- rp2u.unsyiah.ac.id

advertisement
PEMBELAHAN SEL
Oleh: Abdillah Imron Nasution, M. Si
Oral Biology PSKG FK Unsyiah
Ada tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan
reduksi).
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada
sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru. Mitosis
adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur,
yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase.
Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang
dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap
interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai
berikut:
1. Profase: Pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid.
2. Metafase: pada tahap ini kromosom/ kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase: pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase: pada tahap ini terjadi peristiwa Kariokinesis (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua
bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap
pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan
(reduksi) jumlah kromosom. Meiosis terbagi menjadi dua tahap besar yaitu
Meiosis I dan Meiosis II. Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi
tahap-tahap seperti pada mitosis.
32 | H a l
Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I
dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interfase). Setelah selesai telofase II
dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
ASPEK YANG DIBEDAKAN
MITOSIS
Tujuan
Untuk pertumbuhan
Hasil pembelahan
Sifat sel anak
Tempat terjadinya
2 sel anak
diploid (2n)
sel somatis
MEIOSIS
Sifat mempertahan-kan
diploid
4 sel anak
haploid (n)
sel gonad
33 | H a l
PENYEDIAAN ENERGI UNTUK AKTIVITAS SEL
Oleh: drh. Abdillah Imron Nasution, M. Si
Oral Biology PSKG FK Unsyiah
Mitokondria disebut juga sebagai organel intraseluler yang berfungsi sebagai
pembangkit energi melalui rantai respirasi komplek. Fungsi mitokondria adalah
sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena
itu mitokondria diberi dikenal "The Power House".Respirasi yaitu suatu proses
pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia
dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP
untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, dan pertumbuhan.
Contoh: Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H1206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)
Reaksi ini melalui tiga tahap yaitu: Glikolisis, Siklus/ Daur Krebs, dan Transpor
elektron.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES
AKSEPTOR
ATP
Glikolisis
Glukosa ——> 2 asam piruvat
2 NADH
2 ATP
Siklus Krebs
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 CO2
2 asetil KoA ——> 4 CO2
Rantai trasnspor elektron
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H2O
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H2O
Total
2 NADH
6 NADH
2 ATP
2 PADH2
30 ATP
4 ATP
38 ATP
34 | H a l
APOPTOSIS
Oleh: drh. Abdillah Imron Nasution, M. Si
Oral Biology PSKG FK Unsyiah
Apoptosis dapat terjadi pada kondisi fisiologis maupun patologis dimana yang
memegang peranan utama adalah sel. Pada proses apoptosis, sel berperan aktif
terhadap kematian dirinya sendiri dan dikode secara genetika serta melalui jalurjalur tertentu. Sel melakukan apoptosis disebabkan oleh dua hal yaitu :
1. Program kematian sel diperlukan untuk perkembangan sel pada mitosis,
misalnya pada proses pembentukan jari tangan dan jari kaki pada masa
foetus atau terlepasnya lapisan terdalam dari uterus (endometrium) pada
saat menstruasi.
2. Program kematian sel diperlukan untuk menghancurkan sel yang
mengancam keutuhan organisme, sel yang terinfeksi oleh virus akan di
eliminasi oleh sel T sitotoksik melalui proses apoptosis.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perbedaan Nekrosis dan Apoptosis :
Nekrosis
Apoptosis
Terjadi
pembengkakan
pada 1. Adanya blebbing.
mitokondria.
2. Kromatin mengalami kondensasi.
Membran plasma pecah.
3. Proses endonukleolisis yang terjadi
secara aktif.
Kromatin mengalami dispersi.
4. Sel mengalami penyusutan materi
Kerusakan dini struktur sel.
(shrinkage) dan berkondensasi
Diinduksi oleh non-fisiologik,
misalnya virus, racun.
membentuk apoptotic bodies yang
menjadi target dari sel-sel fagosit,
Fagositosis oleh makrofag.
sehingga disebut sebagai sel yang
Terjadi akibat respon terhadap
melakukan bunuh diri.
inflamasi.
5. Di induksi oleh faktor fisiologik
6. Fagositosis oleh makrofag atau sel
lain.
