasal 2: “setiap orang berhak atas
234 |
masyarakat
Secara
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012
semua hak dan kebebasan-kebebasan
mengacu kepada instrumen internasional
yang tercantum di dalam Deklarasi ini
mengenai HAM, seperti telah dipaparkan,
tanpa perkecualian apapun, seperti ras,
juga mengacu kepada sumber hukum
warna kulit, jenis kelamin, bahasa,
nasional Indonesia. Pertama, Pancasila
agama,
sebagai
politik
atau
pendapat
yang
ideologi
negara.
berlainan, asal mula kebangsaan atau
Kedua, konstitusi, khususnya UUD 1945
kemasyarakatan, hak milik, kelahiran,
hasil amandemen kedua, pada pasal-pasal
ataupun kedudukan lain.” Selanjutnya,
28 A sampai J tentang HAM), dan ketiga
dinyatakan secara lebih rinci dalam
dalam bentuk sejumlah undang-undang
Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak
nasional
Sipil dan Politik pasal 25 dan 26.
penegakan HAM. Di antaranya, UU No.
Kovenan ini telah diratifikasi pemerintah
68
Indonesia melalui UU No. 12 Tahun
Konvensi
2005. Sedangkan, Deklarasi New Delhi
Politik Perempuan, UU No. 7 Tahun
tahun 1997 menegaskan, hak politik
1984
perempuan
Internasional
harus
dipandang
sebagai
yang
Tahun
berkaitan
1958
tentang
Internasional
tentang
Ratifikasi
tentang
Ratifikasi
mengenai
dengan
Hak
Konvensi
Penghapusan
bahagian integral dari hak asasi manusia
Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
(HAM). Jika kita mengakui hak asasi
Perempuan (khususnya pasal-pasal 7-8),
manusia berarti kita pun harus mengakui
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
hak politik perempuan. Hak politik
Asasi Manusia (khususnya pasal-pasal
perempuan tidak boleh dipisahkan dari
43, 45-51), UU No. 29 Tahun 1999
HAM.
perempuan
tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan
berhak berkiprah dalam politik seperti
Diskriminasi Rasial, UU No. 23 Tahun
laki-laki.
melibatkan
2003 tentang perlindungan Anak, UU No.
perempuan dan laki-laki sebagai subyek.
23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Sejatinya, setiap perempuan, baik sebagai
KDRT
warga negara maupun sebagai manusia
Tangga), dan UU No. 12 Tahun 2005
menyadari akan hak politik mereka,
tentang ratifikasi Kovenan Internasional
demikian
yang
tentang pemenuhan hak-hak sipil dan
terkandung di balik hak-hak tersebut (
politik dari seluruh warga negara tanpa
Huda, 2005 : 76).
kecuali (khususnya pasal-pasal 25-26)
Sebagai
manusia,
Politik
pula
harus
potensi-potensi
Pemenuhan
hak
politik
perempuan di Indonesia, di samping
(Kekerasan
Dengan
dalam
Rumah
diaturnya hak politik
perempuan sebagai bagian dari Hak Asasi
Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 235
Manusia
dalam
perundangan
berbagai
baik
peraturan
berbangsa dan bernegara. Sebab, di sana
maupun
tidak ada kebebasan memilih partai, tidak
nasional
internasional, seharusnya membuat yakin
ada
bagi kaum perempuan ( Indonesia), untuk
parlemen. Pemenangnya pun sudah pasti,
mengembangkan dirinya dan potensinya
yaitu
dalam setiap kegiatan politik untuk
sebelumnya, Pemilu 1999 diikuti banyak
menyuarakan
kaum
partai dan rakyat pun yang selama ini
perempuan. Keyakinan tersebut dibangun
tidak memiliki alternatif pilihan lalu
dengan pondasi bahwa hak berpolitik
menjadi
adalah Hak Asasi Manusia, berarti hak
banyak pilihan sementara mereka belum
berpolitik merupakan hak yang melekat
pernah
pada setiap diri manusia dan merupakan
bagaimana memilih partai politik secara
kodrat yang diberikan oleh sang pencipta
cerdas. Karena itu, dirasakan perlunya
kepada semua mahluk baik laki-laki
suatu
maupun perempuan tanpa perbedaan,
pendidikan pemilih (voter education)
sehingga kondisi ini seharusnya bisa
bagi para pemilih, terutama dari kalangan
menjadikan kaum perempuan merasa
terbawah
percaya diri bahwa tidak ada perbedaan
kelompok akar rumput, baik laki-laki dan
apapun secara sosial politik dengan kaum
khsusunya perempuan (Soeharto, 2011 :
laki-laki.sehingga perempuan mempunyai
4). Oleh karena itu, pendidikan politik
peran, akses dan kontrol yang sama untuk
perempuan menjadi hal yang penting
berperan dan menduduki posisi tertinggi
dalam
dalam
keinginan
kebebasan
memilih
Golkar.
