Modul Kewirausahaan II [TM13]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
KEWIRAUSAHAAN 2
Strategi Wirausaha Menghadapi
Lingkungan kompetisi baru
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komputer
Sistem Informatika
Tatap Muka
12
Kode MK
Disusun Oleh
Julius Nursyamsi, SE., MM.
Abstract
Kompetensi
Lingkungan kompetisi baru telah berubah
dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh
perubahan dan perkembangan yang terus
meningkat, jadi dibutuhkan pemahaman dan
penerapan dalam menghadapi perubahan
lingkungan bisnis
Mahasiswa dapat memahami :
Perubahan lingkungan kompetisi
Faktor pendorang lingkungan
kompetisi
Karakteristik persaingan baru
Strategi menghadapi kompetisi baru
Pendahuluan
Perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis, perlu menjadi perhatian dan harus
dikaji dengan lebih disiplin, agar setiap keputusan dalam bisnis dan usaha industri kita dapat
memberikan nilai tambah bagi konsumen dan industri kita sendiri. Dalam lingkungan yang
kompetitif dibutuhkan strategi baru atau pengembangan dari strategi yang lama.
Sebab lansekap dari lingkungan kompetisi baru telah berubah dari waktu ke waktu yang
disebabkan oleh perubahan dan perkembangan yang terus meningkat, jadi dibutuhkan
pemahaman dan penerapan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis
1. Faktor-faktor Pengubah Lingkungan Kompetisi
a. Revolusi Teknologi
Sekarang ini sedang berada dalam era informasi. Lebih dari 275 juta orang
berlanganan internet. Industri dalam bidang IT tumbuh dua kali lipat daripada
pertumbuhan ekonomi. Dan investasi dalam bidang IT mencakup 45% dari total
investasi dalam bidang bisnis. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan
kemudahan kepada perusahaan dan pelanganuntuk mendapatkan efektifitas dan
efisiensi.
b. Globalisasi.
Globalisasi didasarkan atas pembangunan ekonomi yang mendunia dengan membuka pasar dalam
negreri terhadap persaingan dari luar negeri dengan menghilangkan hambatan perdagangan ( trade
barriers ).
Penemuan teknologi baru mendorong munculnya globalisasi dan pada gilirannya
globalisasi mendorong perkembangan lahirnya teknologi baru.
2. Karakteristik Persaingan Baru
Dengan tinggi dan kompleksnya intensitas persaingan (hypercompetitive ). Sehinnga
entrepreneur mengalami kesulitan untuk mengenal siapa dimana bilamana, serta
kekuatan dan kelemahan pesaing.
Begitu juga perubahan yang cepat dan hadirnya hypercompetitive membuat perencanaan
dan perkiraan tentang pasar menjadi sulit, sehingga pertanyaan ” what business are you in
?’ semakin sulit untuk dijawab.
2016
2
Kewirausahaan II
Julius Nursyamsi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
STRATEGI WIRAUSAHA MENGHADAPI LINGKUNGAN KOPETISI BARU
a. Competing on the Edge ( COTE )
COTE adalah suatu pendekatan terhadap strategi di industri yang mempunyai
perputaran yang tinggi dan tingkat kompetensi yang ketat. Pendekatan ini dikembangkan
berdasarkan riset terhadap 12 bisnis pada industri komputer, suatu industri di mana
kemampuan para manajer dalam mengatasi perubahan yang sangat cepat merupakan hal
yang sangat penting / kritis baikbagi perusahaan baru ( new venture = NV ) maupun yang
telah mapan ( established corporation = EC ).
Studi dilakukan terhadap enam pasang perusahaan bisnis, dimana tiap pasang
menghadapi tantangan strategi tersendiri, seperti teknologi yang mutakhir, trade-off yang
sulit antara harga dan features, masalah gaji, dan sebagainya. Tiap pasang terdiri dari
perusahaan yang dikenal dominan pada segmennya di industri komputer.
b. Sintesis Strategik
COTE merupakan pendekatan terhadap strategi entrepreneurial yang dilakukan oleh
manajer, baik yang berasal dari NV maupun dari EC. Masing masing jenis perusahaan
tersebut bergerak dengan arah yang berbeda menuju ke suatu tujuan bersama, dimana
strategi COTE dapat diimplementasikan untuk memuaskan permintaan yang kompetitif
dari EC dan NV.