7. Bukan respon terhadap inflamasi
Pengatur kematian sel adalah mitokondria karena didalamnya terdapat suatu
protein yang dapat melakukan aktivitas apoptosis secara langsung yaitu protein
Bcl-2. Ada 2 kelompok protein Bcl-2 yang berperan dalam apoptosis yaitu: 1)
Protein Bcl-2 anti-apoptosis yang terdiri dari Bcl-2 dan Bcl-XL yang terdapat
pada bagian terluar dari membran mitokondria dan berfungsi untuk menjaga
keutuhan sel. 2) Protein pro-apoptosis Bad dan Bax, yang ditemukan pada
sitosol yang bekerja sebagai sensor terhadap kerusakan seluler.
35 | H a l
NEOPLASMA
Definisi: Kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terusmenerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan
tidak berguna bagi tubuh. Klasifikasi neoplasma:Tumor jinak dan Tumor ganas
A.
B.
C.
Jaringan asal
Tumor jinak
Tumor ganas
EPITEL
1. Epitel permukaan skwamosa
2. Epitel kelenjar
3. Epitel villus chorialis (placenta)
Papilloma
Adenoma
Mola hydatidosa
Carcinoma
Adenocarcinoma
Choriocarcinoma
Fibroma
Myxoma
Lipoma
Chondroma
Osteoma
Leiomyoma
Rhabdomyoma
Hemangioma
Lymphangioma
Fibrosarcoma
Myxosarcoma
Liposarcoma
Chondrosarcoma
Osteogenik sarcoma
Leiomyosarcoma
Rhabdomyosarcoma
Hemangiosarcoma
Lymphangiosarcoma
Tidak dkenal
Leukimia,
Myeloma multiple
Lymphoma malignum
Glioma (Jarang)
Glioma
Nevus
pigmentosus
Melanoma malignum
Kista dermoid
Teratoma solidum
Teratocarcinoma
Teratosarcoma
MESODERM
1. Jaringan ikat (fibroblast)
2. Jaringan miksomatosa
3. Jaringan lemak
4. Tulang rawan
5. Tulang
6. Otot polos
7. Otot serat lintang
8. Pembuluh darah
9. Pembuluh limfe
10. Jaringan hemopoietik
a. Sumsum tulang
b. Jaringan limfoid
JARINGAN SARAF
1. Neuroglia
D.
“PIGMENTED EPITHELIUM”
1. Melanoblas
E.
JARINGAN EMBRIONAL
1. Sel totipoten
Sifat neoplasma:
No
1.
2.
3.
4.
Tumor Jinak
Tumor jinak tumbuhnya ekspansif
Tidak residif (kambuh)
Tidak metastasis
Tumor jinak tumbuhnya lambat
Tumor Ganas
Tumor ganas tumbuhnya infiltrative
Residif
Metastasis
Tumor ganas tumbuhnya cepat
36 | H a l
HISTOLOGI TULANG RAWAN, TULANG, & OTOT
Oleh: Abdillah Imron Nasution
Oral Biology PSKG FK Unsyiah
TULANG RAWAN
Tulang rawan adalah bentuk khusus jaringan ikat, dengan fungsi utama
menyokong jaringan lunak. Tulang ini terdiri atas sel-sel (kondrosit dan
kondroblast) dan matriks (serat dan substansi dasar). Matriksnya mengandung
serat kolagen atau serat elastin yang member kekuatan dan kelenturan. Akibatnya,
tulang memiliki kekuatan regang, penyokong structural, dan memungkinkan
fleksibilitas tanpa distorsi. Terdapat tiga jenis tulang rawan di dalam tubuh:
hialin, elastin, dan fibrokartilago (tulang rawan fibrosa). Penggolongan ini
didasarkan pada jumlah dan jenis serat di dalam matriks.
TULANG RAWAN HIALIN
Tulang rawan hialin adalah bentuk yang paling umum di dalam tubuh. Pada
embrio, tulang rawan hialin berfungsi sebagai model kerangka bagi kebanyakan
tulang yang terbentuk melalaui osifikasi endokondral. Pada orang dewasa,
sebagian besar tulang rawan hialinnya telah diganti dengan tulang, kecuali tulang
rawan permukaan sendi, ujung iga, hidung, larings, dan trakea, serta bronkus.
Pada organ yang memiliki tulang rawan hialin, hialin merupakan struktur penting
dan penyangga yang fleksibel.
HISTOLOGI TULANG RAWAN HIALIN FETUS
Kebanyakan gambaran histologisnya terdiri atas
kondroblas muda yang masih mirip sel mesenkim,
dengan inti sferis dan cabang-cabang sitoplasma.
