tugas geografi *iklim

advertisement
2013
TUGAS
GEOGRAFI
“IKLIM”
Nama : Santi Apriliani
Kelas : X-6
No. Absen : 24
Mempelajari dan Menjelaskan Dasar Klasifikasi Berbagai Macam Iklim
( no.1 & no.2 )
A. Iklim Matahari
Klasifikasi iklim Matahari didasarkan pada faktor garis lintang. Perbedaan garis-garis
lintang di permukaan Bumi berpengaruh terhadap jumlah energi sinar matahari yang
ditemuinya. Keadaan ini menyebabkan suhu udara di wilayah lintang rendah (khatulistiwa)
lebih panas disbanding wilayah lintang tinggi (kutub).
B. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai
hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan,
daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim fisis terdiri dari :
1. Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah tropis dan subtropis; dan daerah sedang. Keadaan iklim kedua
daerah berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai
berikut:
 Suhu rata-rata tahunan rendah
 Amplitudo suhu harian rendah/kecil
 Banyak awan
 Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
 Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
 Banyak awan
 Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik
 Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak atau tidak
secara tiba – tiba.
2. Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang.
Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40º , yaitu sebagai
berikut :
 Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil
 Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
 Amplitudo suhu tahunan besar
 Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah
 Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
3. Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
 Amplitudo suhu harian dan tahunan besar
 Udara kering
 Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah
 Jarang turun hujan.
4. Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan.
Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
 Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi
 Terdapat di daerah sedang
 Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
 Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan
hujan
 Kadang banyak turun salju
5. Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
 Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan
 Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan
menimbulkan musim kemarau.
C. Iklim Koppen
Pada tahun 1900, Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi Jerman mengklasifikasikan
iklim dunia menjadi lima kelompok. Klasifikasi iklim yang dilakukannya berdasarkan curah
hujan dan suhuudara. Selain itu, juga mempertimbangkan vegetasi dan penyebaran jenis tanah.
Sistem klasifikasinya disusun dengan menggunakan huruf besar dan kecil. Setiap kelompok
menggunakan simbol satu huruf besar. Sedang subkelompok menggunakan dua huruf, yaitu
gabungan huruf besar dan kecil.
Klasifikasi iklim menurut Koppen, dibagi menjadi lima kelompok yaitu iklim tipe A, B, C, D,
dan E
A. Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)
Wilayah beriklim tipe A memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi (rata-rata 70 cm - 73
/tahun), dan suhu udara bulanan rata-rata di atas 18° C. Curah hujan tahunan lebih dari
penguapan tahunan, tidak ada musim dingin. Wilayah beriklim tipe A dikelompokkan menjadi
tiga sebagai berikut.
1) Iklim tipe Af
Memiliki suhu udara panas dan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Di wilayah beriklim tipe
A terdapat banyak hutan hujan tropik. Contoh: wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Wilayah beriklim tipe Af memiliki ciri :
a) hutan sangat lebat dan heterogen (bermacam - macam tanaman);
b) terdapat banyak tumbuhan panjat; serta
c) terdapat jenis tumbuhan seperti pakis, palem, dan anggrek.
2) Iklim tipe Am
Memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang kering. Batas antara
musim hujan dan kemarau tegas. Wilayah beriklim tipe Am antara lain terdapat di Jawa Barat,
Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.
Wilayah beriklim tipe Am memiliki ciri :
a) curah hujan tergantung musim;
b) jenis tanaman pendek dan homogen;
c) hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika kemarau.
3) Iklim tipe Aw
Memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang lebih panjang
dibandingkan dengan musim hujan. Wilayah beriklim tipe Aw terdapat di wilayah Jawa Timur,
Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan
Papua bagian selatan.
Wilayah beriklim tipe Aw memiliki ciri:
a) hutan berbentuk sabana (savana);
b) jenis tumbuhan padang rumput dan semak belukar;
c) pohonnya berjenis rendah.
B. Iklim Tipe B (Iklim Kering)
Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata 25,5
mm/tahun) sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan. Tidak
terdapat sur-plus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang permanen. Wilayah
beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun)
C. Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)
Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu
udara rata-rata bulan terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang
bersuhu udara rata-rata 10° C.
Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut :
1) Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan musim dingin
yang kering.
2) Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas yang kering.
3) Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.
D. Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)
Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin < –
3°C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C.
Iklim tipe D dibedakan menjadi dua:
1) Iklim tipe Df, yaitu iklim hutan salju dingin dengan semua bulan lembap.
2) Wilayah beriklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering.
E. Iklim Tipe E (Iklim Kutub)
Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi
dan padang lumut. Suhu udaran tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E
dibedakan atas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan salju abadi). Iklim tipe E
terdapat di daerah Arktik dan Antartika.