Berbeda
bingung
karena
mendapat
konteks
dengan
dihadapkan
pendidikan
pencerahan
atau
anggota
dalam
sering
negara
politik
bentuk
diistilahkan
demokrasi.
kancah
perpolitikan
demi
Pemerintah perlu melakukan kerjasama
memperjuangkan
kepentingan
kaum
dengan para Ormas dan LSM untuk
perempuan.
melakukan kegiatan tersebut. Tujuan dari
pendidikan politik adalah memajukan
demokrasi,
C. Urgensi Pendidikan Politik
Perempuan Di Negara Demokrasi
Era
perempuan, dan meningkatkan partisipasi
politik perempuan, terutama di tingkat
dimulai tahun 1999, ditandai dengan
pedesaan di mana mayoritas perempuan
pelaksanaan Pemilu secara demokratis.
berada (Ruslan, 200 : 18). Hal yang
Sebelumnya, Pemilu hanyalah sebuah
melatarbelakangi pentingnya pendidikan
perhelatan
politik perempuan, antara lain: pertama,
rutin
demokrasi
depolitisasi
Indonesia
236 |
baru
mengakhiri
dalam
kehidupan
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012
meskipun
Indonesia
telah
merdeka
Secara umum, kesejahteraan lahir bathin
selama lebih dari setengah abad, namun
merupakan aspirasi dan tujuan
perempuan
ingin
pada
umumnya
belum
dicapai
memahami hak-hak asasi mereka dan
perempuan.
potensi-potensi yang terkandung dibalik
baik
hak-hak tersebut, khususnya hak dalam
ketidakberdayaan
bidang politik; kedua, umumnya pemilih
kendala
baginya
perempuan
belum
untuk
demokrasi
dan
makna
haknya
pentingnya
Pemilu
bersuara.
seorang
Namun, berbagai kondisi
kultural,
mengerti
yang
sistemik
perempuan
untuk
dan
menjadi
mengakses
berperan
dan
Untuk menjawab tantangan
sebagai sarana membangun masa depan
dan kendala ini diperlukan lembaga
Indonesia
masyarakat,
yang
demokratis,
serta
pemerintahan
dan
kehidupan masyarakat yang lebih adil
partai
dan sejahtera dan; ketiga, selama ini
strategi
pendidikan politik bagi perempuan tidak
program-programnya. Pendekatan paling
pernah diselenggarakan secara sungguh-
tepat
sungguh dan sistemik. Struktur politik
menjangkau perempuan adalah dengan
negara masa Orde Baru menegasikan hak
memberikan program yang tepat, antara
politik perempuan sedemikian rupa, baik
lain program pelatihan dan pendidikan
secara
kolektif.
politik yang mengembangkan kecerdasan
mengalami
berpolitik, membangun kepercayaan diri
individual
Akibatnya,
maupun
perempuan
yang gender responsif dalam
dan
pro-perempuan
untuk
berkomunikasi
dalam
dan
depolitisasi secara luar biasa. Dampak
dan
buruk dari proses depolitisasi tersebut,
wawasannya.
