Lingkaran Hati Emas

advertisement
VISI-MISI
CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI
KONAWE KEPULAUAN 2015-2020
Ir. H. AMRULLAH, MT
(Calon Bupati Konawe Kepulauan 2015 – 2020)
Bersama
ANDI MUH. LUTFI, SE., MM
(Calon Wakil Bupati Konawe Kepulauan 2015 – 2020)
Mewujudkan
Lingkaran Hati Emas
Lintas Pembangunan Kawasan berbasis Rantai Ekonomi Masyarakat
Konawe Kepulauan 2015 – 2020
KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin... Sholawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad Sayyidil Mursalin, kepada keluarga, sahabat, dan seluruh
ummat beliau yang taat dan patuh pada ajarannya.
Kepemimpinan hakikatnya adalah Amanah dan tanggung jawab, bukan kehormatan
bukan pula kemuliaan. Kesiapan mengemban kepemimpinan di Kabupaten Konawe
Kepulauan artinya kesiapan bertanggung jawab dunia akhirat atas urusan 30 Ribu
rakyat Konawe Kepulauan. Tentunya ini bukan perkara mudah dan ringan.
Kami memberikan penghargaan dan kebanggaan yang sangat besar atas kesiapan
putra- putera terbaik Konawe Kepulauan, Ir. H. AMRULLAH, MT & ANDI MUHAMMAD
LUTFI, SE,.MM. untuk melepaskan jabatan yang telah diemban demi Konawe Kepulauan
untuk mengabdikan diri sebagai (calon) Bupati dan (calon) Wakil Bupati pada periode
2015 – 2020 yang dengan izin Allah akan menuju ”Lingkaran Hati Emas” (Lintas
Kawasan Berbasis Rantai Ekonomi Masyarakat), di Konawe Kepulauan yang kita cintai
bersama.
Sekali Layar Terkembang Surut kita berpantang. Melajulah...! Demi Pulau Wawonii.
‘Azam (tekad) yang telah bulat itu hiasilah dengan sebaik-baik usaha dan tawakkal
hanya kepada Allah. “Sesungguhhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum kalau
bukan kaum itu sendiri yang merubahnya”. Yakinlah jika Niat kita suci murni untuk
menolong agama Allah, maka pertolongan Allah itu dekat, amat dekat!
Demikian kata-kata sederhana ini semoga menjadi pengantar yang bermakna.
Hasbunallahu wani’mal wakiil
Langara,
JULI 2015
TIM PEMENANGAN
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 1
MUKADDIMAH
Pembangunan Daerah di Kabupaten Konawe Kepulauan (pulau Wawonii)
disadari memerlukan kerja keras, kreatifitas dan keberanian untuk menciptakan dan
mendorong terobosan-terobosan strategis dalam mewujudkan tata peradaban
masyarakat Wawonii yang bebas dari belenggu ketertinggalan, keterbelakangan dan
kemiskinan. Kesadaran ini tentunya perlu diaktualisasikan dalam kebijakan formal
pemerintahan daerah yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya
manusia dan sumberdaya politik untuk kepentingan semua lapisan masyarakat.
Kebijakan Pembangunan daerah tidak hanya dan tidak boleh dipahami sebagai
proses pemberian insentif (atau bagi-bagi kue) kepada masyarakat melalui
penyusunan, distribusi dan pemanfaatan anggaran keuangan daerah semata-mata, tapi
juga, lebih dari itu, harus dipahami sebagai sebuah proses transformasi sosial-budaya
dan ekonomi untuk merubah tatanan peradaban masyarakat lokal ke arah yang lebih
baik dari sebelumnya, terutama dilihat dari aspek sistem nilai budaya, sistem norma,
sistem hukum dan sistem aturan khusus. Oleh karena itu, dalam menyusun arah
pembangunan daerah Kabupaten Konawe Kepulauan ke depan, sebagai calon Bupati,
kami tidak saja memaparkan obsesi atau rencana proyek dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dari anggaran keuangan daerah an sich, tapi juga keadaan/kondisi,
gerakan dan prilaku apa saja yang akan diwujudkan dari sebuah kesadaran akan proses
perubahan sosial yang sedang terjadi di tengah masyarakat.
Sesuai konteks geo-demografi dan ruang ekspresi sosial budaya dan sosial
ekonomi masyarakat di pulau Wawonii saat ini, obsesi pembangunan dan proses
transformasi sosial tersebut akan dipancar-luaskan dari titik sentral ibukota Konawe
Kepulauan di Langara menuju kawasan tertinggal yang melingkari pulau Wawonii.
Dalam kaitan itu, menyongsong pemilukada Konawe Kepulauan tahun 2015,
kami – Ir. H. Amrullah, M.T & Andi Muhammad Lutfi, SE.,MM memilih strategy prioritas
dengan slogan/tagline : “Lintas Pembangunan Kawasan berbasis Rantai Ekonomi
Masyarakat”, disingkat dan diperkenakan dengan istilah Lingkaran Hati Emas.
Tagline ini juga sekaligus menjadi icon kampanye pembangunan daerah Kabupaten
Konawe Kepulauan periode 2015 – 2020. Icon kampanye ini dirancang dari sebuah
proses belajar yang panjang, yakni bahwa dalam rangka mengantar masyarakat
desa/pedalaman di pulau Wawonii untuk menuju kesejahteraan, keadilan dan
kemandirian, mereka terlebih dahulu perlu dibebaskan dari segala isolasi/belenggu
ketidak-adilan, keterbelakangan dan ketertinggalan ekonomi. Ketersediaan infrastruktur dasar serta akses pada pemenuhan kebutuhan dasar akan pangan, sandang,
papan serta pendidikan dan kesehatan, merupakan prasarat mutlak bagi upaya
membuka isolasi/belenggu ketidakadilan, keterbelakangan dan ketertinggalan ekonomi
tersebut.
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 2
Pemahaman seperti itu berupaya kami wujudkan melalui formulasi visi, misi
serta strategy, pendekatan, kebijakan dan program pokok sebagaimana akan
dikemukakan dalam dokumen berikut ini.
ISU-ISU STRATEGIS
1. Isu Jalan Lingkar
Isu ini telah ramai dibicarakan sejak dua decade terakhir, yakni sejak seluruh pihak
menyadari bahwa kunci kebangkitan ekonomi dan keterbukaan ruang ekspresi
sosial-budaya masyarakat Wawonii terletak pada kualitas jalan poros melingkar
yang melintasi dan menghubungkan desa-desa/kelurahan, kecamatan serta sentrasentra kegiatan ekonomi di seluruh jazirah pulau Wawonii. Sehingga oleh karena itu,
gagasan pembangunan infrastruktur fisik apapun yang diwacanakan di pulau
Wawonii, harus bermula pada bagaimana mewujudkan mimpi membangun
konstruksi jalan lingkar yang berkualitas dan mampu menghubungkan seluruh
kawasan pesisir pulau Wawonii.
