Praktik Instrumen Tunggal Ii - Sipadu

advertisement
1
BAB I
INSTRUMEN GITAR
A. Sejarah singkat Instrumen Gitar
Menurut Maurice
J. Summerfield, kata gitar berasal dari
bahasa Persia yaitu Chartar berarti sejenis instrumen Tanbur
berdawai empat. Instrumen ini pertamakali ditemukan di daerah
Persia pada tahun 1400 SM terdapat pada relief pintu gerbang
permukiman bangsa Hittite baru di Halyahuyuk. Instrumen
tersebut kemudian mengalami perubahan nama di beberapa
negara. Di Italia dikenal dengan nama Chittara, di Spanyol dikenal
dengan nama Guitarra, di Jerman dikenal dengan nama Guitarre,
dan di Inggris dikenal dengan sebutan Guitar. Tahun 300 SM
instrumen Tanbur mengalami perkembangan menjadi Tanbur
Yunani. Pada tahun 300 M dikembangkan kembali oleh bangsa
Romawi kemudian dibawa ke semenanjung Siberia pada tahun
476, kira-kira tiga abad sebelum bangsa Moor menyerbu Spanyol
instrumen Tanbur ini kemudian menjadi Guitarra Morisca dan
Guitarra Latina.
Guitarra Morisca mempunyai bagian belakang melengkung,
papan jari lebar dan papan depan terdapat beberapa lubang suara
(gambar 1a). Kegunaan instrumen ini sebagai pembawa melodi.
Gambar 1a. Guitarra Morisca
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Guitarra Latina mempunyai bentuk papan belakang datar
seperti gitar yang digunakan pada saat ini yaitu mempunyai
2
sebuah lubang suara. Instrumen ini (gambar 1b) digunakan untuk
memainkan akor.
Gambar 1b. Guitarra Latina
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Dari kedua instrumen tersebut kemudian berkembang
menjadi Vihuela (gambar 2) pada abad ke-16 yang populer
dikalangan kaum ningrat kerajaan Spanyol dan Portugis.
Gambar 2. Vihuela
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Instrumen Tanbur juga mengalami perkembangan menjadi
instrumen Lute Barok (gambar 3) sangat terkenal dan digemari di
negara-negara Inggris, Perancis, Italia dan Jerman pada abad ke17.
Gambar 3. Lute Barok
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
3
Pada akhir abad ke-17 di Eropa instrumen Vihuela dan Lute
yang
berdawai
lima
tersebut
sedikit
demi
sedikit
mulai
ditinggalkan, namun demikian banyak reportoarnya sampai saat
ini di gemari.
Setelah Viuela dan Lute, lahirlah Gitar Klasik (gambar 4).
Belum diketahui secara pasti sejak kapan dawai keenam mulai
ditambahkan. Menurut para akhli sejarah gitar pada umumnya
mereka setuju bahwa perubahan itu terjadi sekitar tahun 1780 di
Italia dan Jerman dalam waktu yang tidak jauh berbeda.
Gambar 4. Gitar Klasik
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Tahun 1800 hingga dewasa ini instrumen gitar telah
mengalami beberapa perkembangan meliputi teknik permainan,
reportoar dan konstruksi instrumen. Perkembangan ini pada
awalnya dimulai di Spanyol dan italia sampai akhir abad ke-18,
sedang
menjelang
abad
ke-19
tepatnya
pada
tahun
1850
perkembangan instrumen gitar mengalami jaman kemunduran
disebabkan antara lain.
Pertama, Volume suara gitar masih tetap kurang, ini
disebabkan munculnya karya-karya baru instrumen papan jari
Keyboard dan musik orkestra yang semuanya dapat mengeluarkan
bunyi dengan volume besar, sehingga banyak komponis pada
zaman itu tidak tertarik lagi pada instrumen gitar.
4
Kedua, papan jari pada instrumen ini masih pendek dan
terbatas, sehingga dalam mengembangkan teknik permainan
untuk nada-nada tinggi masih sangat sulit.
Gitar menjadi populer kembali di Spanyol pada akhir abad
19
dengan munculnya seorang pembuat gitar kenamaan yaitu
Antonio
Torres
de
Jurando
(1817-1892).
Ia
berhasil
mengembangkan gitar dengan volume suara lebih besar dari
sebelumnya (gambar 5).
Gambar 5. Gitar Kalsik karya Antonio Torres
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Torres bermula mendapat inspirasi dari gitaris Yulian Arcas
(1832-1882). Arcas selalu tidak puas dengan volume suara yang
dipakainya, ia menemui Torres untuk mengutarakan gagasannya.
Akhirnya dibuatlah penyempurnaan gitar meliputi antara lain sbb.
Pertama, untuk menyempurnakan volume suara, konstruksi
gitar diperbesar. Kedua,
guna
menyempurnakan
resonansi
dibuatlah konstruksi Fan Strutting. Ketiga, memeperlebar papan
jari (Finger board).
Gitar
karya
Torres
kemudian
dipersembahkan
kepada
seorang gitaris kenamaan Fransisco Tarrega (1852-1909), yang
telah berhasil mengembangkan teknik bermain gitar dengan
memanfaatkan potensi pada instrumen ini.
5
Sejak adanya revolusi oleh Torres dan Tarrega, maka
instrumen gitar berkembang dengan pesatnya, hal itu membuat
para
komponis sadar bahwa gitar dapat dipakai sebagai sarana untuk
membuat musik berbobot yang kedudukannya sederajat dengan
instrumen lainnya.
B. Bagian-bagian Gitar
Instrumen gitar memiliki bagian pokok yakni bagian kepala,
leher, dan badan yang panjang seluruhnya 98 cm secara visual
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6. Gitar Klasik dan Bagian-bagiannya
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Bagian kepala, terdapat enam buah sekrup penala serat
porosnya guna meninggikan dan merendahkan nada.
6
Bagian Leher, pada bagian ini terdapat deretan logam tipis
yang biasa disebut Fret dari bahsa Perancis (Feretta) artinya diikat
dengan besi. Fret ini membagi setiap papan
jari berjumlah 19
atau
20 bagian. Jarak fret dari satu fret lainnya makin keatas makin
sempit. Sedang bagian papan jari pada badan gitar berjumlah 7
atau 8 bagian. Lebar papan jari ke XII kurang lebih 61 mm.
Bagian badan, pada bagian ini terdapat lubang suara untuk
menggetarkan ruang resonansi. Kemudian pada bagian bahwa
gitar terdapat pautan dawai. Dawai yang digunakan dibuat dari
nilon panjangnya 64 cm diukur dari Nut pada leher gitar sampai
jembatan pada badan gitar bagian bawah. Dawai yang digunakan
terbuat dari nilon mulai dari bawah yang paling kecil nomor (1)
sampai pada dawai paling besar disebut nomor (6) terdiri dari E, B,
G, A, D, A, dan E, seperti gambar berikut ini.