D. Iklim Junghuhn
Franz Wilhem Junghuhn seorang berkebangsaan Jerman
mengklasifikasikan iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian dan jenis vegetasi yang tumbuh
di daerah tersebut.
Menurut Junghuhn klasifikasi daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Daerah panas/tropis
Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya
seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
2. Daerah sedang
Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti
padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
3. Daerah sejuk
Ketinggian tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya
seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
4. Daerah dingin
Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C.
Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.
Pembagian Iklim menurut Junghun :
E. Iklim Menurut Schmidt & Ferguson
Schmidt–Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering
dan jumlah rata-rata bulan basah. Iklim Schmidt dan Ferguson sering disebut juga Q model
karena didasarkan atas nilai Q. Nilai Q merupakan perbandingan jumlah rata-rata bulan kering
dengan jumlah rata-rata bulan basah.
Sistem klasifikasi iklim yang dikembangkan oleh Schmidt dan Ferguson banyak diterapkan
bagi kegiatan-kegiatan dalam bidang :
 Pertanian
 Kehutanan
 Kecocokan lahan ( khususnya dan daerah-daerah tropika lainnya di muka bumi )
Penentuan zone iklim ini didasarkan atas :
1) Rata-rata bulan kering, yaitu bulan yang endapan curah hujannya kurang dari 60 mm
2) Rata-rata bulan basah, yaitu bulan yang endapan curah hujannya lebih dari 100 mm
3) Bulan yang curah hujannya antara 60 mm hingga 100 mm disebut bulan lembap.
Berdasarkan sistem Schmidt dan Ferguzon , kawasan iklim tropika dapat dibagi kedalam
delapan wilayah atau zone, yaitu wilayah A sampai H.
Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt dan Ferguson :
F. Iklim Oldeman
Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang sama dengan penentuan
iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering
dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya
disebut juga zona agroklimat. Misalnya, jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan
dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan
palawija, jumlah curah hujan mini-mal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Selain itu,
musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu
musim.
Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering
sebagai berikut :
1. Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
2. Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
3. Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
G. Iklim Thorn Thwaite
Dasar klasifikasi iklim menurut Thornthwaite adalah presipitasi, suhu dan pernguapan
(evaporasi). Kebutuhan air bagi tanaman bukan hanya tergantung pada jumlah hujan saja tapi
berapa air yang hilang karena menguap. Ia menggunakan istilah Presipitation Effectiveness
(Daya guna presipitasi) nispah P/E menyatakan daya guna presipitasi itu disebut juga PE
rasio.Berdasarkan nila P-E indeks maka Thornthwaite membagi iklim atas 5 daerah
kelembaban (humacity province) yakni :





Daerah basah dengan vegetasi hutan penghujan (rain forest),
Daerah lembap dengan vegetasi hutan (forest),
Daerah setengah lembap dengan vegetasi padang rumput (grass land),
Daerah setengah kering dengan vegetasi padang rumput luas tanpa pohon (stepa)
Daerah kering dengan vegetasi gurun pasir.
3. Karakteristik Iklim Di Indonesia
Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6 °LU – 11 °LS dan 95 °BT – 141 °BT & terletak
di antara traffic cancer dan traffic Capricorn sehingga Indonesia memmiliki Iklim Tropis.
Angin muson setiap 6 bulan berganti arah itu sebabnya Indonesia juga memiliki Iklim Muson.
Selain itu, Indonesia juga memiliki Iklim Laut karena Di Indonesia mengandung banyak air
(lembab).
Karakteristik Iklim Tropis :




Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara
antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai
30°C.
Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1 - 5°C, sedangkan
ampitudo hariannya lebih besar.
Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
Karakteristik Iklim di Indonesia :



Dipengaruhi oleh pergerakan peredaran matahari yang menyebabkan perubahan
pola angin sehingga terdapat 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Adanya Wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau, menyebabkan Indonesia
bersifat menengah dan memiliki variasi yang banyak.
Di beberapa pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua
terdapat gunung-gunung yang tinggi sehingga mempengaruhi variasi unsur iklim di
setiap wilayahnya.
4. Faktor – Faktor Penyebab Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya kosentrasi gas di atmosfer. Hal ini
terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari batu bara,
minyak bumi dari gas yang membuang limbah gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2),
metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Sang surya yang menyinari bumi juga menghasilkan
radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer sehingga udara bumi bersuhu nyaman bagi
kehidupan manusia. Apabila kemudian atmosfer bumi dijejali gas, terjadilah “efek selimut”
seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara ditahan
oleh “selimut gas” sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas.
