Modul Interpersonal Communication Skills [TM10]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Interpersonal
Communications
Skills
Manajemen Diri
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Markom &
Periklanan
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
43029
Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si.
Abstract
Kompetensi
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk
mengurus dirinya sendiri.
Mahasiswa
mampu
manajemen diri.
memahami
konsep
Definisi Manajemen Diri
Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota
organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian Manajemen
Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu
pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan
kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah
diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati.
Oleh karena itu kita harus bisa mengurus hati.
Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang
berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan
rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar
merasa gembira,
dapat
bekerjasama dengan orang
lain,
punya motivasi kerja,
bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar
seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih
yang menjajahnya (Zohar, 2002).
Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat menata atau mengatur diri, tidaklah
mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Karena
dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri. Kesuksesan dapat
dilihat dari kesuksesan seseorang dalam mengurus dirinya sendiri. Karena setelah dapat
mengurus diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin.
Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh
seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas
menjadi tiga, yaitu:
2015
2
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.
Perencanaan (planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan
dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai
rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah
rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.
Pengorganisasian (organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugastugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan
cara
menentukan
tugas
apa
yang
harus
dikerjakan,
siapa
yang
harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
3.
Pengarahan (directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara
teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsurunsur manajemen.
Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat
rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan
serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang
terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan
berikut:
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan?
2015
3
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk
mencapai sasaran tadi.
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi Lima kegiatan yaitu:
a. Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
c. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak.
d. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
e. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan
kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
2015
4
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga
apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan
tujuan yang telah digariskan semula.
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil
kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan
usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat
dilakukan.
Manajemen diri itu erat kaitannya dengan bagaimana kita mengatur waktu kita sehari-hari.
Dengan kita bisa mengatur diri secara tepat dan benar maka kita bisa tampil produktif. Jika
kita sudah menjadi orang yang produktif maka kita dapat tampil maksimal dimana pun kita
berada. Oleh karena itu jangan biarkan hal-hal yang tidak penting mengganggu produktifitas
kita.
Berikut ini ada tiga Tips untuk Menjadi pribadi yang Produktif
Pernahkah Anda merasa pada saat bekerja jarum jam sudah menunjukkan pukul 11
menjelang makan siang padahal Anda belum sempat menyelesaikan satu pekerjaan pun.
Sibuk tapi rasanya pekerjaan tidak produktif? Satu hal yang harus disadari bahwa kesibukan
tidak sama dengan menjadi produktif. Anda bisa saja menghabiskan sekian jam tanpa
menghasilkan apa-apa. Sounds familiar? Ada beberapa prinsip yang sebaiknya Anda
pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga Anda bisa bekerja efektif:
2015
5
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Menyusun Rencana
Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani
hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa
yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada
dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda
bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu
pengerjaannya.
Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja
atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak
mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.
Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa
energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00
sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk
memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa
biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih
rendah.
Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa
untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri
untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.
2. Fokus
Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan
sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda
dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru
membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan
berkualitas bagus.
Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga
membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan
pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban
stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam
kurun waktu yang bersamaan.
2015
6
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Hindari Interupsi
Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi
adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan
keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:
Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang fokus
bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin.
Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.
Kita harus dapat menumbuhkan kepercayaan diri, dan yang paling penting adalah kita harus
memiliki motivasi diri yang tinggi dan stabil.
Untuk memiliki motivasi diri yang dahsyat dan selalu dalam performa yang tinggi dan stabil,
maka kita harus mengandalkan motivasi dari diri sendiri (motivasi intrinsik) dan jangan
mengandalkan motivasi dari luar/lingkungan (ekstrinsik). Contoh motivasi ekstrinsik adalah
pujian, lingkungan yang mendukung atau upah yang besar. Kalau kita tergantung pada
motivasi ekstrinsik maka kita akan menunggu dimotivasi. Padahal motivasi dari luar itu tidak
selalu kita dapatkan, sehingga akhirnya motivasi kita jadi naik turun tergantung stimulus dari
luar.
Sedang motivasi intrinsik bisa kita bangkitkan kapan saja sesuai kehendak kita, bahkan bisa
terus kita bangkitkan sehingga kita akan selalu mempunyai motivasi yang tinggi. Caranya
bisa dengan berbagai cara.
1. Dengan membayangkan manfaat besar yang akan didapat, melakukan sugesti untuk
menyenangi pekerjaan yang sedang kita lakukan, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan
meyakini bahwa kita baru berarti hidup di dunia ini jika berhasil melakukan pekerjaan
tersebut atau dengan cara memaksa diri bertindak walau ogah-ogahan (karena pada
dasarnya sebagian besar motivasi/semangat muncul ketika kita beraktivitas, bukan sebelum
beraktivitas).
