filsafat dan ilmu dalam islam

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PENDIDIKAN
AGAMA
ISLAM
Islam, Filsafal dan Ilmu
Pengetahuan
Fakultas
Program Studi
Fakultas?
Program
Studi
TatapMuka
08
Kode MK
DisusunOleh
Kode MK?
Dra. Eva Maulina. M.M
Abstract
Kompetensi
- Berpikir secara mendalam bebas
objektif dan rasional tidak dilarang
oleh Al-qur’an .
- Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an
yang mendorong manusia untuk
mengembangkan
Ilmu
pengetahuan dan berpikir Filosofi
-
Mahasiswa
dapat
menjelaskan
pengertian dan tujuan filsafat
Mahasiswa
dapat
memahami
dorongan Islam untuk belajar dan
meneliti
2
MODUL 8
FILSAFAT DAN ILMU DALAM ISLAM
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia
telah
menciptakan
manusia
dari
‘alaq.
Bacalah,
dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia)
dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.1
QS. al-Alaq (96): 1-5
Islam sebagai agama fitrah mengajak manusia untuk mnggunakan akal dan
berpikir serta merenungkan segala sesuatu yang dilihat dan dialami. Bila ajakan
ini dilakukan dengan baik akan mengantarkan manusia kepada kesadaran
terhadap hakikat kehidupannya sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi.
Amanah yang diberikan oleh Allah itu (sebagai khalifah-Nya di bumi) akan dapat
dilaksanakan semestinya jika manusia selalu konsisten dan cinta kepada
kebenaran serta memiliki ilmu pengetahuan.
A. PENGERTIAN FILSAFAT DAN ILMU SERTA TUJUANNYA
Falsafah (bahasa Arab) berasal dari bahasa Yunani yaitu kata
philosophia. Philo atau philein berarti cinta atau suka dan ingin, sophia
berarti pengetahuan, kebijaksanaan (hikmah, wisdom)2 jadi philosophia
artinya cinta kebijaksanaan. Orang yang cinta kepada kebijaksanaan,
pengetahuan atau kebenaran disebut philosophos atau dalam bahasa Arab
failasuf.
2016
2
Pecinta
pengetahuan
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
atau kebenaran
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
adalah
orang
yang
3
menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau orang
yang mengabdikan dirinya kepada pengetahuan dan kebenaran.
Kata falsafah dalam bahasa Yunani maknanya dapat disamakan
dengan kata hikmah dalam bahasa Arab. Hikmah artinya tali kendali untuk
kuda guna mengekang keliaran dan kenakalannya. Dari sini diambil kata
hikmah dalam arti pengetahuan atau kebijaksanaan karena hikmah itu
menghalangi orang yang memilikinya dari perbuatan-perbuatan yang rendah
dan hina.3 Hikmah adalah hidayah Allah Yang besar dan tidak mudah untuk
dimiliki karena ia didapat melalui akal dan metode-metode berpikir tertentu
serta datangnya hikmah bukan hanya dari pengelihatan indra tetapi juga dari
mata hati (QS. (2) : 269 dan (22) : 42).
Pegertian falsafat secara terminologi telah dirumuskan ke dalam
formulasi yang bermacam-macam. Di antara rumusan itu adalah; filsafat, ilmu
yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ke Tuhanan,
alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan
itu.4 Dari definisi ini dapat dikatakan bahwa berfikir secara filosofis adalah
berfikir haruslah sedalam-dalamnya, bebas, objektif, rasional, menyeluruh
dan dilaksanakan dengan teliti.
Pegertian
filsafat
baik
secara
etimologis
maupun
terminologis
mengingatkan kita bahwa tujuan filsafat adalah mencari kebenaran dan
hakikat
sesuatu
atau
mencari
jawaban-jawaban
yang
umumnya
dipertanyakan seperti siapakah manusia itu?, apakah hidup ini sebenarnya?5
dan apakah ada pencipta alam semesta ini dan jika ada siapa?. Pertanyaan
terakhir ini dicontohkan oleh Nabi Ibrahim sewaktu beliau mencari Tuhan dan
meyakinkan kaumnya terhadap keberadaan Allah dengan metode tanya
jawab melalui pemikiran kritis dialektis (QS. (6) : 75 – 79 dan (21) : 57 – 67).
Sebagian orang beranggapan bahwa falsafah tidak ada gunanya
karena hanya akan membawa kepada kekufuran dan pengingkaran agama.
Anggapan itu ada benarnya karena memang banyak aliran falsafah.6 yang
cenderung dan bahkan berkesimpulan bahwa Tuhan tidak ada, agama tidak
ada gunanya, atau sekurang-kurangnya beranggapan bahwa manusia tidak
membutuhkan Tuhan untuk dapat hidup dengan layak. Tetapi dari sisi lain
juga ditemukan banyak di antara aliran falsafah yang tetap berujung pada
4
keimanan dan banyak filosof yang sangat kuat keyakinannya pada Tuhan.
Seperti yang dikatakan oleh Syekh Nadim Al-Jisr bahwa filsafat menjadi jalan
keimanan pada Tuhan.7 dan mengadakan penyelidikan tentang alam wujud
serta
memandangnya
sebagai
jalan
untuk
menemukan
zat
yang
membuatnya.8 Oleh sebab itu falsafah bagaikan pisau tajam yang bermata
dua. Ia dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia tetapi sebaliknya
dapat pula membahayakan dirinya jika salah dalam menggunakannya.
