Presentasi Indikator Keadilan Perbaikan

advertisement
Penelitian Hak
Asasi Manusia
Berbasis
Indikator
PUSLITBANG HAK ASASI MANUSIA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Jakarta 2016
PENDAHULUAN
PANCASILA
UUDNRI 1945
HAK ASASI
MANUSIA
UNDANGUNDANG
SEKTORAL
1.Penghormatan
HAM
2.Perlindungan
HAM
3.Pemenuhan
HAM
Indikator H.M.K
Riset Berbasis Indikator
Gambaran
Umum
• Diskursus tentang metodologi studi hak asasi manusia
dalam satu dekade terakhir cenderung mengarahkan
indikator hak asasi manusia sebagai alat pengukuran
implementasi perlindungan hak asasi manusia di suatu
negara;
• “tools for providing specific information on the state or
condition of an event, activity or outcome” (UNDP)
• Mengukur
enjoyment
(penikmatan)
HAM
oleh
pemegang hak (individu, kelompok) dan implementasi
HAM oleh pemangku kewajiban (negara).
• Statistik atau Indikator? (Donders, 2009)
• Statistics = seberapa besar, seberapa banyak (data)
• Indicators = kebijakan, prosedur, perkembangan
• Statistics : descriptive measurements on different
issues (descriptive) ↔ Indicators : are more analytical
and linked to a particular purpose or a concern
(evaluative).
Indikator H.M.K
Riset berbasis Indikator
a) tinjauan kepustakaan dan telaahan data awal;
b) membangun panel indikator hak asasi manusia Indonesia berdasarkan praktik di
level internasional (misal melalui modifikasi panel yang dibentuk oleh OHCHR);
c)
LangkahLangkah
‘road-testing’ dan memperbaiki panel awal dengan expert atau advisory group;
d) menyusun daftar panjang indikator hak asasi manusia berdasarkan telaah dan
tinjauan data dan pustaka, termasuk sumber seperti: indikator OHCHR, Komentar
Umum PBB, dan lain sebagainya;
e) menyusun daftar pendek indikator hak asasi manusia sesuai dengan kriteria atau
prioritas;
f)
diskusi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait dengan
hak asasi manusia dalam rangka mencapai kesepakatan tentang komponen hak dan
elemen-elemen indikator;
g) perbaikan panel dan indikator sesuai dengan masukan dan feedback dari diskusi
dan konsultasi sebelumnya;
h) membangun basis bukti berdasarkan indikator dan ukuran-ukuran yang telah
dibentuk, berdasarkan data statistik administratif, survey publik, atau data lainnya.
Indikator H.M.K
Riset berbasis Indikator
 Indikator struktural, yakni indikator yang
menyajikan basis bukti (evidence base)
tentang komitmen formal negara dalam
melindungi dan memajukan hak asasi
manusia.
Indikator
 Indikator proses, yakni indikator yang
mengukur upaya-upaya konkret dari negara
untuk mengimplementasikan elemen-elemen
struktural agar dapat dinikmati oleh individu.
 Indikator hasil (outcome) yakni indikator yang
menggambarkan pencapaian individu atau
kelompok yang merefleksikan penikmatan
(enjoyment) hak asasi manusia pada konteks
tertentu.
Indikator H.M.K
Indikator Hak atas Rasa Aman (2016)
Penangkapan dan Penahanan
berdasarkan Dugaan Tindak Pidana
Kewenangan menangkap
dan/atau menahan
Keamanan
Yudisial
Hak atas Rasa
Aman
Perampasan Kebebasan karena
Pelanggaran Administratif
Peninjauan yang efektif oleh
pengadilan
Aman dari tindak pidana dan
penyalahgunaan wewenang APH
Keamanan Fisik
Penanganan konflik sosial yang
efektif
Indikator H.M.K
Contoh.
Indikator
Hak
atas
Rasa
Aman
(2016)
Crime Rate per 100,000 Penduduk
600
500
400
Sulawesi Utara, 328
Sulawesi
Tengah,
Sumatera
Barat,
Jambi,
316 317
Gorontalo 1, 302
300
DI Yogyakarta,
266
Sumatera
Selatan,
259
Sumatera
Utara,
256
Kepulauan
Riau
1, 255
Bengkulu,
242
Papua, 233
Kalimantan Timur 3, 221
200
MetroSelatan,
Jaya 2, 174
181
Kalimantan
Sulawesi
Selatan
3,
166
Aceh ,155
164
Riau,
Sulawesi
Tenggara,
149
Kalimantan
Barat,
141
Kepulauan
Bangka
Belitung
1,
140
Nusa
Timur,
133
Nusa Tenggara
Tenggara
Barat,
126
Bali,
123 115
Lampung,
Maluku,
111
Kalimantan
Tengah,
Banten 1, 101110
Jawa Timur, 92
Jawa Barat,
73 71
Maluku
Utara 1,
Jawa Tengah, 48
100
0
2011
2012
2013
2014
2015
Indikator H.M.K
Contoh.
Indikator
Hak
atas
Rasa
Aman
(2016)
Jumlah Gugatan Praperadilan
Indikator H.M.K
Indikator “Hak
Memperoleh
Keadilan” (2017)
Pasal 17 Undang Undang Hak Asasi
Manusia (UU HAM):
hak memperoleh keadilan merupakan hak
setiap orang untuk memperoleh keadilan
dengan mengajukan permohonan,
pengaduan, dan gugatan, baik dalam
perkara perdata, pidana maupun
administrasi serta diadili melalui proses
peradilan yang bebas dan tidak memihak,
sesuai dengan hukum acara yang
menjamin pemeriksaan yang objektif oleh
hakim yang jujur dan adil untuk
memperoleh putusan yang adil dan benar.
