Diapositiva 1

advertisement
SYOK/SHOCK
SITI WASLIYAH
SYOK
• sebagai kondisi kompleks yang mengancam
jiwa, yang ditandai dengan tidak adekuatnya
aliran darah ke jaringan dan sel-sel tubuh (Rice
1991).
• Komponen-komponen aliran darah yang
adekuat bagi jaringan dan sel-sel tubuh adalah:
a. Pompa jantung yang adekuat
b. Vascular atau system sirkulasi yang efektif
c. Volume darah yang adekuat.
Lanjutan …
• Keadaan syok menandakan bahwa
mekanisme hemodinamik dan transport
oksigen lumpuh jaringan rusak krn tidak
mendapat oksigen yg cukup untuk
metabolisme aerobik.
• Sel melakukan metabolisme anaerobik
asam laktat tinggi risiko kematian.
KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologinya :
a. Syok Hipovolemik, terjadi jika terdapat
penurunan volume intravaskuler.
Syok yang disebabkan karena tubuh :
• Kehilangan darah/syok hemoragik
• Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan
gastrointestinal
• Hemoragik internal : hematoma,
hematotoraks
Lanjutan Klasifikasi …
• Kehilangan plasma : luka bakar
• Kehilangan cairan dan elektrolit
• Eksternal : muntah, diare, keringat yang
berlebih
• Internal : asites, obstruksi usus
b.Syok kardiogenik, terjadi jika terdapat gangguan
kemampuan pompa jantung, yang dapat berasal
dari koroner atau non koroner.
Lanjutan Klasifikasi …
•
Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena
disfungsi jantung misalnya : aritmia, AMI (Infark
Miokard Akut).
c. Syok distributive atau vasogenik, terjadi jka terdapat
gangguan aliran darah pada vascular. Syok jenis ini,
bisa dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:
– Syok Septik : Syok yang terjadi karena penyebaran
atau invasi kuman dan toksinnya didalam tubuh yang
berakibat vasodilatasi.
Lanjutan Klasifikasi …
- Syok Anafilaktif : Gangguan perfusi jaringan akibat
adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan
histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas
membran kapiler dan terjadi dilatasi arteriola sehingga
venous return menurun. Misalnya : reaksi tranfusi,
sengatan serangga, gigitan ular berbisa.
- Syok Neurogenik : gangguan perfusi jaringan yang
disebabkan karena disfungsi sistim saraf simpatis
sehingga terjadi vasodilatasi. Misalnya : trauma pada
tulang belakang, spinal syok
Lanjutan Klasifikasi …
d.
Syok kardiogenik non koroner
• Syok obstruktif, syok yang disebabkan oleh gangguan
yang menyebabkan obstruksi mekanik pada aliran darah
melalui system sirkulasi sentral meskipun fungsi
miokardium dan volume intravascular normal.
Ketidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama diastol
sehingga secara nyata menurunkan volume sekuncup
dan rendnya curah jantung
• Contohnya: emboli paru, temponet jantung, aneurisme
aorta di sekan aorta, dan tensi pneumotorak, tamponade
kordis, koarktasio aorta, hipertensi pulmoner primer.
MANIFESTASI KLINIK
• Tergantung pada penyebab syok, antara
lain :
– Sistem pernafasan : nafas cepat dan dangkal
– Sistem sirkulasi : ekstremitas pucat, dingin, dan
berkeringat dingin, nadi cepat dan lemah, tekanan
darah turun bila kehilangan darah mencapai 30%.
– Sistem saraf pusat : keadaan mental atau kesadaran
penderita bervariasi tergantung derajat asyok, dimulai
dari gelisah, bingung sampai keadaan tidak sadar.
Lanjutan Manifestasi klinik …
• Sistem pencernaan : mual, muntah
• 5. Sistem ginjal : produksi urin menurun
(Normalnya 1/2-1 cc/kgBB/jam)
• 6. Sistem kulit/otot : turgor menurun, mata
cekung, mukosa lidah kering.
• 7. Individu dengan syok neurogenik akan
memperlihatkan kecepatan denyut jantung yang
normal atau melambat, tetapi akan hangat dan
kering apabila kulitnya diraba.
FASE SYOK
• FASE KOMPENSATORI
– TD  normal, terjadi vasokonstriksi,
peningkatan frekuensi jantung, peningkatan
kontraktilitas jantung  mempertahankan
jantung yang adekuat.
– Yang diakibatkan oleh stimulasi sistem syaraf
simpatis dan pelepasan katekolamin
(epinefrin dan non epinefrin). Pasien dalam
tahap syok ini, sering disebut sebagai respon
“fight or flight”.