2. Untuk strategi merealisasikan target dan planning yang sudah dibuat, caranya adalah :
bawa target dan planning tersebut ke alam bawah sadar kita. Dengan membawa ke alam
bawah sadar, kita akan bergerak sepenuhnya dan menjadikan target/planning tersebut
sebagai kebiasaan sehari;hari. Bagaimana cara membawa target/planning kita ke alam
bawah sadar? Caranya dengan selalu mengingat dan mengevaluasi pencapaian target
tersebut. Oleh karena itu kita harus punya waktu minimal 30 menit sehari untuk
mengevaluasi pencapaian target hidup kita. Jangan pernah bosan dan putus asa untuk
2015
7
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengevaluasinya setiap hari. Sebab ketika Anda tidak lagi mengevaluasinya setiap hari,
maka target tersebut berubah hanya menjadi rencana di atas kertas belaka.
3. Untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang mantap, maka kita harus selalu berpikir
positif bahwa kita bisa, kita baik dan kita pasti sukses. Kita bisa karena Allah pada dasarnya
telah mengaruniakan kita otak yang hebat dan tubuh yang luar biasa. Otak kita lebih hebat
dari komputer secanggih apa pun (bahkan otak kita yang membuat komputer). Kita baik
karena pada dasarnya manusia mempunyai fitrah yang selalu mengajaknya untuk berbuat
baik (disebut juga hati nurani). Kita sukses karena kita pernah mengalahkan 1 milyar lebih
calon manusia (sperma) pada masa dahulu (tapi kita tidak ingat saja). Kemudian selain
berpikir positif, kita juga harus bertumpu pada kelebihan kita supada PD. Maksudnya,
jangan sering mengingat-ingat kekurangan kita. Sebaliknya lebih sering mengingat-ingat
kelebihan/potensi kita. Bahkan kalau bisa kita beraktivitas yang sesuai dengan
kelebihan/potensi kita supaya PD yang kita miliki lebih besar lagi. Dan yang terakhir, supaya
kita selalu PD jangan lupa untuk tidak takut berbuat. Jangan takut gagal dan harus berani
mencoba. Pada dasarnya ketakutan kita akan kegagalan lebih besar daripada kegagalan itu
sendiri.
Berikut ini 5 pertanyaan mendasar yang mungkin bisa membuat hidup kita lebih efektif dan
efisien.
1. “What Are My Strength?”
Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan Anda adalah dengan
menggunakan feedback analysis. Setiap kali Anda telah memikirkan cita-cita/impian Anda
untuk beberapa waktu kedepan, maka tuliskanlah. Setelah waktu yang Anda tenggatkan
telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang Anda dapatkan dari cita-cita
yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah Anda kerahkan untuk mencapainya?
kebiasaan buruk apa yang menghambat cita-cita Anda? Karena kita terikat dengan waktu
yang terbatas, maka jangan pernah membuang waktu untuk mengerahkan sebuah skill
dimana Anda tidak menguasainya. Berkonsentrasilah pada kekuatan Anda dan bangun
kekuatan Anda.
2. “How Do I Work?”
Dengan jalan seperti apakah Anda dapat mengeluarkan performa terbaik Anda? Apakah
dengan membacanya atau mendengar orang lain yang berdiskusi? Apakah Anda lebih
senang bekerja sendiri atau bekerja secara tim? Apakah Anda adalah seorang tipe
konseptor ataukah seorang tipe eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja dalam tingkat stress
2015
8
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang tinggi ataukah dalam lingkungan yang baik? Semua pertanyaan ini membantu
mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti bagaimana pola kerja Anda. Dengan
mengetahuinya, peluang efektivitas kerja Anda akan meningkat drastis karena Anda telah
mengetahui bagaimana cara Anda bekerja.
3. “What Are My Values?”
Nilai disini dapat didekati dengan prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. Suatu saat
mungkin Anda akan menemukan sebuah lingkungan organisasi yang bertentangan dengan
prinsip hidup yang Anda pegang, dan hal itu mengurangi performa Anda. Maka tak ada kata
lain dalam kamus kata efektivitas, Anda harus pindah. Carilah lingkungan yang sesuai
dengan prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat berada pada puncak performa Anda.
4. “Where Do I Belong?”
Berdasarkan kekuatan, cara bekerja, dan prinsip hidup Anda, kini carilah lingkungan yang
tepat dimana Anda bisa memaksimalkan ketiga hal tadi sehingga Anda dapat menjadi
seorang bintang (star) didalam organisasi yang Anda geluti. Dengan komposisi kekuatan,
cara kerja, dan prinsip hidup yang tepat dengan lingkungan akan membuat efektivitas dan
efesiensi kerja Anda akan meningkat drastis.