2. Isu Keadilan dan Kesejahteraan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
Potensi sumberdaya alam (SDA) yang melimpah merupakan anugerah Allah SWT
yang menjadi keunggulan kompetitif utama Kabupaten Konawe Kepulauan untuk
bersaing dengan daerah lain di tanah air yang telah lebih dahulu ‘merdeka’. Potensi
SDA dimaksud antara lain adalah kawasan pesisir dan perairan laut, kawasan hutan,
pertanian dan perkebunan darat, serta bahan tambang/mineral di perut bumi
Wawonii (nikel, pasir kwarsa, emas, batu gamping, dan lain-lain) yang tersedia
secara melimpah.
Limpahan SDA yang terpendam secara melimpah di bumi Konawe Kepulauan
tersebut, sesungguhnya bila dikelola secara kreatif berdasarkan prinsip-prinsip
keadilan sosial dan kesejahteran rakyat, daerah dan masyarakat Wawonii akan maju
dan berkembang dan cenderung menjadi daerah dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi dan tingkat kesejahteraan rakyat yang tertinggi di Sulawesi Tenggara,
bahkan di Indonesia bagian timur. Sayang sekali, kondisi ideal tersebut tidak,
bahkan sekali belum menunjukkan gejala atau tanda-tanda akan terwujud dalam
satu dekade ke depan, terutama oleh sebab tata kelola SDA yang selama ini
diterapkan di Kabupaten Konawe Kepulauan terkesan hanya berada pada skema
koorporatokrasi (hanya menguntungkan pihak koorporat/perusahaan dan
birokrasi). Masyarakat sekitar, termasuk masyarakat di sekitar lingkar tambang,
cenderung hanya menjadi buruh atau penonton di tanah leluhur mereka sendiri.
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 3
3. Isu Primordialisme Etnik
Konawe Kepulauan adalah daerah dengan latarbelakang demografi yang sangat
beragam dilihat dari komposisi etnik dan budaya. Saa ini setidaknya terdapat 10
kelompok etnik dan sub-etnik dengan segenap keragaman budayanya masingmasing yang mendiami seluruh wilayah Konawe Kepulauan, seperti etnik Menui,
etnik Tolaki (Konawe), etnik Torete, etnik Bugis-Makassar, Etnik Bajo, etnik Cia-Cia
(Buton), Etnik Muna/Tiworo, Etnik Kulisusu (Ereke), etnik Jawa, dan lain-lain. Di
satu pihak, keragaman etnik dan budaya ini merupakan modal sosial yang cukup
strategis untuk membangun kompetisi sosial, transformasi budaya dan kedewasaan
sosial di kalangan masyarakat setempat. Namun disisi lain, fakta keragaman etnik
tersebut relatif dapat menjadi titik rawan latin yang berpotensi mengundang konflik
horizontal dan rawan mengalami eskalasi hingga menjadi gesekan fisik berbau
SARA. Nuansa sosial bernuansa etno-sentrisme seperti itu secara latin cukup terasa
dalam perbincangan di seputar distribusi sumberdaya birokrasi di Pemkab Konawe
Kepulauan (termasuk dalam penentuan Sekda serta Pejabat Eselon II s.d. IV),
preferensi politik pemilih dalam Pemilukada, distribusi sumberdaya agraria (lahan
dan tanah), dan sebagainya.
4. Isu Rekruitmen CPNSD
Seiring dengan euforia memiliki status baru sebagai warga dari sebuah daerah
otonom tersendiri, sebagian warga masyarakat Wawonii akhir-akhir ini terlihat
sangat antusias mendaftarkan diri sebagai CPNSD di Pemda Konkep. Berbagai
kesibukan dan pembicaraan di seputar isu rekruitmen CPNSD itu pun merebak di
tengah masyarakat dengan aksentuasi pembicaraan pada bagaimana memberikan
privilege khusus pada putra-putra asli Wawonii untuk lulus seleksi penerimaan.
Sayang sekali, antusiasme demikian harus berhadapan dengan aturan penerimaan
CPNSD baru yang saat ini cenderung lebih terbuka dengan mekanisme kompetisi
bebas yang terlalu mencolok. Akhirnya, privilege khusus dimaksud, sangat sulid
diberikan kepada putra-putra asli Wawonii.
5. Isu Ketersediaan Sarana, Prasarana dan Tata Kelola Pertanian (Dalam Arti
Luas)
Pertanian (dalam arti luas) merupakan sektor ekonomi paling strategis yang
menopang kehidupan masyarakat dan kesinambungan pembangunan daerah di
Kabupaten Konawe Kepulauan selama beberapa dekade terakhir. Selain itu, sektor
pertanian, utamanya sub sektor perikanan laut, sekonyong-konyong telah menjadi
basis peradaban utama masyarakat, sekaligus sebagai icon potensi SDA yang paling
menonjol dari seluruh kontribusi PDRB Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan.
Namun demikian, tata kelola pertanian di daerah ini justru cenderung menghadapi
berbagai permasalahan serius yang sangat dirasakan oleh masyarakat, diantaranya
adalah : (1) lemahnya kepastian hukum atas penguasaan, pemanfaatan dan
pemilikan lahan-lahan pertanian produktif,
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 4
(2) tingginya laju konversi lahan-lahan produktif untuk kawasan pemukiman dan
penyediaan fasilitas publik lainnya, (3) lemahnya sistem perbenihan dan perbibitan
tanaman pangan dan perkebunan, (4) lemahnya proteksi dan kelembagaan
pemasaran dalam sistem tata niaga hasil pertanian, utamanya kelapa, (5) lemahnya
sistem pembiayaan pertanian rakyat, serta (6) masih kurang tersedianya dukungan
infrastruktur dan sarana penunjang pembangunan pertanian, seperti jalan
usahatani, jalan produksi, jaringan irigasi desa, jaringan irigasi tersier dan kuarter,
serta fasilitas infrastruktur di luar areal usahatani, seperti jaringan irigasi primer
dan sekunder.
6. Isu Ketersediaan Infrastruktur dan Prasarana Ekonomi
Ketersediaan infrastruktur dan prasarana ekonomi masih menjadi isu strategis dan
tetap dipandang sebagai permasalahan pokok yang banyak mewarnai dinamika
sosial-ekonomi masyarakat Wawonii sehari-hari hingga saat ini. Infrastruktur dan
prasarana dasar dimaksud antara lain mencakup kualitas prasarana jembatan serta
jalan Kabupaten, jalan desa dan jalan usaha tani pada beberapa wilayah Kecamatan
se-Kabupaten Konawe Kepulauan, seperti ruas-ruas jalan desa dan jalan usahatani
di Ladianta, Mosolo dan Wawouso.
