determinan kejadian kelahiran bayi prematur di

advertisement
DETERMINAN KEJADIAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA
GORONTALO
DETERMINANT PRETERM BIRTH EVENT IN PROF. DR. H. ALOEI SABOE
GENERAL HOSPITAL GORONTALO CITY
Mira Astri Koniyo, ¹Buraerah H.Abd. Hakim,² A.Arsunan Arsin, ³
¹ Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo, ²Bagian Kesehatan
Reproduksi Dan Keluarga Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,
³ Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi:
Mira Astri Koniyo
Jl. HOS. Cokroaminoto No. 107
Kelurahan Heledulaa Utara, Kecamatan Kota Timur
Gorontalo
HP : 085240275203
e-mail : [email protected]
ABSTRACT
The premature babies born are indicative of the occurrence of impaired growth and development of the baby
during pregnancy, which is motivated by a variety of factors, for example the deficiency nutrient and stress of
pregnancy is an important risk factor that impacts directly and indirectly to producedcathecol amines
(adrenaline and noradrenaline) that trigger uterine contractions which could potentially lead to premature
birth.This study aimed to determine the risk of the local cultural values, utilization of antenatal care services
(ANC), a history of infectious diseases, maternal nutritional status, cigarette smoke exposure on preterm birth in
the General Hospital Prof. DR. H. Aloei Saboe Gorontalo City, Gorontalo Province. The study design was a
"Case Control Study", the unit of observation is the case of the mothers who gave birth to infants aged less than
37 weeks, by the number of 93 mothers, taken as purposive, and control was the mothers gave birth to a full term
by the number of 93 mothers, were taken by simple random sample. Data analysis was performed using
univariate, bivariate, and multivariate with logistic regression. The results found variable (local cultural values,
OR = 2.3; Utilization of ANC OR = 2.8, OR = 5.6 history of infection, nutritional status of pregnant women OR
= 4.4; cigarette smoke exposure OR = 3.9, with a significance value of each p <0.05) higher risk of premature
birth. Conclusion: All variables as determinants, 3 variables (history of infection, maternal nutritional status,
exposure to cigarette smoke) gives risk to preterm delivery and a history of infectious diseases is a major
determinant premature birth.
Keywords: Premature birth; culture in nutritional status; utilization of ANC; history of infection, exposure to
cigarette smoke.
ABSTRAK
Bayi yang dilahirkan prematur adalah indikasi terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi
selama kehamilan, yang dilatar belakangi oleh berbagai faktor, yaitu berupa defisiensi nutrient dan stress
kehamilan yang merupakan faktor risiko penting yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung
dihasilkannya cathecolamine (adrenalin dan noradrenalin) yang memicu terjadinya kontraksi rahim yang
berpotensi menyebabkan kelahiran prematur. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan besar risiko nilai
budaya lokal, pemanfaatan pelayanan ante natal care (ANC), riwayat penyakit infeksi, status gizi ibu hamil,
keterpaparan asap rokok terhadap kelahiran bayi prematur di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei
Saboe Kota Gorontalo ProvinsiGorontalo. Desain penelitianadalah “Case Control Study”, dengan unit observasi
kasus adalah ibu yang melahirkan bayi umur kurang 37 minggu sejumlah 93 orang, diambil secara purpossive,
dan kontrol adalah ibu melahirkan bayi aterm sejumlah 93 orang diambil secara simple random sample. Analisis
data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji Odds Ratio dan analisis multivariate dengan regresi linier
berganda logistik. Hasil penelitian menemukan variabel (nilai budaya lokal, OR=2,3; Pemanfaatan ANC
OR=2,8; riwayat infeksi OR=5,6, status gizi ibu hamil OR=4,4; keterpaparan asap rokok OR=3,9, dengan nilai
signifikansi masing-masing p < 0,05) berisiko terhadap kelahiran bayi prematur. Kesimpulan: Semua variabel
sebagai determinan, 3 variabel (Riwayat infeksi, status gizi ibu hamil, keterpaparan asap rokok) memberi risiko
tehadap kelahiran prematur dan riwayat penyakit infeksi adalah determinan utama yang menentukan kelahiran
prematur.