Lakuna belum terbentuk pada tahap ini. Kondroblas
yang berjumlah banyak, berkumpul di daerah tertentu
dan tersebar secara acak dalam tulang rawan tanpa
membentuk kelompok isogen. Matriks tulang rawan
disekresikan pada tahap perkembangan ini. Di tepi
model tulang rawan, berkumpul sel-sel mesenkim,
tersusun paralel. Inti sel ini gepeng memanjang, dan
membran sel tidak nampak jelas. Daerah tepi tulang
rawan ini berkembang menjadi perikondrium.
Bagian dalam perikondrium merupakan lapisan
kondrogenik tempat kondroblas berkembang.
HISTOLOGI TULANG RAWAN HIALIN
DEWASA
Sediaan ini memperlihatkan daerah dalam atau
sentral tulang rawan hialin. Substansi dasar yang
homogen tersebar di dalam matriksnya (5). Di
matriks, terdapat rongga-ronga lonjong disebut
49 | H a l
lakuna berisikan sel tulang rawan dewasa (kondrosit). Pada tulang rawan utuh,
kondrosit (1) memenuhi lacuna (2). Setiap sel mempunyai sebuah sitoplasma
granular dan sebuah inti kondrosit (3). Selama pembuatan preparat histologik,
kondrosit menyusut dan lakuna terlihat sebagai ruang jernih. Matriks tampak
homogen dan umumnya mempunyai basofilik; namun kondisi ini dapat bervariasi.
Matriks di anatara sel-sel atau kelompok sel disebut matriks interteritorial.
Matriks yang lebih basofilik di sekitar sel-sel tulang rawan adalah matriks
teritorial. Di sekitar setiap lakuna, matriks membentuk sebuah kapsul tulang
rawan tipis (4)
HISTOLOGI TULANG RAWAN ELASTIN
Tulang rawan elastin berbeda dengan tulan rawan hialin, terutama oleh banyaknya
serat elastin di dalam matriks. Serat-serat yang memasuki matrisk tulang rawan
dari perikondriom umumnya sebagai serat-serat kecil, dan disebarkan berupa
serat-serat yang bercabang dan beranastomosis dengan berbagai ukuran. Ada yang
cukup tebal. Densitas serat dalam matriks dianatara tulang rawan elastis, juga
diantara daerah berbeda pada tulang rawan yang sama. Seperti pada tulang rawan
hialin, kondrosit yang lebih besar di dalam lakuna terlihat pada bagian dalam
lempeng. Yang lebih kecil terdapat lebih ke tepi; yang terakhir ini akhirnya
beralih menjadi fibroblas dalam perikondrium. Tulang rawan elastis terdapat pada
telinga luar (auricula), dinding tuba auditiva (eustachii), epiglottis, dan larings.
Tulang rawan elastis, memungkinkan peningkatan fleksibilitas dan dukungan
pada organ.
HISTOLOGI
TULANG
RAWAN
FIBROKARTILAGO (FIBROSA)
Fibrokartilago ditandai berkas-berkas serat
kolagen (5), padat, dan tidak teratur.
Berbeda dengan jenis tulang rawan lain,
fibrokartilago terdiri atas lapisan matriks
tulang rawan yang diselingi lapisan serat
kolagen padat. Serat kolagen ini terorientasi
Lakuna
Inti kondrosit
50 | H a l
ke arah stress fungsi. Fibrokartilago terdapat pada diskus intervertebralis,
simpifis pubis, dan sendi tertentu. Fibrokartilago penting untuk daerah yang
memerlukan ketahanan, kekuatan peregangan, penambahan beban, dan ketahanan
terhadap regangan dan kompresi.Perikondrium, yang biasanya terdapat di sekitar
tulang rawan hialin dan elastis, tidak terdapat di sini karena tulang tulang rawan
fibrosa umumnya membentuk daerah peralihan antara tulang rawan hialin dan
tendo atau ligament. Proporsi serta kolagen terhadap matriks, jumlah kondrosit
(4), serta susunannya, dapat bervariasi. Serat kolagen mungkin begitu padat
sehingga matriks (6) tidak tampak; dalam hal ini, kondrosit dan lakuna tampak
menggepeng. Serat-serat dalam satu berkas mungkin paralel, namun arah
berkasnya dapat beragam.