Gambar 7. Jembatan dan Dawai
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Badan gitar terdiri dari dua buah papan tipis sebagai ruang
resonansi. Pada papan muka dan belakang masing-masing
disusun secara simetris dengan tebal kurang lebih 25 mm sampai
28 mm. Pada papan muka badan gitar terbuat dari kayu cemara
sedang pada papan belakang badan gitar dibuat dari kayu Brazil.
Jika dilihat pada papan muka lapisan bagian dalam terdapat 5
7
buah rusuk dari kayu cemara (gambar 8) disusun seperti kipas
(Fan Strutting) berfungsi untuk menyebarkan suara.
Gambar 8. Badan Gitar
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
C. Penalaan Gitar
Penalaan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan
menggunakan Fluit tala, Garpu tala, dan dengan menggunakan
instrumen Piano seperti dijelaskan menurut petunjuk berikut ini.
Pertama, cara penalaan dengan Fluit tala.
Dawai (1) sama tinggi dengan nada E pada Fluit tala
Dawai (2) sama tinggi dengan nada B pada Fluit tala
Dawai (3) sama tinggi dengan nada G pada Fluit tala
Dawai (4) sama tinggi dengan nada D pada Fluit tala
Dawai (5) sama tinggi dengan nada A pada Fluit tala
Dawai (6) sama tinggi dengan nada E pada Fluit tala
Gambar 9. Penalaan dengan Fluit tala
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
8
Kedua, penalaan dengan Garpu tala nada A sebagai berikut.
Dawai (1) ditekan pada Fret ke-V dipetik. Garpu tala dibenturkan
pada lutut kemudian ditempelkan pada badan gitar dengan ujung
garpu tala, selanjutnya dawai (1) disesuaikan dengan nada garpu
tala hingga nada sama tinggi.
Dawai (2) ditekan pada Fret ke-V dipetik dan disesuaikan dengan
dawai (1) lepas hingga nada sama tinggi.
Dawai (3) ditekan pada Fret ke-IV dipetik dan disesuaikan dengan
dawai (2) lepas hingga nada sama tinggi.
Dawai (4) ditekan pada Fret ke-V dipetik dan disesuaikan dengan
dawai (3) lepas hingga nada sama tinggi.
Dawai (5) ditekan pada Fret ke-V dipetik dan disesuaikan dengan
dawai (4) lepas hingga nada sama tinggi.
Dawai (6) ditekan pada Fret ke-V dipetik dan disesuaikan dengan
dawai (5) lepas hingga nada sama tinggi.
Gambar 10. Penalaan dengan Garpu tala
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Ketiga, penalaan dengan instrumen Piano sebagai berikut.
Dawai (1) disesuaikan dengan nada E piano hingga nada sama
tinggi.
Dawai (2) disesuaikan dengan nada B piano hingga nada sama
tinggi.
Dawai (3) disesuaikan dengan nada G piano hingga nada sama
tinggi
9
Dawai (4) disesuaikan dengan nada D piano hingga nada sama
tinggi
Dawai (5) disesuaikan dengan nada A piano hingga nada sama
tinggi.
Dawai (6) disesuaikan dengan nada E piano hingga nada sama
tinggi.
Gambar 11. Penalaan dengan instrumen Piano
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
D. Teknik dasar bermain gitar
Fungsi instrumen gitar adalah sebagai instrumen solo dan
berfungsi juga sebagai instrumen pengiring. Instrumen solo, dapat
diartikan
bermain
sendiri
tanpa
disertai
instrumen
lain.
Permainan ini biasanya dilakukan dalam konser pertunjukan gitar
tunggal, seperti dalam bentuk resital. Permainan solo dapat juga
diiringi oleh orkestra, atau dalam bentuk ansambel, tetapi gitar
tetap berfungsi sebagai solis yang berperan penting dalam
pertunjukan tersebut.
Instrumen pengiring, gitar juga dapat berdiri sendiri tanpa
disertai instrumen lainnya seperti mengiringi penyanyi, tari-tarian.
Dalam bentuk musik iringan, gitar berfungsi sebagai pengganti
instrumen Keyboard seperti Piano, Harpsichord, dan Clavichord.
10
Bermain
gitar
secara
benar
memerlukan
persyaratan
tertentu yaitu teknik dasar bermain gitar sebagai berikut.
1. Sikap duduk bermain Gitar
Posisi tubuh pada saat bermain gitar khususnya bagi para
pemula perlu mendapat perhatian khusus. Sikap ini adalah sikap
dasar yang harus dipenuhi cara duduk bermain gitar secara
benar, sehingga tidak mendapat hambatan-hambatan bermain
gitar secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan sikap
bermain gitar sebaiknya duduk dalam keadaan rileks. Apa bila
bermain gitar dalam
keadaan
tegang
tanpa
disadari
permainan
menjadi
terhambat, ini terjadi karena keadaan tubuh yang kaku sehingga
dapat mengham bat gerakan-gerakan jari-jari tangan kanan dan
jari-jari tangan kiri.
Menepatkan gitar pada posisi yang stabil dilakukan karena
posisi gitar ditahan oleh kedua paha, dada dan lengan tangan
kanan.
Menempatkan gitar dalam posisi kurang stabil akan berpengaruh
pada gerakan jari-jari tangan kiri disaat memetik gitar.
Keleluasaan
gerakan
tangan
kanan
dan
tangan
kiri
merupakan prinsif dalam bermain gitar. Gerakan dapat dilakukan
secara wajar apabila hal-hal yang telah disebutkan diatas telah
dilakukan secara benar dalam latihan yang teratur. Memilih kursi
sebaiknya tanpa sandaran samping dan tingginya disesuaikan
dengan lutut pemain dalam membentuk sikap lurus kedepan.
Kemudian alas kaki kiri dari ujung jari hingga tumit menyentuh
lantai. Ukuran standar kaki kanan disesuaikan dengan tubuh
pemain sehingga diperoleh posisi yang enak, seperti gambar
berikut ini.
11
Gambar 12. Sikap duduk bermain gitar
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
2. Membahas tangan kanan
Tinjauan historis penggunaan tangan kanan pernah ditulis
pada jaman Renaissance oleh Luis Millan (1553) dalam bukunya
berjudul El Maestro. Diperoleh keterangan bahwa simbol jari yang
digunakan ialah Dedillo dan Dedos. Dedillo adalah simbol jari
telunjuk yang dipakai secara terus menerus memetik dawai,
sedang dedos dipakai menggunakan ibu jari. Kedua jari tersebut
digunakan secara bergantian. Menurut Millan teknik dedillo biasa
digunakan pada tangga nada menurun dan dedos sebaliknya
untuk tangga nada naik.
Setelah gitar mengalami penyempurnaan teknik permainan
maupun
instrumen,
maka
cara
tersebut
diatas
tidak
dipergunakan. Sebagai gantinya digunakan empat jari dengan
memakai simbol jari dari bahasa Spanyol sebagai berikut.
12
Ibu jari disebut Pulgar disingkat p, jari telunjuk disebut Indice
disingkat i, jari tengah disebut Medio disingkat m, jari manis
disebut Anular disingkat a.
Gambar 13. Simbol jari tangan kanan
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Kegunaan jari a sebelum Francisco Tarrega (1852-1909)
masih jarang dipakai, jari a dianggap lemah dan posisi jari
kelingking saat itu diletakan diatas jembatan dawai dan tidak
dapat bergerak bebas.