Kata Kunci : Kelahiran prematur; budaya dalam status gizi; pemanfaatan ANC; riwayat infeksi; keterpaparan
asap rokok.
PENDAHULUAN
Kelahiran prematur adalah bentuk kelahiran abnormal yang ditandai dengan umur
kehamilan antara 20 minggu sampai dengan kurang dari 37 minggu atau 259 hari dari hari
pertama haid terakhir. Kelahiran prematur ini merupakan indikasi terhadap rendahnya kualitas
pelayanan rumah sakit. Menurut ( CDC, 2007) memberi kontribusi 5 – 15 % terhadap angka
kematian bayi. Target Millennium Development Goals (MDGs) ke 4 adalah menurunkan
angka kematian bayi menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015 menjadi 23% per 1000
kelahiran hidup, (SDKI, 2007 dalam Profil Data Kesehatan Indonesia, 2011). Kelahiran
prematur berawal dari terjadinya gangguan pada masa kehamilan utamanya pada system
sirkulasi foeto maternal yang memberi dampak terjadinya defisiensi bahan nutrient.
Selanjutnya stress yang berkepanjangan yang dialami ibu selama masa kehamilan sebagai
pemicu dan memperberat mekanisme nutrisi dari ibu ke bayi serta mempengaruhi plasenta
dan kontraksi rahim sehingga terjadi kelahiran prematur.
Tujuan penting dari kehamilan ibu adalah menjalani proses kehamilan dengan baik
tanpa masalah kesehatan yang akan mempengaruhi status kesehatan ibu serta pertumbuhan
dan perkembangan janin secara maksimal. Apabila ibu mengalami kelahiran prematur maka
bayi mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim sebagai akibat
ketidakmatangan sistem organ tubuhnya. Masalah lain adalah perkembangan neurologi yang
terganggu seperti gangguan intelektual, retardasi mental, kelainan perilaku dan hiperaktif. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian yang ditemukan (Chiara, N dalam Wardayati 2012), Bayi
prematur dengan usia kehamilan < dari 32 minggu berisiko tiga kali menderita masalah
kejiwaan ketika semakin besar. Bayi prematur 2 kali berpotensi mengalami skizofrebua dan
bentuk psikosis, risiko depresi berat dan gangguan makan 2,9 sampai 3,5 kali lebih tinggi.
Peningkatan risiko gangguan mental pada anak yang lahir prematur disebabkan oleh
perubahan dalam perkembangan otak. Akibat dari hal tersebut selanjutnya memberikan
kontribusi terhadap kejadian kematian bayi. Stress yang berkepanjangan pada ibu selama
masa kehamilannya juga akan menimbulkan kematian ibu.
Pada tingkat dunia rata-rata tingkat kelahiran prematur di 65 negara meningkat dari
7,5 % dengan jumlah kelahiran prematur sebesar 2 juta kasus menjadi 8,6 persen dengan
total 2,2 juta kasus kelahiran prematur. Dinegara sedang berkembang angka kejadian
kelahiran premature masih jauh lebih tinggi, di india 30%, Afrika Selatan 15%, Sudan 31%
dan Malaysia 10%.
Di Indonesia tercatat pada tahun 2009
memiliki angka kelahiran
prematur berkisar antara 10 - 20 % dan termasuk dalam peringkat kelima negara terbesar
dari kelahiran prematur, juga merupakan penyebab utama kematian dibidang perinatologi.
(Wijayanegara, 2009). Berdasarkan data persalinan prematur di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Gorontalo, dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012 tercatat sebanyak 93 kasus
prematur dari 1210 persalinan normal atau sekitar 13 % (Medical Record RSUD Prof. DR. H.