Prasarana Ekonomi yang banyak
dipermasalahkan oleh masyarakat diantaranya adalah ketersediaan pasar desa yang
sangat terbatas pada beberapa sentra produksi pertanian di bagian Utara, Timur
dan Selatan.
7. Isu Lingkungan Hidup
Kegiatan eksploitasi sumberdaya alam, terutama eksploitasi tambang di dalam dan
di sekitar kawasan konsesi pertambangan nikel di Langara, Polara, Lampeapi dan
lain-lain, sejauh ini dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif terhadap
ekosistem lingkungan fisik dan lingkungan sosial se pulau Wawonii. Berbagai
primat eksistem pantai dan perairan dikhawatirkan akan mengalami kerusakan dan
ketidakseimbangan. Dilihat dari aspek lingkungan sosial, kehadiran perusahaanperusahaan tambang di tengah entitas masyarakat tertentu di pulau Wawonii, juga
cenderung merusak tatanan sosial-budaya yang ada, dimana masyarakat cenderung
lebih fragmatis dan mulai meninggalkan pranata kehidupan ekonomi yang telah
lama menopang kehidupan mereka. Fakta buruk tersebut selama ini telah menjadi
isu pokok di kalangan aktifis lingkungan, pejabat pemerintah, kalangan terpelajar
dan lain-lain.
8. Isu Konflik Tenurial
Sebagai daerah agraris, dinamika sosial masyarakat Wawonii turut diwarnai oleh
banyaknya fakta konflik pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan tanah untuk lahan
pertanian dan perkebunan, baik antara sesawa warga masyarakat, maupun antara
warga masyarakat dengan pemerintah daerah atau perusahaan. Pada tingkat
masyarakat itu sendiri, skema konflik tenurial banyak disebabkan oleh kehadiran
penduduk pendatang yang menguasai lahan-lahan pertanian melalui jalur struktural
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 5
(melalui Kepala Desa dan Camat) dan jalur kultural (amalgamasi dan interaksi sosiokultural). Konflik seperti ini cukup sering menjadi wacana diskusi di kalangan
masyarakat, utamanya di kalangan masyarat desa.
9. Isu Pelayanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Isu-isu masih rendahnya kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan
daerah, baik di tingkat Kabupaten, Kecamatan maupun desa/kelurahan, relatif
masih sering menjadi pusat perbincangan publik di pulau Wawonii. Pada tingkat
Kabupaten, masih seringnya para pejabat darah berkantor di Kendari dan belum
diberlakukannya standar pelayanan minimum misalnya, telah menyebabkan banyak
aktifitas pelayanan masyarakat di kantor-kantor pemerintah daerah di Langara
sering berbuah keluhan atau pengaduan dari masyarakat. Pada tingkat Kecamatan
dan Desa/Kelurahan, keluhan atau pengaduan masyarakat juga sering terdengar,
utamanya terkait dengan etos pelayanan dan integritas pribadi para Camat, Kepala
Desa dan Lurah yang relatif masih rendah dalam melayani kepentingan masyarakat
sehari-hari, seperti dalam proses penyerapan aspirasi, perencanaan dan distribusi
hasil pembangunan.
10. Pengangguran dan Urbanisasi
Pertambahan penduduk dengan tingkat pengangguran yang terus meningkat dalam
beberapa tahun terakhir di pulau Wawonii di satu pihak, serta laju ketersediaan dan
penyediaan lapangan kerja daerah yang sangat rendah di pihak lain, telah
menyebabkan banyak warga Wawonii memilih melakukan urbanisasi ke Kota
Kendari dan wilayah kota lainnya. Arus urbanisasi umumnya terjadi dari wilayah
desa-desa pedalaman Wawonii menuju beberapa wilayah kota di Sulawesi Tenggara,
utamanya di Kota Kendari. Di daerah ini (Kota Kendari), kebanyakan warga
Wawonii yang melakukan urbanisasi bekerja sebagai pekerja/karyawan perusahaan
swasta dan kantor-kantor pemerintah, termasuk di toko-toko, mal atau departemen
store, restoran, cafetaria, dan lain-lain.
11. Pendidikan Tidak Terpakai (unapplied education)
Kabupaten Konawe Kepulauan adalah daerah baru dengan tingkat pendidikan
masyarakat masih rendah, namun cenderung mengalami peningkatan signifikan
dari tahun ke tahun. Salah satu indikatornya adalah bahwa semakin banyak warga
yang meraih berhasil menyelesaikan pendidikan formal S-1 dan S-2 3 dengan
berbagai ragam gelar akademik. Namun demikian, kebanyakan warga penyandang
gelar akademik formal tersebut, tidak memiliki kemampuan keilmuan praktis yang
relevan dengan tuntutan kebutuhan daerah dan masyarakat Wawonii itu sendiri.
Dengan kata lain, banyak sarjana S-1 dan S-2 di daerah ini yang memiliki spesifikasi
jurusan yang tidak terpakai di tengah masyarakat. Kebanyakan mereka adalah
sarjana dengan latar belakang pendidikan sosial dan umum yang tidak ‘match’
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 6
dengan permintaan pasar kerja berdasarkan potensi sumberdaya alam yang
tersedia pada sektor pertambangan, teknik sipil dan arsitektur, perikanan dan
kelautan, kehutanan, teknologi industri dan lain-lain.
ANALISIS S.W.O.T
A. Kekuatan
1. Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat
melimpah, utamanya pada sub sektor perikanan dan kelautan, serta sektor
pertambangan. (1) Pada sub sektor perikanan dan kelautan antara disebutkan
bahwa luas wilayah perairan pesisir dan laut pulau wawonii seluruhnya tercatat
1.211,8 km2, dengan panjang garis pantai kurang lebih sekitar 70 Km. Potensi
kawasan pesisir dan laut Pulau ini terdiri dari pantai, laut, tanjung, teluk, selat,
sungai dan muara sungai. Potensi budiidaya laut di Pulau Wawonii kurang lebih
396 hektar, sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat kecill dengan total
produksi hanya 2,2 ton dan nilai produksi sebesar Rp. 9,9 juta. Selain itu terdapat
potensi budidaya tambak seluas 350 hektar dan yang sudah dimanfaatkan baru
seluas 25 hektar atau sebesar 7,14 persen. Beberapa sumber penghidupan yang
di kembangakan masyarakat Wawonii diantaranya adalah budi Daya Rumput
Laut yang di kembangkan oleh masyarakat Wawonii Barat dan Wawonii Tengah.