Pada dekade terakhir, perusahaan telah berusaha melakukan perubahan dengan
downsizing dan reengineering dengan tujuan agar tercipta organisasi yang ramping,
responsif, adaptif dan fleksibel.
c. Twin Balancing Acts ( Menyeimbangkan keadaan Chaos dan Birokratis ).
COTE merupakan structural Balancing Act. Satu sisi menunjukan suatu struktur
yang telah berkembang baik yang biasa merupakan karakteristik dari organisasi
birokratik. Birokrasi menekankan struktur, kontrol yahng ketatdan tidak berani
mengambil resiko meskipun berada pada ketidakpastian lingkungan.
Pada sisi yang berlawanan terdapat chaos, yang merupakan suatu keadaan yang
lazim terdapat dalam New Venture dimana terdapat sedikit struktur dan proses yang
terorganisasi. Pada jenis perusahaan ini , manajer sring melakukan berbagai macam hal,
seperti berusaha mendapatkan peluang, mengatasi masalah keuangan dan pegawai,
menancapkan posisinya di pasar.
Kedua sisi tersebut bukan tempat yang optimal untuk beroperasi. Disatu sisi
kaku terhadap perubahan di sisi lain tidak memiliki mekanisme. Posisi yang ideal
2016
3
Kewirausahaan II
Julius Nursyamsi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terletak di tengah dari skala dan disebut ” edge-of-chaos”. Upaya balancing act dari
edge of chaos dan edge of time, melibatkan setidaknya enam proses ( 3 proses
structural dan 3 proses waktu ) yaitu :
-
Improvisation
-
Coadaptation
-
Patching
-
Regeneration
-
Experimentation
-
Time pacing
d. Key Structural Processes
Improvisation merupakan kemampuan untuk beroperasi secara fleksibel dengan
adanya hambatan sedikitnya aturan dan struktur. Di dalam perusahaan agar dapat
berimprovisasi, pegawai diharapkan mempunyai kemampuan dasar yang kuat, dapat
bekerja dalam struktur yang minimal, dan sering berkomunikasi. Sehingga diharapkan
organisasi dapat beradaptasi terhadap pasar yang berubah. Proses struktur yang kedua
adalah coadaptation. Inti coadaptation adalah kolaborasi diantara unit bisnis atau
anggota tim. Proses struktur ketiga adalah patching. Patching adalah proses konfigurasi
organisasi yang mulus terhadap kesempatan bisnis dan perubahan pasar.
Regeneration merupakan proses waktu yang berhubungan dengan kombinasi
antara lama dan baru. Tujuan adalah untuk menemukan keseimbangan antara kesempatan
lama yang menghasilkan keuntangan dan juga merasa nyaman dengan kesempatan baru
yang kadang berisiko namun menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Proses waktu
kesua adalah experimentation. Inti dari proses ini adalah mengembangkan berbagai jenis
kemungkinan yang hemat biaya, seperti eksperimen produk, aliansi pasar dan sebagainya.
Proses waktu ketiga adalah time pacing, dimana perubahan tidak secara reaktif disebabkan
oleh kejadian, tetapi ditentukan secara proaktifpada suatu titik transisi tertentu oleh
manajer.
e. Implementasi Strategi Entrepreneurial COTE
Implementasi dari strategi entrepreneurial COTE bukan hal yang mudah, Namun ada
hal-hal yang harus diingat, yaitu :
- Inplementasi adalah proses pertumbuhan
- Posos awal dari perusahaan penting bagi implementasi. Untuk NV posisinya biasanya
2016
4
Kewirausahaan II
Julius Nursyamsi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
chaostic dan terobsesi dengan masa depan. Sedangkan EC posisi awalnya biasanya
sangat tersetruktur dan terfokus pada masa lalu.