PERKEMBANGAN TULANG RAWAN
Tulang rawan berkembang dari sel-sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi
kondroblas. Melalui mitosis, sel-sel ini membelah dan tumbuh, dan membuat
matriks tulang rawan dan material ekstrasel. Secara berangsur, kondroblas
menjadi dikelilingi matriks ekstrasel dan terperangkap di dalam kompartemen
yang disebut lakuna. Sel-sel di dalam lakuna ini adalah sel tulang rawan dewasa
yang disebut kondrosit. Beberapa lakuna berisi lebih dari satu kondrosit;
kelompok kondrosit ini disebut kelompok isogen. Sel mesenkim dapat juga
berkembang menjadi fibroblas yang membentuk perikondrium, yaitu jaringan
ikat yang membungkus tulang rawan. Lapisan dalam perikondrium
mengandung sel-sel kondrogenik yang dapat berkembang menjadi kondroblas.
Tulang rawan bersifat nonvascular, namun dikelilingi jaringan ikat vascular.
Semua nutrien masuk dan metabolit keluar dari tulang rawan secara difusi
menerobos matriks. Dikarenakan matriks ini masih lunak dan tidak sekeras tulang,
pertumbuhannya melalui dua cara secara bersamaan: secara 1) interstisial dan
secara 2) aposisional. Pertumbuhan interstisial terjadi melalui mitosis kondrosit
di dalam matriks disertai endapan matriks baru diantara sel. Proses ini menambah
ukuran tulang rawan dari dalam. Kondrosit yang berikatan dg lakuna di dlm
kartilago membelah dan menyekresikan matriks baru dan memperluas/ menambah
ukuran kartilago dari dalam. Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama periode
dewasa.Pertumbuhan aposisional terjadi ditepi; kondroblas berdiferensiasi dari
jaringan ikat perikondrium bagian dalam menyekresi matriks baru ke permukaan
luar kartilago yang sudah ada.
TULANG
Tulang juga merupakan bentuk khusus jaringan ikat. Seperti jaringan ikat lain,
tulang terdiri atas sel, serat, dan matriks. Deposisi mineral di dalam matriks,
menyebabkan tulang dapat menahan beban, berfungsi sebagai kerangka bagi
tubuh, dan menyediakan tempat penambat bagi otot dan organ. Tulang juga
melindungi otak di dalam tengkorak, jantung dan paru dalam toraks, dan organ
urinaria dan reproduksi di antara tulang pelvis. Selain itu, tulang berfungsi untuk
hemopoiesis (pembentuk sel darah) dan sebagai reservoir kalsium, fosfat, dan
51 | H a l
mineral lain. Hampir seluruh (99%) kalsium tubuh tertimbun dalam tulang, dan
kebutuhan tubuh akan kalsium diambil dari tulang.
SEL TULANG DAN OSIFIKASI
Tulang dewasa adalah tulang yang sedang berkembang mengandung empat jenis
sel yang berbeda: sel osteogenik (osteo-progeneritor), osteoblas, osteosit, dan
osteoklas.
SEL TULANG
Sel osteogenik adalah sel induk pluripoten yang belum berdiferensiasi, berasal
dari jaringan ikat mesenkim. Selama perkembangan sel tulang, sel osteogenik
berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi osteoblas. Pada tulang
dewasa, sel osteogenik dijumpai di luar (pada jaringan ikat periosteum dan di
dalam lapisan tunggal endosteum internal). Periosteum dan endosteum
menghasilkan osteoblas baru untuk pertumbuhan, remodelling, dan perbaikan
tulang.
Osteoblas adalah sel utama tulang. Fungsinya adalah untuk membuat,
menyekresikan, dan mengendapkan unsur organik matriks tulang baru yang di
sebut osteoid. Osteoid adalah matriks tulang belum mengapur yang baru dibentuk
yang tidak mengandung mineral; namun, tidak lama setelah deposisi, osteoid
segera mengalami mineralisasi dan menjadi tulang.
Osteosit adalah sel utama tulang. Seperti kodrosit pada tulang rawan, osteosit
inipun terperangkap di dalam matriks tulang di sekitarnya dan di dalam lakuna.
Tetapi, berbeda dengan tulang rawan, hanya terdapat satu osteosit dalam satu
lakuna. Fungsi utama osteosit adalah mempertahankan matriks tulang.