Di samping manusia diperintahkan untuk berpikir dan merenungkan
segala sesuatu yang ada di sekitarnya dan juga diperintahkan untuk memiliki
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu ‘alima, ya’lamu, ilman (ilmu)
yang berarti tahu atau pengetahuan. Secara terminologis ilmu pengetahuan
ialah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai
suatu lapangan pengalaman tertentu yang disusun demikian rupa menurut
asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan; suatu sistem dari berbagai
pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaanpemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode-metode
tertentu.9 seperti induksi dan deduksi. Secara garis besarnya ilmu
pengetahuan dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai hasil atau produk
berpikir dan sebagai kegiatan pengembangan daya pikir itu sendiri. Sebagai
hasil atau produk berpikir maka ilmu adalah merupakan sekumpulan
pengetahuan yang disusun secara sistematis, bermetode dan kebenaran
serta ketepatanya dapat diuji secara empiris, dapat diriset dan dieksperimen.
Inilah yang lazim disebut sebagai ilmu pengetahuan yang mempunyai objek
materi dan objek forma.10 Dari segi materinya, maka sasaran ilmu
pengetahuan adalah alam, manusia dan agama. Ilmu pengetahuan
membahas sasaran-sasarannya itu dengan meninjaunya dari berbagai sudut
pandangan atau aspek tinjauan yang disebut objek forma. Objek forma inilah
yang membedakan antara suatu ilmu pengetahuan dengan ilmu pengetahuan
lainnya. Ilmu sebagai kegiatan dan pengembangan daya pikir merupakan
cerminan aktivitas dan kegiatan berfikir yang dinamis dan tidak statis. Ditinjau
dari segi ini, maka setiap kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang
apapun selama hal itu terbatas pada objek empiris dan pengetahuan itu
diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah adalah sah untuk disebut
keilmuan.
2016
4
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5
Keharusan untuk menuntut dan menguasai ilmu pengetahuan di
samping bertujuan mempertajam daya nalar juga untuk mempertahankan
dan mempermudah kehidupan manusia melalui pengelolaan, penguasaan
dan pemanfaatan sumber daya alam serta ilmu akan mengiring manusia
untuk lebih beriman dan beramal shaleh serta mendekatkan diri kepada
Allah.
B. DORONGAN ISLAM UNTUK BERPIKIR FILOSOFIS DAN BELAJAR
SERTA MENELITI
Berpikir secara mendalam, bebas, objektif, rasional, menyeluruh dan
teleti tidak dilarang oleh al-Qur’an. Bahkan sebaliknya al-Qur’an secara tegas
memberi kemungkinan-kemungkinan bagi pemikiran-pemikiran filosofis (QS.
[7] : 185 dan [59] : 2). Dalam Islam belajar itu adalah kewajiban. Wahyu
pertama yang diterima Nabi Muhammad surat al-Alaq ayat 1-5 mengandung
perintah Allah kepada manusia agar membaca, menulis dan meneliti.
Membaca adalah sarana untuk mengerti, memahami, dan mengembangkan
serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Membaca tidak berarti membaca
tulisan tetapi juga memikirkan, merenungkan kejadian-kejadian alam
semesta. (QS. [3] : 190-191).
Ayat-ayat yang berhubungan dengan gejala alam semesta perlu dikaji
lebih mendalam agar manusia mendapat manfaat yang lebih besar dari ayatayat tersebut. Banyak sekali ayat yang mendorong manusia supaya
menggunakan akal, mengamati dengan benar, harus berfikir secara
mendalam, harus ada keinginan bertanya dan mencari jawaban yang sesuai
dengan yang diamati. Di antara contoh ayat yang mendorong untuk meneliti
dan menggunakan nalar adalah surat Yunus ayat 101. Artinya “Katakanlah
(hai Rasul) perhatikanlah dengan nalar apa-apa yang ada di langit dan di
bumi”.11 Manusia diperintahkan oleh Allah untuk melihat semua yang ada di
langit dan di bumi serta menganalisanya dengan nalar apa saja yang
dilihatnya. Hal-hal yang akan dianalisa ialah seperti yang disebutkan dalam
surat ar-Ra’d ayat 3-4. Artinya “Dan Dialah Allah yang membentangkan
bumi dan menjadikan gunung-gunung serta sungai-sungai. Dan
menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan. Allah
menutupkan malam pada siang. Sesungguhnya yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkannya.
6
Dam di bumi itu terdapat bagian-bagian yang berdampingan dan kebunkebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan
yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan
sebagian tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berfikir”.12
Bagi orang awam ayat-ayat tersebut pengertiannya cukup seperti yang
tersurat, tetapi para ilmuwan akan dapat mengungkapkan lebih banyak dan
lebih mendalam lagi tentang apa yang tersirat dalam kalimat-kalimat ayat
tersebut. Bila dipilah-pilah ayat tersebut mengandung banyak petunjuk
tentang prinsip-prinsip dasar ilmu bumi dan ilmu pertanian.
Allah menegur dan menanyakan tentang penggunaan nalar kita sebagai
manusia serta memberikan isyarat apa yang harus diperhatikan. Surat alGhaasyiyah
ayat
17-20.
Artinya
“Maka
apakah
mereka
tidak
memperhatikan unta bagaimana ia di ciptakan ? langit bagaimana ia
ditinggikan ?, gunung-gunung bagaimana ia ditegakan ?, dan bumi
bagaimana ia dihamparkan”.13 Orang yang mau melaksanakan perintah
Allah (dalam ayat di atas) dan melakukan penelitian dengan tekun akan
memperoleh pengetahuan dalam bidang biologi, fisika dan geografi.
Pengetahuan
ini
membantu
manusia
dalam
mengenali
alam
dan
lingkunganya baik yang hidup seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
maupun benda mati seperti langit, gunung, tanah dan sebagainya.
Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan yang diperintahkan dalam Islam.
Dengan melakukan penelitian maka hal-hal yang semula belum diketahui
menjadi diketahui, hal-hal yang semula belum terungkap menjadi terungkap.