Budi Daya Mutiara di Wawonii Utara, Wawonii Barat dan Wawonii Tengah. Budi
Daya ikan (Karamba) di Wawonii Barat, Wawonii Selatan dan Wawonii utara.
Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan Serong (Bala) di Wawonii Barat,
Wawonii Tengah, Wawonii Utara dan Wawonii Selatan. Nelayan Pemancing laut
dalam dan laut Dangkal, Nelayan yang mengunakan pukat, Masyarakat
Penangkap Kepitin Mangrov dengn menggunakan bubu( Wuwu), masyarakat
pencari kerang laut. (2) Pada sektor pertambangan, pulau Wawonii antara lain
memilki potensi nikel laterit, besi laterit dan krom serta emas. Sebaran batuan
ultrabasa di pulau Wawonii seluas +- 21.960 ha sedangkan dengan level
ketinggian minimum 7,4 m dpl hingga 893,262 m dpl. Dari data tersebut
diperoleh keterangan bahwa pulau Wawonii memiliki potensi hipotetik sumber
daya nikel laterite sebesar 865.639.325,93 m3. Jika cadangan ini diolah menjadi
crude ferro nickel (CFN) yang berkapasitas produksi 100.000 ton/tahun dengan
kebutuhan umpan 736.000 ton/tahun bijih nikel laterit, maka umur eksploitasi
tambang di Wawonii dipastikan berada di atas 30 tahun.
2. Ekonomi investasi di Kabupaten Konawe Kepulauan selama ini, terutama
sebelum berlakunya kebijakan penghentian ekspor bahan mentah nikel, telah
menunjukkan adanya geliat kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pada sektor
pertambangan dengan kehadiran beberapa perusahaan lokal dan nasional,
seperti PT. Bumi Konawe Minning, PT. Gema Gresia Perdana, PT. Konawe Bhakti
Pratama, PT. Derawan Pasir Berjaya Minning, PT. Mineral Energi Indo dan PT.
Antam Tbk. Kehadiran beberapa perusahaan tersebut di satu pihak memang
akan mengancam kelestarian ekosistem pulau Wawonii bila tidak dikendalikan
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 7
dengan baik, namun disisi lain akan memicu pertumbuhan ekonomi daerah dan
masyarakat di sekitar areal tambang.
3. Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki potensi pelabuhan laut yang sangat
besar untuk menopang kegiatan industry perikanan laut serta arus perdagangan
nasional dan internasional. Potensi ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi
pada sektor investasi dan perdagangan antar pulau.
4. Masyarakat Konawe Kepulauan memiliki tingkat keragaman sosial-budaya yang
cukup tinggi, terutama dilihat dari struktur etnografis (komposisi etnik/suku
bangsa). Keragaman etik ini merupakan modal sosial yang besar dan potensial
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan proses transformasi sosial ke arah
yang lebih demokratis dan terbuka.
5. Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki letak geografis yang sangat strategis
dilihat dari aspek pengembangan potensi perikanan laut dan perdagangan antar
pulau. Wilayah pesisir dan laut Pulau Wawonii dipengaruhi langsung oleh Laut
Banda, terutama perairan laut di Wawonii bagian Timur dan Utara. Sedangkan di
bagian selatan dan Tenggara (Selat Wawonii), selain dipengaruhi oleh Laut
Banda, juga dipengaruhi oleh Selat Buton. Dengan demikian, wilayah pesisir dan
laut Pulau Wawonii merupakan pertemuan segi tiga arus laut, yaitu Laut Banda,
Selat Wawonii, dan Selat Buton. Perairan laut seperti ini memiliki potensi
perikanan yang cukup besar, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Selain
itu, dengan letak geografis demikian, maka pulau Wawonii memiliki karakter
oseonografi tersendiri yang mampu melahirkan potensi energi laut yang besar,
terutama karena merupakan pulau yang berada di perairan Laut Banda yang
terkenal dengan kedalaman dan arus. Terkait dengan potensi energi angin di
pulau ini disebutkan bahwa berdasarkan data Sistem Informasi Pesisir dan
lautan Indonesia (SIPLA), kecepatan angin di perairan pulau Wawonii antara 0.22 m/dt, namun untuk bulan mei dan agustus pernah tercatat kecepatan angin
hingga 6 m/det. Data BMKG menunjukkan gelombang laut di sekitar perairan
pulau wawonii antara 1 m hingga >2 m, bahkan pernah tercatat gelombang laut
banda bisa mencapai 6 m. Jika berdasarkan data awal ini saja sdh dapat dilihat
potensi energi alternatif dari pada angin dan gelombang yang berada di sekitar
pulau wawonii bisa dikembangkan sebagai sumber energi penggerak sarana
produksi. Estimasi kasar potensi listrik yang dapat di bangkitkan dengan potensi
angin dengan rumus P = 0,1V^3 berarti 0,1 x (2)^3 = 0,8 w/m2, jika
dikembangkan dengan modifiksi turbin serta luas penampang tangkapan potensi
anginnya diperbesar maka potensi energi listrik yang dapat dikembangkan
menjadi lebih besar, memang untuk industri peleburan logam sumber energi ini
tidak besar namun untuk sumber penggerak produksi perikanan dan pertanian,
maka potensi energi ini menjadi cukup bila digunakan pola hybrid dengan
memadukan energy sinar matahari, gelombang laut dan arus laut.
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 8
B. Kelemahan
1. Akses dan kesempatan pada pemenuhan kebutuhan dasar serta kebutuhan
sosial-ekonomi dan sosial-budaya masyarakat pada di seluruh lingkaran pulau
Wawonii, masih sangat minim dan terbatas akibat belum tersedianya infrastruktur dasar yang dapat menunjang kegiatan ekonomi, pendidikan dan
kesehatan.
2. Kapasitas sumberdaya manusia pada tingkat lokal relatif masih sangat lemah,
utamanya karena daerah ini belum ditopang oleh komunitas terpelajar dengan
latar belakang pendidikan aplikatif yang terkait dengan bagaimana mengelola
potensi sumberdaya alam lokal yang tersedia secara melimpah.
3. Potensi sumberdaya agraria, utamanya berupa lahan milik perseorangan,
umumnya masih berstatus sebagai modal mati (dead capital) yang tidak
memiliki nilai transaksi ekonomi strategis dan karenanya belum dikembangkan
sebagai modal investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
(penyimpanan, pemupukan dan transformasi modal).
4. Sumber-sumber penerimaan untuk pembiayaan pembangunan daerah masih
sangat bergantung pada kontribusi dana bantuan pemekaran dari Kabupaten
Induk (Kabupaten Konawe), dana pemerintah pusat dalam bentuk DAU (Dana
Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus), serta Dana Dekonsentrasi dari
Pemerintah Provinsi Sultra.
