pendidikan karakter 1 - Khrisna Putra Sasmana

advertisement
Pengertian Karakter
Karakter (character) mengacu pada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan
(skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk
melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti berpikir
kritis dan alasan moral, perilaku jujur dan bertanggung jawab,
mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh
ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang
memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam
berbagai situasi, dan komitmen untuk berkontribusi dengan
komunitas dan masyarakatnya.
Jadi istilah karakter berkenaan dengan personality
(kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut orang
berkarakter (a person of character) apabila
perilakunya sesuai dengan kaidah moral.
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilainilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan.
Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang
harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah baru
menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau
nilai-nilai dan belum pada tingkatan internalisasi dan
tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai nilai karakter
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma
sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsipprinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang
dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu :
1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
a. Religius
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang
diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai
Ketuhanan dan atau ajaran agamanya.
2.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri
sendiri
a. Jujur
b. Bertanggung jawab
c. Bergaya hidup sehat
d. Disiplin
e. Kerja keras
f. Percaya diri
g. Berjiwa wirausaha
h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
i. Mandiri
j. Rasa ingin tahu
k. Cinta ilmu
3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
b. Patuh pada aturan-aturan sosial
c. Menghargai karya dan prestasi orang lain
d. Santun
e. Demokratis
4) Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
a. Peduli sosial dan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakanpada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu
ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
5) Nilai kebangsaan
Caraberpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negaradi atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
UU No. 20 2003
tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
 Ada tiga komponen Pendidikan Karakter
 :1. Moral Knowing/Pengetahuan tentang Moral
 2. Moral Feeling/Perasaan tentang Moral
 3. Moral Acting/Perbuatan Moral
.
Moral Knowing adalah hal yang penting untuk diajarkan, terdiri dari
enam hal, yaitu :
a) Moral awareness(kesadaran moral)
b) Knowing moral values(mengetahui nilai- nilai moral)
c) Perspective taking(mengambil sudut pandang)
d) Moral reasoning (pertimbangan moral)
e) Decision making(membuat keputusan)
f) Self knowledge (mengenal diri sendiri)
8. Moral Feeling adalah adalah aspek perasaan yang harus
ditanamkan. Ada 6 hal yang merupakan aspek emosi yang
harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi
manusia berkarakter :
a) Conscience (nurani)
b) Self esteem (percaya diri)
c) Empathy (merasakan penderitaan orang lain)
d) Loving the good (mencintai kebenaran)
e) Self control (mampu mengontrol diri)
f) Humality (kerendahan hati)
 NILAI MORAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
Dimensi Pendidikan Nilai Moral Pendidikan moral tidak berarti
hanya memberi pengertian tentang mana yang baik dan mana yang
buruk menurut nilai atau. Dalam dunia modern, orang kelihatan
kurang mengindahkan agama, anak-anak dibesarkan dan menjadi
dewasa, tanpa mengenal pendidikan agama,terutama pendidikan
agama dalam rumah tangga.
Teori Perkembangan Moral, Nilai Moral merupakan penilaian
terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat
tertentu sebagai yang salah dan benar (Berkowitz, 1964 dikutip
Muhaimin, 2001 :215) Pertimbangan Moral adalah penilaian
mengenai benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan tetapi, tidak
semua penilaian mengenai baik dan benar merupakan
pertimbangan moral.
 STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER
Menyadari kelemahan pelaksanaan kebijakan pendidikan di Indonesia,
maka perlu dibangun strategi pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter
yang diharapkan menjadi model implementasi kebijakan pendidikan
karakter yang tepat dan memenuhi.