Apa bila seseorang dalam penelitiannya menemukan hal yang baru dan baik
maka orang tersebut akan mendapatkan pahala dan penghargaan yang
tinggi dari Allah, karena hasil penelitian itu akan bermanfaat untuk kehidupan
manusia.
Ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang sistematis
dan dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian dengan metode tertentu
dan dapat diteriama oleh rasio. Dalam ilmu pengetahuan alam misalnya,
orang menggumpulkan pengetahuan itu dengan mengadakan pengamatan
atau observasi, pengukuran atau pengukuran data dari alam sekitar, baik
yang hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan maupun yang tidak
2016
6
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7
bernyawa seperti bintang, matahari, gunung, lautan dan benda-benda lain
yang ada di alam ini. Data yang dikumpulkan dari berbagai observasi dan
pengukuran pada gejala alamiah itu dianalisa, kemudian diambil kesimpulan
yang dapat diterima nalar. Seluruh proses mulai dari pengamatan dan
pengukuran sampai analisa dan pengambilan kesimpulan dapat diistilahkan
dengan intizhar suatu kata yang ada hubungannya dengan nazhar dan
semakna dengan nalar.
Di antara ciri ilmu pengetahuan alam ialah bahwa ia disusun atas dasar
intizhar pada gejala-gejala ilmiah yang dapat diperiksa berulang-ulang dan
bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah seperti perjalanan atau
perubahan posisi pelanet-pelanet di alam raya ini. Bila gejala-gejala yang
diteliti serupa maka biasanya dapat ditarik kesimpulan yang umum mengenai
fenomena-fenomena alamiah itu dan kesimpulan yang menyatakan sifat serta
kelakuan alam pada kondisi tertentu dinamakan sunatullah, yang biasanya
juga disebut hukum alam. Sunatullah ini melukiskan bagaimana alam
bertingkah laku pada kondisi tertentu. Karena dalam penelitian dilakukan
pengukuran-pengukuran terhadap besaran-besaran pisik misalnya jarak,
kecepatan, suhu, arus listrik dan sebagainya, maka ilmu yang dihasilkannya
bersifat objektif kuantitatif dan hukum-hukumnya dapat dirumuskan secara
matematis.
Teknologi adalah penerapan ilmu pengtahuan secara sistematis untuk
mempengaruhi alam di sekeliling dalam suatu proses produktif ekonomis
untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Misalnya
teknologi
pembuatan
mesin,
pembuatan
obat-obatan,
pembuatan
beranekaragam bahan, termasuk bahan makanan dan sebagainya adalah
hasil penerapan ilmu fisika, kimia, biologi dan ilmu-ilmu kealaman lain yang
mendukung.
C. SUMBER DAN KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
Sumber fisafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam adalah wahyu dan
akal pikiran manusia. Keduanya tidak bertentangan. Manusia dengan bebas
dapat mengembangkan akalnya asal saja dalam pengembangan itu tetap
terikat pada wahyu dan tidak boleh bertentangan dengan syari’at.
Dalam Islam dikenal istilah ayat qauliyah dan ayat kauniah. Ayat
qauliyah terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan firman atau
wahyu Allah dan sabda Rasullah SAW. Dari ayat ini akan lahir ilmu-ilmu yang
8
selama ini disebut ilmu-ilmu agama seperti ilmu tafsir, ilmu ushuluddin, ilmu
fikih dan lain-lain. Ayat kauniyah terdapat di alam raya ini, dan merupakan
ciptaan Allah. Ayat ini akan melahirkan berbagai macam cabang ilmu
pengetahuan yang selama ini dikenal dengan ilmu-ilmu umum seperti filsafat,
fisika, kimia, biologi, farmasi, geografi, kedokteran, psikologi, antropologi,
sosiologi, politik, ekonomi, teknik dan sebagainya. Dalam pandangan Islam
kedua ayat ini tidak mungkin bertentangan karena berasal dari sumber yang
sama. Firman Allah tidak mungkin bertentangan dengan ciptaan-Nya. Bila
kelihatan bertentangan perlu dipahami mungkin ada sesuatu yang keliru atau
kesalahan yang belum diketahui.
Berdasarkan kategori ayat pada ayat qauliah dan kauniah seperti yang
dijelaskan di atas, para ahli dalam Konperensi Pendidikan Islam Se Dunia
tahun 1977 di Mekah membagi ilmu menurut pandangan Islam menjadi dua
yaitu ; perennial knowledge atau ilmu abadi dan acquired knowledge atau
ilmu perolehan.14 Yang dimaksud ilmu pengetahuan abadi adalah ilmu yang
langsung berasal dari wahyu Ilahi yang diperjelas oleh Sunnah Nabi
Muhammad yang sekarang dapat dikaji dari al-Qur’an. dan kitab-kitab Hadis
yang shahih. Yang dimaksud ilmu pengetahuan perolehan adalah ilmu yang
diperoleh dengan akal manusia melalui penelitian yang dilakukan oleh para
ahli. Dalam kategori ilmu perolehan ini termasuk ilmu-ilmu kealaman, ilmu
sosial dan budaya serta ilmu-ilmu keterampilan (teknologi) dengan segala
cabang dan rantingnya.
Kedua macam ilmu ini harus menjadi materi pendidikan Islam agar
manusia muslim memiliki wawasan hidup yang terpadu dan menyeluruh.