Faktor Penyebab Perubahan Iklim Global :
a) Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah terjadinya peningkatan suhu udara di muka bumi akibat
semakin banyaknya gas pencemar di dalam udara. Industri-industri, pabrik-pabrik,
kendaraan bermotor, dan semua sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
menggunakan bahan bakar bensin, solar, minyak tanah, dan batu bara menghasilkan gas
buang berupa: CO2, CO, NO2, SO2,, HCN, HCl, H2S, HF, dan NH4. yang terus
meningkat jumlahnya.
b) El Nino
El Nino adalah terjadinya pemanasan temperatur air laut di pantai barat Peru–Ekuador
yang menyebabkan gangguan iklim secara global.El Nino datang mengganggu setiap
dua tahun sampai tujuh tahun sekali. Peristiwa ini diawali dari memanasnya air laut di
perairan Indonesia yang kemudian bergerak ke arah timur menyusuri ekuator menuju
pantai barat Amerika Selatan sekitar wilayah Peru dan Ekuator.
c) La Nina
Peristiwa La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina berarti bayi perempuan.
La Nina berawal dari melemahnya El Nino sehingga air laut yang panas di pantai Peru
dan Ekuador bergerak ke arah barat dan suhu air laut di daerah itu berubah ke kondisi
semula (dingin) sehingga up-welling muncul kembali sehingga kondisi cuaca kembali
normal.
5. Pengertian El Nino, Proses Terjadinya Dan Manfaatnya
A. Pengertian El Nino
El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki”. Sejarahnya, pada abad
ke-19 nelayan Peru menyadari terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan yang tidak biasa
di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador dan meluas hingga perairan Peru. Hal ini
terjadi di sekitar musim Natal pada setiap tahun.
El-Nino adalah kondisi abnormal iklim dimana penampakan suhu permukaan laut
Samudera Pasifik ekuator bagian timur dan tengah (dipantai Barat Ekuador dan Peru) lebih
tinggi dari rata-rata normalnya. Pada tahun-tahun normal, air laut dalam yang bersuhu rendah
dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai.
Intensitas El Nino :
1) El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator
+0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
2) El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator
+1,1º C s/d 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
3) El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator > 1,5º
C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
B. Proses Terjadinya El Nino
Fenomena El Nino muncul ketika masa udara bergerak dari barat Samudra Pasifik (Asia
dan Australia) menuju bagian timur Samudra Pasifik (pantai barat Amerika). Pergerakan ini
dikarenakan perbedaan suhu dan tekanan yang ekstrim pada masing masing belahan timur dan
barat Samudra Pasifik. Daerah Asia dan Australia memiliki suhu yang yang rendah dan
tekanan tinggi. Pada satu sisi, daerah timur Samudra Pasifik memiliki sifat yang berkebalikan.
Penyebab perubahan suhu yang ekstrim tersebut masih belum diketahui secara jelas.
Namun ada asumsi bahwa terjadinya El Nino disebabkan oleh aliran jet streams. Jet Stream
merupakan aliran masa udara dingin kuat yang bergerak dari Alaska menuju Amerika Tengah
pada saat musim salju bulan Desember-Februari. Aliran tersebut secara tidak langsung
mempengaruhi arah aliran masa udara pada daerah Samudra Pasifik, sehingga aliran masa
udara pada daerah Samudra Pasifik bergerak dari arah barat menuju timur.
C. Manfaat El Nino
Untuk bisnis hortikultura yaitu bahwa sebagian petani sayuran khusus cabai-tomat
sudah banyak yang gagal, dan modal yang sudah menipis. ini informasi yang penting untuk
mengambil tindakan secepatnya harus menanam apa ? .Hal ini dapat diprediksi misalnya 50%
petani tidak menanam cabai dan tomat karena modal yang sudah abis atau penyakit susah
dikendalikan jadi kemungkinan besar kalo kita menanam komoditas ini "bisnis hortikultura"
kita bisa dapat harga bagus.
6. Pengertian La Nina, Proses Terjadinya Dan Manfaatnya
A. Pengertian La Nina
La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal
berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang
panas di pantai Peru – ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya
kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi
normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah
terjadinya gejala El Nino.
La Nina merupakan kondisi ekstrem. La Nina dikarakteristikan oleh perubahan kondisi
perairan menjadi lebih dingin di daerah Pasifik tengah dan timur. Akibat dari kondisi yang
lebih dingin pada daerah tersebut, aliran masa udara bergerak menuju bagian barat Samudra
Pasifik.
Intensitas La Nina :
1.
2.
3.
La Nina Lemah , yang ditetapkan jika SST bernilai <- 0.5 dan berlangsung minimal
selama 3 bulan berturut-turut.
La Nina sedang, yang ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan
berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
La Nina kuat, yang ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal
selama 3 bulan berturut-turut.