perempuan
dilakukan secara instant top-down, tetapi
sangat
rentan
terhadap
meningkatkan
Program
ini
tidak
praktik-praktk mobilisasi, dan mayoritas
berkesinambungan
perempuan memilih bersikap apatis, diam
(people driven) dari bawah (bottom-up).
dan tidak kritis dalam menghadapi proses
Dalam
politik.
membelenggu, interpretasi baru yang
Perempuan
hak
kaitan
dan
partisipatif
kultural
yang
mempunyai
relevan oleh lembaga masyarakat (sosial
untuk memilih wilayah publik
budaya dan keagamaan) akan sangat
dimana
dia
sesuai
membantu membuka cakrawala berfikir
potensinya. Iapun berhak atas manfaat
dan memberikan pencerahan bagi semua
dari
elemen masyarakat. Dengan demikian
semua
ingin
aktivitas
berperan
politik
yang
dilakukan oleh negara dan partai politik.
ruang
bagi
perempuan
untuk
Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 237
meningkatkan
keberdayaan
dan
membuktikan bahwa dirinya sungguh-
kemampuan mengaktualisasi perannya
sungguh mampu, memang pantas dan
semakin dibukakan. Bila tembok ekslusif
dapat diandalkan. Mari simak penuturan
pemisah terhadap perempuan
mampu
seorang walikota perempuan:“Aku kerap
pendekatan
dikritik atas beberapa komentar yang
dijebolkan
ini,
dengan
niscaya
perempuan
akan
agak
menyinggung
perasaan
yang
terbangkitkan kesadaran berpolitiknya.
selanjutnya
(Kartini, 2011 : 6).
pergunjingan publik. Tidak sebagaimana
meledak
menjadi
Sementara itu, sejumlah analisis
laki-laki dalam posisi yang sama, semua
mengungkapkan bahwa perilaku politik
pernyataan mereka seringkali berlalu
setidaknya
tanpa
membutuhkan
karakteristik,
yakni
tiga
tantangan.”
Artinya,
sejumlah
kemandirian,
kendala primordial masih menghadang
kebebasan berpendapat, dan tindakan
kaum perempuan dalam berkiprah di
agresif. Sayangnya, ketiga karakteristik
dunia politik. Di antaranya, persoalan
tersebut tidak pernah dianggap ideal
seksime. Bagi politisi laki-laki, hampir
dalam
tidak menemukan kendala yang berarti
diri
perempuan.
Masyarakat
umumnya selalu memandang perempuan
berkaitan
yang mandiri, berani mengemukakan
mereka. Sebaliknya, politisi perempuan
pendapat, dan agresif sebagai orang yang
lebih banyak dinilai berkaitan dengan
tidak
tidak
penampilan fisik mereka, misalnya soal
diinginkan. Karena itu, mereka perlu
model rambut, model giwang, cara
dikucilkan.
lain,
berjalan, cara berbusana, setelah itu baru
perempuan dengan karakter seperti itu
cara berfikir. Di samping itu, persoalan
bukan tipe perempuan ideal. Karena itu,
keluarga sangat berpotensi menimbulkan
ketiga karakter ini memang tidak pernah
isu sensitif bagi politisi perempuan
diharapkan muncul pada diri seorang
dibandingkan dengan politisi laki-laki.
perempuan.
Dapat disimpulkan, paling tidak ada tiga
dapat
diterima
Dengan
atau
ungkapan
Dunia politik sesungguhnya identik
dengan
penampilan
fisik
unsur yang merajut kepemimpinan dalam
dengan dunia kepemimpinan. Berada
diri
dalam
kompetensi diri, dan agresi kreatif.
posisi
perempuan
sebagai
mengalami
pemimpin,
lebih
banyak
seseorang,
yaitu
kekuasaan,
Kekuasaan sebagai unsur paling penting
hambatan ketimbang laki-laki. Mengapa?
dalam
Karena
memimpin seseorang selalu didefinisikan
238 |
perempuan
harus
selalu
membangun
kemampuan
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012
dengan
ciri
yang
maskulin,
yaitu
maskulin dan feminin yang dapat dicapai
kekuatan atau ketegaran atau kemampuan
oleh keduanya: laki-laki dan perempuan.
