siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Industri Perdagangan Berjangka Indonesia Siap Menyongsong Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015
Jakarta, 24 Juli 2013 – Salah satu komitmen pemerintah dalam menghadapi ASEAN Economic
Communitiy/AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA Tahun 2015 adalah mempersiapkan
produksi, daya saing, dan ekonomi yang merata di seluruh kawasan. “Kementerian Perdagangan
telah menyiapkan beberapa kebijakan penting terkait pasar tunggal ASEAN, antara lain pasar
tunggal dan basis produksi terutama untuk produk kategori ekspor, seperti produk utama, produk
potensial, produk jasa potensial dan produk baru lainnya,” ujar Menteri Perdagangan RI Gita
Wirjawan saat acara talkshow bertema “Menyongsong ASEAN Economic Community 2015:
Peluang dan Tantangan Industri Perdagangan Berjangka Indonesia” yang diselenggarakan oleh PT.
Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) di Hotel Mandarin Oriental Jakarta (Rabu, 24/7).
Mendag menyampaikan bahwa dalam menghadapi MEA 2015, masyarakat Indonesia dituntut
perlu menyiapkan daya saing secara bersama-sama agar dapat memanfaatkan secara maksimal
peluang yang timbul sekaligus menyiapkan sektor nasional dalam menghadapi tingkat persaingan
yang semakin tinggi di lingkungan pasar domestik.
Populasi ASEAN pada tahun 2012 adalah sebesar 617,68 juta jiwa dengan PDB sebesar USD 2,1
triliun. Hal tersebut berarti ASEAN merupakan kawasan menarik untuk para investor dan dapat
menjadi peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan ASEAN sebagai pasar sekaligus basis
produksi dan investasi. Tentunya peluang tersebut terbuka luas bagi pengembangan industri di
Indonesia termasuk perdagangan berjangka, mengingat sebagai produsen penghasil komoditi
potensial dunia kita memiliki peluang untuk mengembangkan produk-produk potensial yang
diperdagangkan di Bursa Berjangka Indonesia.
“Para produsen komoditi dapat melakukan lindung nilai (hedging) di Indonesia, sehingga apabila
likuiditas transaksi kontrak komoditi meningkat, tidak menutup peluang bagi Bursa Berjangka di
Indonesia akan sejajar dengan bursa di kawasan ASEAN yang berfungsi sebagai sarana
pembentukan harga (price discovery) dan sarana referensi harga (price reference) bagi produkproduk komoditi potensial ekspor di dalam negeri,” jelas Gita Wirjawan. “Industri perdagangan
berjangka di Indonesia baik bursa maupun pialang dan pedagang berjangka diharapkan dapat
memanfaatkan potensi dan peluang pengembangan usaha sehingga dapat menjadi pemimpin
dalam industri perdagangan berjangka di kawasan ASEAN,” lanjutnya.
Mendag menyatakan bahwa setiap pemangku kepentingan harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik serta menghadapi tantangan-tantangan yang muncul apabila Indonesia
ingin berhasil dalam memanfaatkan peluang yang ada. Untuk itu, Mendag berharap bahwa
seluruh pemangku kepentingan baik elit politik, pemerintah, dunia usaha maupun kalangan
pendidikan bersatu padu melakukan upaya penyebarluasan informasi terkait untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman seluruh masyarakat Indonesia dalam mempersiapkan dirinya
menghadapi MEA 2015.
Talkshow ini dihadiri oleh komisaris dan direksi dari PT. BKDI, Kepala Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), serta perwakilan dari Asosiasi Pialang Berjangka
Indonesia (APBI) dan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia.
Sekilas Mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN
ASEAN telah memasuki usia 48 tahun sejak dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand.
Dengan visi bersama, ASEAN sebagai gabungan bangsa-bangsa Asia Tenggara yang berpandangan
terbuka, hidup dalam perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, terikat dalam pola kemitraan
pembangunan yang dinamis. Pada tahun 2003, ASEAN menyepakati Bali Concord II sebagai dasar
pembentukan ASEAN Community 2020 (ASEAN Vision 2020), namun melihat dinamika di kawasan
yang sangat maju, pada tahun 2007 para Pemimpin ASEAN memutuskan bahwa ASEAN
Community 2020 dipercepat menjadi tahun 2015.
ASEAN saat ini dilandasi tiga pilar pengembangan komunitas yaitu Masyarakat Politik Keamanan
ASEAN (Political Security Community), Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community), dan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (Sosial Cultural Community).
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-12 bulan November 2007, secara khusus para
Pemimpin ASEAN menyepakati MEA 2015 dengan empat elemen penting yaitu : (a) pasar tunggal
dan basis produksi (single market and production based); (b) kawasan ekonomi yang berdaya
saing tinggi (competitive economic region); (c) kawasan pengembangan ekonomi yang merata
(equitable economic development); dan (d) kawasan yang secara penuh terintegrasi ke dalam
perekonomian global (integration into the global economy). Sementara, pertemuan KTT ASEAN
ke-21 bulan November 2012 di Phnom Penh telah menyepakati tanggal 31 Desember 2015
sebagai momentum penting dalam mewujudkan MEA.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Arlinda Imbang Jaya
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Robert James Bintaryo
Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-31922443 Ext. 431/021-1922460
Email: [email protected]
Download