3. Saham

advertisement
SAHAM
Oleh:
Ani Hidayati
Pendahuluan
• Saham Biasa (common stock) >>> jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu
kelas saham
• Saham Preferen (preferred stock) >>> jika
perusahaan mengeluarkan kelas lain dari
saham
2
Karakteristik Saham Preferen
1. Preferen terhadap Dividen
• Hak Preferen terhadap Dividen
Hak untuk menerima dividen terlebih
dahulu dibandingkan dengan
pemegang saham biasa
3
Karakteristik Saham Preferen
• Hak Dividen Kumulatif
Hak untuk menerima dividen tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayarkan,
sebelum pemegang saham biasa
menerima dividennya
Dividends in arrears: dividen-dividen
periode lalu yang belum dibagikan dan
akan dibagikan nanti dalam bentuk
dividen kumulatif
4
Karakteristik Saham Preferen
2. Preferen pada Waktu Likuidasi
Hak untuk mendapatkan terlebih dahulu
aktiva perusahaan dibandingkan
dengan saham biasa pada saat terjadi
likuidasi.
Besarnya hak adalah sebesar nominal
saham preferen termasuk semua
dividen yang belum dibayar jika
bersifat kumulatif.
5
Macam Saham Preferen
1. Convertible Preferred Stock
Saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham
biasa.
Contoh 1: Perusahaan mengeluarkan sebanyak
10.000 lembar saham preferen dengan nilai nominal
Jika, Harga Pasar:
sebesar Rp. 10.000,1 lembar Saham Preferen
dikonversi
5 lembar Saham Biasa,
nilai nominalnya Rp.1.000,-
Saham Preferen
Rp.11.000,Saham Biasa
Rp.1.500,Jika, Harga Pasar:
Saham Preferen
Rp.11.000,Saham Biasa
Rp.2.500,-
TIDAK
dikonversi
KONVERSI
6
Macam Saham Preferen
Contoh 2:
Sebanyak 1.000 lembar saham preferen (nilai nominal
Rp. 10.000,-) dikonversi menjadi 5.000 lembar saham
biasa (nilai nominal Rp.1.000,-)
1.000 lembar Saham Preferen * Rp.10.000 = Rp.10.000.000,dikonversi
5.000 lembar Saham Biasa * Rp.1.000,- = Rp.5.000.000,Selisih,
dicatat
Agio Saham Biasa
Rp.5.000.000
7
Macam Saham Preferen
2. Callable Preferred Stock
3.
Saham preferen yang dapat ditebus. Hak kepada
perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali
saham dari pemegang saham pada tanggal tertentu
dimasa mendatang dengan nilai tertentu. Harga tebusan
biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
Floating/ Adjustable-rate Preferred Stock
Saham preferen dengan tingkat dividen yang
mengambang. Tingkat dividen tergantung dari tingkat
return dari sekuritas t-bill (treasury bill). T-bill dianggap
sebagai aktiva yang tidak mengandung resiko,
dgn suku bunga relatif stabil dari waktu ke waktu.
8
Hak Pemegang Saham Biasa
1. Hak Kontrol
Hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan
(dewan direksi) perusahaan.
2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan
bagian dari keuntungan perusahaan,jika perusahaan
sudah membayarkan dividen untuk saham preferen.
3. Hak Preemptif
Hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang
sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan
lembar saham. Hak Preemptif memberi prioritas
kepada pemegang saham lama untuk membeli
tambahan saham yang baru
9
Hak Pemegang Saham Biasa
3.1. Hak Preemptif melindungi hak kontrol.
3.2. Hak Preemptif melindungi harga saham lama dari
kemerosotan nilai.
Keterangan
Jumlah
Nilai Pasar
10.000
Rp.15.000,-
Rp.150.000.000,-
Tambahan saham
baru
2.500
Rp.12.000,-
Rp.30.000.000,-
Setelah tambahan
saham baru
12.500
Rp.14.400,-
Rp.180.000.000,-
Sebelum tambahan
saham baru
Total Nilai Pasar
Setelah tambahan saham baru, nilai pasar turun
menjadi Rp.14.400,- (Rp.180.000.000/12.500).