Langkah pertama implementasi bagi kedua perusahaan baik NV maupun EC adalah
mensdapatkan ” edge of chaos ”
Bagi EC - established corporation
- Mempunyai budaya organisasi baru yang menghargai perubahan dan menganggap
perubahan sebagai peluang atau kesempatan dan bukannya ancaman.
- Menyediakan training untuk membantu pegawai agar mempunyai entrepreneurial
mindset dan mempunyai budaya perubahan.
- Melakukan penyederhanaan proses dan pengurangan struktur dengan tujuan untuk
mendpatkan agility, bukan hanya efisiensi.
Bagi NV - new venture
-
Untuk memperoleh ” edge of chaos ” diperlukan adanya tambahan disiplin.
-
Perlu adanya tambahan peraturan, yang tidak mengurangi kreativitas.
-
Diperlukan tambahan struktur untuk mengatasi pertumbuhan,
Langkah berikutnya adalah ” edge of time ” Untuk EC, para manajer diharapkan berfikir
secara modular. Sedangkan untuk NV, manajer harus lebih berfikir mengenai nilai dari
pengalaman. Yaitu selain berfikir menganai cara-cara baru dalam menghadapi permasalahan,
manajer dapat mengambil pengalaman masa lalu yang relevan.
Langkah terakhir adalah ” time pacing ”. Untuk EC hal ini memerlukan pemeriksaan atas
ritme yang tidak dikenaliyang mungkin terdapat di organisasi.
Pada keduanya baik EC maupun NV manajer harus memperhatikan kompetitors,
komplementer, pembeli, supplier agar dapat mempelajai retme mereka.
Kesimpulan
2016
5
Kewirausahaan II
Julius Nursyamsi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Anoraga, P., dan Soegiastuti, J. (1996), Pengantar Bisnis Modern; Kajian Dasar Manajemen
Perusahaan, Jakarta: Pustaka Jaya
Baird, L.S., Post, J.E. dan Mahon, J.F, (1990),Management; Functions and Responsibilities,
New York: Harper & Row, Publishers.
Bygrave, William D, (1997), The portable MBA in entrepreneurship, New York: John Willey
& Sons, Inc. @nd. Ed.
Drucker, P.F. (1985), Innovation and Entrepreneurship; Practice and Principles, New York:
Harper & Row
Griffin, R.E dan Ebert, R.J. (1989), Busniess, New Jersey: Prentice Hall Harper, S.C. (1991),
Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008), Kewirausahaan, New
York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat.
Luthans, F. dan Hodgetts, R.M. (1989), Busniess, Chicago: The Dryden Press. Lynn, G.S.
dan Lynn, N.M. (1992), Innopreneurship, Probus Publishing Co.
Mutis, T. (1995), Kewirausahaan yang Berproses, Jakarta: Grasindo Naisbitt, J. (1982),
Megatrends, Warner Books, Inc.
Naisbitt, J.dan Aburdene, P (1985), Re-inventing the Corporation, New York: Warner Books
Inc.
Naisbitt, J.dan Aburdene, P (1990), Megatrends, Warner Books, Inc. Naisbitt, J. (1994),
Global Paradox, New York: William Morrow and Co.
Nickels, W.G., Mchugh, J.M. dan Mchugh, S.M. (1996), Understanding Busniess, Chicago:
Irwin Pinchot III, G. (1985), Intrapreneuring, New York: Harper and Row Publishers.
Porter, M.E. (1990), The Competitive Advantage of Nations, New York: Doubleday.
Rogers, E.M. (1962), Diffusion of Innovations, New York: Free Press.
Walton, S. dengan Huey, J. (1992), Sam Walton; ade in America, New York: Doubleday.
Yusuf, Nasrullah. (2006), Wirausaha dan Usaha Kecil, Jakarta; Modul PTKPNF Depdiknas.
2016
6
Kewirausahaan II
Julius Nursyamsi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download