Aloei Saboe Kota Gorontalo, 2012). Hal ini diperkirakan akan terus meningkat pada masa
yang akan datang dan akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
Penyebab kejadian kelahiran prematur disebabkan oleh faktor ibu adalah gangguan
autoimun dan infeksi yang meningkatkan risiko persalinan prematur. Hasil penelitian oleh
Luong, (2010) bahwa kelahiran prematur terjadi pada 4,1% vaginal douching secara
signifikan terkait dengan bakteri vaginosis beresiko pada usia kehamilan 32-34 minggu.
Faktor sosial ekonomi terkait dengan nutrisi ibu selama kehamilan dari hasil penelitian
bahwa cukup pasokan nutrisi adalah faktor lingkungan yang paling penting yang
mempengaruhi hasil kehamilan. Kekurangan gizi pada ibu dapat berkontribusi pada
peningkatan insidensi kelahiran prematur dan pertumbuhan retardasi janin serta peningkatan
resiko kematian ibu dan morbiditas.
Faktor gaya hidup yaitu, ibu hamil perokok memiliki
peluang mengalami kelahiran prematur lebih besar. Penelitian yang pernah dilakukan oleh
(Amiruddin. R, 2006), menunjukkan ibu-ibu yang terpapar rokok baik itu ibu sendiri yang
merokok maupun terpapar orang lain selama hamil memiliki kemungkinan 2,313 kali lebih
besar mengalami persalinan prematur dibandingkan dengan ibu yang pada saat hamil tidak
terpapar rokok. Ibu hamil yang terpapar rokok berpeluang melahirkan bayi premature 43,6 %.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa angka kejadian kelahiran
prematur masih tinggi, serta pentingnya mengetahui penyebab lain yang memungkinkan
risiko terjadinya kelahiran prematur, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
melihat besar risiko nilai budaya lokal, pemanfaatan pelayanan ANC, riwayat infeksi, status
gizi, dan keterpaparan asap rokok terhadap kelahiran prematur di Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo. Lokasi penelitian tersebut adalah satu-satunya Rumah Sakit rujukan di wilayah
Provinsi Gorontalo dan secara geografis sangat strategis karena terletak di tengah kota yang
menghubungkan kota Gorontalo dan kabupaten lain sehingga dapat dijangkau oleh semua
jenis kendaraan darat. Jenis penelitian menggunakan desain case control study.
Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di Rumah Sakit
Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontao, Provinsi Gorontalo. Sampel
sebanyak 186 yang terdiri dari : kelompok kasus 93 ibu melahirkan prematur, yang diambil
secara purposive dan kelompok kontrol 93 ibu yang melahirkan normal, diambil secara simple
random sampling
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung secara
terpimpin dan terarah terhadap responden dari rumah ke rumah dengan berpedoman pada
kuesioner yang telah tersedia yang memuat pertanyaan-pertanyaan maupun pernyataanpernyataan yang digunakan untuk menggali informasi mengenai variabel-variabel yang akan
dianalisis pada penelitian ini yang erat kaitannya dengan kejadian kelahiran bayi prematur
Analisis Data.
Data karakteristik, variabel dependen dan variabel independen diolah dengan
menggunakan SPSS For Windows 18. Untuk mengetahui faktor risiko kejadian kelahiran bayi
prematur di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, Provinsi
Gorontalo digunakan uji univariat, bivariat dan multivariat.
HASIL
Hasil penelitian menemukan jumlah total responden 186 ibu yang melahirkan bayi
prematur yang terdiri dari : 93 ibu yang melahirkan bayi prematur sebagai kelompok kasus
dan 93 ibu yang melahirkan bayi normal sebagai kelompok kontrol. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 1.
Hasil penelitian menemukan kelompok umur terendah umur < - 19 tahun dan 20-24
tahun masing-masing 7,5% sedangkan umur tertinggi antara 25 – 29 tahun 31,2%. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Hasil penelitian menemukan jenis pekerjaan Ibu sebagai
URT yang terbesar 47,8 %, sedangkan yang paling sedikit Buruh/karyawan 9,1%. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Hasil penelitian menemukan pendidikan tertinggi SMA
45,7 %. Sedangkan pendidikan terendah SD 1,6 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Hasil penelitian menemukan nilai budaya lokal memberi risiko 2,3 kali secara
signifikan ( p < 0,05) terhadap kelahiran prematur. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.