5. “What Can I Contribute?”
Dewasa ini, dimanapun organisasi Anda berada, Anda memiliki banyak pilihan. Jarang ada
organisasi atau perusahaan yang mengarahkan Anda untuk melakukan apa yang
seharusnya dilakukan. Untuk itu, pertama-tama penting sekali menanyakan bagaimana
situasi yang ada sekarang. Berkaca dari situasi demikian, dan mengkombinasikan dengan
kekuatan, cara kerja dan prinsip hidup Anda, Anda dapat mengambil ancang-ancang sedini
mungkin kontribusi terhebat apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk organisasi yang
Anda tekuni saat itu.
Upaya pengembangan diri untuk manajemen diri yang baik
Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut olehStep
hen
R.
Covey dalam The
7
habits
of
Highly
Effective
People
(1993) sebagai konsepasah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti melip
uti empat dimensiyaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional.
Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihandengan po
la seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral secara terus
menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatannya, yakni belajar,
2015
9
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berkomitmen dan berbuat. Latihan ini harus terus menerus berjalan secara berulang – ulang
sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi semakin tinggi.
Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan
untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai. Konsep
aplikatif
Sharpening
Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh Lembaga Manajemen Terapan
Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar aktivitas pengembangan diri.
1. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh
dengan lingkungan sekitar.
2. Menjalin hubungan dengan orang lain.
3. Mengelola waktu secara efektif
4. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan.
5. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi
6. Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita
menjadi teratur.
Menentukan batas-batas kekuasaan dan otoritas yang kita miliki
1. Jelas agar kita dapat leluasa berkembang
2.Mendengarkan dengan seksama
3.Melakukan pengambilan keputusan dengan baik
4. Membiasakan membuat teknik perencanaan (planning) yang baik.
Melakukan secara mandiri
Proses pengembangan diri yang kita lakukan tidak akan berjalan lancer apabila kita
mengandalkan dukungan dari luar. Diperlukan keinginan yang berasaln dari dalam diri kita
sendiri. Pembelajaran yang harus dilakukan secara mandiri ini setidaknya mencakup tiga
hal, yaitu: kemampuan membuat agenda pribadi, kemampuan menjadi pembelajar yang
cepat (speed learner), dan belajar secara mandiri (self learning).
Melakukan proses pengembangan diri memang tidak bebas hambatan, bahkan seringkali
penuh kendala. Albert Ellis, psikolog dan penulis terkenal dalam bukunya Feeling Better,
Getting Better, Staying Better (2001) memperkenalkan konsep terapi Rational Emotive
Behavior Theraphy (REBT).
Konsep ini diperkenalkan oleh Ellis untuk membantu mengatasi hambatan dalam pengemb
angan diri. Beberapa hal yang disampaikannyaberikut ini dapat menjadi bahan renungan
kita.
2015
10
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bicara adalah perkara mudah. Namun, hanya bicara yang diikuti oleh tindakan yang
dapat membuat segalanya menjadi lebih baik.
a. Anda tidak akan dapat mencapai kemajuan apabila selalu mengerjakansesuatu deng
an cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukanmeskipun d
apat membuat anda merasa kurang nyaman.
b. Anda harus berusaha menghentikan kebiasaan yang tidak baik dengansungguhsungguh.
c. Semakin lama anda tenggelam dalam perilaku yang merugikan diri sendiri,semakin l
ama anda harus berjuang untuk menghentikannya.
d. Menghindari tindakan yang anda kuatirkan akan gagal hanya dapatmengurangi kece
masan anda sementara. Dalam jangka panjang, penghindaran ini justrudapat berakib
at buruk. Oleh karena itu lebih baik menghadapinya, ketimbang mengindar.
e. Makin sering anda berfikir bahwa anda tidak berguna dan tidak berhargasetelah men
galami kegagalan, semakin sulit anda mencapai keberhasilan.
Sikap diri seperti di atas perlu dibangun karena menentukan gaya manajemen
pengembangan diri anda. John Maxwell dalam The Winning Attitude; Your Key to
Personal
Success
(1993) menyimpulkan
bahwa sikap hidup menentukan tindakan, polahubungan dengan orang lain, perlakuan yang
kita terima dari orang lain, keberhasilandan kegagalan, menentukan hasil akhir,
pandang
yang positif dan optimis. Ia jugamenyatakan, sikap anda sekarang
adalah hasil dari sikap-sikap anda selama ini.
2015
11
cara
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Penerbit Kanisius
2. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Oleh Drs. Jalaluddin rakhmat M.sc. Penerbit PT
Remaja Rosdakarya - Bandung.
2015
12
Interpersonal Communication Skills 10
Wulansari Budiastuti,S.T,.M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download