Osteoklas adalah sel multinuklear besar yang terdapat di sepanjang permukaan
tulang tempat terjadinya resopsi, remodelling, dan perbaikan tulang. Fungsi
utamanya adalah meresorpsi tulang selama remodelling. Osteoklas ini sering
terdapat di dalam sebuah lekuk dangkal pada tulang teresorpsi atau terkikis secara
enzimatik yang di sebut lakuna Howship. Osteoklas mula-mula berada di dalam
tulang berasal dari precursor mirip monosit.
OSIFIKASI
Perkembangan tulang dimulai di dalam embrio melalui dua proses: osifikasi
endrokondral dan osifikasi intramembranosa. Walau tulang ini dihasilkan dari
dua metode yang berbeda, namun memiliki struktur histilogik yang sama.
OSIFIKASI ENDOKONDRAL
Osifikasi endokondral membentuk sebagian besar tulang kerangka. Setiap tulang
didahului model tulang rawan hialin sementara. Model ini mula-mula tumbuh;
kemudian kondrositnya membesar (hipertrofi) dan menjadi dewasa, dan
mengalami perkapuran. Dengan mengapurnya tulang rawan, difusi nutrient dan
52 | H a l
gas-gas melalui matrik
matriksnya berkurang.
Akhirnya, kondrosit
sit m
mati dan matriks
berkapur dipecah-pecah,
pecah, mulai berfungsi
sebagai kerangka struktu
struktural bagi deposisi
materi tulang. Tulang
lang rawan berkapur
kemudian diganti tulang.
lang.
Sel-sel osteoprogenitor
enitor dan pembuluh
darah bagi jaringann ika
ikat periosteum di
sekitarnya memasuki
ki m
model tulang rawan
yang berkapur dan
an be
berdegenerasi. Sel
osteoprogeneritor
berp
berproliferasi
dan
menjadi osteoblas. Jaringan
Jari
mesenkim,
osteoblas,
dan
pembuluh
pem
darah
membentuk pusatt osifikasi
osif
di dalam
tulang yang berkemban
embang. Pada tulang
panjang yang berkemb
rkembang, mula-mula
terdapat pusat osifikasi
osifika
primer di
diafisis, yang diikuti
ikuti pusat osifikasi
sekunder
di
epifis
epifisis.
Kemudian
membentuk matrikss osteoid
oste
yang mengalami mineralisasi menjadi
di tulang.
tula
Pada
tulang panjang, tulang
lang rrawan pada diafisis dan epifisis diganti denga
ngan tulang,
kecuali di daerah lemp
lempeng epifisial. Pertumbuhan di daerah ini berfungsi
menumbuhkan tulang
lang ssampai dewasa, saat pertumbuhan tulang
lang berhenti.
Perluasan pusat-pusat
sat os
osifikasi pada akhirnya mengganti seluruh
h mod
model tulang
rawan ini dengan tulang,
lang, kecuali pada ujung bebas tulang panjang. Di sini,
sin selapis
tulang rawan hialin permanen
perma
menutupi tulang sebagai tulang rawan
an sendi.
sen
Osifikasi Endokondral
53 | H a l
OSIFIKASI INTRAMEMBRANOSA
Disebut demikian karena proses penulangan terjadi dalam membran jaringan
Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis Desmalis, karena tulang yang
terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Mandibula, maksila, clavicula,
dan hampir seluruh tulang pipih tengkorak dibentuk melalui osifikasi
intramembranosa ini. Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi
menjadi lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh
darah. Sel-sel mesenkim saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolannya.
Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus yang
terpendam dalam substansi dasar
yang sangat padat. Pembentukan
matriks tersebut yang terjadi di
antara pembuluh darah yang
berdekatan membentuk anyaman
yang disebut Pusat penulangan
primer (ossification centre). Pada
proses awal ini, sel-sel mesenkim
berdiferensiasi menjadi osteoblas
yang memulai sintesis dan sekresi
osteoid.
Osteoid
kemudian
bertambah sehingga berbentuk
lempeng-lempeng atau trabekulae
yang
tebal.
Sementara
itu
berlangsung pula sekresi molekulmolekul tropokolagen yang akan
membentuk kolagen dan sekresi
glikoprotein.
Sesudah
berlangsungnya
sekresi
oleh
osteoblas disusul oleh proses
pengendapan garam kalsium
fosfat
pada
sebagian
dari
matriksnya sebagai selapis tipis
matriks osteoid sekeliling osteoblas.