Penggunaan jari p, i, m, a, lebih mudah dilakukan dalam
bermain gitar karena jari-jari secara secara anatomi telah
disesuaikan dengan gitar yang dipakai dewasa ini. Ulasan secara
terperinci mengenai penggunaan tangan kanan sebagai berikut.
2.1. Sikap tangan kanan
Menyempurnakan
sikap
tangan
kanan
saat
sebelum
memetik dawai bagi pemula memerlukan latihan secara kontinyu,
karena otot-otot jari i, m, a, belum dapat bebas bergerak secara
optimal, dan diperlukan latihan khusus hingga otot jari lentur
tidak tegang. Sikap tangan kanan sempurna ialah membentuk
lengkungan jari seperti bususr atau bentuk biasa digunakan
apabila memegang benda berbentuk silinder, atau memegang gelas
seperti gambar berikut ini.
13
Gambar 14. Sikap tangan kanan
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Setelah dapat membentuk lengkungan kemudian letak ibu
jari tidak boleh berhadapan dengan salah satu jari karena akan
menghambat gerakan jari keseluruhan pada saat memetik dawai.
Letak bu jari yang benar adalah posisi ibu jari dalam keadaan
menyilang kekiri dari jari-jari lainnya. Gambar dibawah ini
menunjukan letak ibu jari yang menyilang.
Gambar 15. Letak ibu jari menyilang
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
2.2. Petikan Apoyando
Sebagai petikan dasar apoyando sering dipakai memainkan
nada-nada tunggal. Sejarah perkembangan teknik bermain gitar
abad 16 di Spanyol teknik ini dikenal dengan sebutan Punteado
yaitu teknik permainan gitar dimana dawai dipetik satu persatu.
14
Teknik ini berkembang dan selanjutnya dikenal dengan teknik
klasik
Cara penggunaan petikan apoyando adalah sebagai berikut.
Pertama-tama ujung jari i diletakan pada dawai (2), tepat didepan
lubang
suara.
Pada
saat
membentuk
sikap
ini
perhatian
dipusatkan pada ujung jari serta diusahakan pergelangan tangan
dalam keadaan rilek guna menghindari ketegangan otot pada jari
tersebut. Setelah dawai dipetik ujung jari kemudian bersandar
pada dawai (3), lihat gambar 16. Gambar ini menunjukan cara
petikan apoyando dilengkapi dengan gambar proses gerakan jari
yang benar.
Gambar 16. Petikan Apoyando tampak dari depan samping
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Selanjutnya para pemula melakukan cara ini seperti biasa
berlaku pula pada dawai lainnya, dan khusus jari p gerakan jari
kearah bawah kemudian bersandar pada dawai berikutnya.
2.3. Petikan Tirando
Sebagai petikan dasar tirando sering digunakan untuk
memainkan akor-akor dan Arpeggio (Akor terurai). Pembahasan
mengenai penggunaan tirando ini pernah dibahas oleh Fernando
Carulli (1770-1841) dalam buku metodenya Harmoni Applique a la
Gitarre membahas harmoni gitar untuk permainan akor-akor dan
15
arpeggio yang menggunakan petikan tirando. Beberapa contoh
yang dimaksud petikan tirando dalam bentuk akor-akor dan
arpeggio seperti bentuk notasi berikut ini.
Bentuk Akor Bentuk Arpeggio
Cara petikan tirando adalah adalah sebagai berikut.
Pertama-tama ujung jari i diletakan pada dawai (3) tepat didepan
lubang suara. Cara ini sama dengan cara yang diterapkan pada
petikan apoyando. Perbedaan yang prinsif adalah setelah dawai
(4), lihat pada gambar 15. Gambar berikut ini menunjukan cara
petikian tirando dilengkapi dengan proses gerakan jari yang benar.
Gambar 17. Petikan tirando tampak dari depan samping.
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
3. Membahas tangan kiri
Fungsi tangan kiri dengan menggunakan seluruh papan jari
pertamakali dikembangkan olehFrancisco Tarrega (1852-1909)
menemukan teknik bermain gitar dengan cara yang lebih mudah,
agar pemain gitar terutama para pemula dapat melakukannya.
Kelebihan teknik permainan yang dikembangkan oleh Francisco
Tarrega ini bobot suara yang dihasilkan lebih bersih, sehingga
16
warna suara dapat menimbulkan suasana romantis. Kelebihan
lainnya terbuka kemungkinan untuk dapat dikembangkan pada
tingkat permainan dalam teknik yang tinggi. Sebelum penemuan
ini permainan gitar masih terbatas pada permainan pada posisi
dasar
atau
posisi
I
sebagai
pusat
permainan
dalam
mengembangkan gerakan jari-jari.
Simbol jari digunakan dewasa ini adalah sebagai berikut.
1, adalah jari telunjuk, 2 adalah jari tengah, 3 adalah jari manis,
dan 4 adalah jari kelingking.
Gambar 18. Simbol jari tangan kiri
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Sedang ibu jari berfungsi mengimbangi tekanan keempat
tersebut saat meneka dawai yang posisinyadiletakan dibelakang
leher gitar. Beberapa hal mengenai ulasan secara terperinci
tentang penggunaan teknik tangan kiri adalah sebagai berikut.
3.1. Sikap tangan kiri
Tangan kiri berfungsi menekan dawai, karena perbedaan
nada-nada setiap dawai ditentukan oleh penjarian tangan kiri.
Menghitung posisi papan jari dimulai dari Nut sampai pada papan
jari telunjuk menekan Fret. Guna memperkuat otot-otot jari yaitu
jari1, 2, 3, dan
4, diletakan secara block sejajar dengan jari lainnya. Bagi pemula
umumnya harus diawali dengan latihan posisi dasar dengan
17
maksud
memudahkan dalam membaca notasi balok, namun
kenyataannya fret gitar pada posisi tersebut bidangnya lebih lebar
dibandingkan dengan jarak fret pada posisi yang lebih tinggi yang
tersa
lebih
berat
bila
ditekan
oleh
jari.
Ketegangan
otot
pergelangan terasa berat adalah akibat tercurahnya seluruh
perhatian pada tangan kiri merupakan hal yang sulit dilakukan
bagi para pemula.
Pembahasan sikap tangan kiri dalam hal ini pernah ditulis
oleh Emlllio Pujol (1886-1980), selama hidupnya giat melakukan
penelitian teknik bermain gitar. Buku metodenya berjudul Escuela
Razonda
de
la
Guitarra
dibahas
mengenai
kasus
latihan
menggunakan posisi dasar, posisi tengah dan posisi tinggi sbb.
Membentuk sikap yang benar sebaiknya pergelangan tangan
diusahakan dalam keadaan sedikit melengkung kearah leher gitar.
Kemudian jari-jari membentuk sikap tegak dengan mengambil
jarak seperlunya antara jari satu dengan lainnya. Sikap ini
dipertahankan pada saat menggeser jari diatas papan jari dimulai
posisi dasar, tengah, hingga posisi tinggi, seperti beberapa gambar
berikut ini.