Hasil penelitian menemukan pemanfaatan ANC memberi risiko 2,8 kali secara signifikan ( p
< 0,05 ) terhadap kelahiran prematur. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. Hasil
penelitian menemukan riwayat infeksi selama kehamilan memberi risiko 5,6 kali secara
signifikan ( p < 0,05 ) terhadap kelahiran prematur. Lebih jelasnya pada tabel 3. Hasil
penelitian menemukan status gizi ibu memberi risiko 4,4 kali secara signifikan ( p < 0,05 )
terhadap kelahiran prematur. Lebih jelasnya pada tabel 3. Hasil penelitian menemukan
keterpaparan asap rokok memberi risiko 3,9 kali secara signifikan ( p < 0,05 ) terhadap
kelahiran prematur. Lebih jelasnya pada tabel 3.
PEMBAHASAN
Penelitian ini terfokus pada penilaian faktor risiko yaitu nilai budaya lokal,
pemanfaatan ANC, riwayat infeksi, status gizi ibu hamil dan keterpaparan asap rokok
terhadap kejadian kelahiran prematur. Secara teoritis bahwa semua variabel memberi risiko
terhadap kejadian kelahiran bayi prematur, dan setelah dilakukan analisis semua variabel
terbukti memberikan
risiko secara signifikan terhadap kelahiran prematur. Hal ini
menunjukkan bahwa semua variabel merupakan variabel mandiri yang memiliki pengaruh
yang kuat dan semua variabel saling mempengaruhi terhadap kejadian kelahiran prematur.
Risiko nilai budaya lokal dengan kelahiran prematur. Hasil penelitian menemukan ibu
yang menganut nilai budaya lokal memberi risiko 2,3 kali secara signifikan terhadap kelahiran
prematur dibandingkan dengan yang tidak menganut nilai budaya lokal. Budaya lokal yang
dianut dalam penelitian ini yaitu kepercayaan masyarakat Gorontalo bahwa ibu hamil yang
mengkonsumsi buah nenas akan terjadi kelahiran pada kehamilan belum cukup bulan, karena
hal itu maka tidak lazim bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi buah nenas. Menurut (Evans et.
Al, 2009), nenas mengandung enzim bromealin yang menstimulasi pengaruh pengeluaran
prostaglandin yang menyebabkan stimulasi kontraksi uterus.
Hal ini sejalan dengan yang dilaporkan (Katno, dkk, 2009), yang menyatakan bahwa
konsumsi buah nenas yang terlalu banyak bertanggung jawab terhadap kelahiran preterm,
dikarenakan kandungan enzim bromealin dapat merangsang terjadinya kontraksi secara dini.
Menurut (Evans et. al, 2009), nenas mengandung enzim bromealin yang menstimulasi
pengaruh pengeluaran prostaglandin yang menyebabkan stimulasi kontraksi uterus. Hal ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Puspitasari, Y, 2010), yang menyatakan
konsumsi nenas merupakan faktor risiko kontraksi uterus ibu bersalin dengan nilai 5,5 kali
lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi. Hasil uji laboratorium tentang
pengaruh pemberian ekstrak buah nenas terhadap aktivitas kontraksi uterus hewan coba
seperti marmot yang dianggap mendekati sel tubuh manusia, juga memperlihatkan hasil
yang signifikan, penelitian yang dilakukan oleh (Muzzamman, 2009) dikatakan bahwa
semakin meningkat jumlah pemberian ekstrak buah nenas maka akan semakin meningkat
aktivitas otot uterus hewan coba. Pemahaman tentang nilai budaya tersebut cukup berperan
dalam menentukan seorang ibu mengenai berbagai tata cara pemeliharaan kehamilan, serta
larangan-larangan tertentu khususnya yang bersangkut paut dengan masalah makanan serta
adat istiadat lainnya yang cenderung merugikan kesehatan ibu, yang dianggap mempengaruhi
kelahiran prematur.
