perencanaan penggunaan lahan - E

advertisement
Pertemuan 11
Siswanto
- Data dan informasi diperoleh langsung di lapangan
- Peta Geologi Skala 1 : 250.000
Caranya:
- Pengamatan kondisi persentase batuan dan singkapan
batuan dipermukaan lahan dalam luasan tertentu.
- Analisis Peta Geologi
Data yang diperoleh:
Dianalisa dan diinterpretasikan menggunakan standard
Puslittanak
Prosentase
Batuan
0
Prosentase
Singkapan
0
1 – 10
1 – 10
1
10 – 20
10 – 20
2
20 – 40
20 – 40
3
40 – 60
40 – 60
4
60 – 80
60 – 80
5
> 80
6
Kelas
0
a. Curah hujan (CH)
 Peta Agroklimat Indonesia
 Data diperoleh dari beberapa stasiun pencatat hujan
Caranya:
 Analisis peta agroklimat
 Data hujan diperoleh dari beberapa stasiun hujan
yang mewakili
daerah tersebut. Seri data hujan
dihitung hujan rata-ratanya menggunakan Metode
Thiessen.
Metode ini didasarkan pada rata-rata
tertimbang luas wilayah yang diwakili oleh penakar
hujan. Cara menghitungnya adalah:
P=
P1.A1 + P2.A2 + …. + Pn.An
A1 + A2 +…. + An
P
= Hujan rata-rata
P1…Pn = Tinggi hujan di stasiun 1 s/d n
A1…An = Luas daerah yang diwakili oleh stasiun 1
s/d n
b. Bulan basah dan bulan kering
Data bulan basah dan bulan kering dihitung berdasarkan
kriteria Oldemen (1980)
Nilai Batas
< 75 mm
Kategori
Kering
75 - 200 mm
Lembab
> 200 mm
Basah
a. Jenis tanah
- Pengamatan dan pengkuran langsung
- Data diperoleh dari Peta Jenis Tanah
Caranya:
- Analisis karakteristik tanah kemudian di cocokan
dengan pedoman klaasifikasi tanah US. Soil
Taxonomy (2002)
- Analisis Peta janis tanah.
Bahan Induk:
- Data dan informasi diperoleh langsung di lapangan
- Peta Geologi Skala 1 : 250.000
Caranya:
Pengamatan profil tanah
Analisis Peta Geologi
Data yang diperoleh:
Dianalisa dan diinterpretasikan
standard Puslittanak
menggunakan
Tipe Batuan
1 Batuan Beku
Batuan beku yang masih padu
Batuan beku pelapukan lanjut
Batuan beku pelapukan sedang
Batuan pasir pelapukan sedang
2 Batuan Sedimen
Batuan kapur, kapur kurang padu
Batuan sedimen halus Alluvium/Colluvium
Batuan sedimen pasir, pasir berkapur
Batuan lempung hitam
Kode
lv
lw
lc
ls
Sl
Sf
Sc
Sb
Kedalaman Regolit Kode
< 10 cm
10 – 20 cm
20 – 40 cm
40 – 60 cm
60 – 80 cm
80 – 100 cm
100 – 200 cm
> 200 cm
0
1
2
3
4
5
6
7
c. Solum Tanah
- Pengkuran langsung di lapang (profil atau boring)
Caranya:
- Mengukur kedalaman tanah dari permukaan sampai regolit.
- Melakukan pengeboran tiap interval kedalaman tertentu dilakukan pengamatan
sampai regolit
Tipe Batuan
1
2
Kode
Kedalaman Regolit Kode
Batuan Beku
Batuan beku yang masih padu
lv
< 10 cm
0
Batuan beku pelapukan lanjut
lW
10 – 20 cm
1
Batuan beku pelapukan sedang
lc
20 – 40 cm
2
Batuan pasir pelapukan sedang
ls
40 – 60 cm
3
Batuan kapur, kapur kurang
padu
Sl
60 – 80 cm
4
Batuan sedimen halus
Alluvium/Colluvium
Sf
80 – 100 cm
5
Batuan sedimen pasir, pasir
berkapur
Sc
100 – 200 cm
6
Batuan lempung hitam
Sb
> 200 cm
7
Batuan Sedimen
Data yang diperoleh:
Dianalisa dan diinterpretasikan hasilnya.