5. Belum ada regulasi yang tepat dan bersifat mengikat ditingkat lokal terkait
dengan
upaya
mengoptimalkan
kontribusi
perusahaan-perusahaan
pertambangan dan perkebunan lokal bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat, khususnya terkait dengan bagaimana mengoptimalkan
tanggungjawab sosial perusahaan (coorporate social responsibility).
6. Masih terdapat sebagian besar warga masyarakat di wilayah pedalaman yang
memelihara etos kerja rendah dengan mentalitas konsumtik dan tradisi ekonomi
subsisten, utamanya pada sektor pertanian dan perdagangan.
C. Peluang
1. Sumber-sumber penerimaan dan pembiayaan daerah yang tentunya akan
melahirkan trickle down effect yang positif bagi pembangunan daerah dan
kesejahteraan masyarakat, berpeluang akan semakin luas dan terbuka, terutama
berkaitan dengan adanya rencana investasi/penanaman modal dari perusahaanperusahaan dalam negeri dalam kegiatan eksploitasi potensi SDA di pulau
Wawonii, utamanya pada sektor pertambangan dan perikanan.
2. Pluralisme etnik dan kultur di pulau Wawonii menjadi salah satu faktor
pendorong dinamika kompetisi sosial-ekonomi yang sehat untuk memacu
pertumbuhan ekonomi di kalangan warga masyarakat setempat.
3. Pemerintah (pusat) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara banyak
memberikan kesempatan kepada Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan
untuk menerima dana bantuan keuangan dari berbagai sumber yang sah dan
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 9
tidak mengikat yang dialokasikan langsung kepada masyarakat di desa, sehingga
terbuka peluang yang cukup besar untuk mendorong proses transformasi modal
mati (dead capital) menjadi modal investasi di daerah pedesaan.
4. Perkembangan sarana dan prasarana pendidikan yang sangat pesat, baik di Kota
Kendari maupun di Makassar (Sulawesi Selatan) yang antara lain ditandai
dengan pembukaan berbagai program study ilmu terapan, akan membuka
peluang bagi peningkatan jumlah tenaga terdidik dengan latar belakang
pendidikan terpakai bagi putra-putra Wawonii. Hal ini tentunya akan turut
mendorong perkembangan peradaban masyarakat di pulau ini.
5. Semakin banyaknya tersedia lembaga-lembaga keuangan bank dan non-bank di
Kota Kendari, diharapkan akan semakin membuka akses permodalan usaha bagi
warga masyarakat Wawonii, utamanya para petani, dalam meningkatkan
kapasitas usahanya.
6. Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang cukup tinggi pada daerah-daerah
tetangga (Kota Kendari, Konawe Utara dan Konawe Selatan), sangat berpeluang
dapat mendorong peningkatan etos kerja dan kulturasi prilaku ekonomi
produktif berbasis investasi pada sektor pertanian dan perdagangan di
Kabupaten Konawe Kepulauan.
D. Ancaman/Tantangan
1. Derasnya trend nasionalisasi dan (bahkan) globalisasi ekonomi, perdagangan
barang dan jasa serta dan informasi yang saat ini terus merambah relung-relung
kehidupan masyarakat di pulau Wawonii, cenderung mengancam eksistensi
para pelaku ekonomi dan penyandang jasa-jasa profesional di daerah ini bila laju
penyesuaian diri dengan trend nasionalisasi dan globalisasi tersebut dibiarkan
berjalan lambat seperti saat ini.
2. Tingginya intensitas rencana kegiatan eksploitas tambang di satu pihak dan
belum adanya political will serta regulasi memadai yang dapat mengontrol
kegiatan eksploitasi tambang tersebut di lain pihak, akan terus mengancam
kelestarian ekosisitem lingkungan di pulau Wawonii. Hal ini merupakan
ancaman besar bagi sumber-sumber penghidupan masyarakat lokal.
3. Masuknya produk-produk industri rumah tangga, kerajinan tangan dan sarana
pertanian, serta masuknya tenaga-tenga terampil dari luar daerah, utamanya
dari Kota Kendari, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Surabaya (melalui
Kendari) dan dari Makassar, akan menjadi ancaman tersendiri bagi berbagai
eksisrensi produk dan tenaga kerja lokal di pulau Wawonii.
4. Adanya polarisasi dan segmentasi politik yang terus menerus akibat tingginya
temperatur dan konstelasi politik di pulau Wawonii, dikhawatirkan dapat
mengalihkan orientasi konstruktif dan menghambat dinamika pertumbuhan
ekonomi lokal.
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 10
VISI
Berpijak pada beberapa isu strategis dan analisis kecenderungan dengan
menggunakan model S.W.O.T di atas, maka visi pembangunan Kabupaten Konawe
Kepulauan periode 2015 – 2020 yang kami tawarkan, dinyatakan dengan susunan
redaksi sebagai berikut :
Terwujudnya Tata Peradaban Masyarakat Wawonii Yang Bebas Dari
Belenggu Keterbelakangan Sosial-Ekonomi dan Sosial Budaya
Pernyataan visi pembangunan daerah di atas, mengandung makna bahwa
sebelum tata kehidupan masyarakat Wawonii dapat diarahkan untuk mencapai
kesejahteraan, keadilan dan kemandirian, mereka terlebih dahulu perlu dibebaskan
dari dari segala bentuk isolasi atau belenggu keterbelakangan sosial-ekonomi dan
budaya, sebagaimana yang selama ini exist dan terjadi di pulau Wawonii akibat
keterpinggiran yang panjang dalam dinamika pembangunan daerah di Kabupaten
Konawe pada khususnya, dan di Sulawesi Tenggara pada umumnya.
Bersamaan dengan itu disadari pula bahwa sebagai daerah otonom baru di
Sulawesi Tenggsara, Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki potensi sumberdaya alam
yang melimpah dan sangat potensial untuk ditumbuh-kembangkan dalam membangun
peradaban masyarakat Wawonii. Istilah peradaban dalam hal ini digunakan untuk
menggambarkan sebuah tatanan kehidupan dari sebuah entitas sosial heterongen
(pluralistik) dan dinamis di pulau Wawonii yang perlu dibangun, bersamaan dengan
dan untuk menyesuaikan diri secara selektif dengan tata nilai baru (the new order) yang
digandeng oleh trend nasionalisasi ekonomi bangsa Indonesia di Sulawesi Tenggara
pada khususnya. Dengan kata lain, upaya membangun Kabupaten Konawe Kepulauan
harus menggandeng pendekatan yang sinergis antara pendekatan keadilan dan
kemandirian ekonomi, dengan pendekatan transformasi sosial-budaya. Keduanya hanya
dapat terwujud bila terdapat langkah-langkah kongkrit untuk memanfaatkan potensi
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang tersedia, serta sebuah format
kebijakan transformasi sosial untuk memanfaatkan potensi keragaman dan dinamika
sosial yang ada ke arah tatanan masyarakat sipil yang dapat menjamin terciptanya
prinsip-prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial, kemandirian, demokratisasi,
toleransi dan pluralisme, serta supremasi hukum.