Mencegah penurunan nilai saham pemilik lama
10
Saham Treasuri
Adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah
dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali
oleh perusahaan yang nanti dapat dijual kembali. Alasan:
• akan diberikan untuk karyawan sebagai kompensasi
dalam bentuk saham,
• meningkatkan volume perdagangan di pasar modal
dengan harapan meningkatkan nilai pasar,
• menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia
untuk digunakan menguasai perusahaan lain,
• mengurangi jumlah lembar saham beredar untuk
menaikkan laba per lembarnya,
• mengurangi kemungkinan pengambilan alih tidak
bersahabat.
11
[email protected]
Nilai Saham
1. Nilai Nominal (par value). Nilai yang ditetapkan untuk
masing-masing lembar saham. Hanya diperlukan untuk
kepentingan hukum.
2. Agio Saham (additional paid-in capital/ in excess of par
value). Selisih nilai nominal saham dengan yang dibayar
oleh pemegang saham kepada perusahaan
3. Nilai Modal Disetor (paid in capital). Total yang dibayar
oleh pemegang saham atau penjumlahan total nilai nominal
ditambah agio saham.
4. Laba Ditahan (retained earnings). Laba yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham yang
diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai
sumber dana internal.
12
Nilai Saham
5. Nilai Buku (book value). Nilai buku per lembar saham
adalah aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham
dengan memiliki satu lembar saham.
Total Ekuitas
Nilai buku per lembar =
Jumlah saham beredar
Contoh 3: 1 Januari 20x1 perusahaan mengeluarkan 8.000
lembar saham biasa nilai nominal Rp.5000,- dengan harga
Rp.8.000,-.
Modal saham biasa (8.000 x Rp.5.000)=Rp.40.000.000
Kas yang diterima (8.000 x Rp.8.000) = Rp. 64.000.000
Agio saham biasa = Rp.24.000.000
13
Nilai Saham
Contoh 4: 1 September 20x1 perusahaan membeli kembali
saham biasa yang beredar sebagai saham treasuri sebanyak
1.000 lembar dengan harga pasar Rp.15.000,Saham treasuri (1.000 x Rp.15.000) = Rp.15.000.000
Contoh 5: 1 Desember 20x1 sebanyak 200 lembar saham
treasuri dijual kembali dengan harga Rp.17.500,- per
lembarnya
Modal saham treasuri (200 x Rp.15.000) = Rp.3.000.000
Kas yang diterima (200 x Rp.17.500)=Rp.3.500.000
Agio saham treasuri = Rp.500.000
Pada 31 Desember 20x1, saham treasuri perusahaan
14
adalah 800 lembar dengan nilai Rp.12.000.000,-
Nilai Saham
Jumlah saham biasa yang beredar adalah 7.200 lembar, sbb:
1 Januari
= 8.000 lembar
1 September = (1.000) lembar
1 Desember = 200 lembar
Apabila laba ditahan pada akhir tahun adalah Rp.5.500.000,-, maka
nilai buku per lembar saham biasa Rp.8.056,- (Rp.58.000.000,-/
7.200lbr) nampak pada neraca:
Modal Disetor:
Saham biasa, nominal Rp.5.000,Total Modal Saham
Tambahan Modal Disetor:
Agio Saham biasa
Agio Saham treasuri
Total Tambahan Modal Disetor
Total Modal Disetor
Laba Ditahan
Total Modal Disetor& Laba Ditahan
Saham Treasuri (800lbr*Rp.15.000,-)
Total Ekuitas
Rp.40.000.000,Rp.40.000.000,Rp.24.000.000,Rp.500.000,Rp.24.500.000,Rp.64.500.000,Rp.5.500.000,Rp.70.000.000,(Rp.12.000.000,-)
Rp.58.000.000,-15
Nilai Saham
Bagaimana jika Disagio?
16
Nilai Saham
Contoh 6: Perusahaan juga mengeluarkan 1.000 lbr saham preferen dengan
nilai nominal Rp.10.000,-, deviden dibayar kumulatif 7% telah diotorisasi. 800
lbr saham preferen dijual dengan harga Rp.15.000,- per lembar.