Tabel 8 : Klasifikasi dan Kode Kedalaman Tanah
Diskripsi kedalaman
Tanah
Sangat Dangkal
Kedalaman
Tanah
< 10 cm
Dangkal
Agak dangkal
Agak dalam
Dalam
10
15
30
60
–
–
–
–
15
30
60
90
cm
cm
cm
cm
> 90 cm
Kelas
1
2
3
4
5
6
d. Fisika Tanah
Pengkuran langsung di lapang dan di laboratorium (ketajaman perasaan)
Caranya:
Mengukur parameter fisik yang ditetapkan
Melakukan analisis di laboratorium untuk mengguatkan hasil pengukuran lapangan
Data yang diperoleh:
Dianalisa dan diinterpretasikan hasilnya (contoh tekstur
dan struktur).
Klasifikasi dan Kode Kedalaman Tanah
Tektur Tanah
Pasir
Pasir Berlempung
Lempung Berpasir
Lempung
Lempung Berdebu
Debu
Lempung Liat Berpasir
Lempung Berliat
Lempung Liat Berdebu
Liat Berpasir
Liat
Liat Berdebu
Kode
3
S
2
LS
1
SL
0
L
0
SiL
2
Si
1 SCL
1
CL
1 SiCL
2
SC
2
C
2
SiC
Struktur Tanah
Columnar
Prismatik
Blocky
Nutty
Platty
Crumb
Granular
Kode
Col
Pris
Blk
Nutt
Plat
Cr
Gr
Pengkuran di laboratorium)
Caranya:
- Melakukan analisis di laboratorium dari sampling tanah
yang diambil di lapangan
Data yang diperoleh:
Dianalisa dan diinterpretasikan hasilnya.
Tabel : Kriteria Penilaian Sifat-Sifat Kimia Tanah
(Puslittanak, 1997).
Sifat Tanah
Sangat Rendah
C (%)
< 1. 00
N (%)
< 0.10
C/N
<5
P205 HCI (mg/100 g)
< 10
P205 Bray I (ppm)
< 10
P205 Olsen (ppm)
< 10
K20 HCI 25 % (mg/100 g)
< 10
KTK (mg/ 100 g)
<5
Rendah
1.00-2.00
0.10-0.20
5 -10
21 - 40
10 -15
10 - 25
10 - 20
5 -16
Sedang
2.01 -3.00
0.21-0.50
11 -15
21 - 40
16 - 25
26 - 45
21 - 40
17 - 24
Tinggi Sangat Tinggi
3.01 -5.00 > 5.00
0.51 -0.75 > 0.75
16 - 25
> 25
41 - 60
> 60
26 - 35
> 35
46 - 60
> 60
41 - 60
> 60
25 - 40
> 40
yaitu erosi permukaan/lembar(sheet erosion), erosi
parit (rill erosion), jurang (gully erosion), erosi tebing
sungai (streambank erosion) dan longsoran (landslide
erosion).
Sumber data:
- Data dan informasi diperoleh langsung di lapangan
- Peta Bahaya Erosi Skala 1 : 50.000
Caranya:
Pengamatan profil tanah
Analisis Peta Bahaya Erosi
Data yang diperoleh:
Dianalisa dan diinterpretasikan
Jenis
Kode
Tingkat
Kode Kelas
Erosi Permukaan
Sh
Diabaikan
SR
0
Erosi Parit
Rl
Ringan
R
1
Erosi Jurang
Gl
Sedang
S
2
Erosi Tebing Sungai
St
Berat
B
3
Sangat Berat
SB
4
- Jenis Vegetasi dominan
Pertemuan 11
Siswanto
Download