Untuk itu, dalam lima tahun ke depan (2015 – 2020), kami – Ir.H. Amrullah, M.Si berketetapan hati mewujudkan visi pembangunan di atas, yang secara gramatikal
tercermin dalam 2 (dua) kalimat kunci, yakni : bebas dari belenggu sosial-ekonomi,
serta bebas dari belenggu sosial budaya.

Kalimat ‘bebas dari belenggu sosial ekonomi’ dimaksudkan sebagai sebuah keadaan
atau kondisi dimana warga masyarakat pulau Wawonii memiliki
keberdayaan/kemampuan untuk mengakses pemenuhan kebutuhan dasar mereka
sendiri akan sandang, pangan dan papan.
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 11

Sedangkan kalimat ‘bebas dari belenggu sosial budaya’ mengandung makna sebuah
keadaan atau kondisi dimana warga masyarakat pulau Wawonii memiliki
keberdayaan/ kemampuan untuk mengakses pemenuhan kebutuhan sosial budaya
mereka, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Dengan demikian, sebuah mimpi atau visi tentang “Terwujudnya Tata
Peradaban Masyarakat Wawonii Yang Bebas Dari Belenggu Keterbelakangan
Sosial-Ekonomi dan Sosial Budaya” di Kabupaten Konawe Kepulauan, sebagaimana
yang kami cita-citakan, secara umum mengandung arti sebuah keinginan luhur di masa
depan untuk membangun
tata kehidupan masyarakat Wawonii yang bebas dari ketertinggalan sosial-ekonomi
dalam memenuhi kebutuhan dasar akan sandang, pangan dan papan, serta bebas dari
ketertinggalan sosial budaya dalam memenuhi kebutuhan strategis akan pendidikan
dan kesehatan.
MISI
Untuk mewujudkan visi pembangunan di atas, serta terkait dengan gambaran umum
mengenai isu-isu strategis dan analisis S.W.O.T yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka dalam menjalankan amanah kepemimpinan daerah di Kabupaten Konawe
Kepulauan periode 2015 – 2020, tentunya bila diperkenankan Allah SWT, kami akan
mengemban misi sebagai berikut :
1. Membuka isolasi keterbelakangan dan ketertinggalan pada kawasan
perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau Wawonii dengan penyediaan
infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan dan
kesehatan.
2. Membangun satelit pemerintahan dan ekonomi pada kawasan ibukota Kabupaten
Konawe Kepulauan.
3. Mendorong optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara ramah
lingkungan dan berkelanjutan untuk didedikasikan bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat Konawe Kepulauan ;
4. Mendorong gerakan sosial dan kebudayaan kearah terciptanya tata kehidupan
sosial-politik dan perkembangan peradaban masyarakat Wawonii yang mampu
menjawab tantangan trend nasionalisasi ekonomi dan tata nilai kehidupan nasional
lainnya dengan tetap mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya luhur
masyarakat Wawonii.
5. Mendorong Pembangunan Kawasan wisata.
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 12
STRATEGY DAN PENDEKATAN
A. Strategy Prioritas
Prioritas pembangunan daerah yang akan kami terapkan dalam membangun
Konawe Kepulauan pada lima tahun ke depan (2015 – 2020), akan menggunakan
Strategy Lintas Pembangunan Kawasan berbasis Rantai Ekonomi Masyarakat.
Strategy ini dimaksudkan sebagai rangkaian upaya pembangunan fasilitas
penunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat pada kawasan-kawasan prioritas di
lingkaran pulau Wawonii. Strategy ini akan dilaksanakan dalam dua pendekatan
utama, yakni : (1) pendekatan pembangunan infrastruktur di lingkaran pulau
Wawonii, serta (2) pendekatan pembangunan perkotaan di ibukota Kabupaten
(Langara).
B. Strategy Lainnya
Selain strategy prioritas di atas, dalam membangun Wawonii lima tahun ke depan,
kami juga akan menerapkan dua strategy lain, yakni :
1. Strategy Pembangunan Yang Bertumpu pada Manusia (People Based
Development Strategy)
Strategy ini dimaksudkan sebagai rangkaian upaya pembangunan daerah yang
menempatkan dimensi masyarakat (manusia) sebagai aktor (pelaku), sekaligus
sebagai obyek pencapaian tujuan pembangunan. Strategy ini dilaksanakan
melalui tiga pendekatan, yakni :
a. Pendekatan Partisipasi dan Pemberdayaan, yakni bahwa setiap aktifitas
pembangunan harus dapat mengikut-sertakan masyarakat, khususnya pada
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pengawasan. Selain itu,
pendekatan ini menekankan pada perlunya menumbuh-kembangkan
kemampuan swadaya masyarakat dalam merumuskan inisiatif-inisiatif lokal,
menyusun perencanaan, melaksanakan pembangunan dan mengawasi
jalannya pembangunan dan pemerintahan.
b. Pendekatan Gerakan Sosial mengandung arti bahkan segala aktifitas
pembangunan merupakan bagian dari proses perubahan sosial yang
memerlukan adanya upaya mendorong perubahan sistem nilai budaya,
norma-norma, prilaku dan aturan-aturan khusus ke arah peradaban
masyarakat yang bersifat mendewasakan, memanusiakan, mencerdaskan dan
memberdayakan.
2. Strategy Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Berkelanjutan (Sustainable
Resource Management Strategy)
Strategi ini dimaksudkan sebagai rangkaian upaya reformasi tata kelola potensi
sumberdaya alam (SDA) untuk menjamin terwujudnya interrelasi sinergis antara
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 13
tiga pendekatan utama (trilogi pendekatan) dalam aktifitas eksplorasi dan
eksploitasi SDA, yakni pendekatan ekonomi, pendekatan sosial-budaya dan
pendekatan ekologis.
a. Pendekatan Ekonomi, yakni bahwa setiap aktifitas pengelolaan SDA harus
mampu menjawab kepentingan/kebutuhan ekonomi masyarakat.
b. Pendekatan Sosial, yakni bahwa setiap aktifitas pengelolaan SDA harus
selaras dengan sistem nilai budaya, norma-norma, prilaku dan aturan khusus
yang berlaku di tengah kelompok masyarakat dimana aktifitas pengelolaan
SDA itu berlangsung.
c. Pendekatan Ekologis, yakni bahwa setiap aktifitas pengelolaan SDA harus
dapat menjamin kelestarian lingkungan alam dan kebudayaan lokal.