Ossifikasi Intramembranous
Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam
matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Antara sel-sel
tersebut masih terdapat hubungan melalui tonjolannya yang telah terperangkap
dalam kanalikuli. Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti
kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan berlanjutnya
perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal,
sehingga jaringan pengikat yang memisahkannya makin menipis. Pada bagian
yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae
sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang
berongga, jaringan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum
tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel
54 | H a l
osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan mengalami mitosis untuk
memproduksi osteoblas lebih lanjut
TULANG KANSELOSA DAN TULANG KOMPAK
Berdasarkan arsitekturya, tulang terbagi atas: Tulang Spongiosa/ Kanselosa dan
Tulang Kompak
Tulang Kanselosa
Tulang ini terdiri atas banyak trabekula tulang yang dipisahkan oleh rongga
sumsum, berisi pembuluh darah dan berbagai jenis sel darah. Trabekula tulang di
lapisi selapis tipis sel yang disebut endosteum yang mengandung sel-sel
osteoprogenitor yang menghasilkan osteoblas. Tulang yang terbentuk
mengandung banyak osteosit di dalam lakunanya. Sel osteoklas multinuklear
besar yang mengikis dan mengubah model (remodelling) tulang yang terbentuk.
Osteoklas mengikis sebagian tulang mengikis sebagian tulang dan menempati
lekukan yang terjadi (lakuna Howship).
Tulang Kanselosa Sternum Tranversal (A) dan Longitudina (B)
55 | H a l
Tulang Kompak
Tulang kompak ditandai dengan tersusunnya matriks tulang dalam lapisan-lapisan
di sebut lamela. Lamela ini adalah lempeng-lempeng jaringan tulang tipis yang
mengandung osteosit atau sel-sel tulang dalam rongga berbentuk kenari disebut
lakuna. Lacuna memancarkan saluran-saluran kecil (kanalikuli) ke segala arah.
Kanalikuli ini menyusup kedalam lamela, saling beranastomosis antar kanalikuli
dari lakuna lain, dan menyediakan sarana komunikasi dengan osteosit lain.
Sebagian kanalikuli berhubungan dengan kanal Havers osteon dan dengan
rongga sumsum tulang.
Dinding luar tulang kompak (di bawah perioteum jaringan ikat) dibentuk oleh
lamela sirkumferensial luar yang berjalan paralel terhadap sumbu panjang tulang.
Dinding dalam (endosteum sepanjang rongga sumsum) terdiri atas lamela
sirkumferensial dalam. Diantar lamela sirkumferensial luar dan dalam terdapat
osteon (Sistim Havers), yaitu unit struktur tulang. Setiap osteon terdiri atas
sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanal Havers. Semuanya tampak
pada potongan transversal (B) dan oblik ke arah tengah) pada gambar ini. Daerahdaerah kecil dan tidak teratur pada tulang di antara osteon adalah lamela
interstisialis. Pada tulang hidup, lakuna mengandung osteosit, dan kanal Havers.
Osteon mengandung jaringan ikat retikular, pembuluh darah, dan saraf. Batas
antara setiap osteon tampak sebagai garis refraktil disebut garis semen yang terdiri
atas matriks yang di modifikasi. Anastomosis antar-kanal Havers sering tampak
pada potongan longitudinal (B) tulang dan disebut kanal (Volkmann) perforata.
A
B
56 | H a l
JARINGAN MUSKULAR
Terdapat tiga jenis jaringan muscular (otot) dalam tubuh; otot rangka (skelet),
otot polos, dan otot jantung. Selain berbeda, setiap jenis otot memiliki
kemiripan struktur dan fungsi tertentu. Semua jaringan otot terdiri atas sel-sel
panjang disebut serat. Setiap sitoplasma serat otot mengandung banyak miofibril,
yang mengandung dua jenis filamen kontraktil, aktin dan miosin. Sitoplasma
untuk sel otot disebut sarkoplasma mengandung sepasang sentriol. Dalam
sitoplasma terdapat butir-butir glikogen yang penting sebagai sumber energi.
Seperti sel–sel lainnya, sel otot diselubungi oleh membran plasma yang
dinamakan sarkolema. Untuk nutrisi jaringan otot diperlukan pembuluh darah
yang bercabang-cabang masuk di antara berkas-berkasnya.