Gambar 19 a. Sikap tangan kiri pada posisi I (dasar).
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
18
Gambar 19 b. Sikap tangan kiri pada posisi tengah.
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Gambar 19 c. Sikap tangan pada posisi tinggi.
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Beberapa
hal
yang
perlu
dikemukakan
pada
saat
membentuk sikap ini ialah tekanan jari dipusatkan pada ujung
jari agar dawai tidak goyah atau meleset. Guna mendapatkan nada
yang jernih diusahakan letak ujung jari sedekat mungkin dengan
fret. Kemudian agar menggeser jari, diusahkan kuku dipotong
hingga dibawah permukaan daging pada ujung jari. Posisi ibu jari
berfungsi mengikuti gerakan keempat jari yang berada pada titik
berat tangan kiri, dan yang perlu diperhatiakan dalam membentuk
sikap ini yaitu sebagai berikut.
19
Ibu jari tidak selalu berada ditempat tertentu, apabila jari
menekan dawai (1), maka gerakan ibu jari mengikuti kebawah.
Kemudian selanjutnya bila pindah dawai (2), (3) dan seterusnya,
maka gerakan ibu jari otomatis mengikuti keatas. Ibu jari tidak
diperkenankan menyentuh Neck, atau gagang gitar yang dapat
menghambat gerakan keempat jari tersebut pada saat menggeser
atau menekan dawai. Gambar berikut ini menunjukan letak ibu
jari
berada ditengah papan jari bagian belakang saat menekan
dawai (3).
Gambar 20. Letak ibu jari
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
3.2. Penggunaan Teknik Barre
Menekan lebih dari satu dawai untuk sebuah jari tangan kiri
disebut
barre.
Dengan
meletakan
jari
1
(telunjuk)
secara
menyilang pada fret yang sama, jari itu mampu melakukan
tekanan
tiga
sampai
membentuk sikap
enam
dawai
sekaligus.
Posisi
dalam
secara benar pada telapak jari 1 (telunjuk)
sebagi pusat tekanan dimaksudkan agar dawai-dawai yang
dikehendaki dapat berbunyi. Kemudian letak ibu jari yang berada
pada leher bagian belakang gitar harus berhadapan dengan jari 1
(telunjuk) agar dapat mengimbangi tekanan hingga dicapai posisi
yang enak.
20
Teknik barre banyak dipakai untuk memainkan akor-akor
Agar mendapatkan nada yang bersih sebaiknya jari telunjuk
letaknya sedekat mungkin dengan fret, seperti gambar berikut ini.
Gambar 21a. Barre setengah
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Barre setengah yang dimaksud ialah dimana jumlah dawai
yang digunakan sebanyak tiga atau empat dawai. Tanda barre
tersebut dalam bentuk notasi memakai simbol 1/2 C pada posisi I
(dasar). Gambar diatas menunjukan penggunaan jari setengah.
Gambar 21 b. Barre penuh
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
Penggunaan barre penuh yang dimaksud adalah jumlah
dawai yang dipakai adalah seluruhnya. Tanda barre dalam bentuk
21
notasi diberi simbol C pada posisi I (dasar). Gambar diatas
menunjukan penggunaanj barre penuh dilengkapi dengan notasi
balok.
22
BAB II
PELAJARAN GITAR TINGKAT DASAR
A. Pengantar Teori Musik
Pengetahuan teori musik adalah bagian pelajaran dasar
yang harus dikuasai bagi pemula dalam belajar instrumen gitar
guna menerapkan pengetahuan kognitif dengan kemampuan
psikomotorik secara berimbang seperti berikut ini.
1. Garis paranada.
Musik ditulis dalam lima buah garis dan empat buah spasi
yang disebut garis paranada.
2. Kunci.
Tanda yang digunakan pada permulaan garis para nada
ialah untuk menunjukan ketinggian nada. Ada bermacam-macam
kunci digunakan menurut kebutuhannya, dan untuk membaca
notasi instrumen gitar digunakan kunci G dengan identitas garis
spasi kedua disebut nada G.
3. Garis birama.
Birama ialah ritme yang tetap pada musik, meskipun ritme
dapat muncul tanpa melodi seperti bertepuk tangan. Didalam
penulisan musik birama selalu dibatasai garis-garis vertikal dalam
garis paranada.
23
4. Tanda sukat.
Tanda sukat ditulis setelah tanda kunci, tujuannya untuk
memberikan corak ritme. Bentuk tanda sukat adalah terdiri dari
dua buah angka berbagi. Angka yang terletak diatas menunjukan
hitungan tetap dalam tiap birama, sedang angka yang terdapat
dibawah menunjukan nilai nada dalam tiap hitungan.
5. Tanda ulang.
Dua buah titik yang terdapat diantara garis tengah pada
akhir kalimat, dibelakang garis birama dobel menandakan bahwa
lagu diulang dari awal.
Bila terdapat dua buah
duamasing-masing,
yang
garis birama dobel dengan titik
diulang
hanyalah
berada
diantara
keduanya.
Bila ditemui dua buah garis birama penutup berupa sebuah
pilihan maka mainkan pada birama penutup 1 menuju titik dua,
ulangi lagu dari awal hingga akhir dengan melompati dan
meninggalkan birama penutup 1 langsung pada birama penutup
2.
24
6. Nada.
Bunyi musik bila dinotasikan disebut notasi. Ditempatkan
pada lima buah garis para nada. Dalam penyusunannya untuk
nada dipakai urutan tujuh buah abjad yang pertama dari huruf
latin, A B C D E F G .
7. Nilai nada.
Dalam musik kita mengenal adanya unsur ritme yang
dibentuk oleh susunan panjang nada tertentu. Hal ini digunakan
dapat ditunjukan dengan bentuk-bentuk nada yang mempunyai
nilai tertentu.
Not Penuh
= 4 Hitungan
Not Setengah
= 2 Hitungan
Not Seperempat
= 4 Hitungan
Not Seperdelapan
= ½ Hitungan
Not Seperenambelas
= ¼ Hitungan
= ¼ Hitungan
8. Tanda # dan b
Untuk mengadakan perobahan pada nada-nada yang telah
ditetapkan tadi ( A B C D E F G ), digunakan tanda-tanda tertentu
sebagai berikut.
Kruis (#), digunakan untuk menaikan nada sebanyak
langkah setengah, maka nada tersebut namanya ditambah dengan
akhiran ‘is’, contohnya F menjadi Fis.
Moll (b), Digunakan untuk menurunkannada sebanyak
langkah setengah, maka nada tersebut namanya ditambah dengan
akhiran ‘es’ , contohnya G menjadi Ges.
25
Natural (h), Digunakan untuk menetralkan kembali nadanada yang telah diruba digunakan sebuah tanda yang disebut
tanda ‘Natural’ ( h ), contohnya Ais Menjadi A, Ges menjadi G.
Guna menerapkan nada-nada yang terdapat pada instrumen
gitar digunakan aturan sebagai berikut.