KEBIJAKAN DAN PROGRAM POKOK
Agenda Pertama
: Pembukaan Isolasi Wilayah
1. Program Peningkatan Jalan dan Jembatan
Program ini diarahkan pada pemberlanjutan pelaksanaan
proyek peningkatan kualitas jalan lingkar pulau Wawonii
beserta proyek pembangunan jembatan, deucker dan goronggorong yang menghubungkan beberapa wilayah terisolir,
terutama di wilayah Wawonii Tenggara, Timur Laut dan
Timur.
2. Program Perbaikan Prasarana dan Sarana Transportasi
Laut
Program ini diarahkan pada proyek peningkatan kualitas
pelabuhan rakyat (terutama dermaga) di Langara, Lansilowo,
Lamongupa, Munse, Mosolo, Waworope dan lain-lain. Selain
itu, pemerintah daerah juga perlu mengadakan sarana kapal
barang dan kapal penumpang yang layak dan berkapasitas
besar untuk mempermudah mobilitas ekonomi masyarakat.
Kapal barang dan penumpang tersebut akan dikelola oleh
Perusahaan Daerah sebagai bagian dari sumber penerimaan
daerah dari sektor Pendapatan Asli Daerah.
Agenda Kedua
: Pembangunan Infra-struktur Penunjang Kegiatan Sosial
Ekonomi dan Sosial Budaya
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 14
1. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Ekonomi
Perdesaan
Program ini diarahkan pada pembangunan fasilitas pasar
desa, pabrik es batu, tempat pendaratan ikan (TPI), jalan
usaha tani dan fasilitas pergudangan hasil pertanian
masyarakat.
2. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dasar dan Menengah
Program ini diarahkan pada penambahan jumlah fasilitas
gedung sekolah dasar dan menengah, serta pengadaan
berbagai fasilitas belajar mengajar, termasuk buku-buku, alat
peraga, laboratorium dan lain-lain. Lewat program ini pula,
Pemerintah Daerah akan menyediakan beasiswa khusus bagi
mahasiswa Wawonii yang hendak melanjutkan pendidikan ke
jenjang S-1 dan S-2.
3. Program Peningkatan Pelayanan Kebutuhan Sosial Dasar
Program ini diarahkan pada penambahan jumlah unit fasilitas
pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), Puskesmas
Pembantu dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) pada
wilayah-wilayah terpencil. Selain itu, melalui program ini,
pemerintah daerah juga akan mengusahakan peningkatan
fasilitas suplay air bersih, penerangan desa (listrik) dan
jaringan telepon seluler.
4. Membangun perekonomian daerah yang mandiri, kokoh
dan berdaya saing
Program ini diarahkan pada Peningkatan kualitas iklim usaha,
mendorong tumbuhnya Home industri, perdagangan dan
investasi.
Meningkatkan
hasil
produksi
pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan darat dan laut guna
menjamin ketersediaan pangan dan kebutuhan pokok
masyarakat.
Peningkatan koperasi, UMKM, usaha mandiri dan usaha
kreatif.
Peningkatan sumber dan nilai pendapatan asli daerah
.
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 15
Agenda Ketiga
: Pembangunan Kawasan Khusus
1. Program Pengembangan Kawasan Perkotaan
Program ini diarahkan pada upaya mengembangkan wilayah
Langara dan sekitarnya sebagai kawasan perkotaan melalui
proyek-proyek pembangunan fasilitas pemerintah daerah,
fasilitas drainase perkotaan, serta berbagai fasilitas umum
lainnya, seperti lapangan sepak bola, alun-alun (taman kota),
gedung pertemuan umum, masjid raya, pasar modern, rumah
sakit, dan lain-lain.
2. Program Inisiasi Pembangunan Kawasan Pelabuhan Laut
Nusantara
Program ini diarahkan untuk mengembangkan sebuah
kawasan pelabuhan laut terbuka berskala Nusantara di
wilayah Wawouso (Wawonii Selatan). Dengan menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak, utamanya pihak
kementrian perikanan dan kelautan, Pemerintah Daerah
sudah mulai dapat menginisiasi gagasan pembangunan
pelabuhan nusantara tersebut pada tahun anggaran 2016
hingga 2020.
3. Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pariwisata
Program ini diarahakan pada Pembangunan, penataan dan
pengembangan objek pariwisata, diwilayah yang memiliki
potensi pariwisata pesisir laut maupun darat dengan kearifan
lokalnya difokuskan pada penataan tata kelola lingkungan
yang lestari, selaras dan bernilai secara ekonomi.
Agenda Keempat
: Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Daerah
1. Program Penguatan Kapasitas Birokrasi
Program ini diarahkan pada upaya mengembangkan tata
kelola unsur-unsur pemerintahan yang baik (good
governance)
yang
meliputi
urusan
pemerintahan,
kelembagaan, personil/aparatur dan sistem pelayanan publik.
Pelaksanaan program pada urusan pemerintahan difokuskan
pada pemberian kewenangan yang seluas-luasnya kepada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melahirkan
gagasan-gagasan kerjasama pembangunan dengan berbagai
stakeholder, termasuk dalam melakukan penggalian dana
secara sah dan konstitusional, serta dalam pelaksanaan
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 16
proyek-proyek pembangunan. Pada urusan kelembagaan,
pelaksanaan program akan difokuskan pada pengayaan tugastugas fungsional yang langsung bersentuhan dengan
pelayanan masyarakat. Pada urusan personil, pelaksanaan
program akan difokuskan pada pembinaan aparatur melalui
pendekatan kinerja serta penempatan pegawai melalui
pendekatan kompetensi. Sedangkan pada urusan pelayanan
publik, pelaksanaan program akan difokuskan pada
penerapan standar pelayanan minimum (SPM).
2. Program Penguatan Tata Kelola Keuangan Daerah
Program ini diarahkan pada penerapan fungsi money follows
function (dana mengikut pada fungsi atau program) dan
transparansi dalam proses penyusunan dan penggunaan
anggaran daerah. Selain itu, melalui program ini, juga akan
diupayakan perluasan sumber-sumber penerimaan daerah
yang baru dari pos pendapatan asli daerah pada sektor
pertanian dan pendidikan, serta perbaikan sistem pelayanan
keuangan hingga tercipta debirokratisasi dan akuntabilitas
pengurusan administrasi keuangan.
