Penelitian dengan menggunakan hewan percobaan secara etis

advertisement
Aes Dei Sandia
 Berbagai
macam penderitaan akan dialami
hewan percobaan yang digunakan dalam
penelitian.
 Penderitaan yang dialami hewan percobaan
 ketidaknyamanan, ketidaksenangan,
kesusahan (distress), rasa nyeri dan akhirnya
kematian.
Penderitaan hewan percobaan 
kepentingan dan kebaikan manusia dan
hewan  peneliti dan pelaksana penelitian
wajib menghormati dan memperlakukan
hewan percobaan secara manusiawi
Dalam masyarakat umum dan ilmiah berkembang
pandangan bahwa penggunaan hewan percobaan
pada penelitian kesehatan harus secara
terencana dan bertahap dihentikan.
 pengunaan hewan percobaan akan semakin
berkurang hewan percobaan masih tetap akan
diperlukan untuk penelitian kesehatan di masa
depan karena hewan percobaan sebagai sistem
biologik yang utuh belum dapat digantikan.
 Karena itu diperlukan Pedoman Etik Penelitian
dengan menggunakan hewan percobaan sehingga
dapat dilakukan dengan cara yang etis dan dapat
dipertanggungjawabkan.

 Tujuan
penelitian bernilai manfaat
 Disain penelitian dibuat sedemikian rupa
sehingga
besar
kemungkinan
tujuan
penelitian tersebut akan dapat tercapai
 Tujuan
penelitian tidak mungkin dapat
dicapai dengan menggunakan alternatif
subyek atau prosedur yang secara etis lebih
dapat diterima dan tidak mengurangi semua
kaidah ilmiah yang diperlukan
 Manfaat >>> dibandingkan dengan
penderitaan yang dialami hewan percobaan.
Percobaan hewan dilakukan dengan tujuan untuk
kemajuan pengetahuan.
 Metode model matematik, simulasi komputer,
dan sistem biologik in vitro sebaiknya digunakan,
jika layak.
 Mempertimbangkan relevansi terhadap
kesehatan manusia dan hewan dan kemajuan
pengetahuan.

Hewan yang dipilih spesies dan mutu hewan yang
tepat serta dalam jumlah optimal.
 Peneliti dan tenaga kerja lainnya harus selalu
memperlakukan hewan sebagai makhluk perasa.
 prosedur yang menimbulkan rasa nyeri pada
manusia juga menimbulkan rasa nyeri pada
hewan bertulang belakang (vertebrata)
(meskipun masih perlu tambahan pengetahuan
tentang persepsi nyeri pada hewan)

menyebabkan rasa nyeri harus dilakukan dengan
cara pembiusan yang tepat  penelitian tidak
dilakukan pembiusan atau penghilangan rasa
nyeri pada hewan percobaan harus diketahui
dan disetujui oleh suatu komisi yang memiliki
tanggung jawab menerbitkan ethical approval
penggunaan hewan percobaan.
 akhir penelitian  hewan yang akan menderita
rasa nyeri hebat, nyeri berkepanjangan, atau
cacat yang tidak dapat dihilangkan, harus
dimatikan tanpa rasa nyeri.
 Hewan yang digunakan untuk keperluan
penelitian harus disediakan kondisi hidup yang
baik.

 KepMenKes
RI No. 562/Menkes/SK/V/ 2007
pasal 2 C tentang tugas KNEPK Pedoman
Nasional Etik penelitian Kesehatan yang
menggunakan hewan coba
 Deklarasi Helsinki tahun 2008 di seoul Korea
 Butir ke 12  kesejahteraan hewan yang
digunakan pada penelitian harus dihormati.
 Undang-undang No 18 Tahun 2009 :
peternakan dan kesehatan hewan  pasal 66
ayat 1 & 2
1. Reduction: mengurangi jumlah hewan percobaan yang digunakan
2. Refinement:

usahakanpenderitaan hewan percobaan dari rasa nyeri maupun
stres sekecil mungkin;

gunakan analgesi dan atau anastesi;

gunakan hewan percobaan yang relatif kurang rasa (ambang nyeri
tinggi);

gunakan hewan percobaan ordo paling rendah pada skala evolusi
3. Replacement : mengganti hewan percobaan dengan alternatif lain.
 Replacement relatif: menggunakan organ hewan percobaan dari
rumah potong.
 Replacement absolut: tanpa hewan percobaan sama sekali dengan
menggunakan model komputer, in vitro (galur sel, kultur jaringan).
 Freedom
from hunger and thirst
 Freedom
from discomfort
 Freedom
from pain, injury, and disease
 Freedom
from fear and distress
 Freedom
to express natural behavior
 peneliti
dan pelaksana penelitian wajib
menghormati dan memperlakukan hewan
percobaan secara manusiawi
 Penggunaan hewan percobaan pada
penelitian harus dengan etika yang berlaku
dengan prinsip reduction, refinement, dan
replacement.
 Pedoman
Operasional Komisi Etik Penelitian
Kesehatan BPPK, Depkes, Jakarta, 2005
 World Medical Association Declaration of
Helsinki (revised in Seoul, 2008)
 Lampiran Kode Etik Peraturan
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2011.
 Buku panduan Risbin Iptekdok , Badan
penelitian dan pengembangan kesehatan
Kemenkes RI, 2011.
 Claire
Andre and Manuel Velasquez. Of Cures
and Creatures Great and Small. Markkula
Center for Applied Ethics. 2010.
 Simon Festing & Robin Wilkinson. The ethics
of animal research. Talking Point on the use
of animals in scientific. EMBO reports 2007.
 Hanafiah, Jusuf M. Etika kedokteran dan
Hukum Kesehatan. Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta. 1999.
Thanks…
Download