bertindak yang diperlukan guna mencapai
Ke
sesuatu demi tujuan yang lebih besar.
pengertian baru tentang kekuasaan yang
Persoalannya, keluarga dan masyarakat
tidak selamanya bernuansa maskulin
tidak pernah mempersiapkan perempuan
sehingga
secara serius dan sungguh-sungguh untuk
mengeliminir
membangun
dalam
kualitas
kekuasaan,
depan
perlu
mensosialisasikan
perempuan
tidak
unsur-unsur
dirinya
demi
harus
feminitas
menggapai
kompetensi diri dan agresi kreatif dalam
kekuasaan.
diri mereka. Lalu, bagaimana mungkin
menolak gaya feminin dan kemudian
anak perempuan dapat bermimpi menjadi
berperilaku
pemimpin bila mereka tidak memiliki
berkuasa dan supaya diterima sebagai
gambaran
pemimpin.
kultural
yang
mampu
Perempuan
sebagai
tidak
laki-laki
Sesungguhnya
harus
untuk
perempuan
membimbing mereka? Tidak heran jika
ketika berada di rumah tangga atau dalam
kebanyakan
kehidupan
perempuan
mengalami
keluarga
lebih
banyak
kesulitan membebaskan diri dari berbagai
menjalankan peran kekuasaan dan peran
pengaruh
pengambilan kebijakan. Sebagai ibu,
kultural
patriarkal
untuk
berkiprah dalam dunia politik.
Perempuan
dapat
menggunakan
kurang
kekuasaan yang nyata dalam peranannya
menginginkan kekuasaan manakala yang
sebagai pengatur keluarga dan pengambil
dilanggengkan di masyarakat adalah
kebijakan. Pengalaman di rumah tangga
gagasan kekuasaan versi laki-laki yang
dapat
sarat
keperkasaan,
menjalankan kekuasaan dan merebut
kejantanan, dan kekerasan. Karena itu,
posisi kepemimpinan di lingkungan yang
sudah
mempromosikan
lebih besar dan rumit, seperti negara.
kekuasaan menurut definisi perempuan.
Berbeda dengan laki-laki, bagi umumnya
Yakni,
lebih
perempuan, kekuasaan itu lebih dimaknai
mengedepankan
kemampuan
sebagai keinginan mensejahterakan orang
memberdayakan,
kemampuan
lain, persis seperti keinginan seorang ibu
dengan
ternyata
perempuan
ciri-ciri
saatnya
kekuasaan
yang
dijadikan
referensi
untuk
memelihara dan menciptakan masyarakat
membimbing
yang lebih harmoni dan bermartabat.
keluarganya. Kekuasaan semacam ini
Dengan demikian definisi baru kekuasaan
tidak berpusat pada diri sendiri melainkan
merupakan
lebih diarahkan untuk mencapai suatu
gabungan
dari
kualitas
anak-anaknya
atau
Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 239
tujuan yang lebih mulia bagi banyak
sendiri.
orang (Kartini, 2001 : 10).
cenderung memikirkan agenda politik
Dengan
demikian,
kekuasaan
yang
mengintegrasikan
berciri
kualitas
Artinya,
politisi
perempuan
konsep
yang
feminin
kesejahteraan masyarakat luas ketimbang
perempuan
berdampak
pada
pemenuhan
memikirkan kepentingan khusus mereka.
dengan sejumlah karakteristik laki-laki
Dengan mengembangkan definisi
dan kedua atribut itu mempunyai nilai
kekuasaan
yang sama. Dengan ungkapan lain,
perempuan, perempuan dapat menjadi
kualitas laki-laki dan kualitas perempuan
politisi bijak dan handal. Politisi yang
tidaklah
tidak
bertentangan.
