persebaran hindu-buddha

advertisement
Tugas Sejarah
Kelas : XI IPA 4
Jajar Martono
Tentang Proses Penyebaran Agama
Hindu – Buddha Di Indonesia
Faktor Pendukung Penyebaran:
• Letak Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat
strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan
Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik)
yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas
perdagangan dunia.
Iklim Indonesia
Iklim memiliki peranan yang cukup penting terhadap
terjadinya hubungan Indonesia dengan India. Pada saat
Indonesia mengalami musim hujan pedagang India
melakukan pelayaran untuk berdagang ke Indonesia
dengan memanfaatkan angina muson. Setibanya di
Indonesia mereka mulai mengumpulkan barang-barang
dagangan untuk dibawa pulang ketempat asalnya.
Mereka tinggal di Indonesia biasanya sampai 6-7 bulan
karena menunggu pergantian arah angina ke barat
daerah India.
Pengaruh Perguruan Tinggi Nalanda
Perguruan Tinggi Nalanda di India memiliki daya
tarik tersendiri bagi orang-orang Indonesia yang
hendak belajar memperdalam agama Buddha.
Pada masa Balaputradewa (SRIWIJAYA) memiliki
peranan yang sangat penting dalam
pengembangan agama Buddha.
Teori Penyebaran Agama
Hindu-Buddha di Indonesia
Teori Ksatriya (Ksatria Hipotesis )
Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke
Indonesia adalah kaum/kasta ksatria atau golongan prajurit, karena adanya
kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah
perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan
kerajaan di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa masuknya golongan
prajurit ini disebabkan oleh bentuk kolonialisme yang terjadi di Indonesia.
Mereka datang untuk menaklukan wilayah Indonesia dan kemudian
menyebarkan ajaran hindu budha. Kelemahan dari teori ini menurutnya adalah
karena Kaum Ksatria tidak menguasai bahasa Sansekerta
Teori Waisya ( Waisya Hipotesis )
N.J krom menjelaskan bahwa ajaran hindu budha
masuk ke Indonesia diperankan oleh golongan waisya
yaitu kaum pedagang . Adanya perdagangan antara
Indonesia dengan india yang kemudian melakukan
penyebaran budaya hindu budha . teori ini di perkuat
dengan dasar banyaknya para pedagang india yang
menetap di Indonesia dan melakukan pernikahan
dengan masyarakat Indonesia. Kelemahan dari teori
menurutnya adalah karena Kaum pedagang tidak
menguasai bahasa Sansekerta atau kitab Weda.
Teori Brahmana
J.C.Van Leur mengatakan bahwa Kedatangan ajaran
hindu budha di Indonesia dikarenakan dengan Adanya
ketertariakan bangsa Indonesia mengundang golongan
brahmana dari india untuk melakukan upacara
vratyastoma, yaitu upacara khusus untuk dapat
menghindukan seseorang oleh karena itu ajaran hindu
budha di bawa oleh golongan brahmana dan
kemungkinan yang lebih dulu adalah melalui pendeta
agama budha. Kelemahan dari teori ini menurutnya
adalah karena Kaum Brahmana tidak boleh
menyeberangi laut menurut penganut Hindu yang kolot.
Teori Arus Balik
Disamping teori di atas ada teori nasional yang menjelaskan
bahwa masuknya hindu budha ke Indonesia adalah oleh
masyarakat Indonesia sendiri kelompok ini sering disebut empu
atau local genius . ada pula yang mengatakan karena Adanya
ketertarikan bangsa Indonesia terhadap kebudayaan india teori ini
sering disebut teori arus balik.
Hipotesis Arus Balik dikemukakan oleh FD. K. Bosh dan George
Codes. Hipotesis ini menekankan peranan bangsa Indonesia dalam
proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia.
Bukti Penyebaran Agama Hindu-Buddha di
Indonesia
1. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari
adanya penggunaan bahasa Sansekerta dimana bahasa
Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa
Indonesia.
Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak
ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan
kerajaan Hindu - Budha pada abad 5 - 7 M, contohnya
prasasti Yupa dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan
Tarumanegara.
2. Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha
masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan
Dinamisme.
Dengan masuknya agama Hindu - Budha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai
menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Budha yang
berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan
animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme
adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang
berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di
Indonesia, berbeda dengan agama Hindu - Budha yang dianut oleh masyarakat India.
Perbedaaan-perbedaan tersebut terlihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh
umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang
dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat
Hindu di India.
Sistem Organisasi
Kemasyarakatan
Dengan adanya pengaruh kebudayaan India, maka sistem pemerintahan
yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh
seorang raja secara turun temurun.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan
dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari
seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan R Wijaya Raja
Majapahit diwujudkan sebagai Harhari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun
seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip
musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra
mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu
pengangkatan Wikramawardana. Wujud akulturasi di samping terlihat dalam
sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu
pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana
(golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta
Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kastakasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi
tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India
benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di
Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk
upacara keagamaan.
4. Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah
satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender
tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut
perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan
perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78
tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka
tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka,
juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan
menggunakan Candrasangkala. Candrasangkala adalah
susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai
angka.
5. Peralatan Hidup dan Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan
teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni
bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur
budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia
tidak sama dengan candi- candi yang ada di India, karena
candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi
perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum
dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang
memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan
arca dan bangunan.
6. Kesenian
Wujud akulturasi dalam
bidang kesenian terlihat dari
seni rupa, seni sastra dan
seni pertunjukan . Dalam seni
rupa contoh wujud
akulturasinya dapat dilihat
dari relief dinding candi
(gambar timbul), gambar
timbul pada candi tersebut
banyak menggambarkan
suatu kisah/cerita yang
berhubungan dengan ajaran
agama Hindu ataupun Budha.
Peta Jalur Persebaran Agama Hindu-Buddha di
Indonesia
TERIMA
KASIH
Download