Pengukuran HAM
memerlukan alat (tool)
yang mampu menyajikan
gambaran tentang kadar
dan kualitas perlindungan
suatu hak memperoleh
keadilan di Indonesia.
Indikator
Norma Hak Asasi Manusia Terhadap Hak
Memperoleh Keadilan
Negara Hukum
Kerangka Hak Asasi
Manusia
Secara Khusus
Menurut Stahl, konsep
Negara hukum yang
disebut dengan istilah
“rechtsstaat” mencakup
empat elemen penting,
yaitu: perlindungan hak
asasi manusia,
pembagian kekuasaan,
pemerintahan
berdasarkan undangundang dan peradilan
tata usaha negara. Atas
dasar ciri-ciri negera
hukum ini menunjukkan
bahwa ide sentral negara
hukum adalah pengakuan
dan perlindungan
terhadap hak asasi
manusia yang bertumpu
kepada prinsip kebebasan
dan persamaan.
Kewajiban orang lain untuk
menghormati hak asasi orang lain
serta tanggung jawab Negara atas
tegaknya hak asasi manusia,
khususnya hak memperoleh
keadilan. Pasal 28I ayat (4) UUD
1945 yang menyebutkan bahwa
perlindungan, pemajuan,
penegakan, pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab
negara, terutama pemerintah.
Demikian juga pasal 28I ayat (5)
yang menyatakan bahwa untuk
menegakkan dan melindungi hak
asasi manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak
asasi manusia dijamin, diatur dan
dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan...
Pasal 28D (1) UUD NKRI Tahun 1945
menegaskan bahwa, “Setiap orang
berhak atas pengakuan, jaminan, dan
kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan
hukum”. Pasal tersebut diperkuat
kembali melalui Pasal 17 Undang
Undang Hak Asasi Manusia (UU HAM)
yang menyatakan bahwa Setiap orang,
tanpa diskriminasi, berhak untuk
memperoleh keadilan dengan
mengajukan permohonan, pengaduan,
dan gugatan, dalam perkara pidana,
perdata, maupun administrasi serta
diadili melalui proses peradilan yang
bebas dan tidak memihak, sesuai
dengan hukum acara yang menjamin
pemeriksaan yang obyektif oleh hakim
yang jujur dan adil untuk memperoleh
putusan yang adil dan benar.
Indikator H.M.K
Elemen
adalah:
kunci
“hak
memperoleh
keadilan”
1. Keadilan pada dimensi pidana;
2. Keadilan pada dimensi agraria;
3. Keadilan pada dimensi kelompok rentan dan
marjinal.
Penekanan Indikator “Hak Memperoleh Keadilan”
Hak dalam prosedur
pada dimensi pidana
Hak dalam prosedur
pada dimensi agraria
Keadilan pada setiap
ruang dalam sistem
peradilan pidana (justice
in many rooms) dan
penekanannya kepada:
 identifikasi atas
peraturan perundangundangan dan
prakteknya yang
menjamin hak-hak
warga negaranya
diperlakukan secara
adil dan memperoleh
keadilan dalam setiap
proses peradilan,
 identifikasi atas hak
prosedural seperti apa
yang menjamin
keadilan procedural
disamping keadilan
 Identifikasi terhadap regulasi
yang berdampak langsung pada
pelanggaran HAM di sektor
pertanahan dan sumber daya
alam;
 Identifikasi terhadap bentukbentuk pelanggaran hak asasi
manusia di sector tanah dan
sumberdaya alam;
 Identifikasi terhadap upaya
masyarakat yang dilanggar hak
asasi manusianya dalam rangka
pemulihan; dan
 Identifikasi terhadap dampak
jangka panjang yang timbul
akibat pelanggaran hak asasi
manusia di sektor tanah dan
sumberdaya alam serta upaya
progresif untuk menghindari
Hak dalam prosedur
pada dimensi marjinal
 Identifikasi atas
peran/tugas instansi
narasumber dalam
memberikan
pelayanan bagi
masyarakat marjinal;
 Identifikasi atas
kebijakan affirmative
terhadap kelompok
masyarakat marjinal;
dan
 Identifikasi pada
bentuk/jenis
aduan/permohonan
masyarakat marjinal
serta tindaklanjut atas
pengaduan tersebut.
Indikator H.M.K
Target Dan Sasaran Indikator Hak Memperoleh Keadilan
Target
Sasaran
Ketersediaan data yang
harus
diisi
pada
masing-masing
subindikator yang tersedia
dalam lembar metadata.
Instansi
/lembaga
yang
diarahkan pada pengisian data
pada
masing-masing
subindikator yang tersedia dalam
lembar meta data.
Instansi atau lembaga: i.e
kepolisian,
kejaksaan,
pengadilan, badan pertanahan
nasional/daerah,
komisi
nasional hak asasi manusia,
ombudsman, serta lembaga
penegak hukum lainnya.
Indikator H.M.K
Pemantauan melalui Kanwil
Tantangan
Peluang
Strategi
Ke-(tidak)tersediaan data;
Dorongan arti
penting data;
Analisis data
besar;
Agregat data
resmi
pemerintah
berdasarkan nilai
HAM;
Koordinasi
antar instansi
pemerintah;
Kapasitas
pengumpul data;
Siapa melakukan
apa?
Sinergi data
untuk riset
pengambilan
kebijakan.
Koordinasi
dengan
akademisi, NGO,
dll.
Indikator H.M.K
Sekian &
Terima kasih
Download