Risiko pemanfaatan ANC terhadap kelahiran prematur. Hasil penelitian menemukan
ibu yang tidak memanfatkan ANC memberi risiko 2,8 kali secara signifikan terhadap
kelahiran prematur dibandingkan dengan yang memanfaatkan pelayanan ANC. Hal ini
menunjukkan bahwa ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan ANC tidak dapat mendeteksi
secara dini masalah kesehatan yang terjadi selama kehamilan, tidak mengetahui
perkembangan janin dalam kandungan, serta tidak mendapatkan infomasi penting yang
berhubungan dengan kehamilannya terutama upaya pencegahan stress ibu, yang akan
berdampak terhadap kelahiran prematur. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Suezanne T. ORR, et.al, 2007), menemukan adanya risiko yang signifikan kecemasan
ibu hamil dengan skor 5-6 terhadap kelahiran prematur dibandingkan dengan skor ≤ 3.
Menurut syaifudin (2001), mengklasifikasikan ibu hamil dalam status risiko ringan, sedang
dan berat tidak bisa dijadikan patokan lagi, karena semua ibu hamil beresiko tinggi, walaupun
dalam kehamilan berjalan normal, namun dalam persalinan bisa terjadi komplikasi tanpa
diprediksi sebelumnya, oleh karena itu setiap ibu hamil harus memeriksa diri secara teratur
dan mendapatkan pelayanan ANC yang optimal. Penelitian lain yang mendukung dilakukan
oleh (Kramer. MS, et.al, 2012), menemukan bahwa gizi ibu yang buruk berhubungan dengan
gangguan pertumbuhan janin. Ibu dan janin dengan gizi kurang dapat mengalami stress dan
berakhir dengan persalinan prematur.
Risiko riwayat infeksi terhadap kelahiran prematur. Hasil penelitian menemukan ibu
yang mempunyai riwayat infeksi memberi risiko 5,6 kali secara signifikan terhadap kelahiran
prematur dibandingkan dengan yang tidak mengalami riwayat infeksi. Hal ini menunjukkan
bahwa keterpaparan infeksi pada masa kehamilan akan berdampak fatal selain bagi ibu juga
bagi janin yang dikandungnya, akibat dari berbagai mikroorganisme yang masuk ketubuh ibu
akan masuk melalui pembuluh darah ke plasenta yang akan di teruskan kepada janin. Janin
yang terinfeksi menimbulkan gangguan pertumbuhan yang menyebabkan kelahiran prematur.
Berdasarkan teori penyakit infeksi (Bakterial vaginosis, Trikomoniasis, TBC, Malaria)
merupakan penyakit yang dapat menembus barier plasenta dan mengakibatkan gangguan
sirkulasi foetomaternal sebagai akibatnya terjadinya gangguan suplai nutrisi pada janin yang
berakibat terjadinya defisiensi nutrient dengan akibat lanjut terjadinya kelahiran prematur. Hal
ini didukung oleh beberapa penelitian bahwa wanita dengan bakteriuria tanpa gejala
mempunyai risiko persalinan prematur lebih tinggi daripada wanita tanpa bakteriuria. Hasil
penelitian yang ditemukan oleh (G.G.G Donders et.al, 2009) bahwa ibu hamil dengan
Candida Trachomatis lebih besar kemungkinan terjadinya kelahiran prematur (27%)
meskipun hubungannya tidak terlalu jelas dengan RR=2,0, CI 95 % sedangkan Nicesseria
Gonorhoe jelas hubungannya dengan kelahiran prematur yakni RR=6,0. CI 95% (<0,05).