Semua kurikulum pendidikan Islam seyogianya mencangkup kedua ilmu yang
berasal dari kedua sumber tersebut, tidak hanya memuat apa yang biasanya
disebut ilmu-ilmu agama yang berasal dari al-Qur’an dan Sunnah serta
semua yang biasa diambil keduanya saja, seperti yang dilaksanakan dalam
sistem pendidikan Islam tradisional selama ini. Dalam sistem pendidikan
yang berasaskan paham sekuler (sekularisme), perennial knowledge yang
berwujud wahyu tidak diakui sebagai ilmu. Dalam sistem ini wahyu Allah tidak
mendapat tempat di dunia pendidikan, karena tidak diakui sebagai sumber
ilmu pengetahuan. Bahkan dalam sistem pendidikan yang berdasarkan
paham sekuler itu, wahyu dipertentangkan dengan
ra’yu, dan iman
dipertentangkan dengan ilmu. Klasifikasi ilmu dalam dunia pendidikan yang
2016
8
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9
berpaham sekuler seperti yang dikemukakan di atas, berbeda dengan
klasifikasi ilmu menurut ajaran Islam.
Menurut ajaran Islam ra’yu dan wahyu, akal dan iman, ilmu dan agama,
tidak boleh dipertentangkan atau dipisahkan. Keduanya mempunyai tempat
sendiri dalam pendidikan dan dalam kehidupan manusia. Ra’yu atau akal
tidak dapat disamakan dengan wahyu, apa lagi diletakan di atasnya, karena
kemampuan ra’yu atau akal manusia itu terbatas, sedangkan wahyu sebagai
firman Allah tidak terbatas meliputi segala ruang dan waktu serta menjadi
dasar segala-galanya. Yang dapat dilakukan adalah membedakannya seperti
yang telah dilakukan oleh Ibnu Khaldun dengan istilah aqal dan naqal, atau
oleh al-Ghazali dengan istilah ladunni dan insani atau oleh tokoh pemikir
Islam Nadjib Alatas dengan ilmu fardhu’ain dan ilmu fardhu kifayah15 atau
perennial knowledge dan acquired knowledge seperti yang disebutkan di
atas.
Ilmu abadi yang berwujud wahyu Ilahi harus menjadi panduan dan
rujukan semua ilmu perolehan manusia, karena wahyu Ilahi itu mengandung
nilai yang dapat menuntun ilmu pengetahuan kepada yang lebih bermanfaat.
Dalam Konperensi Pendidikan Islam Se Dunia yang diselenggarakan di
Islamabad, Pakistan pada tahun 1980 tujuan pendidikan Islam untuk
mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam keperibadian manusia secara
total dan memberikan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala
aspeknya secara spiritual, intelektual, imajinatif, fisikal baik secara individual
maupun secara kolektif di samping memotivasi semua aspek tersebut ke
arah kebaikan dan kesempurnaan.16 Pembagian ilmu yang dikemukakan
dalam Konperensi Pendidikan Islam Pertama Di Mekah perlu dijabarkan
dalam kurikulum / silabus yang akan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan
Islam.
D. SUMBANGAN ISLAM TEHADAP PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN ILMU
PENGETAHUAN
Secara umum dapat dikatakan bahwa jasa para sarjana Islam dalam
bidang filsafat dan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Menterjemahkan
dan
menyebarluaskan
peninggalan
Yunani
sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan dan kemajuan di dunia Barat hingga saat ini.
10
2. Memperluas pengamatan dalam bidang ilmu ke dokteran, ilmu obatobatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuhtumbuhan.
3. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar. Dalam hal ini
sumbangan para sarjana Islam lebih maju dari pada pendahulunya.17
Sumbangan
Islam
terhadap
perkembangan
filsafat
dan
ilmu
pengetahuan di samping banyaknya ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad yang mendorong manusia untuk berfikir filosofis dan menguasai
serta mengembangkan ilmu pengetahuan juga kelihatan dari penemuanpenemuan para filosof dan ilmuan-ilmuan muslim pada masa kejayaannya ( +
650 – 1250 M ). Di antara bidang ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh para
ilmuwan muslim adalah :
1. Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pasti dan ilmu pengetahuan alam telah mendapat perhatian
besar dari umat Islam terutama pada masa daulah Umayyah dan
Abbsiyah. Di antara tokoh-tokoh ilmu pasti dan ilmu pengetahuan alam
adalah :
a.
Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan ( + 700 – 777 M ), salah seorang
tokoh terbesar di dalam sejarah kimia.18 dan ia telah banyak
melakukan
percobaan
tentang
sublimasi,
pemerasan,
pembasian, pengasaman dan penyulingan.19 Ia penemu asam
karbid menyumbangkan teori penguapan dan persenyawaan,
pembutiran dan pelelehan.20 Jabir yang namanya dilatinkan
menjadi Geber adalah perintis empirisme sebagai metodologi
ilmiah21.
Ia
memiliki
laboratorium
pribadi
di
rumahnya
(Damaskus), di sana tersedia alat-alat percobaan seperti tungku
untuk memanaskan logam, lesung untuk menggiling bahanbahan, timbangan untuk menakar bahan-bahan yang akan
dicampur dan lain-lain.22
b.
Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi lahir di Khawarizm,
Uzbekistan pada tahun 780 M dan wafat pada tahun 850 M di
Bagdad.23 Al-Khawarizmi (825 M) menyusun buku Aljabar. (nama
bukunya Al-Jabr Wal Mukabala = pengutuhan kembali dan
2016
10
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
11
pembandingan)
dan
buku
tentang
perhitungan
biasa
(arithmetics). Buku-buku ini menjadi pembuka jalan untuk
mempergunakan cara desimal dan menjadi buku standar untuk
beberapa abad lamanya di Eropa.24 Ia dianggap bapak Aljabar. Ia
juga telah memberikan beberapa rumus ilmu ukur seperti rumus
segi tiga dan ia pula yang menyusun daftar logaritma dan
hitungan persepuluhan.25
c. Abu Raihan Ibnu Ahmad Al-Biruni. Ia telah membahas tentang
sinar dan teori pecahnya sinar, warna-warni dan optika. Ialah
yang mengoreksi pendapat Euclides yang keliru, bahwa benda
menjadi terlihat karena mata memancarkan sinar kepada benda.