Penatalaksanaan
• Keperawatan :
– mengkaji perfusi jaringan yang tidak adekuat :
memantau kesadaran, kulit, haluaran urin,
TTV.
– memantau hasil pemeriksaan laboratorium
(glukosa darah menigkat dalam respon
terhadap pelepasan ADH dan katekolamin)
• ·
Lanjutan fase kompensatori…
• Memantau status hemodinamik pasien dan
melaporkan penyimpangan .
• Membantu mengidentifikasi dan mengatasi
kelainan mendasar melalui pengkajian pasien
secara mendalam.·
• Memberikan cairan dan medikasi yang
diresapkan, meningkatkan keselamatan pasien
dan mengkaji efek pengobatan, respon pasien
dan keluarga.
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Pengobatan medis  identifikasi penyebab syok,
memperbaiki gangguan yang mendasari sehingga syok
tidak berlanjut, dan mendukung mekanisme fisiologis
yang sejauh ini telah berespons secara berhasil dalam
pengobatan.
• Karena kompensasi tidak dapat dipertahankan secara
efektif dalam waktu yang tidak pasti
– penggantian cairan
– penggunaan medikasi  mempertahankan TD yang adekuat
dan memulihkan serta mempertahankan perfusi jaringan yang
adekuat.
FASE PROGRESIF
•
Pada fase ini, mekanisme yang mengatur tekanan
darah tidak mampu untuk terus mengkompensasi dan
tekanan arteri rerata (MAP) turun dibawah batas normal
dengan tekanan darah sistolik rata-rata kurang dari 80
sampai 90 mm Hg (Rice,1991b).
• Pada fase ini, prognosis pasien memburuk. Relaksasi
spinkter prekapiler menyebabkan cairan merembes dari
kapiler, dan lebih sedikit cairan yang kemudian
dikembalikan ke jantung.
PENATALAKSANAAN
• KEPERAWATAN :
– mengkaji dan memahami syok serta
signifikansi dalam data pengkajian.
– Pemantauan ketat pemantauan
hemodinamik,pemantauan elektrokardiografik
(EKG), gas-gas darah arteri, kadar elektrolit
serum, dan perubahan fisik dan mental.
– Dokumentasikan pengobatan, medikasi, dan
caran yang diberikan waktu, dosis atau
volume, dan respons pasien.
Lanjutan Penatalaksanaan :
• Koordinasijadwal prosedur diagnostik
• Pantau pasien terhadap tanda-tanda dini komplikasi
(misal, memantau kadar medikasi dalam darah,
memantau status neurovaskuler jika dipasang jalur
arteri, terutama pada ekstremitas bawah).
• prosedur invasive  teknik tepat dan bahwa letak fungsi
vena dan arteri diatasi dengan tujuan mencegah infeksi.
• Pengaturan posisi dan memposisikan kembali pasien 
mencegah komplikasi pulmonary dan untuk
mempertahankan integritas kulit.
Penatalaksanaan Medis
• cairan intravena yang sesuai dan medikasi
 memulihkan perfusi jaringan melalui:
mengoptimalkan volume darah,
mendukung kerja pemompa jantung, dan
memperbaiki kompetensi system vaskuler.
• Dukungan nutrisi dan penggunaan blokerH2 seperi simetidin dan ranitidine untuk
mengurangi resiko perdarahan
gastrointestinal.
Fase Ireversibel
• kerusakan organparahshg pasien tidak berespon
terhadap pengobatan dan tidak mampu bertahan.
• gagal ginjal dan hepar komplitpelepasan toksik
jaringan nekrotik jaringan asidosis metabolic yang
hebat. Metabolisme anaerob lebih memperburuk
asidosis laktat.
• Simpanan ATP menipis dan mekanisme untuk
penyimpanan pasokan energi baru telah mengalami
kerusakan.
• Kegagalan organ multiple dapat terjadi sebagai progresi
sepanjang kontinum syok.
Penatalaksanaan Keperawatan ...
• fase progresif, perhatian perawatpelaksanaan
modalitas pengobatan, memantau pasien,
mencegah komplikasi, melindungi pasien dari
cedera, dan memberikan kenyamanan.
• Memberikan penjelasan singkat pada pasien
tentang apa yang sedang terjadi adalah penting
bahkan ketika tidak ada kepastian apakah
pasien mendengar atau memahami apa yang
sedang dikatakan.
Penatalaksanaan Medis
• Penatalaksanaan medis syok = dengan
tahap progresif
• dasar dari kegagalan pasien untuk
berespons terhadap pengobatan.
• Strategi yang mungkin eksperimental yaitu
obat-obat dalam penelitian mungkin
digunakan dalam upaya untuk mengurangi
atau menghambat keparahan syok pasien.
Download