Untuk jarak langkah satu, melewati sebuah fret sedang
jarak langkah setengah diperoleh
secara
langsung
pada
fret
berikutnya.
Gambar 22. Fret gitar
(Foto Dok: Wisnu Mintargo)
B. Notasi dan Teknik Instrumen Gitar
Pelaksanaan Pengajaran Gitar diberikan reportoar praktek
sesuai
dengan
kemampuan
rata-rata
para
pemula.
Tingkat
pertama, diberikan latihan-latihan membaca notasi balok dengan
teknik apoyando dan tirando. Kedua, para pemula setelah
menguasai notasi balok selanjutnya diberikan latihan tangga
nada, etude, lagu-lagu dan ansambel gitar. Pelaksanaannya
diberikan secara instruksional yaitu setiap tenaga pengajar gitar
memberikan contoh kemudian para pemula dapat mengikutinya.
Lebih
lanjut
mengenai
keterangan
dilakuakan latihan sebagai berikut.
Latihan 1.
secara
terperinci
dapat
26
Latihan dawai terbuka dibawah ini diberikan teknik petikan
apoyando. Kemudian latihan ini juga diajarkan kepada para
pemula
uk mengenal notasi balok dawai E, B, G, D, A dan E berikut ini.
Latihan 2.
Penguasaan teknik dasar untuk tangan kiri diberikan
latihan
dawai (1) dan (2) pada posisi dasar. Selanjutnya para pemula
melakukan cara yang sama berlaku pada dawai (3), (4), (5) dan
dawai (6) dengan posisi dasar.
Latihan tangga nada dawai (1) dan (2).
Latihan tangga nada dawai (3) dan (4)
27
Latihan tangga nada dawai (5) dan (6)
Latihan 3.
Latihan dawai (1), (2), (3), (4), (5), (6) pada posisi I
(1)----------------------------------------------------------------------------
(2)---------------------------------------------------------------------------
(3)-------------------------------------------------------------------------------
(4)--------------------------------------------------------------------------------
(5)-------------------------------------------------------------------------------
28
(6)--------------------------------------------------------------------------------
Latihan 4.
Latihan arpeggio memainkan nada-nada pada akor secara
terpisah dengan menggunakan teknik tirando dengan dawai-dawai
terbuka yaitu jari p dawai (6), i, m,a diletakan pada dawai (3), (2),
(1).
29
Latihan 5.
Latihan arpeggio dibawah ini digunakan akor dengan
petikan tirando secara serempak.
Latihan 6.
Latihan melodi rangkap dibawah ini menggunakan teknik
tirando, sedang tangan kiri dilatih mengenai penempatan jari-jari
yang benar sesuai dengan simbol jari tertulis pada notasi balok.
Latihan 7.
Latihan berikut ini dibahas posisi tangan kiri yaitu untuk
menekan dan memperkuat otot pada jari kiri, diperlukan latihan
menekan khusus secara tersendiri sebagai berikut.
Pertama, melatih gerakan jari dengan kontrol dari pusat
fikiran, sehingga jari lebih mudah untuk digerakan. Kedua,
melatih
gerakan
otot
jari
agar
tidak
mengganggu
dan
mempengaruhi otot jari-jari lainnya seperti contoh berikut ini.
/1 2 3 4 / 12 23 34/ 13 24 14 /
Ketiga, pada kelompok pertama, angkat jari satu persatu dan
lakukan gerakan turun naik secara berurutan dari jari 1 s/d 4.
Keempat, pada kelompok kedua, gabungkan dari dua jari yang
berdekatan dan lakukan sepertinya pada kelompok pertama.
Kelima, pada kelompok ketiga merupakan latihan gabungan
antara dua jari yang bersilangan.
30
Keterangan tersebut diatas adalah tugas praktek yang harus
dilakukan para pemula sampai gerakan jari terasa ringan sehingga
jari dapat mudah dikendalikan.
C. Reportoar Tingkat Dasar
Daftar
kemampuan
lagu
yang
pemula
dipilih
dengan
disesuai
dengan
tingkat
mempertimbangkan
aspek
musikalitas dengan memilih lagu yang mudah dicerna dengan
notasi balok yang dapat memberikan pengetahuan musik secara
praktis tentang reportoar etude, lagu-lagu solo dan ansambel gitar
untuk tingkat dasar.
Latihan 8.
Etude
31
Latihan 9
Latihan 10.
32
Latihan 11.
33
34
35
36
37
38
39
BAB III
TEKNIK TANGGANADA DAN ETUDE
A. Teknik Tangganada
Dalam rangka memberikan materi pelajaran gitar agar lebih
baik dan meningkatkan kemampuan teknik permainan, maka
berikut ini dibahas teknik tangganada. Beberapa teknik meliputi
latihan tangganada kromatis, tangganada diatonis, tangganada
minor harmonis, tangganada minor melodis dan beberapa teknik
slur sepertilatihan berikut ini.
Latihan 1.
Latihan tangganada kromatis guna melatih tangan kanan
khusus mengenai pertikan apoyando dengan jari 1,m,a, sedang
jari-jari tangan kiri melatih gerakan jari secara rapih pada saat
menggeser perpindahan posisi pada papan jari.
40
Latihan 2.
Manfaat latihan tangganada diatonis berikut ini khusus
melatih tangan kanan khusus dibahas teknik apoyando dengan
petikan i,m, sedang tangan kiri melatih jari dalam keadaan tegak
sekaligus mengenal nada , intonasi dan notasi balok pada seluruh
papan jari instrumen gitar.
41
Latihan 3.
Latihan
berikut
ini
adalah
latihan
tangganada
minor
harmonis yaitu dibahas latihan tangan kanan teknik apoyando
dengan petikan i,m, sedang tangan kiri melatih jari dalam keadaan
tegak sekaligus mengenal nada, intonasi dan notasi balok mulai
dari posisi dasar, posisi tengah, hingga posisi tinggi pada
instrumen gitar.
Latihan 4.
Manfaat latihan tangganada minor melodis berikut ini sama
prinsifnya dengan latihan tangga nada diatonis dan tangga nada
minor harmonis. Secara khusus juga dibahas latihan teknik
apoyando dengan petikan i, m, sedang tangan kiri melatih jari
dalam keadaan tegak sekaligus mengenal nada, intonasi dan
membaca notasi balok seluruh papan jari instrumen gitar.
42
Latihan 5.
Teknik slur dibawah ini dipilih dengan menggunakan dawai
(2) Latihan ini dimulai pada posisi IX dimana keempat jari tangan
kiri melakukan gerakan teknik slur secara bergantian. Latihan ini
dilakukan dengan mengambil sikap jari tangan kiri harus tegak
lurus menekan dawai pada saat melakukan teknik slur, dawai
tidak ikut bergeser baik keatas maupun kebawah karena hal ini
akan mengakibatkan tinggi nada selalu berubah.
