Data Kartu Kredit - Direktorat Jenderal Pajak

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
SIARAN PERS
DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS
Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 40-42 Jakarta 12190; Kotak Pos 124
Telepon (021) 5250208, 5251609 ext 51633; Faksimile (021) 5736088;
Situs www.pajak.go.id; : Layanan Informasi dan Keluhan Kring Pajak (021) 1500200;
Email: [email protected]
Nomor : 48 / 2016
Tanggal : 7 Juni 2016
Pelaporan Data Kartu Kredit, Langkah Awal Menuju Era Keterbukaan
Informasi Keuangan dan Perbankan
Menanggapi pemberitaan di media massa akhir-akhir ini tentang kewajiban pelaporan data
transaksi kartu kredit, Direktorat Jenderal Pajak menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:
1. Data-data nasabah terkait transaksi kartu kredit yang dilaporkan kepada Ditjen Pajak hanya
digunakan untuk tujuan perpajakan semata-mata dan tidak untuk tujuan yang lain. Sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku Ditjen Pajak memiliki kewajiban untuk menjaga
kerahasiaan dan keamanan data yang diterima dari pihak lain.
2. Data transaksi kartu kredit akan dimanfaatkan untuk mengawasi kepatuhan perpajakan, yaitu
sebagai pembanding atas data penghasilan yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan. Sepanjang seluruh penghasilan pengguna kartu kredit telah
dilaporkan dengan benar, jelas dan lengkap, dan tagihan kartu kredit masih dalam kewajaran
penghasilan tersebut, maka tidak akan terdapat masalah terkait perpajakan pengguna kartu.
3. Dalam hal transaksi kartu kredit secara konsisten melebihi kewajaran penghasilan yang
dilaporkan dalam SPT, namun transaksi memang tidak terkait dengan penggunaan
penghasilan, misalnya untuk keperluan kantor atau orang lain, petugas pajak tidak akan serta
merta menetapkan pajak atas ketidakwajaran transaksi kartu kredit.
4. Penetapan pajak akan didahului dengan permintaan klarifikasi, konseling dan himbauan
pembetulan SPT, sebelum ditindaklanjuti dengan pemeriksaan pajak. Pada setiap langkah
tersebut,
Wajib
Pajak
pengguna
kartu
kredit
akan
diberikan
kesempatan
untuk
mengklarifikasikan bahwa penggunaan kartu kredit tidak terkait dengan penghasilannya.
5. Data transaksi kartu kredit hanya satu dari ratusan jenis data yang wajib disampaikan oleh 67
institusi kepada Ditjen Pajak. Pelaporan data termasuk data kepemilikan kendaraan bermotor,
IMB, kepemilikan hotel/restoran dan ijin usaha telah berjalan beberapa tahun dan sampai
dengan saat ini tidak terdapat permasalahan yang berarti terhadap kepemilikan kendaraan
bermotor, pemohon IMB dan pemilik ijin usaha.
6. Pelaporan data kartu kredit kepada otoritas pajak merupakan praktek yang sudah lama terjadi
di negara lain seperti Jepang dan Korea, bahkan sudah mencakup data simpanan (tabungan
dan deposito) tanpa adanya dampak negatif terhadap sektor keuangan dan perbankan. Oleh
karena itu kekhawatiran akan terjadinya penurunan penggunaan dan transaksi kartu kredit
dalam jangka panjang adalah kekhawatiran yang tidak berdasar.
7. Indonesia saat ini sedang menuju era keterbukaan keuangan dan perbankan untuk tujuan
perpajakan dengan komitmen untuk melaksanakan Automatic Exchange of Information pada
tahun 2018. Dalam era ini, penyampaian data transaksi keuangan dan perbankan kepada
otoritas pajak akan menjadi sesuatu yang lazim.
8. Kontroversi penyampaian data kartu kredit kepada Ditjen Pajak saat ini merupakan sarana
pembelajaran bagi semua pihak untuk menjadi lebih sadar dan patuh pajak dalam
menyongsong era keterbukaan keuangan dan perbankan untuk tujuan perpajakan.
9. Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara dan untuk itu Ditjen Pajak mengajak
seluruh
masyarakat
untuk
mengambil
bagian
bergotong
royong
dalam
mendanai
pembangunan nasional dengan menghitung, membayar dan melaporkan pajak secara jujur
dan benar.
###
Informasi lebih lanjut hubungi:
Hestu Yoga Saksama
Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat
Telepon: 021 5250208 ext. 51658
Download