Modal saham preferen (800 x Rp.10.000)=Rp.8.000.000
Kas yang diterima (800 x Rp.15.000)=Rp.12.000.000
Agio saham preferen = Rp.4.000.000
Modal Disetor:
7% Saham preferen, nominal Rp.10.000,- Rp.8.000.000,Saham biasa, nominal Rp.5.000,Rp.40.000.000,Total Modal Saham
Rp.48.000.000,Tambahan Modal Disetor:
Agio Saham Preferen
Rp.4.000.000,Agio Saham biasa
Rp.24.000.000,Agio Saham treasuri
Rp.500.000,Total Tambahan Modal Disetor
Rp.28.500.000,Total Modal Disetor
Rp.76.500.000,Laba Ditahan
Rp.5.500.000,Total Modal Disetor& Laba Ditahan
Rp.82.000.000,Saham Treasuri (800lbr*Rp.15.000,-)
(Rp.12.000.000,-)
Total Ekuitas
Rp.70.000.000,-17
Nilai Saham
Bagaimana jika terdapat deviden tidak
dibayarkan?
18
Nilai Saham
Contoh 7: Misal lamanya dividen untuk saham preferen
yang berada di arrears adalah 1 tahun. Nilai ekuitas saham
preferen sbb:
Nominal saham preferen (800 x Rp.10.000)=Rp.8.000.000
Deviden in arrears (800 x 7% x Rp.10.000) = Rp.560.000
Ekuitas saham preferen
Rp.8.560.000
Nilai buku saham biasa adalah Rp.8.533,- per lembar
(Rp.70.000.000 – Rp.8.560.000)/7.200
19
Nilai Saham
Contoh 8: Jika nilai tebusnya (call price) diketahui misal,
nilai tebusnya Rp.12.500,- per lembar maka nilai ekuitas
saham preferen sbb:
Nominal saham preferen (800 x Rp.12.500)=Rp.10.000.000
Deviden in arrears (800 x 7% x Rp.10.000) =
Rp.560.000
Ekuitas saham preferen
Rp.10.560.000
Nilai buku saham biasa adalah Rp.8.256,- per lembar
(Rp.70.000.000 – Rp.10.560.000)/7.200
20
Nilai Saham
6. Nilai Pasar (market value). Harga saham pada saat
tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham bersangkutan di pasar bursa.
7. Nilai Intrinsik (intrinsic value)/ Nilai Fundamental
(fundamental value). Analisis untuk menghitung nilai
intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan
perusahaan (laba, dividen yang dibayar, penjualan, dsb).
7.1. Pendekatan Nilai Sekarang
Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan
mendiskontokan nilai-nilai arus kas dimasa
depan menjadi nilai sekarang, sbb:
∞
Po=nilai sekarang perusahaan
Po =
Σ (Arus Kast) / (1+k)t
t=1
k=suku bunga diskonto
t=periodde waktu ke t dari t=1 sampai
dengan ∞
21
Nilai Saham
Model Diskonto Dividen. Merupakan model untuk menghitung
nilai intrinsik saham dengan mendiskontokan arus dividen
masa depan ke nilai sekarang
∞
Po = Σ (Divident) / (1+k)t
t=1
Po=nilai sekarang perusahaan
k=suku bunga diskonto
t=periodde waktu ke t dari t=1 sampai
dengan ∞
Po = [(Dividen1) / (1+k)1] + [(Dividen2) / (1+k)2] +.....+ [(Dividen∞) / (1+k)∞]
22
Nilai Saham
Contoh 9: Perusahaan membayar dividen selama 5 periode
dengan tingkat bunga diskonto konstan sebesar 20% tiap
periode. Nilai intrinsik saham per lembar adalah…
Periode Dividen ke-t
Dividen (USD)
1
2
1.000
3
1.500
4
0
5
750
2.100
Po=[(1.000)/(1+0.2)1] + [(1.500)/(1+0.2)2] + 0 + [(750)/(1+0.2)4] + [(2.100)/(1+0.2)5]
Po=Rp.3.081
Contoh 10: Perusahaan membayar dividen konstan
sebesar 1.000 USD tiap tahunnya, dengan tingkat
diskonto per tahun 20%. Nilai intrinsik saham per lembar
adalah…
Po = [1.000 / 0.2 ] = Rp.5.000
23
Nilai Saham
Contoh 11: Perusahaan membayar dividen sebesar 1.000
USD. Seorang investor menginginkan return sebesar 20%
per tahunnya dan mengharapkan dividen dibayar dengan
pertumbuhan sebesar 5% per tahun. Nilai intrinsik saham
adalah…
k=tingkat bunga diskonto/tingkat pengembalian yang diinginkan
Po = D0(1+g) / [k-g]
g=pertumbuhan deviden
P0 = [1.000 (1+0.05)] / [0.2-0.05] = 7.000
Undervalued, jika harga pasar lebih rendah dari nilai intrinsik
Overvalued, jika harga pasar lebih besar dari nilai intrinsik
24
Nilai Saham
Kesimpulan:
1. Hubungan antara nilai intrinsik dengan dividen per
lembar adalah positif.