Sebab,
dalam
berbasis
akan
pengalaman
menyakiti
hati
lawan
kelembutan dan kasih sayang perempuan,
politiknya, apa pun alasannya. Politisi
justru terpendam kekuatan yang dahsyat.
yang tidak akan menggunakan intrik
Selain itu, kekuasaan berciri feminin
politik sebagaimana biasa digunakan oleh
mencakup
memberdayakan
laki-laki. Seorang politisi perempuan
orang lain, bukan merusak orang lain.
dapat mengasah sisi keibuannya yang
Sebaliknya, gagasan yang selama ini
bijak
digunakan adalah bahwa untuk berkuasa,
kebutuhan
seseorang harus rela menginjak orang
menyelesaikan setiap agenda politiknya.
lain. Kekuasaan hendaknya dimaknai
Bukankah kekuasaan itu pada intinya
sebagai
adalah
gagasan
kemampuan
melaksanakan
dan
selalu
tanggap
terhadap
lain
untuk
orang
kemampuan
menyelesaikan
sesuatu yang berguna bagi orang lain.
masalah? Sifat feminin perempuan yang
Untuk itu, jabatan hendaknya ditafsirkan
dekat dengan sifat kepedulian, kerelaan
sebagai sarana memberdayakan orang
untuk berbagi dan komitmen yang tinggi
lain,
untuk
bukan
menghancurkan
atau
membahagiakan
orang
memperdayakan. Kekuasaan mencakup
merupakan
modal
nalar, tujuan, agenda yang hedak dicapai.
membangun
politik
Sidney Verba dari Universitas Harvard
perdamaian dan pencerahan.
dasar
yang
lain
untuk
bernuansa
menegaskan, sumbangan terpenting dari
Pemaparan di atas, bisa dibangun
kelompok perempuan di dunia politik
melalui wadah organisasi yang memiliki
adalah bahwa mereka lebih berminat
strategi
mengerjakan sesuatu yang bermanfaat
panjang untuk benar-benar menghasilkan
bagi
kader-kader tangguh, dengan pemenuhan
masyarakat
luas
daripada
memperluas lingkup kekuasaan mereka
240 |
jangka
pendek
dan
jangka
beberapa kebutuhan antara lain:.
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012
1. Kader politik perempuan harus punya
tersebut, dan kader politik yang ada
basis di masyarakat (akar rumput)
memang
Disini adalah kelemahan utama, upaya
kepercayaan dari mereka, maka posisi
para aktivis perempuan selama ini.
perempuan di politik dapat menguat,
Afirmative action yang menjebolkan
dan sulit di goyahkan.
kuota 30 % perempuan di politik,
mampu
2. Peningkatan
peran
mengambil
perempuan
di
adalah perjuangan perempuan di kelas
setiap lini masyarakat. Kuota 30%
menengah atas, tanpa persiapan kader-
tidak hanya di posisi legislatif, tapi
kader
di
disegerakan di organisasi masyarakat.
tempatkan untuk menjadi petarung
Di organisasi mahasiswa dan siswa.
politik. Tak heran jika hasil dari
Tentunya juga di Pemerintahan.
yang
memang
layak
afirmatif action ini tak jauh berbeda
3. Perlu
mewadahi
sebuah
lembaga
dengan proporsi politik perempuan
pelatihan,
pada pemilu tahun 1999 yaitu hanya
kebutuhan perempuan untuk berpolitik
11 %. Kader politik perempuan, jarang
praktis.
memiliki
Baru
dibutuhkan seperti a. Pengantar politik
dikenal, karena agenda pemilu, atau
(konsep yang mirip dengan pelatihan
karena kebetulan istri atau keluarga
politik yang ada) b. Ideologi politik :
tokoh masyarakat. Sementara, potensi
untuk rakyat c. Strategi; advokasi ;
perempuan,
analisis anggaran ; komunikasi politik
basis
masyarakat.
yang
mendominasi
berbagai bidang masyarakat belum di
ajak urun rembug bersama untuk
yang
memfasilitasi
Pelatihan
yang
akan
; penjaringan dana.
