1 INTISARI UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

advertisement
INTISARI
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH HIJAU
(Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS
AUREUS
Putu Asti Widyanti1 ; Noor Aisyah2; Anna Khumaira Sari3
Infeksi merupakan masalah yang paling banyak dijumpai pada kehidupan seharihari. Salah satu infeksi tersebut disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus yang
merupakan salah satu mikroflora normal yang berada di dalam mulut, bilamana
dipengaruhi oleh faktor predisposisi dapat menimbulkan infeksi dalam rongga mulut dan
sekitarnya yaitu abses, gingivitis, angular cheilitis, parotitis, staphylococcal mucositis dan
denture stomatitis. Daun sirih hijau (Piper betle L.) diduga memiliki daya hambat
terhadap pertumbuhan bakteri karena karena memiliki antibakteri antara lain minyak
atsiri, alkaloid, fenol, flavonoid, dan saponin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan untuk mengetahui diameter zona hambatnya.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode
difusi sumuran/lubang. Daun sirih hijau sebanyak 1 kg diekstraksi dengan metode
maserasi menghasilkan 43,9 gram ekstrak kental. Ekstrak etanol daun sirih hijau yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%.
Penentuan daya hambat dapat dilihat dengan mengukur diameter zona bening yang
terbentuk disekitar lubang.
Rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol daun sirih hijau dengan konsentrasi
25%, 50%, 75%,100% kontrol positif (amoksisilin 25μg) dan kontrol negatif (aquadest)
berturut-turut adalah 2,702 mm; 0 mm; 3,108 mm; 0 mm; 25,39 mm; dan 0 mm.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa terdapat efek antibakteri
dari ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap Staphylococcus aureus
dengan kategori hambatan lemah.
Kata Kunci : Daun Sirih Hijau, Staphylococcus Aureus, Efektivitas Antibakteri,
Diameter Zona Hambat, Metode Sumuran
1’2’3
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
1
2
ABSTRACT
EFFECTIVENESS TEST ANTIBACTERIAL ETANOL EXTRACT OF GREEN
BETEL LEAF (Piper Betle L.) ON THE GROWTH OF STAPHYLOCOCCUS
AUREUS
Putu Asti Widyanti1 ; Noor Aisyah2 ; Anna Khumaira Sari3
Infection is an issue paled Many common in daily life. One of these infections are
caused by infection with Staphylococcus aureus which is one of the normal microflora in
the mouth, when influenced by predisposing factors can cause infections in the oral cavity
and surrounding namely abscess, gingivitis, angular cheilitis, mumps, staphylococcal
mucositis and denture stomatitis. Green betel leaf (Piper betle L.) suspected to have
inhibitory effect on bacterial growth because as it has among other antibacterial essential
oils, alkaloids, phenols, flavonoids and saponins. The purpose of this study to determine
the effectiveness of extracts of green betel leaf (Piper betle L.) on the growth of
Staphylococcus aureus and to determine the inhibitory zone diameter.
This study was an experimental study using well diffusion method. Green betel leaf
1 kg was extracted by maceration method to produce 43.9 grams of viscous extract. Green
betel leaf ethanol extract used in this study is at a concentration of 25%, 50%, 75% and
100%. Determination of the inhibition can be seen by measuring the diameter of the clear
zone formed around the agar well.
The average diameter of inhibitory zone ethanol extract of green betel leaf with a
concentration of 25%, 50%, 75%, 100%, positive control (amoxicillin 25μg) and a
negative control (distilled water) are respectively 2,702 mm; 0 mm; 3,108 mm; 0 mm;
25.39 mm; and 0 mm. Based on the results we can conclude that there is the antibacterial
effect of the ethanol extract of green betel leaf (Piper betle L.) against Staphylococcus
aureus with weak barriers category.
Keywords : Green Betel Leaf, Staphylococcus Aureus, The Antibacterial Effectiveness,
The Diameter Of Inhibition Zone, Well Diffusion Method
1’2’3
Pharmacy Academy ISFI Banjarmasin
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Infeksi merupakan masalah yang paling banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari
(Schaffer dkk., 2000). Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang
kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang
dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia. Penyakit infeksi
dapat disebabkan oleh empat kelompok besar hama penyakit, yaitu: bakteri, jamur, virus dan
parasit (Jawetz et al., 2001).
Salah satu mikroorganisme yang sering ditemukan dalam mulut yaitu Staphylococcus
aureus (S. Aureus).Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri Gram positif
berbentuk bulat yang merupakan bakteri patogen bagi manusia. Hampir tiap orang akan
mengalami beberapa tipe infeksi Staphylococcus aureus sepanjang hidupnya.Jenis bakteri ini
diketahui merupakan bakteri fakultatif anaerob yang menjadi penyebab paling utama infeksi
pada manusia. Perannya dapat sebagai agen kausatif ataupun faktor predisposisi dalam
berbagai penyakit.
Staphylococcus Aureus sebagai salah satu mikroflora normal yang berada di dalam
mulut, bilamana dipengaruhi oleh faktor predisposisi seperti di atas dapat menimbulkan
infeksi. Beberapa penyakit dalam rongga mulut dan sekitarnya yang dapat disebabkan oleh S.
Aureus yaitu abses, gingivitis, angular cheilitis, parotitis, staphylococcal mucositis dan
denture stomatitis (Warburg YY dkk, 2013).
Efek daun sirih dapat menyembuhkan beberapa penyakit mulut tersebut, disebabkan
karenadalam daun sirih mengandung minyak atsiri 1-4,2% yang komponen utamanya terdiri
dari bethelphenol dan turunannya yang berkhasiat sebagai antibakteri. Fenol dan senyawa
turunannya ini dapat mendenaturasi protein sel bakteri (Hasim, 2003).
4
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan olehSeila (2012),
ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambatpertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion padakonsentrasi ekstrak daun sirih hijau
terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategorihambatan kuat. Juga telah dibuktikan oleh
Angga (2013), bahwa ekstrak daun sirihhijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus viridans denganmetode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
20% dan 30%didapatkan rata-rata zona hambat 11,67 mm dan 14 mm dengan kategori
hambatanlemah. Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50% dan 75% didapatkan rataratazona hambat 17,67 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang. Padakonsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 100% didapatkan rata-rata zona hambat 21,33mm dengan kategori
hambatan kuat.Penelitian ini meliputi pembuatan ekstrak dengan pelarut etanol dan uji
aktivitas antibakteri ekstrak terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi.
Berdasarkan hal diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiefektivitas ekstrak
daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro.
Penelitian ini meliputi uji efektivitas antibakteri ekstrakdaun sirih hijau dengan pelarut etanol
96% dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan metode
difusi sumuran.
Download