Agenda Kelima
: Restorasi Tata Kelola Sumberdaya Alam
1. Program Reformasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya
Tambang dan Bahan Galian
Program ini diarahkan pada upaya menciptakan regulasi di
tingkat lokal untuk mengisi kevakuman hukum dan kebijakan
yang mengatur hak-hak daerah dan penduduk lokal dalam
pengelolaan sumberdaya alam. Arah dari upaya ini tentunya
harus selaras dengan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, namun secara teknis sesuai dengan tuntutan
pemenuhan hak-hak masyarakat lokal. Regulasi dimaksud
terutama ditargetkan berbentuk peraturan daerah dan/atau
peraturan bupati tentang pelaksanaan coorporate social
responsibility (CSR) yang didalamnya antara lain mengatur
tentang sistem advokasi, kelembagaan dan pola distribusi
dana-dana CSR bagi kelompok-kelompok swadaya masyarakat.
2. Program Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Tambang
Program ini diarahkan pada upaya perlindungan atas hak-hak
sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar areal investasi
pertambangan, perikanan dan lain-lain, termasuk hak
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 17
memperoleh dana bantuan CSR (coorporate social
responsibility) untuk pendidikan, ekonomi dan kesehatan dari
perusahaan-perusahaan investasi. Selain itu, melalui program
ini, Pemerintah Daerah Konkep akan memberikan konpensasikonpensasi dan privillege-privillege khusus kepada masyarakat
sekitar areal investasi sebagai insentif tembahan untuk
mengganti kerugian-kerugian materil dan sosial yang
dirasakan oleh masyarakat sehubungan dengan adanya
kegiatan investasi tertetu.
3. Program Perlindungan Lingkungan Hidup
Program ini diarahkan pada kegiatan-kegiatan peningkatan
ketahanan dan kelestarian lingkungan pada beberapa kesatuan
ekosistem strategis yang diperkirakan akan menjadi sasaran
kegiatan ekstraksi sumber daya alam, seperti ekosistem pesisir
pantai dan laut, dan lain-lain, atau pada satuan ekosistem di
dalam dan disekitar kawasan eksploitasi sumberdaya alam,
termasuk pertambangan dan pertambakan. Bentuk kegiatan
dapat berupa reklamasi, reboisasi, penghijauan, audit
lingkungan, penyuluhan lingkungan, pelatihan kader
konservasi, penegakkan hukum
lingkungan, fasilitasi gugatan perwakilan (class action) dan
legal standing untuk kasus-kasus pengrusakan lingkungan, dan
lain-lain. Fokus program restorasi lingkungan akan
dikonsentrasikan pada ekosistem pesisir pantai dan perairan di
daerah Konawe Kepulauan bagian Tengah, Tenggara dan utara.
4. Program Resolusi Konflik Agraria
Program ini diarahkan pada upaya proses mediasi dan resolusi
konflik pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan lahan-lahan
pertanian/ perkebunan/perikanan, baik melalui kegiatan
reclaiming dan redistribusi asset tanah lahan, distribusi lahan,
ganti rugi, dan lain-lain.
Agenda Keenam
: Kampanye Kebudayaan (Cultural Campaign)
1. Program Pembudayaan Prilaku Ekonomi Produktif
Program ini diarahkan sebagai rangkaian gerakan sosial yang
dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan
untuk mendorong peningkatan etos kerja, pengentasan
budaya malas (mongare), peningkatan daya adaptasi terhadap
lingkungan manusia dan alam, serta perubahan tradisi
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 18
ekonomi dari sistem ekonomi subsisten (konsumtik) ke arah
sistem ekonomi investasi.
2. Program “Sejengkal Tanah untuk Budidaya” (STUB)
Program ini diarahkan pada upaya mendorong pemanfaatan
potensi sumberdaya agraria berupa tanah dan lahan untuk
kepentingan investasi pertanian melalui kegiatan budidaya.
Melalui program ini, Pemerintah Daerah Konawe Kepulauan
akan mendorong perubahan paradigma pertanian rakyat dari
pertanian yang bergantung pada kehendak alam, menjadi
pertanian budidaya yang berorientasi komersil.
3. Program Pendidikan Politik Kewarganegaraan (Civic
Education)
Program ini diarahkan pada upaya membangun kesadaran
kritis dan kecerdasan politik masyarakat dalam bernegara,
bermasyarakat dan berbangsa.
Melalui program ini,
pemerintah daerah akan mengkampanyekan prinsip-prinsip
demokrasi, transparansi, keadilan sosial, supremasi hukum
dan partisipasi publik dalam pembangunan daerah.
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 19
PENUTUP
Beberapa strategi, pendekatan, kebijakan dan program pokok yang kami
rumuskan di atas tentu saja adalah sebuah paket gagasan, pemikiran dan rencana
jangka panjang dan jangka pendek tentang bagaimana seharusnya membangun Konawe
Kepulauan (pulau Wawonii) dan membebaskan masyarakat Wawonii dari segala
belenggu ketertinggalan dan keterbelakangan sosial ekonomi dan sosial budaya. Semua
gagasan, pemikiran dan rencana ini akan kami laksanakan secara sungguh-sungguh bila
- tentu saja - masyarakat Wawonii berkenan memberikan mandat dan amanah kepada
kami untuk memimpin Kabupaten Konawe Kepulauan periode 2015 – 2020. Paket
gagasan tersebut pun disadari tidak akan terlaksana tanpa dukungan penuh dari
masyarakat serta tanpa izin dan petunjuk dari Allah SWT.
Dalam menggagas bagaimana harus membangun Konawe Kepulauan, kami telah
sedini mungkin menghindari penggunaan pendekatan kekuasaan (autoritarianisme),
karena pendekatan ini disadari tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Dan
memang sejak awal, munculnya keinginan untuk memimpin Konawe Kepulauan ke
depan, hanya dilandasi oleh niat yang tulus untuk membangun daerah ini, dan
karenanya bukan semata-mata untuk memenuhi ambisi kekuasaan.
Demikian konsepsi pembangunan ini dipaparkan kepada khalayak publik
Kabupaten Konawe Kepulauan, semogga niat baik ini memberi arti bagi kita semua dan
memperoleh Ridha Allah SWT. Amiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Langara, 27 JULI 2015
Calon Bupati Konawe Kepulauan
Kepulauan
2015 – 2020
Ir. H. AMRULLAH, MT
Calon Wakil Bupati Konawe
2015 - 2020
ANDI MUH. LUTFI, SE, MM
Visi – Misi Ir.H. Amrullah, MT - Andi Muh. Lutfi, SE.,MM : Mewujudkan Lingkaran Emas Menuju Konkep 2015 – 2020| 20
Download