Ia menegaskan bahwa justru sebaliknyalah, benda menjadi
terlihat karena benda memantulkan sinar kepada mata dan
mengenai lensa mata.26 Teori ini dipakai orang sampai sekarang
dan atas dasar teori itu ahli-ahli astronomi seperti Galile Galileo
membuat teropong bintang untuk mengobserfasi keruang
angkasa.
d.
Ali Al-Hasan Ibnu Al-Haitsam, beliau lahir di Basrah (Irak) tahun
965 M. dan wafat 1038 M. Ia di samping ahli fisika juga ahli
teknik, sehingga beliau di panggil orang al-Muhandis yang
berarti teknikus. Beliaulah yang mambangun kubah Universitas
al-Azhar di Kairo. Karangan ilmu Haitsam berjumlah 200 judul, 47
judul diantaranya berisi masalah dan thabi’ah (fisika), 58 judul
mengenai hindasah (teknik), sedangkan yang selebihnya berisi
bermacam-macam ilmu pengetahuan.27 Ia telah menemukan
bentuk lengkung yang ditempuh cahaya ketika merambat di
udara. Dengan demikian ia dapat menetapkan bahwa kita melihat
cahaya bulan dan mata hari sebelum benda-bendanya betul-betul
tampak
di
cakrawala.28
Demikian
pula
kita
masih
dapat
melihatnya di Barat setelah keduanya terbenam. Lebih lanjut
beliau mengatakan cahaya memancar dari sumbernya ke segala
arah dalam bentuk garis lurus. Cahaya tidak dapat dilihat dengan
langsung.
Debu-debu
yang
berterbangan
di
udara
yang
memantulkan cahaya ke mata kita, debu-debu (partikel-partikel)
itulah yang membuat udara terang benderang. Menurut ahli
12
sejarah Bangsa Ingris George Sarton, Ibnu Haitsam adalah ahli
fisika terbesar yang sangat asyik memperhatikan cahaya.29
2. Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
Beberapa
tokoh
kedokteran
dan
kesehatan
yang
banyak
berpengaruh adalah:
a. Muhammad Ibnu Zakaria Ar-Razi (865 – 925 M). Beliau di samping
ahli kimia juga tokoh besar ilmu kedoteran. Bukunya Al-Hawi (buku
menyeluruh) dianggap buku induk di bidang kedokteran. Ar-Razilah
penemu air raksa dan yang pertama kali mendiagnosis cacar air dan
cacar merah30. Ia juga diduga orang yang pertama kali mendiagnosis
tekanan darah tinggi. Terhadap berbagai penyakit yang perlu
perasangan saraf ia mempergunakan kai yakni penusukan noktahnoktah tertentu dengan besi runcing yang telah dipanaskan dengan
minyak mawar atau minyak cendana31 yang terkenal sekarang
menyerupai tusuk jarum atau akupuntur.
b. Abu Ali Al-Husain Ibnu Sina di Barat disebut dengan nama Avicenna
dan wafat tahun 926 M. Beliau adalah seorang dokter, ahli farmasi,
ahli musik dan filosof. Ialah yang pertama kali menunjukan peranan
udara
sebagai
penyalur
menularnya
penyakit.32
Beliau
juga
berpendapat
Ketegangan jiwa dapat menimbulkan duka pada lembung.
Cabang bayi dalam kandungan mendapat suplai makanan dari ibunya
melalui tali pusat.
Mengobati penyakit bengkak dengan pembedahan.
Mengobati penyakit yang disebabkan oleh cacing
Mengobati penyakit jiwa.33
Bukunya Al-Qanun Fi Ath-Thib merupakan buku yang terluas
dipergunakan oleh kalangan kedokteran baik di daerah Islam maupun
di Eropa. Tahun 1593 M buku ini di cetak dalam Bahasa Arab di
Roma. Pada abad ke-16 pengaruhnya besar sekali dikalangan
kedokteran dan sampai abad ke-19 buku ini masih digunakan sebagai
buku rujukan terutama mengenai penyakit saraf. Buku ini di samping
mengajarkan
metode
pembedahan
yang
di
dalamnya
ia
menandaskan perlunya sterilisasi dengan jalan pembersihan luka.
Juga buku itu diperjelas dengan gambar dan seketsa yang banyak,34
2016
12
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
13
sebagai indikasi pengetahuan beliau yang mendalam tentang
anatomi.
c.
Abu Marwan Abdul Malik Ibnu Abil Ala Ibnu Zuhr (1091 – 1962 M).
bukunya
yang
berjudul
at-Taisir
(permudahan
perawatan)
dipergunakan oleh dokter-dokter sebagai buku pegangan dan
terutama mengenai percobaan-percobaan klinik. Ia juga menulis kitab
al-Iqtidha (1121 M). yang menjadikannya terkenal sebagai sepesialis
penyakit dalam.35
d.
Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd yang lahir di Kordoba tahun
1226 M. dan wafat 1298 M. beliau adalah seorang perintis ilmu
kedokteran umum, perintis mengenai ilmu jaringan tubuh. Ia juga
berjasa di bidang penelitian pembuluh-pembuluh darah. Ia pula yang
mula-mula menemukan tentang penyakit cacar bahwa seseorang
yang pernah terserang penyakit tersebut seterusnya akan kebal
terhadap penyakit itu36. Beliau juga menyatakan adanya hubungan
olah raga dengan pertumbuhan spritual dan pemeliharaan kesehatan
jasmani, hubungan kotoran dengan penyebaran kuman penyakit,
penularan penyakit (tertentu) karena persentuhan, karena makanan,
melalui pakaian dan pergaulan. Beliau megatakan pula air muka
seseorang mencerminkan kesehatan tubuhnya37. Salah satu bukunya
yang merupakan ensiklopedi ilmu kedokteran adalah al-Kulliyat fi alThib (aturan-aturan umum ilmu kedokteran). Buku ini diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa di Eropa dan dipelajari di sekolah-sekolah
tinggi kedokteran di semua negeri Eropa pada abad ke-17 dan 18.38
Di seluruh dunia pada abad ke-12 perawatan kesehatan yang
terbaik adalah di negeri-negeri Islam. Pada tahun 1160 M di Bagdad saja
terdapat lebih dari 60 buah rumah sakit. Dokter-dokter dan apotekerapoteker diuji sebelum boleh berpraktek dan praktek mereka selalu
diawasi dengan cermat.39
3. Ilmu Teknik dan Arsitektur
Di dalam membicarakan perkembangan teknik dapat disadari
bahwa taraf
kemajuan ditentukan oleh keperluan, manfaat yang
dirasakan oleh suatu masyarakat. Di dalam satu masyarakat yang
berpenduduk sedikit misalnya tidak akan timbul teknik pertanian yang
sangat tinggi, karena tidak terdapat dorongan ke arah itu. Mesin tidak
14
akan adas dalam masyarakat yang tidak memerlukan produksi besarbesaran.
Di dalam hubungan dengan faktor itulah dapat dipahami bahwa
kaum muslimin pertama-tama mempelajari pembuatan kertas dari
Tiongkok. Kaum muslimin sangat memerlukan kertas karena kebiasaan
mereka mencatat segala yang mereka amati dan perbuat. Orang yang
menemukan cara pembuatan kertas dari kain-kainan usang, kulit pohon
murbai dan rerumputan kering adalah Tsyai Lun seorang pegawai kaisar
di Leiyong. Ketika tahun 713 M. kaum muslimin menaklukkan Samarkand,
Uzbeskistan, setelah pertempuran di tepi sungai Talas, mereka menawan
dan mempekerjakan orang-orang cina yang ahli tentang pembuatan
kertas. Pada tahun 793 M. di Baghdad didirikan pabrik kertas, di Mesir
pada tahun 900 M, di Maroko pada tahun 1100 M. dan di Spanyol pada
tahun 1150 M.40
Teknik lain yang dikembangkan kaum muslimin adalah teknik
pengairan. Daerah luas yang tandus di Spanyol disuburkan dengan
pengairan yang baik dan meluas. Untuk keperluan tersebut mereka
membuat bendungan-bendungan, saluran-saluran dan talang-talang air
yang besar dan dalam sistem pengairan ini kaum muslimin menggunakan
kincir-kincir air yang mengangkat air dari bawah dan menuangkannya
kedalam talang-talang yang lebih tinggi untuk seterusnya dialirkan.41
Kaum muslimin juga mencapai kemajuan dalam pembuatan kapal.
Mereka ahli-ahli pelayaran dan peta. Kapal-kapal mereka berlayar sampai
ke Tiongkok dan seputar Afrika. Orang-orang Portugis pertama kali
sampai ke India dengan bantuan pemandu-pemandu muslim dan petapeta yang dibuat umat Islam. Ahmad Ibnu Majid seorang ahli peta,
navigator dan pengarang buku-buku navigasi sebagai pemandu Vascoda
Gama pada tahun 1498 M. melalui Afrika Barat dan Afrika Selatan sampai
ke India.42 Di dalam arsitektur kaum muslimin mempunyai kemampuan
yang besar. Uqba Ibnu Nafi pada tahun 670 M. membangun mesjid
Agung Qayrawan Tunisia, tahun 705 M. Khlifah Walid Ibnu Abdul Malik
Ibnu Marwan mulai membangun mesjid Agung Damsyik. Istana Bani
Umayyah di Miyata mulai dibangun tahun 744 M. Mesjid Agung
Kurthubah (Kordova) dibangun antara tahun 785 – 788 M. Mesjid al-Azhar
di al- Qahirah (Kairo) yang dibangun Bani Fatimiyah sejak tahun 963 M.
2016
14
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
15
masih berdiri sampai sekarang, setelah lebih dari seribu tahun. 43
Meskipun tentu saja masjid itu selalu diperbaiki namun ketahanan lebih
dari seribu tahun menunjukkan ukuran tentang suatu kemampuan memilih
dan mencampur bahan-bahan bangunan beserta teknik membangun
sendiri.
4. Ilmu Sosial
Selain ilmuwan-ilmuwan yang disebut di atas, masih banyak lagi
ilmuwan-ilmuwan Islam yang besar jasanya terhadap ilmu pengetahuan
seperti Ibnu Khaldun (1332-1406 M) yang dikenal sebagai bapak sosiologi
dan ahli sejarah. Salah satu buku Ibnu Khaldun yang terkenal adalah
Mukaddimah. Garis besar isisnya adalah tentang:
a. Peradaban padang pasir (Baduwi), bangsa-bangsa dan sukusuku biadab dan keadaan-keadaan hidup mereka.
b. Dinasti,
kekuasaan
raja,
khalifah,
jawatan-jawatan
dalam
pemerintahan dan segala sesuatu yang bertalian dengannya.
c. Negeri dan kota serta segala macam bentuk peradaban maju.
d. Perekonomian, cara-cara hidup dan cara-cara mencari makan.
e.
Ilmu pengetahuan dan pendidikan.44
Teori masyarakat dan negara yang ada dalam buku Ibnu Khaldun
mewarnai pemikiran-pemikiran kemasyarakatan dan politik sampai
sekarang.
