PLA 4 - Dila Ismayanti

advertisement
Perangkat Lunak Aplikasi – S1
Praktikum IV
P
eringatan “Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi dan
Gangguan Kehamilan dan Janin” disetiap bungkus rokok rupanya belum cukup mewakili
penyakit2 yang mengancam para perokok. Penelitian terakhir oleh United State Surgeon
General, AS, menunjukkan 10 tipe kanker yang disebabkan rokok. Mereka juga
menemukan, pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda dibandingkan bukan perokok.
Sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun lebih muda.
Berikut daftar penyakit yang mengancam perokok.
 Otak: rokok jadi penyebab utama stroke.
 Jantung: gagal jantung, serangan
 Mata: perokok berisiko tiga kali lebih
jantung, hipertensi, stroke.
tinggi menderita katarak yang
 Perut: kanker perut dan kanker
menyebabkan kebutaan.
lambung.
 Mulut,tenggorokan, pita suara, dan
 Ginjal: kanker ginjal.
esofagus: mengakibatkan kanker mulut,
 Pankreas: kanker pankreas fatal.
tenggorokan, pita suara, dan esofagus.
 Kantung kemih: kanker kantung
Juga penyakit gusi, pilek, dan
kemih.
kerongkongan kering.
 Leher rahim: kanker leher rahim.
 Gigi: perokok berisiko 10 kali lebih tinggi
 Kehamilan: kemandulan, bayi
menderita periodontitis (gusi terbakar
lahir prematur, bobot berkurang,
yang mengarah ke infeksi) yang akan
gangguan pernapasan.
merusak jaringan halus dan tulang.
 Tulang: tulang rapuh.
 Paru2: wanita perokok 13 kali lebih besar
 Darah: leukemia atau kanker
kemungkinan terkena kanker paru2 ,
darah.
sedangkan pria 23 kali lebih besar.

Akibat lain: pneumonia, bronkitis, asma,
INTISARI, Pebruari 2006, Hal.147
batuk kronis, dan bengek.
 Vaksin Antiobesitas
M
eskipun bukan penyakit, obesitas atau kegemukan justru kerap memicu timbulnya
penyakit. Tak heran banyak orang yang kegemukan berusaha untuk menurunkan berat
badannya demi kesehatan atau sekedar untuk kecantikan. Namun, untuk mencapai
tujuan itu butuh perjuangan.
Di masa mendatang upaya itu akan semakin ringan dengan hadirnya VAKSIN ANTIOBESITAS.
Vaksin ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Prof. Kim Janda dari Scripps Research
Instittute, California, Amerika Serikat. Ia bekerja dengan cara melawan munculnya ghrelin, yakni
hormon yang membuat rasa lapar sekaligus yang memperlambat metabolisme dan memerintahkan
tubuh untuk menyimpan lemak. “Kami menciptakan antibodi yang memblokde fungsi kerja ghrelin
sehingga perintah-perintahnya tidak sampai ke otak,’ ungkap Janda. Karena perintah ghrelin tidak
sampai ke otak, sistem kekebalan tubuh akan menggempur lemak seperti menggempur adanya
infeksi dalam tubuh.
Uniknya, ketika menggunakan vaksin ini tak perlu repot 2 diet dan mengubah pola makan
normal. Tetapi hasilnya memang tidak bisa langsung dirasakan. “Vaksin ini baru diujicobakan pada
tikus. Studinya masih terus berlanjut. Dari hasil percobaan, agar mencapai keberhasilan perlu
beberapa kali suntikan vaksin dalam beberapa bulan, selanjutnya bulan berikutnya suntikan akan
berkurang 1-2 bulan sekali,”ujar Janda.
Duh, tetapi kalau perut ini tidak pernah merasakan lapar dan kenyang sedih juga , ya. 
Dila Ismayanti

INTISARI, Oktober 2006, Hal. 146-147
STMIK KHARISMA Makassar
Download