B. Proses Terjadinya
Dekat daerah equator pada daerah tropis pasifik, angin yang bergerak dari timur ke barat
cenderung menarik permukaan laut bersama angin tersebut. Pergerakan angin yang membawa
air tersebut dipengaruhi oleh perbedaan tekanan pada daerah timur Samudra Pasifik dan
daerah barat Samudra Pasifik. Daerah barat Samudra Pasifik dalam kondisi normal memiliiki
tekanan yang rendah dan suhu yang tinggi, sedangkan pada daerah timur Samudra Pasifik
tekanan udara tinggi dan suhu rendah. Hal tersebut mengakibatkatkan pergerakan masa udara
dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah.
Pada saat terjadi La Nina angin pasat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik
menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa
semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak
ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa
disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami
penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan
Bumi Utara Khatulistiwa.
C. Manfaat La Nina
Memberi dampak yang positif bagi sektor perikanan karena pada masa itu terjadi
migrasi ikan tuna ke wilayah Indonesia. Saat La Nina suhu muka laut di barat Samudera
Pasifik hingga Indonesia menghangat. Kondisi ini mendorong ikan tuna dari Pasifik timur
yang dingin bergerak masuk ke kawasan timur Indonesia. Seperti dikemukakan Dwi Susanto,
pakar cuaca BPPT, belum lama ini, perairan barat Pasifik selama ini diketahui merupakan
kawasan yang memiliki kelimpahan ikan tuna tertinggi, mencapai 70 persen stok ikan tuna
dunia.
7. Pengaruh El Nino La Nina Bagi Perubahan Iklim Di Indonesia
La Nina mengakibatkan musim hujan yg lebih panjang dari biasanya sehingga
menyebabkan banjir dimana-mana terjadi di daerah pesisir barat amerika selatan.
El Nino menyebabkan musim kemarau yg lebih panjang dari biasa terjadi di daerah
pasifik selatan, akibatnya banyak Negara-negara pasifik yang mengalami kekeringan termasuk
Indonesia.
8. Cara Menghitung Dalam Menentukan Iklim Smith & Ferguson,
Iklim Oldeman, Iklim Thorn Thwaite
A. Cara Menghitung Dalam Menentukan Iklim Smith & Ferguson
Untuk menghitung atau menentukan tipe iklim tersebut digunakan nilai quotient ( Q ). Nilai
Q ditentukan dari perhitungan rata-rata bulan kering dan bulan basah selama periode tertentu,
misalnya 30 tahun. Contoh : penentuan iklim daerah X berdasarkan nilai Q.
Nilai Q dirumuskan sebagai berikut :
Diketahui:
Selama 30 tahun, jumlah rata-rata bulan kering = 2
dan jumlah rata-rata bulan basah = 8.
B. Cara Menghitung Dalam Menentukan Iklim Oldeman
Dalam Iklim Oldeman, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering
sebagai berikut :
1) Bulan Basah (BB)
: Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
2) Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
3) Bulan Kering (BK)
: Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E :
1) Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
2) Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
3) Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
4) Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
5) Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Dapat disimpulkan :
 Masa pertumbuhan 9 – 10 bulan
 Periode Basah 5 – 6 bulan
 Periode kering 2 – 3 bln
Segitiga Oldeman
C. Cara Menghitung Dalam Menentukan Iklim Thornthwaite
W.Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang
sangat penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman
akan lebih kecil dari pada penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama.
Thornthwaite menghitung ratio keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio
P-E sebagai jumlah curah hujan (P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah penguapan
(E=evaporasi) bulanan,yaitu ratio P-E=P/E.
Masing-masing golongan kelembapan dan golongan suhu di komfermasikan dengan
penyebaran curah hujan musiman. Penyebaran curah hujan musiman dibedakan:
r = curah hujan banyak pada setiap musim.
s = defisit curah hujan pada musim panas
w = defisit curah hujan pada musim dingin
d = defisit curah hujan pada setiap musi
P-E Rasio
Perbandingan antara P dan E yang menunjukkan
daya guna hujan bagi kehidupan tanaman.
Presipitasi bulanan rerata (inci)
Penguapan dari permukaan air bebas rerata bulanan
(inci)
P
E
Jumlah 12 bulan ratio P-E disebutkan indeks P/E.
Perhitungan :
P – E ratio = 10
P/E
12
P – E indek = ∑(10 P/E) n
n = 1
Tetapi karena kesuitan data evaporasi maka untuk mengatasi diadakan, hubungan antara
temperature (T), penguapan (E), dan presipitasi (P). Sehingga akhirnya diperoleh P – E rasio
tanpa data evaporasi.
Klasifikasi Iklim Menurut Thorn Thwaite :
Lambang
Ciri – ciri Iklim
A
B
C
D
E
Basah
Lembab
Kurang Lembab
Agak Kering
Kering
Karakteristik
Tanaman
Hutan Hujan
Hutan
Padang Rumput
Stepa
Gurun
SELESAI
Indeks P-E
>128
64 – 27
32 – 63
16 – 31
<16
Download