5. Ilmu Filsafat
Ahli-ahli sejarah sepakat bahwa dunia filsafat mulai tumbuh pada
masa enam abad sebelum masehi di Yunani. Thales yang hidup pada
abad itu dipandang sebagai filosof Yunani pertama. Kemudian disusun
oleh filosof-filosof lainnya seperti Parminides, Demokritos, Pithagoras,
Sokrates, Plato, Aristoteles dan lain-lain. Pada abad ke-6 M. tepatnya
pada tahun 529 M, Kaisar Yustinianus yang memerintah negeri Yunani
memerintahkan supaya sekolah filsafat yang ada satu-satunya di Athena
ditutup karena ajarannya dianggap bertentangan dengan ajaran agama
Kristen yang dianut oleh penguasa dan umumnya rakyat yang
diperintahnya. Tokoh-tokoh atau guru-gurunya ditangkapi dan dibunuh.45
Dengan kejadian ini mundurlah metode pemikiran filsafat di negeri tempat
lahirnya Yunani. Keadaan ini berlalu selama dua abad dengan menunggu
16
kelahiran ahli-ahli pikir dari golongan muslim baik berkebangsaan Arab
ataupun berkebangsaan Persia. Tokoh-tokoh pemikir ( filosof ) muslim
mulai abad ke-8 menggerakan kembali pikiran-pikiran filsafat setelah
Kaisar Khusruw yang memerintah di Persia menfasilitasi kegiatan
pengajaran filsafat di Jindisafur Persia, melalui beberapa orang guru
(tujuh orang profesor) yang berhasil meloloskan diri dari daerah
kekuasaan Romawi dan dapat suaka politik dari penguasa Persia46.
Filosof-filosof muslim yang akan dijelaskan di bawah ini dengan sebagian
kecil pemikirannya adalah :
1. Abu Yusuf bin Ishak Al-Kindi ( 801 – 868 M ) terkenal dengan sebutan
filosof Arab karena keturunan Arab asli. Filsafat menurut Al-Kindi ialah
ilmu tentang hakikat (kebenaran) sesuatu menurut kesanggupan
manusia yang mencangkup ilmu ke Tuhanan dan ke Esaan, ilmu
keutamaan,
ilmu
memperolehnya
merugikan.
47
tentang
serta
cara
semua
yang
menjauhi
berguna
dan
perkara-perkara
cara
yang
Oleh sebab itu tujuan seorang filosof adalah mengetahui
kebenaran dan mewujudkan kebenaran itu dalam tindakan. Semakin
dekat kepada kebenaran semakin dekat pula kepada kesempurnaan.
2.
Abu Nasr Muhammad bin Muhammad Tharchan (Al- Farabi). Sebutan
Al- Farabi diambil dari nama kota Farab tempat ia dilahirkan (870-950
M) Salah satu pikiran Al- Farabi adalah mengenai Negeri Utama.
Dalam pembahasan negeri utama perhatian khususnya adalah kepala
negerinya. Kepala negeri utama menurut beliau haruslah memenuhi
sayarat : 1. Sehat badan, 2. Anggota-anggota badan selamat (sehat
dan lengkap), 3. Ingatan yang kuat, 4. Kecerdasan yang tinggi, 5.
Tanggapan yang cepat, 6. Tutur kata yang baik, 7. Cinta kepada ilmu
dan selalu menambah ilmu, 8. Menghiasi diri dengan kejujuran dan
dapat dipercaya, 9. Membela keadilan, 10. Kuat kemauan, 11. Kuat
cita-cita, 12. Tidak rakus dan menjauhi kelezatan-kelezatan jasmani.48
3. Ibnu Thufail Nama lengkapnya ialah Abu Bakar Muhammad bin Abdul
Malik bin Thufail (1110 – 1985 M). Pikirannya yang menonjol adalah
akal manusia dapat mencapai kebenaran mutlak tanpa pertolongan
wahyu dari Allah.49
Untuk menerangkan pemikirannya ini beliau
menulis sebuah cerita yang menjelaskan kehidupan seseorang yang
2016
16
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
17
belajar sendiri dari pengalaman. Tokoh dalam cerita ini dinamakannya
Hay bin Yaqzhan.
Kejayaan umat Islam di masa yang silam dalam penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan disebabkan karena dukungan
dan
perhatian yang besar dari khalifah-khalifah pada masa daulah Umayyah
dan daulah Abbasiyah terutama khalifah Abu Ja’far Abdullah al- Mansur
memerintah ( 753 – 775 M.). dan khalifah al- Ma’mun Ibnu Harun arRasyid terhadap ilmu pengetahuan melalui penterjemahan buku-bukiu
Yunani ke dalam bahasa Arab dan mendirikan perguruan-perguruan
tinggi, juga karena umat Islam waktu itu di samping giat sekali melakukan
observasi dan penelitian-penelitian seperti yang diperintahkan oleh alQur’an dan Hadis Rasul umat Islam pada umumnya menganut teologi dan
pemikiran keagamaan yang rasional.
E. FENOMENA FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN
Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk dalam hubungannya dengan filsafat
dan ilmu pengetahuan mendorong manusia untuk mempergunakan akal
pikirannya dan menambah serta mengembangkan ilmu pengetahuan
semaksimal mungkin. Al-Qur’an mengajak manusia untuk memikirkan
penciptaan alam semesta. Ajakan ini disertai dengan menunjukan fakta-fakta
yang dapat dilihat oleh manusia dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah
untuk mengatur alam, baik dalam bidang sains maupun dalam bidang sosial
kemanusiaan. Sebagian dari fakta-fakta tersebut ada yang mudah dipahami,
tetapi sebagian lainnya tidak dapat dipahami tanpa pengetahuan ilmiah.
Kebenaran ilmiah yang ditemukan dalam al-Qur’an sebagai bukti kebesaran
dan keesaan Allah serta dapat memperkokoh iman dan kepercayaan kepadaNya.