Risiko status gizi ibu terhadap kelahiran prematur. Hasil penelitian menemukan ibu
dengan status gizi kurang memberi risiko 4,4 kali secara signifikan terhadap kelahiran
prematur dibandingkan dengan status gizi baik. Zat gizi merupakan zat yang terkandung
dalam makanan yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal bagi organ-organ tubuh. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme
energi dan zat gizi, peningkatan ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
besarnya perubahan metabolisme tubuh pada ibu akibat dari fisiologis proses kehamilan
sehingga kekurangan zat gizi yangdiperlukan pada saat hamil dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin. Hal ini sejalan dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Theresa O
Scholl et.al, 2012) bahwa ibu dengan anemia memperlihatkan adanya hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan kelahiran prematur p = 0.02. Teori yang mendukung
menurut (Rosso dalam Amiruddin , 2006), menjelaskan bahwa malnutrisi pada ibu ditemukan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan fungsi plasenta, ukuran plasenta yang kecil dan
kandungan DNA yang tereduksi. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran plasenta kecil maka
transfer zat gizi untuk janin rendah akibatnya pertumbuhan janin terhambat sehingga
mengakibatkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Risiko keterpaparan asap rokok terhadap kelahiran prematur.
menemukan bahwa keterpaparan asap rokok
Hasil
penelitian
memberi risiko 3,9 kali secara signifikan
terhadap kelahiran prematur dibandingkan dengan yang tidak terpapar asap rokok. Hal ini
menunjukkan bahwa rokok merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan khususnya ibu
hamil yang akan berdampak baik bagi ibu maupun janin. Hasil penelitian yang mendukung
yaitu menurut (Amiruddin R, 2006) bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok 2,334 kali
lebih besar melahirkan bayi prematur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
diasumsikan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok baik secara aktif maupun pasif dapat
menyebabkan bayi terlahir dengan berat badan kurang. Racun nikotin yang terkandung dalam
rokok dapat menghambat proses aliran darah dari ibu kepada janin, akibatnya perkembangan
bayi menjadi terlambat. Kondisi ini berjalan terus hingga memasuki masa persalinan, dan
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Selain itu, bayi juga
dapat lahir prematur atau lahir dalam usia yang belum matang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu pada rumusan masalah
dan hipotesis peneltian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu besar risiko kejadian kelahiran
bayi prematur pada ibu yang menganut budaya lokal sebesar 2,3 kali disbanding dengan ibu
yang tidak menganut budaya lokal, besar risiko kejadian kelahiran prematur pada ibu yang
tidak memanfaatkan pelayanan ante natal care (ANC) 2,8 kali dibanding dengan ibu yang
memanfaatkan pelayanan ANC, besar risiko kejadian kelahiran bayi prematur pada ibu yang
mengalami riwayat infeksi 5,6 kali dibanding dengan ibu yang tidak mengalami riwayat
infeksi, besar risiko kejadian kelahiran bayi prematur pada ibu yang status gizi kurang 4,4 kali
dibanding dengan ibu yang status gizi baik, besar risiko kejadian kelahiran bayi prematur
pada ibu yang terpapar asap rokok 3,9 kali dibanding dengan ibu yang tidak terpapar asap
rokok.
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat disampaikan
kepada ibu hamil pada saat melakukan pemerikasaan kehamilan bahwa pentingnya
memperhatikan asupan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan kesehatan bagi ibu dan
perkembangan janin sesuai kebutuhan dan tidak mengkonsumsi nenas secara berlebihan, perlu
dilakukan sosialisasi tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan ante natal care untuk
mengetahui lebih dini masalah kesehatan pada masa kehamilan baik bagi ibu maupun janin
khususnya adanya gejala infeksi, perlu adanya penyuluhan secara intensif tentang bahaya
rokok terhadap kesehatan khususnya dampak bagi ibu hamil dan perkembangan janin.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Ridwan, (2006), Risiko Asap Rokok dan Obat-obatan Terhadap Kelahiran
Prematur di RS. ST. Fatimah Makassar, Jurnal Medika Nusantara Jurusan
Epidemiologi, Fakultas Kesmas, Universitas Hasanudin
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), (2007), “Briths: Final data for 2005,
http://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr 56/nvsr 56_06.pdf ( acces 13 march,2008 )
Donders. GGG, et .al, (2012), The Association of Gonorrhea and Syphilis with premature
birth and low birthweight, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubbmed diakses Sept 2012
Evans, et al. (2009). Postdates Pregnancy and Complementary Nursing. Journal BMC and
Pregnancy and Childbirth. Diakses dari http://www.biomedcentral.com/137223543/4/29
diunduh pada 15 Desember 2012
Katno & Pramono, (2009). Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional.