B. Etude
Salah satu etude yang diberikan dalam pelajaran ini khusus
dipilih dari beberapa karya Dick Visser. Etude adalah kumpulan
teknik dari beberapa teknik dasar yang dibuat sedemikian rupa
43
hingga menyerupai lagu, maksudnya agar latihan tersebut tidak
monoton
menghindari
suasana
membosankan
saat
bermain
musik. Pada dasarnya etude adalah sebuah latihan pemanasan
untuk tahap berikutnya, berguna meningkatkan ketrampilan
supaya jari-jari
secara psikomotorik bisa terampil mengatasi
kesulitan teknis dalam memainkan bermacam-macam reportoar.
Pada abad 18 fungsi etude mengalami perkembangan karena
bukan saja fungsinya sebagai kumpulan teknik semata-mata
tetapi sejak itu etude sudah layak diangkat menjadi reportoar
pertunjukan dalam konser musik kamar berlaku hingga saat ini.
Beberapa etude yang menjadi materi pelajaran berikut ini
adalah etude mayor no. 3, no. 11, dan etude minor no. 7. sebagai
berikut.
44
45
46
47
BAB IV
MUSIK RENAISSANCE (1350 – 1600)
A. Sejarah Singkat
Kata Renaissance dalam bahasa Perancis berarti kelahiran
kembali. Istilah Renaissance baru sejak tahun 1860 dipakai untuk
menentukan kesenian abad 15–16 sebagai berikut.
Pertama, tahun 1492 Columbus menemukan benua Amerika.
Kedua, tahun 1455 Gutenberg menemukan mesin cetak buku dan
notasi musik.
Perkembangan musik abad 15–16 sebagai perbandingan
mempunyai suara yang diolah sangat halus, karena musik abad
tersebut memiliki tekstur polifonis seperti mengalir menghasilkan
efek keseimbangan dengan memggunakan imitasi seperti meniru
suara alam.
Komposisi musik Renaissance bentuk utamanya lebih jelas
mudah dicerna dan bersifat sakral, seperti lagu misa dan motet
diciptakan secara homofon diantara bagian polifon. Semua itu
berlangsung melalui proses cukup lama melalui karya-karya
komponis dan musisi dari generasi kegenerasi berikutnya.
Perkembangan alat musik Lute atau Gitar pada masa itu
menjadi penting berfungsi sebagai alat pengiring yang banyak
dimiliki setiap rumah abad 16 guna mengiringi vocal tunggal
bentuk ansambel. Banyak komposisi untuk gitar ini telah
ditranskripsi atau di arransemen kembali untuk diangkat menjadi
komposisi vocal seperti reportoar Preludium dan Tocata.
B. Lagu Solo dan Ansambel
Secara ideal lagu-lagu untuk solo dan bentuk ansambel
dalam pelajaran ini masih ditekankan pada pengertian melodi
dalam sebuah lagu. Manfaat latihan ini agar dapat memahami
48
melodi dan
iringannya dalam bentuk harmoni. Sedang fungsi
ansambel sengaja dipilih dimana terdapat pola ritme berbeda
antara gitar I dan gitar II. Manfaatnya pertama adalah melatih
prima vista, memupuk kerjasama dalam membentuk suasana
musik menjadi satu dan ditekankan agar pemain musik memiliki
rasa tanggung jawab terhadap kelompok atau seksinya. Berikut ini
adalah reportoar Renaissance bentuk solo gitar dan ansambel
gitar.
49
50
51
52
53
54
BAB V
MUSIK BAROK (1680 – 1750)
A. Sejarah Singkat
Barok
berasal
dari
bahasa
Portugis
“Baroco”
artinya
permata (Intan) tidak menentu bentuknya. Istilah barok mulai
dipakai dari seni rupa dan Arsitektur. Gereja San Pietro Roma
yang termasyur di disain oleh Arsitek Donate Bremente (14441514). Gereja tersebut disempurnakan oleh seorang
pakar
seniman Michael Angelo disebut gaya Barok sejalan dengan
perkembangan seni musik.
Ciri-ciri dan karateristik musik Barok sebagai berikut.
1.
Musik
Barok
bersifat
ekspresive,improviative
monumental,
megah,
dan dinamis.
2. Musik barok bersifat Polyphoni (kontrapung), tokohnya J.S.
Bach.
3. Ukuran ciptaan musik barok seperti Suita untuk
mengiringi
tari
seperti
lagu
Allemende
4/4,
Sarabande
3/4,
dan
lain
sebagainya.
4. Istilah dinamik hanya dipergunakan Piano dan Forte.
5. Berkembangnya ornamen barok belum dinyatakan dalam
tulisan.
Para penyaji musik diberi kebebasan membuat ornamen sendiri
di
masa zaman barok.
B. Lagu Solo dan Ansambel
Secara ideal lagu-lagu untuk solo dan ansambel dalam
pelajaran ini ditekankan pada pemahaman kontrapung antara
gerakan melodi dan bass pada musik barok yaitu variasi tentang
gerakan macam-macam spasi 1 dan spasi 2 sebagai dasar
55
pengetahuan musik. Sedang fungsi ansambel bermanfaat bagi
pelajaran kelompok guna memupuk kerjasama antara pemain
musik satu dengan lainnya dalam membina kekompakan dan
tanggungjawab terhadap seksinya agar musik dapat dinikmati.
Berikut
ini
adalah
reportoar
Barok
dalam
kontrapung dalam bentuk solo gitar dan ansambel gitar.
konteks
56
57
58
59
60
61
BAB VI
MUSIK KLASIK (1750-1820)
A. Sejarah Singkat
Istilah Klasik menurut Ensiklopedi Indonesia ialah
karya
cipta dari zaman lampau bernilai seni tinggi, berkadar keindahan
dan tidak luntur sepanjang masa. Menurut Frederick Blume,
musik klasik ialah karya seni musik memiliki daya ekspresi
bernilai sejarah
hingga dapat bertahan terus.
Gaya Klasik sama dengan
pada zaman Barok yang
bertentangan dengan reaksi pada zaman Renaissance, begitu pula
reaksi zaman Barok ke zaman Klasik yang menimbulkan gaya
baru.
Ciri-ciri Kalsik diantaranya melodi dan harmoni bersifat diatonis,
sehingga suasana musik secara obyektivitas dapat dipergunakan
secara
luas
memiliki
Contohnya
efek
penggunaan
suasana
istilah
tenang
dan
cressendo,
terkendali.
penggunaan
ornamentasi dibatasi dan harus ditulis, melodi terjalin dalam
bentuk teratur jelas, rapih dalam komposisi musik. Penggunaan
harmoni trisuara menggunakan prinsif dan peraturan-peraturan.
Tokoh-tokoh zaman klasik diantaranya W.A. Mozart (1756-1791),
dan ada dua macam gaya sbb.
1. Gaya Galan
Pertamakali
merupakan
muncul
komposisi
di
musik
Perancis
yang
sejak
menghindar
tahun
dari
1730
sistem
kontrapung gaya Bach dan Handel. Kemudian bersifat bebas dan
mudah dimengerti melalui melodi yang dibuat dengan arransemen
lebih halus. Musik jenis ini ditujukan untuk menciptakan
komposisi ringan sebagai seni pertunjukan bermutu.