Sebagian ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan filsafat dan ilmu
pengetahuan adalah :
1. Pencarian kebenaran (QS. (6) : 75-79, dan QS. (21) : 57-67)
2. Penciptaan alam semesta (QS. (21) : 30, QS. (41) : 11, QS (11) : 7 dan
QS. (32) : 4)
3. Pengembangan alam raya (QS. (51) : 47)
4. Pengaturan alam raya (QS. (36) : 38-40)
5. Tata air bumi (QS. (25) : 53, dan QS. (55) : 19-20)
18
6. Atmosfir bumi (QS. (6) : 125, dan QS. (21) : 32)
7. Asal mula kehidupan (QS. (20) : 53, dan QS (24) : 45)
8. Alam tumbuh-tumbuhan (QS. (16) : 10-11, QS. (6) : 99, QS. 50 : 9-11,
QS. (13) : 4, QS (6) : 95 dan QS. (36): 36)
9. Alam binatang (QS. (16) : 5-8, QS (6) : 38 dan QS. (16) : 68-69)
10. Reproduksi manusia (QS. (23) : 12-14, QS (71) : 14, QS. (82) : 6-7, QS
(76) : 2 dan QS. (32) :9
Para
ilmuwan
telah
mengemukakan
temuan-temuan
ilmiahnya.
Sebagian besar temuan itu sejalan dengan ayat-ayat Allah dalam al-Qur’an.
Walaupun banyak temuan dan teori yang telah dikemukakan para ilmuwan
dan tidak bertentangan dengan ayat al-Qur’an namun perlu disadari bahwa
salah satu ciri filsafat dan ilmu pengetahuan yang tidak dapat diingkari
meskipun oleh para filosof dan ilmuwan adalah bahwa ia tidak kekal. Di
samping teori-teori ilmiah sering berganti, juga apa yang dianggap benar di
masa yang lalu misalnya, mungkin terbukti salah di abad modern. Hubungan
al-Qur’an dengan filsafat dengan ilmu pengetahuan di antaranya kelihatan
pada ayat-ayat al-Qur’an yang mendorong manusia untuk menggunakan
nalar, meneliti, menguasai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu
pengetahuan.
2016
18
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
19
DAFTAR KUTIPAN
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Tafsir Al-Qur’an, 1971), cet. ke-1, h. 1079
2
H. M. Rasjidi dkk, Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsafat, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1997). cet. ke-2, h. 83
3
A. Hanafi, Filsafat Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1967), cet. ke-2,
4
Hasbullah Bakry, Sistematik Filsafat, (Solo: AB. Siti Syamsiah, 1964),
h. 11
h.7.
5
Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,
(Jakarta: Sinar Harapan, 1987), cet. ke-4, h. 27.
6
Falsafah modern dewasa ini mempunyai kecendrungan untuk sampai
kepada paham atheistis, dan agnocticistis seperti rationalisme, empirisme,
positivisme, eksistensialisme, neo positivisme, dan lain-lain. Lihat, H.M. Rasjidi
dkk, op.cit., h. 93.
7
Ibid., umumnya filsafat klasik Yunani dan filsafat agama.
8
A. Hanafi, op. cit., h. 69.
9
H.M. Rasjidi dkk, op.cit., h. 41.
10
Ibid., h. 42.
11
Departemen Agama RI, op.cit., h. 322
12
Ibid., h. 368-369
13
Ibid., h. 1055
14
H. Moh. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1998), cet. ke-1, h. 409-410
15
Ibid., h. 391
16
Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1984), cet. ke-1, h. 25
17
R.
Slamet
Imam
Santoso,
Sejarah
Perkembangan
Ilmu
Pengetahuan, (Jakarta, Sinar Budaya, 1977), cet. ke-1, h. 64
18
SI Poeradisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan
Modern, (Jakarta, Girimukti Pasaka, 1981), cet. ke-1, h. 31. Menurut George
Sarton ahli sejarah bangsa Inggris kebesaran Jabir bin Hayyan dalam ilmu kimia
sama dengan kebesaran Plato dalam filsafat. Lihat: N.A. Rasyid Dt. Mangkudun,
20
Peran Al-Qur’an Dalam Membangun Dunia Baru, (Jakarta: Karya Indah, 1984),
cet. ke-1, h. 116
19
Ibid., h. 30
20
Ibid., h. 31
21
Ibid., h. 30
22
N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, op.cit., h. 114
23
SI Poeradisastra, op. cit., h. 27
24
R. Slamet Imam Santoso, op. cit., h. 59
25
SI Poeradisastra, op. cit., h. 28
26
Ibid., h. 29
27
N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, op.cit., h. 132
28
SI Poeradisastra, loc. cit.
29
N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, loc. cit.
30
SI Poeradisastra, op. cit., h. 33
31
Ibid., h. 34
32
Ibid., h. 35
33
N.A. Rasyid Dt. Mangkudun, op.cit., h. 120
34
SI. Poeradisastra, loc.cit.
35
Ibid., h. 36
36
Ibid.
37
N.A Rasyid Dt. Mangkudun, op. cit., h. 121
38
Ibid.
39
SI Poeradisastra, op.cit., h. 37
40
Ibid., h. 42
41
Ibid., hal. 42-43
42
Ibid., h. 43
43
Ibid., h. 44
44
Ibnu Khaldun, Masyarakat dan Negara, (Jakarta, Bulan Bintang
1965), cet. ke-3, h. 35
45
N.A Rasyid Dt. Mangkudun. op. cit., h. 134
46
Ibid.
47
A. Hanafi, op. cit., h. 81
48
Ibid., h. 105
49
N.A Rasyid Dt. Mangkudun op. cit., hal. 140
2016
20
Pendidikan Agama Islam
Dra. Eva Maulina, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
21
Download