sosiologi komunikasi - Universitas Mercu Buana

advertisement
09
Modul ke:
Fakultas
Ilmu
Komunikasi
Program Studi
Penyiaran
http://mercubuana.ac.id
SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
TEORI PENIRUAN DARI MEDIA MASSA
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
• Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat
menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh
komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan,
visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat
analisis psikologis dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis
psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan
dengan watak serta kodrat manusia.
• Komunikasi massa sebagai sistem sosial memiliki komponenkomponen penting yaitu:
• Nara sumber sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa.
• Publik yang mengkonsumsi media massa.
• Media massa meliputi, organisasinya, sumber daya manusia, fasilitas
produksi, distribusi, kebijakan yang ditempuh, ideologi yang diperjuangkan,
dsb.
• Aturan hukum dan perundang-undangan, norma-norma dan nilai-nilai,
serta kode etik yang mengatur pelaksanaan semua stakeholder komunikasi
massa.
• Media massa dipahami sebagai lebih dari sekedar suatu mekanisme yang
sederhana sifatnya yang digunakan untuk menyebarkan informasi, karena
media massa merupakan suatu organisasi yang terdiri dari susunan yang
sangat kompleks dan lembaga sosial yang penting dari masyarakat. Media
massa merupakan institusi sosial, melalui lembaga ini terdapat pekerja media
berkarya memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Masyarakat selaku
konsumen berita memperoleh informasi melalui perusahaan media. Interaksi
keduanya hanya dapat berlangsung melalui sistem sosial.
• Media massa menumbuhkan efek peniruan, identifikasi, dan belajar sosial bagi anggota
masyarakat. Efek Media adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa.
Menurut Donald F. Robert (Schramm dan Roberts: 1990). Karena fokusnya pada pesan, maka
efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa tersebut. Efek media juga
diartikan sebagai dampak dari kehadiran sosial yang dimiliki media, yang menyebabkan
perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku manusia, akibat terpaan media. Semakin
berkembangnya teknologi media massa dalam menyampaikan informasi dan hiburan, maka
manusia tak akan pernah bisa lepas dari pengaruh media massa tersebut. Setiap hari, otak
manusia selalu dipenuhi oleh informasi yang disampaikan.
• Donald K Robert mengungkapkan, “efek hanyalah perubahan
perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh
karena fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan dengan
pesan yang disampaikan oleh media massa. Dalam proses
komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang
baik secara langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu,
Stamm menyatakan “efek komunikasi massa terdiri atas primary
effect dan secondary effect
TEORI PENIRUAN DARI MEDIA MASSA
• TEORI IMITASI
• Usaha-usaha untuk mengkaji perilaku meniru
secara umum dikaitkan dengan adanya
dorongan pembawaan (iinnate urges) atau
kecendrungan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Menurut pandangan umum ini,
manusia cenderung untuk meniru perbuatan
orang lain, semata-mata karena hal itu
merupakan baian dari “sifat” biologis mereka
untuk malakukan hal tersebut.
• Melalui eksperimen, Tarde menguji teori positivistisnya untuk menemukan
kecenderungan perilaku peniruan diakibatkan terpaan pesan yang secara intensif
diarahkan pada responden hingga pelaku memiliki perangkat konsep meniru perilaku
model. Pandangan ini determinan sebab teorinya dinilai lemah untuk menjelaskan
bahwa perilaku imitasi didapat seseorang melalui proses belajar (learned action) dengan
meniru berbagai macam tindakan dari berbagai sumber. Studi Seymour Feshbach,
mengkaji ulang pandangan Tarde. Menurutnya, tidak semua sosialisasi pesan media
dapat dijadikan model imitasi, hanya perilaku tertentu yang ditiru seseorang untuk
dijadikan pola perilakunya. Aksi kekerasan dalam tayangan televisi tidak selalu
memberikan efek kekerasan pada audience-nya, justru sebaliknya suguhan kekerasan
menumbuhkan frustasi – hal ini memperkecil kemungkinan khalayak meniru adegan
kekerasan dalam dunia nyata (Feshbach, Personality, 1995).
• TEORI IDENTIFIKASI
• Konsep identifikasi mempunyai paling tidak memiliki pengertian yang khas yakni :
• Menurut analisis Bronfenbrennef (1960), identifikasi menunjuk kepada perilaku ketika seorang bertindak
atau merasa seperti orang lain. Kemiripan perilaku di Antara dua orang bisa bagaimanapun tidak selalu
bearti bahwa seseorang telah identic dengan orang lain.
• Identifikasi juga berarti suatu motif dalam bentuk suatu keinginan umum untuk berbuat atau menjadi
seperti orang lain. Motif ini biasanya mengacu kepada kecendrungan untuk menyamai standar ideal dan
perilaku orangtua.
• Istilah identifikasi mengacu kepada proses atau mekanisme melalui mana anak-anak menyamai suatu
model dan menjadikan diri seperti model itu. Dengan konsep ini dapat dipahami bagaimana anak-anak
membiasakan standar-standar orang tua dan social untuk perilaku peran menurut jenis kelamin dan
tindak tanduk moral yang tepat, dan bagaimana mereka menjadikan banyak dari atribut dan karakteristik
orangtuanya menjadi bagian dari dirinya, khususnya yang sama jenis kelaminnya.
TEORI BELAJAR SOSIAL
Teori belajar social juga dikenal dengan sebutan teori observational
learning, ‘belajar observasional/ dengan pengamatan’ itu (Pressly &
McCormick, 1995: 216) adalah sebuah teori belajar yang relative
masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Teori ini
dikemukakan oleh Albert Bandura, seorang psikolog pada
Universitas Stanford Amerika Serikat.
• Teori Bandura berdasarkan tiga asumsi , yaitu:
• bahwa individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada di
lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku orang lain
yang ditiru disebut sebagai perilaku model atau perilaku contoh. Apabila
peniruan itu memperoleh penguatan, maka perilaku yang ditiru itu akan
menjadi perilaku dirinya. Proses pembelajaran menurut proses kognitif
individu dan kcakapan dalam membuat keputusan.
• ialah terdapat hubungkait yang erat antara pelajar dengan lingkungannya.
Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan,
perilaku dan factor-faktor pribadi
• ialah bahwa hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan
verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Zulkarimein. 2002. Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas
Terbuka: Jakarta.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Syam, Nina. 2012. Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, Simbiosa
Rekatama Media; Bandung
Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : Pt. Remaja
Rosdakarya (Rosda)
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan. Jakarta :
Kencana
•
•
Terima Kasih
RIKA YESSICA RAHMA,M.Ikom
Download