Kurikulum Holistik Berbasis Karaktera. Cinta Tuhan dan alam semesta
beserta. Tanggung Jawab, kedisplinan,dan Kemandirian, Kejujuran, Hormat
dan Santun, Kasih sayang, Kepedulian, dan Kerjasama. Percaya diri, kreatif,
kerja keras, dan Pantang Menyerah Keadilan dan Kepemimpinan. Baik dan
Rendah dirii. Toleransi, cinta damai, dan Persatuan
Strategi kebijakan pendidikan holistik berbasis karakter akan berhasil
bilamana dilaksanakan pada metode Pedagogi secara konsisten.
 Metode pedagogi menurut ratna P. (2004.20) memiliki keunggulan :
Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid,
yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi murid
 Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (conducive learning
community)
 MENUJU BANGSA YANG BERKARAKTER
Membangun Bangsa Berkarakter, karakter bangsa
terbangun atau tidak sangat tergantung kepada bangsa itu
sendiri. Bila bangsa tersebut memberikan perhatian yang
cukup untuk membangun karakter mak akan terciptalah
bangsa yang berkarakter. Bila sekolah dapat memberikan
pembangunan karakter kepada muridnya, maka akan tercipta
pula murid berkarakter. Demikian pula sebaliknya. Kita faham
Tuhan tidak merubah keadaan suatu kaum bila mereka tidak
berusaha melakukan perubahan itu.
Lima pilar karakter luhur bangsa Indonesia:
 a) Transendensi : Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan
Tuhan yang maha Esa. Dari kesadaran ini akan memunculkan sikap
penghambaan semata-mata pada Tuhan yang Esa.
 b) Humanisasi : Setiap manusia pada hakikatnya setara di mata
Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan yang membedakannya. Manusia
diciptakan sebagai subyek yang memiliki potensi
 c) Kebinekaan : kesadaran akan adanya sekian banyak perbedaan di
dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk
menumbuhkan kekuatan, Persatuan Indonesia
 d) Liberasi : Pembebasan ats penindasan sesama manusia.
Karenanya, tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh
manusia.
 e) Keadilan : Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak
berarti sama, tetapi proporsional. Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak
usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli
psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini
terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam
mengembangkan
potensinya.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan
orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.
Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun,
dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa
kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter
dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan
pertama bagi pertumbuhan karakter anak.

Di dunia pendidikan juga banyak kita jumpai
perilaku penyimpangan seperti jual beli soal
ujian, perilaku mencontek, etika sopan santun
dan masih banyak lag iperilaku-perilaku yang
menyimpang yang terjadi saat ini.Mengingat
waktu terbanyak seorang anak adlah di
rumah dan sekolah mak lembaga pendidikan
dan didikan orang tua lah yang akan sangat
menentukan pembentukan karakter anak hal
ini juga tidak terlepas dari peran pemerintah
dalam bidang pendidikan yakni kurikulum
yang tepat untuk membentuk calon penerus
bangsa yang mempunyai jiwa dan karakter
yang matang.
DAFTAR PUSTAKA
https://belajarmenjadilebih.wordpress.com/2012/04/16/integrasi-pendidikan-nilai-dalammembangun-karakter-siswa-di-sekolah-dasar-dalam-dalam-pembelajaran-ips-sd/
http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pembentukankarakter?related=2
http://www.informasi-pendidikan.com/2014/11/konsep-pendidikan-karakterpada-siswa.html
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM.
Battistich, Victor. 2007. Character Education, Prevention, and Positif Youth
Development. Illinois: University of Missouri, St Louis
Depdiknas, 2003, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional,http://www.depdiknas.go.id
Hasan, S. Hamid. 2000. Pendekatan Multikultural untuk Penyempurnaan
Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya
Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Dirjen Dikti Bagian Proyek
PPGSD.
Lickona, T., Schaps, E, & Lewis, C. 2003. CEP’s Eleven Principles of Effective
character Education. Washington, DC: Character Education Partnership.
http://alexandro-tips.blogspot.co.id/2013/10/konsep-pendidikan-karakterdalam.html
http://www.slideshare.net/mubarakf2/pendidikan-karakter-penting-tapi-tidakcukup
Download