OTOT POLOS
Serat otot polos mengandung filamen aktin dan miosin; filamen-filamen ini tidak
tersusun dalam pola bergurat seperti pada otot rangka atau jantung. Akibatnya,
otot-otot ini tampak polos. Serat otot polos berbentuk fusiform atau mirip
kumparan, dan mengandung satu inti di pusat. Otot ini banyak dijumpai
melapisi organ visceral dan pembuluh darah. Pada organ visceral seperti
saluran cerna, uterus, ureter, dan lainnya, otot polos berupa lembaran luas. Pada
pembuluh darah, serat otot ini tersusun melingkar/ sirkular; yang mengendalikan
tekanan darah dengan mengubah diameter pembuluh.
Otot Polos Usus Halus
Inti yang besar hanya tampak pada irisan yang serat otot polosnya terpotong di
tengah. Serat otot yang tidak terpotong di tengah tampak sebagai daerah
sitoplasma (sarkoplasma). Di dalam dinding usus halus, lapisan otot polos ini
hanya di pisahkan oleh sedikit jaringan ikat dengan fibroblast Otot polos ini
mengandung banyak kapiler darah di antara serat ototnya dan diantara lapisan
otot.
57 | H a l
OTOT RANGKA
Di dalam sitoplasma otot rangka, susunan filamen aktin dan miosin sangat teratur.
Akibatnya, filament kontraktil ini membentuk gurat-gurat melintang jelas di
bawah mikroskop tampak sebagai pita I yang terang dan pita A yang gelap,
melintang terhadap serat ototnya. Kerena gurat-gurat melintang inilah, maka otot
rangka disebut juga otot bergurat melintang/lurik. Otot rangka di kelilingi
jaringan ikat. Keseluruhan otot rangka dibungkus lapis jaringan ikat padat tak
teratur yang di sebut epimisium. Jaringan ikat kurang padat tak teratur disebut
perimisium, mengelilingi berkas serat otot rangka atau fasikulus; perimisium
adalah perluasan episium ke dalam. Selapis tipis sera-serat jaringan ikat disebut
endomisium, membungkus setiap serat otot. Di dalam jaringan ikat, terdapat
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe otot rangka. Otot rangka dipersarafi
secara luas oleh akson. Di dekat otot rangka, saraf motoris ini bercabang-cabang
dan sebuah cabang akson halus menyarafi satu serat otot. Karena persarafan
langsung ini, maka setiap serat otot rangka hanya berkontraksi bila diransang oleh
saraf itu.
Otot Rangka
Setiap serat otot rangka memiliki tempat berakhirnya akson (akson terminal). Ini
di sebut motor endplate, yang merupakan tempat impuls dipindahkan dari akson
ke serat otot rangka. Di antara akson terminal dan serat otot, terdapat lekuk
dangkal disebut celah sinaptik. Di dalam semua otot rangka, juga terdapat
reseptor regangan sensitif di sebut gelendong otot (neuromuscular spindle).
Gelendong ini terdiri atas serat khusus disebut serat intrafusal dan akhiran
saraf/ nerve ending, dan semua ini dikelilingi.
Serat otot rangka berinti banyak, terletak di perifer tepat di bawah sarkolema
Setiap serat otot rangka terlihat bergurat-melintang nyata, pita A yang gelap dan
58 | H a l
pita I yang terang terlihat berselang-seling. Serat otot rangka bergabung
membentuk fasikulus yang dikelilingi serat jaringan ikat.
Miofibril merupakan seberkas komponen berbentuk filamen yang lebih halus dan
panjang dari filamen itu sendiri tidak sepanjang miofibrilnya. Filamen tersebut
seperti halnya dalam otot polos terdiri atas 2 jenis yang berbeda dalam ketebalan
dan ukuran panjangnya yaitu:
1. Miofilamen tebal: Ketebalan 100Ǻ dan panjang 1,5μm
2. Mikrofilamen halus: Ketebalan 50Ǻ dan panjang 2μm
Garis melintang tidak lain berbentuk cakram atau lempeng, oleh karena garisgaris melintang yang terlihat pada potongan memanjang serabut otot menempati
seluruh ketebalan serabut. Oleh karena itu istilah garis sering diganti dengan
lempeng atau cakram.
Dibedakan 2 macam lempeng yaitu:
1. Lempeng A
Lempeng A dapat membias kembar sinar polarisasi. Sediaan otot dengan
pewarnaan H.E memperlihatkan warna merah. Ditengah-tengah lempeng A
terdapat sebuah lempeng yang lebih sempit yang jernih, yaitu lempeng H dan
lempeng ini terbagi lagi oleh lempeng yang gelap, yaitu lempeng M.