2. Gaya Sensitif
62
Pertamakali
muncul
di
Inggris
pada
dasarnya
ingin
menonjolkan sikap gaya yang terlalu kaku dan emosional. Maka
untuk mengungkapkan perasaan pribadi secara kongkrit dapat
diwujudkan dalam dinamika Cressendo, Decressendo, Stacato, dll.
B. Teknik, Etude, Lagu Solo dan Ansambel
Secara ideal Teknik, etude, lagu-lagu solo dan ansambel
dalam pelajaran ini ditekankan pada pemahaman pengetahuan
harmoni konsonan trisuara, mulai pengertian tonika, sub dominan
dan dominan atau akord I, IV, V.
Pelajaran selanjutnya adalah dibahas tentang teknik, etude,
lagu solo dan ansambel gitar yaitu sebagai berikut.
63
64
65
66
67
68
69
BAB VII
MUSIK ROMANTIK (1821-1890)
A. Sejarah Singkat
Istilah Romantik berasal dari sastra abad 18 Romance dari
kata Linggua Romana. Menurut John Warrack Romantik berasal
dari bahasa daerah Perancis artinya puisi atau cerita produk
terpenting dalam sastra romantik.
Sastra dan musik menjadi penting sebab keduanya saling
berkaitan, perbandingan ini meliputi beberapa hal, antara lain
suatu pembagian yang tegas pada periode-periode sastra Jerman,
sedang kan pada musik periode ini secara tegas waktunya tidak
dapat diketahui secara pasti. Melalui periode klasik
hingga
periode romantik ternyata nampak adanya pase peralihan, hal ini
sangat berkaitan dengan keberadaan komponis seperti Ludwig van
Beethoven sebagai pelopor periode romantik yang hidup pada
zaman klasik. Ciri-ciri dan karateristik musik romantik adalah
sebagai berikut.
1. Bentuk musik klasik tetap dipertahankan dalam zaman
romantik. Selain itu ternyata komposisi musik romantik terjadi
perubahan
dan
perkembangan
diantara
keberadaan
para
komponis romantik yang hidup saat itu dibawah bangsa-bangsa
dunia bahwa musik romantik merupakan pembaharuan dari
musik klasik yang diperluas dengan ditambah bentuk tren-tren
baru berlaku saat itu, seperti adanya kebebasan ekspresive secara
individual.
2. Harmoni dan orkestrasi lebih maju, harmoni misalnya telah
dikembangkan dengan sistem nada kromatik dan alternasi dengan
harmonik sampai batas tonalitas. Contohnya adalah karya Wagner
70
terkenal dengan akor tristan yang cukup kompleks mengungkap
cinta dan derita, kerinduan, kejenuhan serta kebebasan.
3. Karakter musik romantik didominasi oleh ekspresi emosional
dengan jangkauan yang lebih luas, didominasi
oleh gaya-gaya
yang bersifat pribadi dan individual dan lebih subyektive sebagai
berikut.
- Musik klasik dinilai ketinggalan zaman, sedang musik romantik
diharap dapat mengungkap perasaan jiwa manusia lebih dalam.
-
Musik
romantik
berakar
dan
berpusat
pada
kehidupan
kerohanian dari manusia yang bersumber pada rasa murung,
lemah lembut, kegembiraan yang segar, kekecewaan bersifat
sementara.
B. Etude dan lagu solo
Secara ideal reportoar etude, dan lagu solo gitar dalam
pelajaran ini ditekankan bagaimana memainkan gaya romantik
dalam
konteks
intepretasi
dan
ekspresi
yang
menekankan
kebebasan individual terutama untuk solo gitar, seperti berikut
ini.
71
72
73
74
75
76
BAB VIII
MUSIK ABAD 20
A. Sejarah Singkat
Abad 20 merupakan perubahan menuju era kemajuan
teknologi. Masyarakat dan manusia abad 20 jauh meninggalkan
warisan-warisan
abad
sebelumnya.
Revolusi
besar-besaran
disegala bidang berlangsung dengan cepat sekali, kemajuan
dibidang teknik dan ilmu pengetahuan sehingga kesempatan
memperoleh pendidikan serta keadaan sosial yang makin baik.
Namun demikian ternyata mendorong berkembangnya faham
ekstrim
dalam
nasionalisme,
imperialisme,
militerisme
dan
persaingan perang dunia melibatkan bangsa-bangsa baik Amerika,
Eropa maupun Asia dalam perang dunia I (1914-1918), dan
perang dunia II (1939-1945).
Dalam bidang musik mengalami perubahan, namun untuk
menguraikan secara obyektif sangat sulit batasannya. Selain itu
musik pada abad 20 sedang dalam proses transaksi, untuk
membuat suatu evolusi yang lengkap tetap masih berjalan terus.
Beberapa hal tentang musik abad modern adalah sebagai berikut.
1. Eksperimen dalam musik ritual telah dirintis oleh para
komponis sejak permulaan abad ini. Penggunaan media-media
disusun secara bebas serta bentuk musik yang bebas menjadi
salah satu ciri musik abad 20.
2. Penemuan-penemuan dalam peralatan elektronik membuka
kemungkinan
memperluas
jangkauan
pendengar
dalam
masyarakat, seperti radio, photography, sound movies, televisi,
tape recorder, video tape telah menjadikan perubahan drastis
dalam masyarakat.
77
Uraian
tentang
unsur-unsur
musik
modern
sebagai
berikut.
1. Penggunaan melodi nada-nada dan atonalitas merupakan ciri
khusus dalam melodi musik modern. Begitu juga keteganganketegangan melodi dengan interval-interval aneh serta suara
disonant
sering digunakan para komponis sebagai melodi yg
indah.
2. Penggunaan harmoni menggunakan nada-nada disonant dalam
harmoni dengan gerakan-gerakan akor yang tidak beraturan
polytonalitas atau nada-nada yang dirubah seperti suara kromatis.
3. Penggunaan ritme adalah salah satu ciri khusus yang menonjol
pada melodi modern yaitu adanya perpindahan tonika, birama
ditengah-tengah lagu sering terjadi beberapa kali dalam suatu
komposisi,penggunaan aksen yang tidak beraturan, dan bahkan
sering menggunakan ritme-ritme jazz.
B. Etude, lagu solo dan ansambel.
Secara ideal reportoar etude, lagu solo dan ansambel gitar
dalam pelajaran ini ditekankan bagaimana memainkan gaya
modern dalam konteks nada dan melodi disonan abad 20 sebagai
berikut.
78
79
80
81
82
83
84
BIBLIOGRAFI
Aguado, Dionisio, tt. 35 Etudes. Tokyo: Zen-On Edition.
Bredie, Yos. 1981. Gitar Klasik Jilid 1. Bandung: YPPM.
Caceres, Oscar. 1975. Studies Simple. Paris: Max Eschig.
Carcassi, Matteo. 1964. Sech Capricen fur Gitarre Opus. 26.London:
B. Scott’s Sohne.
Duarte, John. W. 1968. The Young Person’s to The Guitar.London:
Novelo & Company Limited.
Fortea, Daniel. 1975. Sabre Motious Populeres. Madrid: Bibiloteca.