Jurnal
Farmakologi
Indonesia.
Diakses
dari
http://cintaialam.tripod.com/keamanan_obat%20tradisional.pdf diunduh pada 21
Desember 2012
Kramer MS, (2012), Determinants of low birth wight : Methodological assessment and
metaanalysis. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3322602 Bull World Health Organ
1987;65:663-737 diunduh 18November 2012.
Me Linh loung, et al,( 2010), Vaginal Douching, Bacterial Vaginosis and Spontaneus preterm
birth, University Montreal, oc http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubbmed. diakses Sept
2012
Muzzamman, (2009), Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Nanas terhadap Kontraksi Uterus
Marmut Betina. Jurnal Farmakologi Indonesia.Edisi 3. Di Akses dari
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_158_Kebidanan.pdf diunduh 21 Desember
2012
Profil Kesehatan Indonesia, (2011), diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
RSUD.Prof.Dr. H. Aloei Saboe, (2012), Profil Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H.
Aloei Saboe
Scholl. O. Theresa, et. al, (2012), Anemia vs Iron Deficiency: Increased risk of preterm
delivery in a prospective study, The Journal of Clinical Nutrition,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubbmed. Diunduh 21 Desember 2012
Suezanne. T. ORR, et. al, (2007), Maternal Prenatal Pregnancy-Related Anxiety and
Spontaneous Pretarm Birth In Baltimore, Maryland. Psychosomatic Medicine 69.566570, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubbmed. Diunduh 21 Desember 2012
Syaifuddin, (2011), Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Wardayati. K, (2012), Lahir Prematur Mental
online.com/read/lahir-prematur-mental-terganggu
Terganggu,
http://www.intisari-
Wijayanegara, Hidayat., (2009), Prematuritas, cetakan pertama, Bandung, PT. Refika
Aditama
Yanti. P, (2010), Pengaruh Konsumsi Buah Nenas Oleh Ibu Hamil Terhadap Kontraksi
Uterus Ibu Bersalin Di Kota Padang Sumatera Barat,
http://nsyantiblog.blogspot.com/2010/10/penelitian-nanas.html, Diunduh 13 Januari
2013
Tabel 1. Distribusi Ibu Melahirkan Berdasarkan Kejadian Kelahiran Prematur
di RSUD Prof. Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo
tahun 2012
Variabel
Kasus
Kontrol
Jumlah
n
93
93
186
%
50,0
50,0
100
Sumber : Data Primer
Tabel 2. Distribusi karakteristik umum ibu melahirkan di RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2012
Variabel
Kelompok Umur
< - 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 - >
Jumlah
Jenis Pekerjaan
URT
PNS/POLRI
Wiraswasta
Karyawan
Jumlah
Tingkat Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
D III
Perguruan Tinggi
Jumlah
Sumber : Data Primer
Jumlah
n
Persen
%
14
14
58
41
34
25
186
7,5
7,5
31,2
22,0
18,3
13,4
100,0
89
60
20
17
186
47,8
32,3
10,8
9,1
100,0
3
28
85
59
11
186
1,6
15,1
45,7
31,7
5,9
100,0
Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Determinan Terhadap Kelahiran Bayi
Prematur di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi
Gorontalo Tahun 2012
Variabel
Nilai budaya local
Pemanfaatan pelayanan ANC
Riwayat penyakit infeksi
Status gizi ibu hamil
Keterpaparan asap rokok
Sumber : Data Primer
P
0,020
0,008
0,003
0,000
0,002
OR
2,3
2,8
5,6
4,4
3,9
95% C.I
1,143-4,689
1,301-5,815
1,818-17,422
2,038,9,646
1,632-9,279
Download