2. Hubungan antara nilai intrinsik dengan pertumbuhan
dividen (g) adalah positif
3. Hubungan antara nilai intrinsik dengan tingkat bunga
diskonto (k) adalah negatif
25
Nilai Saham
Contoh 12: Seorang investor menginginkan return sebesar
20% per tahunnya dan pertumbuhan dari dividen sebesar 5%
diperkirakan akan terjadi mulai tahun ke-5. Jika sebelum
tahun ke-5 diperkirakan perusahaan membayar dividen
konstan sebesar 1.000 USD. Nilai intrinsik saham sebesar…
Po =
n
Σ [(D0) / (1+k)t] + [[D0(1+g) / (k-g)] / (1+k)n]
t=1
P0 = [(1.000/(1+0.2)1) + (1.000/(1+0.2)2) + (1.000/(1+0.2)3) +
(1.000/(1+0.2)4)] + [7.000/(1+0.2)5] = 5.964
26
Nilai Saham
Contoh 13: Investor memperkirakan perusahaan akan
membayar deviden konstan selama 3 tahun, dengan asumsi
suku bunga diskonto 20% tiap tahun. Dividen tiap lembar
saham tahun sekarang Rp.500,-.Pada tahun ke-3 investor
akan menjual saham dengan harga Rp.12.000,-. Nilai intrinsik
saham adalah…
Po =
n
Σ [(D0) / (1+k)t] + [Pn / (1+k)n]
t=1
P0 = [(500/(1+0.2)t) + [12.000/(1+0.2)3] = 7.998
Ket: t = 3 tahun
27
Nilai Saham
Contoh 14: Perusahaan membayar dividen selama 5 periode
dengan tingkat bunga diskonto konstan sebesar 20% tiap
periode. Diperkirakan pada akhir tahun ke-5 investor dapat
menjual saham sebesar Rp.5.000. Nilai intrinsik saham per
lembar adalah…
Periode Dividen ke-t
Dividen (USD)
1
2
1.000
3
1.500
4
0
5
750
2.100
Po = [(1.000)/(1+0.2)1] + [(1.500)/(1+0.2)2] + 0 + [(750)/(1+0.2)4] +
[(2.100)/(1+0.2)5] + [(5.000)/(1+0.2)5] = Rp.5.090
28
Nilai Saham
Undervalued,
jika harga pasar lebih rendah dari nilai intrinsik
Overvalued,
jika harga pasar lebih besar dari nilai intrinsik
29
Nilai Saham
7.2. Pendekatan PER (price earnings ratio)
Contoh 15: Harga pasar dari suatu saham Rp.20.000, laba
bersih Rp.5.000 per lembarnya per tahun.
PER = (20.000/5.000)
= 4x
Contoh 16: Laba bersih per lembar saham yang diestimasi
untuk periode selanjutnya (E1) adalah sebesar Rp.2.500.
Harga pasar saham Rp.20.000. Investor memperkirakan PER
untuk saham ini adalah 10. Nilai intrinsik….
P0 = (P0/E1) * E1
= 10 * Rp.2.500
= Rp.25.000
30
Nilai Saham
Kesimpulan:
1. PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran
dividen terhadap earnings (D1 / E1)
2. PER berhubungan negatif dengan tingkat
pengembalian yang diinginkan (k)
3. PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan
dividen (g)
31
Download