Fradd, dale. 1975. The Guitar. New York: David Mackay Company
Inc
Indrawan, Andre & Wisnu Mintargo. 1985. Bimbingan Praktis
Bermain Gitar. Yogyakarta: KKN ISI
Irawan, Iwan. 1983. Pelajaran Gitar Klasik Jilid 1. Bandung: YPPM.
Mintargo, Wisnu. 1988. Program Pengajaran Gitar Pada Program
Studi S-1. IKIP Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: ISI.
--------------.1995. Pengetahuan Musik. Padangpanjang: ASKI.
Noad, Frederick. 1974. The Renaissance Guitar. New York: Ariel
Publication Inc.
----------------------.1974. The Baroque Guitar. New York: Ariel
Publication Inc.
-------------------.1974. The Classical
Publication Inc.
Guitar.
New
York:
Ariel
Prier, Edmund-Karl. 1991. Sejarah Musik Jilid 1. Yogyakarta: PML.
------------------------.1991. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta: PML.
Ritter, Hans. 1960. Mauro Giuliani Opus 71. Frankfurt: Music
Verlag
Wilhelm zimmerman.
----------------1957. Studies fur Gitarre. London: B. Schott’s Sohne.
85
Scheit, schaler. 1939. Lehwerk fur Die Gitarre. Heft 1. Vevausgabe:
Universal Edition.
------------------. 1964. John Dowland Vier Leichte Stucke for Eassy
Pieces. Wina: Universal Edition.
-----------------. 1949. Johan Sebastian Bach Vier Kleine Leichte
Stucke. Wina: Universal Edition.
------------------. 1961. Francisco Tarrega. Wian: Universal Edition.
------------------. tt. Bela Bartok. Wina: Universal Edition.
Scholes, Percy. A. 1972. The Oxford Companion to Music. London:
Oxford University Press.
Segovia, Andre. 1979. My Book of The Guitar. New York: Williams
Publisher.
Slonimsky, Nicolas. 1958. Baker’s Biographical Dictionary of
Musicians. New York: G. Schimer Inc.
Solapung, Kaye. A. 1983. Gitar Tunggal. Jakarta: PT. Indra.
Summerfield, Maurice. J. 1982. The Classical Guitar. New York:
Ashley Mark Publishing Co.
Turnbul, Harvey. 1978. The Guitar from renaissance to Present Day.
London: B.T. Basford. Ltd.
Ulrich. Jurgen. 1972. Trio Guitar. Frankfurt: Edition Wilhelm
Hansen
Visser, Dick. tt. 12 Studies Dell 1. amstredam: Harmonia.
------------.tt. Technical Sudies for The Guitar Vol. 1. Amsterdam:
Heukemeijer.
-----------.tt. 12 Studies Vol. 1. Hilversum: Harmonia.
-----------.tt. 12 Studies Vol. 2. Hilversum: Harmonia.
Zanovkan, Hubwert. H. Wei Guitarre J.S. Bach (1685-1750).
New York: B. Schott’s Sohne.
86
87
88
89
90
91
92
93
TENTANG PENULIS
Nama
: Drs. Wisnu Mintargo M.Hum
Tempat/tgl Lahir
: Makassar 27 Agustus 1956
Pendidikan
: S1 Jur. Musik
Fak. Seni Pertunjukan ISI
lulus th. 1989 Belajar mayor Gitar dengan
Yose Bredie dari Belanda, minor Trombon
dengan
Bambang
Riyadi
Musikanan
Kasultanan Kraton Yogyakarta.
S2 Seni Pertunjukan UGM lulus Tahun
2001. Saat ini sedang menempuh program
studi
S-3
Seni
Pertunjukan
di
UGM
Yogyakarta.
Pekerjaan
: Tahun
Musik
1980–1983
Sonata
mengajar
Yayasan
di
Musik
Sekolah
Indonesia
(YMI) dibawah instruktur Dani Tumiwa dan
mendapat sertifikat mengajar tahun 1983
untuk
cabang
wilayah
Magelang
Temanggung
(Jawa-tengah).
Himpunan
Gitaris
Wakil
Indonedia
dan
Ketua
(HIGI)
Yogyakarta Tahun 1986-1988. Tahun 1990
s/d 2004 bekerja sebagai Staf Pengajar Jur.
Musik STSI Padangpanjang (Sumatera Barat)
dengan mata kuliah Mayor Gitar, Tiup logam,
94
Orkes, dan Ansambel Gitar. Tahun 2005
mutasi
dan
dengan
mata
mengajar
kuliah
di
ISI
Surakarta
Praktek
Instrumen
Musik Barat dan mata kuliah teori.
Karya Seni
: Th.
1995
Orkestrator
Calif
von
Bagdad
Pergelaran
Orkes Simponi Sumatera Barat pada Festival
IstiQlal II di TIM, Conductor Alm. Dr. Yazeed
Jamin (Alm) Th. 1996 Komposisi Musik
Cokek Betawi Festival Orkes Simponi di
Institute Teknologi MARA Malaysia. Th.1997
Komposisi
Musik
Assimilasi
II
dalam
Yogyakarta International Gamelan Festival
FKY IX. Th. 1998 Komposisi Desain Struktur
Renungan dalam Festival Musik Dies Natalis
XXXIV STSI Surakarta. Th. 1998 Orkestrator
Cavalleria Rusticana P. Mascagni Gabungan
Orkes
Simponi
Chairani
ITM
Dosen
&
ASKI
ITM
Solist
Siti
Malaysia
di
Padangpanjang. Th. 2004 Ilustrasi Musik
Jambo Ayam Jantan Karya dan Sutradara
Sulaiman Juned. Produksi Komunitas Seni
Nusantara
Indonesia
(KONSEN)
Padangpanjang. Saat ini aktif sebagai pemain
Trombon bersama Indonesia Win Orkestra
(IWO) ISI Yogyakarta.
Karya Ilmiah
: Pengalaman menulis sejak tahun 1993-2009
diantaranya membuat buku ajar diperguruan
tinggi,
seminar
melakukan
nasional
penelitian,
dan
kegiatan
internasional,
95
penulisan
jurnal
seni
di
STSI
Padangpanjang, UGM, ISI Yogyakarta, ISI
Surakarta, STSI Bandung dan Jurnal Racmi
lembaga
Penjamin
Mutu
Pendidikan
Yogyakarta (LPMP). Th 2002 pidato ilmiah
dihadapan
sidang senat terbuka wisuda
Sarjana S-1 Periode 1 STSI Padangpanjang,
dengan
judul
“Tiga
Perempat
Abad
Perjalanan Lagu kebangsaan Indonesia Raya
Mempersatukan
Bangsa”.
Tahun
2007
pemenang Lomba penulisan Karya Ilmiah
Dosen Muda ‘Pariwisata berbasis Budaya,
Pelayanan
Berwawasan
lingkungan”
dari
Asosiasi Akademisi Perguruan Tinggi Seluruh
Indonesia (ASASI), dan dipublikasikan di
harian Kedaulatan Rakyat (KR). Tahun 2008
menerbitkan
buku
“Musik
revolusi
Indonesia” yang diterbitkan oleh Penerbit
Ombak.
Download