Ibadah Keluarga,19 Oktober 2016. JADILAH PERABOT UNTUK

advertisement
Ibadah Keluarga,19 Oktober 2016.
JADILAH PERABOT UNTUK MAKUD YANG MULIA
II Timotius 2 : 19 – 21.
CATATAN NATS.
Dalam surat-surat Pastoral Paulus (I-2 Timotius dan Titus), dia menulis dengan
maksud memberi nasihat kepada para pemimpin jemaat mula-mula. Isinya
menyangkut 4 pokok : Guru-guru Palsu, Iman sejati, Perilaku Kristen,
Kepemimpinan Kristen. Keempat hal diatas diuraikan dalam kegiatan Paulus
seperti pernah dipenjarakan dan akhirnya dilepaskan dari Yerusalem sampai di
pusat pemerintahan Roma, penataan jemaat yang mencerminkan keadaan
jemaat abad kedua yg sudah melembaga dan dipimpin oleh uskup dan pejabatpejabat lain tetai perkaranya tidak begitu mudah. Sedangkan kedudukan
Timotius dan Titus sebagai utusan pribadi Paulus yang wibawanya bersumber
pada kerasulan Paulus. Juga mengenai ajaran yang secara khusus bahwa
keadaan jemaat bersifat kharismatik (diatur oleh Roh Kudus). Jadi dalam nats
kita dalam menghadapi pengajar sesat(sebagai guru palsu) kiranya jemaat tetap
hidup kekristenan atas iman percaya kepada Yesus yang menghadirkan nilai
baru.
MAKNA NATS.
Paulus punya pengalaman atas para pengajar kekristenan dengan aneka corak
di Galatia-Kolose-Korintus, oleh sebab itu Timotius jangan meninggalkan Injil
saat menghadapi tekanan. Bagi Paulus, Injil Kristen selalu menyangkut
perubahan gaya hidup dan bukan bagaimana membangkitkan perdebatan.
Jelas ajaran yang disampaikan pengajar sesat sebenarnya adalah kesia-siaan
yang tidak berguna dan menghancurkan. Disini peran Timotius diharapkan oleh
Paulus menunjukkan kepemimpinannya dalam berperilaku dan maksud agung.
Daripada Timotius kiranya dapat bertindak dalam menghadapi para pengajar
sesat dengan bijaksana dan tekun sebagai pekerja terhormat dalam pelayanan
Tuhan. Hendaknya Timotius dapat memberi nilai dalam persekutuan jemaat
sebagai gereja, dimana setiap anggota berperan dalam kwalitas hubungan yang
dijalin antara kelompok-kelompok manusia tertentu (band.rumah besar yang
diisi perabot untuk maksud mulia dan bukan untuk maksud yang kurang
mulia=ayat 21). Untuk itu semua yang menerima kasih Allah diptaktekkan dalam
kebersamaan Rumah Besar Allah untuk memiliki pikiran baru dalam nilai hidup
bersama yaitu sifat yang berhubungan antar anggota rumah besar. Tidak ada
berpikir apalagi bertindak bahwa ia besar dan utama tetapi karena anugerah
tuan yang mempercayakan pekerjaan mulia dijalankan. Berarti semua tidak lari
dari tanggungjawab yang dipercayakan si tuan pemilik rumah besar melalui
perilaku yang bukan menghasilkan kejahatan (ayat 21). Untuk itu Paulus
mengajak kepada Timotius dan jemaat berdiri-teguh atas dasar Allah dan
kesejatian iman dari anggota jemaat yang mengaku-menghormati Kristus
adalah Tuhan (ayat 19) yang meninggalkan kejahatan.
PENJABARAN.
Dalam kehidupan kita bersama di gereja, dimana setiap anggotanya memiliki
karakteristik yang berbeda berdasarkan latarbelakang seperti budaya, sosial,
pendidikan, termasuk juga keinginan. Jika semuanya menunjukkan kemampuan
berdasarkan kebutuhan dan keinginan masing-masing maka bisa kita bayangkan
apa yang terjadi....? Disini masing-masing dapat memahami bahwa gereja yang
dikehendaki Yesus sebagai Kepala Gereja untuk tidak memberi peluangdipergunakan melakukan kejahatan. Gereja dipercayakan Allah untuk menjadi
pembawa berita-alat keselamatan di dunia. Setiap anggota menyadari secara
sungguh bahwa dia diundang masuk karena kasih Allah (oleh karena itu dasarpemilik, kepala Gereja adalah Yesus Kristus) dimana Dia mengenal umatNya
sebagai milik Dia dan umat menyambut kemurahan-anugerahNya dalam
kesejatian iman yang percaya kepada Yesus Kristus (semua anggota
berkedudukan sederajat tidak ada yang besar atau utama). Oleh sebab itu
mereka yang menyebut nama Tuhan meninggalkan kejahatan yaitu
ketidakadilan-ketidakbenaran. Berusahalah untuk membersihkan yang dapat
berbuat kejahatan agar didapati berproses untuk menyucikan diri (dikuduskan)
agar layak dipergunakan Allah seperti perabot (emas-perak) yang tujuannya
mulia.
Download