Tiga hal dasar yang utama harus
memperkuat posisi politik perempuan
diperhatikan
ini. Katakanlah; Jumlah guru yang
keberdayaan politik perempuan adalah
dominan Perempuan, jumlah murid
hak, aspirasi dan akses. Kesadaran akan
berprestasi yang dominan perempuan,
hak dan pentingnya perempuan berperan
serta kelompok pengajian perempuan
di bidang politik adalah menjadi hal
yang
utama yang harus dibangun. Edukasi
biasanya
intens
dengan
dalam
hal
membangun
pendidikan perempuan dan jumlahnya
politik
cukup banyak di seantero daerah
lembaga masyarakat, pemerintahan dan
khususnya
saja
partai sangat penting tapi justru bagian
kesadaran akan peran politik ini
inilah yang sering terlupakan. Pola pikir
sampai kepada kelompok-kelompok
lembaga pemberdayaan
sumut.
Andai
terhadap
perempuan
oleh
dan institusi
Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 241
politik
masih
paradigma
terkesan
lama
diwarnai
dengan
menjadi
sangat
penting,
dan
untuk
budaya
memaksimalkan kiprah perempuan dalam
tradisionil, serta masih mendikotomikan
bidang politik perlu adanya pendidikan
antara laki-laki dan perempuan. Dalam
politik bagi perempuan.
konsep kesetaraan gender sesungguhnya
tidak diartikan wanita harus bersaing
DAFTAR PUSTAKA
dengan pria. Sebaliknya, wanita dan pria
Budiardjo, Miriam, 2004, Dasar-Dasar
dengan peran strategisnya masing-masing
Ilmu
mesti
Gramedia
berdampinagan
bergandengan
dan
mewujudkan kehidupan
bersama yang lebih baik.
Politik,
Jakarta
:
PT.
Gaffar, Afan, 2002. Politik Indonesia
Transisi
Menuju
Demokrasi,
Yogyakarta :Pustaka Pelajar
Gatara, A.A.Sahi, d 2009, .Ilmu Politik
Penutup
Perjuangan perempuan Indonesia
menuju demokrasi masih sangat panjang.
Salah
satu
strategi
dikembangkan
pendidikan
adalah
politik
perempuan.
diharapkan
yang
melakukan
bagi
Pendidikan
dapat
harus
mengubah
pemilih
Memahami
dan
Menerapkan,
Bandung :CV. Pustaka Setia
Huda,
Ni’matul,
2005, .Hukum tata
Negara Indonesia. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
politik
Makalah : “Relevansi
image
Pendidikan Politik Bagi Pemilih
masyarakat tentang politik yang selama
ini diasumsikan sebagai hak monopoli
Pemula,” 2011
Ruslan,
Utsman
Abdul
Mu’iz,
kaum lelaki. Selain itu, penting untuk
2000, Pendidikan Politik Ikhwanul
dapat
Muslimin, Intermedia, Solo,
menyadarkan
masyarakat,
khususnya kaum perempuan bahwa hak
Soeharto, Achmad,
politik adalah bagian integral dari HAM.
“Regulasi
Sebagai
Berpolitik”,
warga
negara
dan
sebagai
manusia, setiap perempuan memiliki
hak
untuk berkiprah dalam bidang
2009, Makalah :
Demokrasi
Pekalongan,
Dalam
10
September 2009
Surajiwo dan Agus Wijanto, 2009,
politik. Dalam konteks negara demokrasi
Pendidikan
yang seharusnya menjamin pemenuhan
Perguruan Tinggi, Jakarta : Inti
HAM
bagi setiap warga negaranya,
Prima Promosindo.
maka
kiprah perempuan dalam politik
242 |
Pancasila
Di
MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 2, Desember 2012
Surbakti,
Ramlan, 1992, Memahami
Ilmu Politik, Jakarta : Grasindo
Internet :
Kartini Eriani.2011. Pendidikan Politik
Penting
Bagi
Perempuan.http://www.Waspada.co
.id.
http://totopereira.blogspot.com/2010/04/p
endidikan-politik-perempuan.html.
Pendidikan Politik Perempuan dalam Konteks Negara Demokrasi (Bambang Rudi H.) | 243
Download