2. Lempeng I
Lempeng I sendiri hanya terbagi oleh sebuah lempeng yang lebih tipis dan
berwarna gelap ditengah sebagai lempeng Z. Kadang-kadang pada lempeng I
didekat perbatasan dengan lempeng A terlihat sebuah lempeng N dilihat
sepanjang serabut otot yang dihubungkan dengan kemampuan kontraksinya,
maka selama kontraksi lempeng Z relatif tidak mengalami perubahan. Oleh
karena itu miofibril dibagi-bagi menjadi satuan kontraksi yang disebut
sarkomer yang dibatasi oleh lempeng Z.
Didalam sebuah miofibril, sejumlah miofilamen halus yang panjangnya 2 μm
berpangkal pada lempeng Z dan meluas kesetengah lempeng I dan sebagian
dari lempeng A sampai batas lempeng H. Dengan demikian lempeng H dibatasi
oleh ujung-ujung miofilamen halus dari kedua belah pihak. Sedangkan
miofilamen tebal yang berada sebagian diantara miofilamen halus,
perluasannya dalam satu sarkomer mulai dari batas lempeng I disatu pihak
sampai batas lempeng I di pihak lain.
Hubungan antara miofilamen halus dengan miofilamen tebal dapat lebih
dipahami pada potongan melintang melalui lempeng A dekat perbatasan
dengan lempeng I. Pada potongan tersebut terlihat bahwa sepotong miofilamen
tebal dikelilingi secara teratur oleh 6 batang miofilmen halus dan sebaliknya
setiap batang miofilamen halus sendiri dikelilingi oleh 3 batang miofilamen
tebal lainnya.diantara kedua miofilamen tersebut dihubungkan oleh molekulmolekul berbentuk batang pendek yang merupakan bagian dari miofilamen
tebal sebagai kait-kait yang dinamakan cross bridge.
59 | H a l
OTOT JANTUNG
Otot jantung terutama terdapat di dalam dinding dan septa jantung, dan di dalam
dinding pembuluh besar yang lansung melekat pada jantung. Seperti otot rangka,
otot jantung memiliki gurat-gurat melintang karena filamen aktin dan
miosinnya tersusun serupa dan teratur. Serat otot jantung umumnya memiliki satu
atau dua inti di tengah, lebih pendek dari serat otot rangka, dan bercabang. Serat
purkinje lebih tebal dan lebih besar dari serat otot jantung dan mengandung
banyak glikogen. Filamen kontraksinya juga lebih sedikit. Serat purkinje
meneruskan stimulus dari nodus ke otot jantung lain, mengakibatkan kontraksi
ventrikel dan darah diejeksikan keluar.
Otot Jantung
Disekitar inti terdapat daerah sarkoplasma perinuklear terang tanpa fibril. Pada
potongan melintang, sarkoplasma perinuklear serat otot jantung tanpak sebagai
ruang terang jika irisan tidak melalui inti. Juga terlihat miofibril sel otot jantung
pada potongan melintang. Satu ciri khas untuk membedakan otot jantung adalah
diskus interkalaris. Ujung terminal serat-serat otot bersebelahan membentuk
kompleks tautan “end-to-end” yang di sebut diskus interkalaris. Di daerah ini,
membrane sel bersebelahan saling berkontak dan membentuk taut rekah (gap
junctions). Otot jantung memiliki suplai darah luas. Banyak pembuluh darah kecil
terdapat di dalam jaringan ikat di sekitar serat otot. Kapiler banyak terdapat di
dalam endomisium di antara setiap serat otot.
Perbandingan otot jantung dan otot rangka
Serat otot jantung (A) yang bercabang jelas membedakannya dari serat otot
rangka (B). Urat-gurat melintang terdapat pada keduanya, namun kurang
mencolok pada serat otot jantung. Diskus interkalaris dan strukturnya yang tidak
teratur tampak lebih jelas pada pembesaran yang lebih kuat. Daerah diantara dua
diskus interkalaris memperlihatkan satu sel otot jantung. Inti besar dan lonjong,
umumnya satu dalam satu sel, terletak di pusat, mencakup bagian besar dari lebar
60 | H a l
serat jantung, berbeda dengan inti serat rangka, yang banyak, memanjang, di
perifer dari serat. Daerah sarkoplasma perinuklear jelas terlihat. Endomisium
menempati ruang di santara serat.
A
B
61 | H a l
Download